Anda di halaman 1dari 16

PENILAIAN MUTU PELAYANAN

KEBIDANAN OBSERVASI
Disusun oleh : dr. SUPARDI, MM
DEFINISI MUTU PELAYANAN
KEBIDANAN
• Mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, manusia/ tenaga kerja, proses dan tugas,
serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan (Syafrudin, 2011, hlm. 2).
• Mutu pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan
kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang
berkualitas, dan layanan yang diberikan bidan sesuai
kewenangan dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu
dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas
(Estiwidani, et al, 2008, hlm. 8).
• Institute of Medicine (2001) juga mengatakan hal
yang sama, yaitu mutu sebuah pelayanan
kesehatan dapat berdasarkan pada efisiensi,
efektifitas, ketepatan waktu, keadilan, berorientasi
pasien, dan keselamatan pasien. Hal tersebut
menunjukkan bahwa keselamatan pasien
merupakan salah satu tolok ukur bagi penilaian
kualitas sebuah pelayanan kesehatan termasuk
Puskesmas.
DEFINISI OBSERVASI
• Observasi (pengamatan) adalah suatu prosedur yang
berencana, yang meliputi melihat, mendengar, dan
mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu atau
situasi tertentu yang ada hubungannya dengan
masalah yang diteliti. Observasi yaitu mengamati
pada saat pelayanan. Observasi adalah suatu
penyelidikan yg dijalankan secara sistematis dan
sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra
terutama mata terhadap kejadian-kejadian yang
langsung (Bimo Walgito, 1987:54).
• Observasi sebagai alat pengumpul data: pengamatan yang memiliki
sifat-sifat (depdikbud:1975:50) :
1. Dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan lebih dulu.
2. Direncanakan secara sistematis.
3. Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuannya.
4. Dapat diperiksa validitas, reliabilitas dan ketelitiannya.
5. Bersifat kuantitatif.
PEMBAHASAN JURNAL
KEPUASAN PASIEN
• Gambaran Kepuasan pasien di unit pelayanan rawat inap RSUD BDH,
terdapat 54 responden (35%) menilai kategori puas dan 101
responden (65%) menilai kategori sangat puas. Tidak terdapat
responden yang menilai pada kategori tidak puas dan kurang puas.
Rata-rata nilai kepuasan yaitu 79 (kategori sangat puas). Berdasarkan
hal tersebut dapat disimpulkan responden menilai kepuasan di unit
pelayanan rawat inap RSUD BDH pada kategori sangat puas.
LOYALITAS PELANGGAN
Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa dari
1 item pertanyaan yang mengambarkan
kecenderungan loyalitas pelangan. Terdapat
88% responden (77%) memilih akan kembali
ke RSUD BDH. Data hasil tersebut
menunjukkan bahwa terdapat
kecenderungan loyalitas pelanggan.
HUBUNGAN MUTU PELAYANAN
KESEHATAN DENGAN KEPUASAN
PASIEN
• Berdasarkan hasil perhitungan kolerasi tersebut
hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan antara
mutu pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien
di unit pelayanan rawat inap. Taraf signifikansi pada
sig (2-tailed) yaitu 0.000 dimana taraf signifikansi
yaitu p hitung =0.000 < 0.05. Angka koefisien
kolerasi yaitu 0.336, hal tersebut menunjukkan
bahwa kolerasi antar mutu pelayanan kesehatan
dengan kepuasan pasien terdapat hubungan yang
cukup.
STUDI HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN
KEPUASAN
PASIEN DI UNIT PELAYANAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH BHAKTI
DHARMA HUSADA
KOTA SURABAYA
• Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara mutu pelayanan kesehatan
dan kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Bhakti Dharma Husada.
• Sebuah studi korelasional yang dilakukan dari bulan April sampai Juli, 2016.
• Kuesioner mutu pelayanan kesehatan dikembangkan dari “Brady dan Cornin”
menggunakan tiga dimensi mutu pelayanan
1. mutu interaksi
2. mutu lingkungan fisi
3. mutu hasil.
Kuesioner kepuasan pasien menggunakan Client Satisfication Quistionnare 8 (CSQ 8).
Responden dalam penelitian ini adalah 155 pasien rawat inap di rumah sakit Umum Daerah
Bhakti Dharma Husada. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara mutu pelayanan kesehatan dan kepuasan pasien (p = 0.000, n = 155, p
hitung> 0,05). Hasil korelasi menunjukkan bahwa semakin tinggi mutu pelayanan maka
kepuasan pasien tinggi.
PEMBAHASAN KASUS METODE OBSERVASI PADA JURNAL
MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
DENGAN PENERAPAN UPAYA KESELAMATAN PASIEN DI
PUSKESMAS OLEH Nurul Hidayatul Ulumiyah
Observasi langsung dilakukan untuk melihat proses pelaksanaan
upaya keselamatan pasien di Puskesmas X Kota Surabaya. Wawancara
dilakukan kepada tim Mutu dan Keselamatan Pasien dengan
menggunakan panduan wawancara yang disesuaikan dengan
Permenkes No. 46 Tahun 2015 dan Instrumen Akreditasi Puskesmas.
Sedangkan dokumen yang digunakan sebagai literatur adalah
pedoman, kebijakan dan/atau peraturan yang berlaku terkait mutu dan
keselamatan pasien. Pengumpulan data dilaksanakan di Puskesmas X
Kota Surabaya pada bulan Januari-Februari 2018.
N Standar Kondisi di Lapangan Telaah
o
1 Perencanaan, monitoring, dan evaluasi Puskesmas X Kota Surabaya telah memiliki dokumen lengkap Telah sesuai dengan
upaya keselamatan pasien menjadi tanggung terkait dengan perencanaan, monitoring, dan evaluasi upaya standar
jawab tenaga yang bekerja di pelayanan klinis keselamatan pasien serta Surat Keputusan (SK) tentang penetapan tim
Mutu dan Keselamatan Pasien beserta uraian tugasnya.

