Anda di halaman 1dari 12

Konseling Behavioral

(skinner)

Naura syakira Nur syahira agustina


210213068 210213054
Biografi
Skinner adalah salah seorang ahli psikologi Amerika yang banyak menghabiskan
waktunya bekerja di Universitas Harvard. Dia masuk Universitas Harvard pada
tahun 1928 dan memperoleh gelar Ph.D. dalam bidang psikologi pada tahun 1931.
Selama 5 tahun dia menghabiskan waktunya di laboratorium W.J. Crozier,
seorang biolog eksperimental. Pilihanya terhadap pendekatan behaviorisme
mengarahkannya untuk menolak kekuatan-kekuatan mental dan emosional

Teori yang dikembangkan Skinner terkenal dengan “ Operan Conditioning” yaitu


bentuk belajar yang menekankan respon-respon atau tingkah laku yang sukarela
dikontrol oleh konsekuen-konsekuennya. Proses “ Operan Conditioning”
dijelaskan oleh Skinner melalui eksperimenya terhadap tikus, yang terkenal
dengan “Skinner Box”.
konsep dasarnya
Konsep dasar yang dipakai oleh Behavior Therapy adalah belajar. Belajar yang
dimaksud adalah perubahan tingkah laku yang disebabkan bukan karena kematangan.
Teori Belajar yang dipakai dalam pendekatan ini sebagai aplikasi dari percobaan-
percobaan tingkah laku dalaam laboratorium. Manusia merupakan mahluk reaktif yang
tingkah lakunya dikontrol oleh faktor-faktor dari luar. Manusia memulai kehidupannya
dengan memberikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini menghasilkan pola-
pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian
Pandangan terhadap manusia
Pandangan
Skinner dalam Hjelle & Ziegler (1994) menyatakan bahwa perilaku mannusia
pada dasarnya sangat bergantung pada faktor-faktor internal seperti
ketidaksadaran,sifat dan lain-lain (seperti pada teori psikoanalisis). Skinner
meyakini bahwa perilaku yang dimiliki manusia adalah sebagi hasil dari
pengkondisian lingkungan dimana manusia berada.
Hal tersebut dikarenakan pandangan kaum behavioris lebih menekankan pada
kegiatan belajar dari pada model kepribadian yang lain. Chamblers & Goldstein
dalam Gillilan (1989) menyatakan, bahwa para ahli behaviorisme beramsumsi
bahwa perkembangan kepribadian manusia dikembangkan karena adanya
kematangan dan hukum belajar. Dengan demikian sangat jelas bahwa kepribadia
seseorang dapat dibentuk karena belajar.
Pendekatan
Pendekatan ini bertujuan untuk menghilangkan tingkah
laku salah suai, tidak sekedar mengganti simptom yang
dimanifestasikan dalam tingkah laku tertentu. Dengan
pendekatan behavior, diharapkan konseli memiliki tingkah
laku baru yang terbentuk melalui proses conditioning,
hilangnya symptom dan mampu merespon terhadap
stimulus yang dihadapi tanpa menimbulkan masalah baru.
Tujuan
Tujuan konseling dalam terapi behavioristik adalah mengubah atau
menghapus perilaku dengan cara BELAJAR perilaku baru yang lebih
dikehendaki. Hubungan antara konselor dan konseli lebih sebagai
hubungan antara guru dengan murid. Hal ini dikarenakan konselor lebih
berperan aktif dalam usaha mengubah perilaku konseli. Konselor lebih
banyak mengajarkan tingkah laku baru konseli sesuai dengan hukum
belajar. [8]

Tujuan umum bimbingan dan konseling behavioristik adalah menciptakan


kondisi baru bagi proses belajar. Dasar alasanya adalah seluruh perilaku itu
hasil belajar, termasuk perilaku yang yang salah suai. Jika perilaku itu hasil
belajar, termasuk perilaku belajar, maka perilaku itu dapat dihapus dari
ingatan dan dapat diperbaiki.
Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling behavioristik adalah membantu
klien agar memiliki kemampuan untuk:

1. Memperkuat perilaku yang adaptif;

2. Memperlemah atau menghilangkan perilaku yang maladaptive;

3. Mengurangi reasi kecemasan;

4. Memperkuat kapasitas relaksasi;


Bersikap asertif;

5. Berhubungan social secara efektif; dan


Memperkuat kapasitas pengendalian diri (self control).
Teknik-teknik Behavior
Menurut Latipun (2008), teknik yang digunakan dalam konseling behavior adalah sebagai
berikut:
a. Teknik tingkah laku umum
Skedul penguatan adalah suatu teknik pemberian penguatan pada

klien ketika tingkah baru selesai dipelajari dimunculkan oleh klien.


Penguatan harus dilakukan secara terus-menerus sampai tingkah laku tersebut terbentuk
dalam diri klien.

Shaping adalah teknik terapi yang dilakukan dengan mempelajari tingkah laku baru secara
bertahap. Konselor dapat membagi-bagi tingkah laku yang ingin dicapai dalam beberapa
unit, kemudian mempelajarinya dalam unit-unit kecil.

Ekstingsi adalah teknik terapi berupa penghapusan penguatan agar tingkah laku meladaptif
tidak berulang. Ini didasarkan pada pandangan bahwa individu tidak akan bersedia
melakukan sesuatu apabila tidak mendapatkan keuntungan.
b. Teknik-teknik spesifik
A.Desensitisasi Sistematik.
Desensitisasi sistematik adalah teknik yang paling sering digunakan. Desensitiasi sistematik adalah teknik
yang cocok untuk menangani fobia-fobia, tetapi keliru apabila menganggap teknik ini hanya bisa diterapkan
pada penanganan ketakutan-ketakutan.
B.Latihan Asertif. Pendekatan behavioral yang dengan cepat mencapai popularitas adalah latihan asertif yang
bisa diterapkan terutama pada situasi-situasi interpersonal
C.Terapi Aversi. Teknik-teknik pengondisian aversi yang telah digunakan secara luas untuk meredakan
gangguan-gangguan behavioral yang spesifik, melibatkan pengasosiasisan tingkah laku simtomatik
D.Pengondisian Operan. Tingkah laku operan adalah tingkah laku yang memancar yang menjadi ciri organisme
aktif
E.Penguatan Positif. Pembentukan suatu pola tingkah laku dengan memberikan ganjaran atau perkuatan segera
setelah tingkah laku yang diharapkan muncul adalah suatu cara yang ampuh untuk mengubah tingkah laku.
F.Pencontohan. Dalam pencontohan, individu mengamati seorang model dan kemudian diperkuat untuk
mencontoh tingkah laku sang model.
G.Token Economy. Metode token economy dapat digunakan untuk membentuk tingkah laku apabila
persetujuan dan pemerkuat-pemerkuat yang tidak bisa diraba lainnya tidak memberikan pengaruh
Kelebihan
Kelebihan:

Teori skinner sangat tinggi dalam kemampuan dalam


menghasilkan penelitian dan mengarahkan tindakan.

Banyaknya penelitian deskriptif oleh skinner dan pengikutnya


telah membuat pengondisian operan sebagai prosedur yang
sangat praktis.

Skinner mendefiniskan istilahnya dengan sangat terperinci dan


operasional suatu proses yang sangat dibantu oleh usahanya
menghindari konsep mental yang fiktif.
Kelemahan
Kelemahan:

Prinsip dalam teori tingkah laku ditemukan melalui penelitian


terhadap binatang. Dengan demikian prinsip prinsip tersebut
(tingkah laku) tidak bisa digeneralisasi kepada tingkah laku
manusia.

Para behavioris mengabaikan proses kogitif, padahal faktor ini


sangat penting dalam perilaku manusia.

Para behavioris memandang kepribadian secara pragmentaris


(terpecah pecah, tidak utuh). Kepribadian dirumuskankan
secara sederhana, hanya sebagai hasil asosiasi stimulus-respon.
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai