Kelompok 7 :
1. EZA AZHARA S. 21344186
2. FEBRI JUNIO 21344185
3. FEBY PRAMADITA 21344188
4. NANDA ANIS N.S. 21344184
5. WORO ZUL IMANI 21344187
Latar belakang
2. Apa saja komponen sediaan salep dermatitis dan bagaimana rancangan formulasi sediaan
salep dermatitis?
4. Bagaimana memproduksi sediaan salep dermatitis yang baik ( alur , proses produksi ,
evaluasi , pengemasan, penyimpanan dan distribusi)?
2. Untuk mengetahui dan memahami komponen sediaan salep dermatitis dan bagaimana
rancangan formulasi sediaan salep dermatitis.
4. Untuk mengetahui dan memahami cara memproduksi sediaan salep dermatitis yang baik
(alur, proses produksi, evaluasi, pengemasan, penyimpanan dan distribusi).
5. Untuk menganalisis dan memahami formulasi sediaan salep dermatitis yang dibuat.
Pembahasan
Komponen sediaan salep dermatitis, terdiri dari bahan aktif dan bahan
tambahan. Bahan aktif nya hydrocortisone asetat dan hidrocortison dan
bahan tambahan nya adalah vaselin album, adeps lanae, propilenglikol,
propil paraben BHT sebagai antioksidan.
FORMULASI SEDIAAN SEDIAAN SALEP
DERMATITIS
Karantina dan Penyerahan ke Gudang Obat Jadi
Pengawasan oleh QC dengan memberikan label
Penyimpanan yang jelas
Penyerahan obat jadi ke daerah karantina dan cara penyimpanan
sambil menunggu pelulusan selanjutnya ke gudang obat jadi
Pengemasan sekunder dilakukan sesuai dengan prosedur tertulis Seluruh batch yang sudah
(packing) terkemas disimpan dengan status karantina
Pertama kali lakukan penimbangan untuk persediaan per satu Kegiatan pengemasan dilakukan dengan pengawasan ketat
bet. Kemudian Setelah bahan baku ini dinyatakan lulus uji untuk menjaga identitas, keutuhan dan kualitas barang yang
kriteria, bahan baku tersebut dicampur dan diolah menjadi
produk antara. Kemudian petugas bagian produksi mengambil sudah dikemas.
bahan baku yang telah ditimbang dengan melakukan serah
terima yang disertai dengan dokumen CPB (Catatan
Pengolahan Bets) yang telah melampirkan tanda tangan
petugas.
Proses Pencampuran
1. Proses pencampuran
2. Pengisian dan pengemasan : Jika produk salep
jika dinyatatakan lulus maka dapat dilakukan
pengisian salep ke wadah/ tube
3. Pengawasan selama proses produksi (In Process
Control) merupakan hal yang penting dalam
pemastian mutu produk.
4. Kontrol Kualitas (Quality Control)
Distribusi
Distribusi menjadi aspek penting dalam
menjamin kualitas sediaan. Untuk
memastikan mutu sepanjang alur Formulasi sediaan
pendistribusian, maka kualitas produk salep dermatitis
perlu dipantau mulai dari produk masuk Sediaan yang dibuat berwarna putih tulang,
gudang hingga sampai di tangan berbentuk semi padat dan tidak berbau
konsumen. Menurut Permenkes 918 / tengik, homogen atau tercampur merata
Menkes / Per /X /1993 (dalam hal ini antara zat aktif dengan basis salep, mudah
apotek, rumah sakit, PBF). dioleskan pada kulit, tidak mengiritasi kulit,
pH sediaan topical yaitu antara 4,5 – 6,5,
sehingga sediaan topical sama dengan pH
normal kulit, nilai kisaran viskositas oleh
SNI 16 -4399 -1996 yaitu berada dalam
kisaran nilai viskositas 2000 – 50.000 cPa’s.
Kesimpulan
1. Proses produksi sediaan salep hydrocortison asetat yang baik dimulai dari tahap formulasi dengan merancang formula,
merancang metode pembuatan, evaluasi, merancang pengemasan baik etiket maupun label, merancang penyimpanan serta
merancang alur distribusinya. Proses formulasi dilakukan oleh Apoteker penanggung jawab dan R&D. Proses dimulai
dari pemesanan barang oleh penanggungjawab Departemen Production Planning and Inventory Control (PPIC) yaitu
seorang Apoteker, setelah bahan baku datang dilakukan pengecekan dan karantina oleh Departemen Quality Control (QC)
yang dikepalai seorang Apoteker dan juga pengawasan mutu dengan produk sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan.
Setelah bahan baku dinyatakan lulus uji kriteria, bahan baku tersebut dapat dibuat hingga menjadi produk jadi, kemudiaan
dilakukan evaluasi selama proses dan setelah proses yang dilakukan oleh personil bagian produksi dan diawasi oleh
Apoteker penanggungjawab bagian QC yang terdaftar, terkualifikasi dan memperoleh pelatihan yang sesuai. Setelah itu
diserahkan kepada Apoteker penaggungjawab bagian Departemen Quality Assurance yang bertanggung jawab menjamin
quality (kualitas), efficacy (efektivitas), dan safety (keamanan) dari produk yang telah di buat dan memenuhi ketentuan
CPOB yang senantiasa menghasilkan produk salep dermatitis yang memenuhi persyaratan.
2. Komponen sediaan salep dermatitis, terdiri dari bahan aktif dan bahan tambahan. Komponen dalam pembuatan salep
dermatitis terdiri dari Hydrocortisone asetat dan hydrocortison (zat aktif), Vaselin album dan adeps lanae (bahan
tambahan/basis salep), propilen glikol (humektan), propil paraben, metil paraben dan BHT (antioksidan), Carbopol
(suspending agent), PEG (Kosolven), Tween 80 (Surfaktan) dan Aquadest (Pelarut). Rancangan formulasi salep dermatitis
diambil dari jurnal dengan formulasi terbaik sesuai dengan formulasi standar yang digunakan. Pada formulasi ke-3
menggunakan zat aktif Hydrocortisone asetat 1% dan bahan tambahan seperti Propilenglikol 25 %,PEG 6000 32 %, BHT
0,2 %, Adeps lanae 2,55 % dan Vaselin album Ad 50 g.
Saran
1. Meningkatkan pemahaman mengenai produksi sediaan salep dermatitis yang baik dengan
standar CPOB dan sesuai dengan SOP agar produksi sediaan salep dermatitis berjalan dengan
baik.
2. Dalam proses produksi sediaan salep dermatitis yang baik perlu diperhatikan alur proses
produksi dimulai dari alur bahan baku, alur proses produksi, evaluasi, pengemasan,
penyimpanan, dan juga pendistribusian
TERIMAKASIH