2 Upaya Keselamatan Pasien dipahami dan Terdapat beberapa petugas Puskesmas X Kota Surabaya yang Masih kurangnya sosialisasi
didefinisikan dengan baik oleh semua pihak masih belum memahami dengan baik alur pelaporan Insiden kepada seluruh petugas yang terlibat
terkait dengan upaya keselamatan
yang berkepentingan Keselamatan Pasien (IKP) dan terdapat petugas yang tidak konsisten pasien di Puskesmas X
dalam melakukan pencatatan dan pelaporan keselamatan pasien. Kota Surabaya

3 Pengukuran, pengumpulan dan evaluasi Pengukuran, pengumpulan dan evaluasi sasaran keselamatan Masih kurangnya komitmen
sasaran pasien di Puskesmas X Kota Surabaya dilaksanakan secara rutin setiap dalam ketepatan waktu pengukuran,
keselamatan pasien pengumpulan dan
bulan Namun terkadang pelaksanaannya tidak sesuai dengan jadwal. evaluasi sasaran keselamatan
pasien di
Puskesmas X Kota
Surabaya

4 Hasil perbaikan upaya keselamatan pasien Tindak lanjut yang diambil terkait dengan perbaikan upaya Telah sesuai standar
dievaluasi dan keselamatan pasien di Puskesmas X Kota Surabaya dicatat dan
dikomunikasikan dengan baik didokumentasikan serta ditempel pada papan informasi Puskesmas X
Kota Surabaya sebagai bahan evaluasi dan media komunikasi kepada
pasien. Selain itu, hasil evaluasi perbaikan upaya keselamatan pasien
disosialisasikan kepada seluruh petugas di masing-masing unit kerja
sebagai bahan pembelanjaran.
• Berdasarkan observasi langsung, terdapat dokumen perencanaan, hasil
monitoring dan evaluasi pelaksanaan upaya keselamatan pasien di
Puskesmas X Kota Surabaya. Hal tersebut menunjukkan bahwa tim
keselamatan pasien telah menjalankan tugasnya dalam pelaksanaan
upaya keselamatan pasien di Puskesmas X Kota Surabaya.
• Berdasarkan hasil observasi di Puskesmas X Kota Surabaya, terdapat
beberapa petugas yang Puskesmas yang belum memahami dengan baik
alur pelaporan Insiden Keselamatan Pasien. Petugas tersebut hanya
mencatat namun tidak dilaporkan sesuai batas waktu pelaporan yang
ditentukan karena masih bingung dengan alur pelaporan insiden
keselamatan pasien. Selain itu, terdapat petugas yang tidak konsisten
melakukan pencatatan dan pelaporan keselamatan pasien. Hal tersebut
dikarenakan petugas belum sepenuhnya memahami pentingnya
pencatatan dan pelaporan dalam upaya keselamatan pasien.
• Berdasarkan data rekapitulasi monitoring dan evaluasi indikator
keselamatan pasien di Puskesmas X tahun 2017, bahwa rerata
pencapaian indikator keselamatan pasien pada Trimester I sebesar
98%, Trimester II sebesar 96,9%, Trimester III sebesar 96%, dan
Trimester IV sebesar 96,1%. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi
penurunan kualitas pelayanan ditinjau dari sisi keselamatan pasien.
Sehingga perlu adanya tindak lanjut perbaikan terhadap pelaksanaan
upaya keselamatan pasien di Puskesmas X agar dapat meningkatkan
kualitas pelayanan.
KESIMPULAN
• Berdasarkan hasil observasi dan wawancara serta studi literatur terkait mutu
pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien di Puskesmas X Kota Surabaya,
maka kesimpulan yang dapat diambil adalah Puskesmas harus mampu
memberikan pelayanan yang aman dan bermutu agar dapat mencapai tujuan
pembangunan yaitu mewujudkan Kecamatan Sehat.
• Dan Pelaksanaan upaya keselamatan pasien di Puskesmas X Kota Surabaya
belum optimal sebab masih terdapat hambatan dan kekurangan dalam
pemenuhan standar upaya keselamatan pasien yang tercantum dalam
Instrumen Akreditasi Puskesmas sehingga 2 dari 4 standar upaya keselamatan
pasien Puskesmas X Kota Surabaya perlu dioptimalkan lagi pelaksanaannya
agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan dalam upaya peningkatanan mutu
pelayanan kesehatan.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai