Anda di halaman 1dari 15

SUBSTANSI PENGUATAN INSPEKTORAT DAERAH

DALAM PP 72 TAHUN 2019

INSPEKTUR JENDERAL
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PROSES PEMBAHASAN
Rapat Kerja Inspektur
Ancol, 25 Februari 2017
Rakernas FIPSI
Bengkulu, Tanggal 12 Maret 2018
Forum Rakor APIP Provinsi
PP 72 Tahun 2019
Medan, Tanggal 03-04 Agustus 2017 Seminar Penguatan APIP 15 Oktober 2019
Denpasar, Tanggal 2-3 Desember 2018.
Forum Rakernas APEKSI
Malang, Tanggal 19 Juli 2017

2017 2017 2018 2019 2019

Kajian Kemendagri dan KPK

Surat KPK kepada Presiden


tgl 27 Juli 2017 hal Penguatan APIP
Selesai Harmonisasi
29 Agustus 2019.
LATAR BELAKANG PENGUATAN KELEMBAGAAN
Salah satu syarat APIP yang efektif adalah Independensi

Regulasi belum mencerminkan independensi


01 khususnya pola pertanggungjawaban dan
pelaporan

Pemda belum menyusun Rencana


Pengendalian Penyimpangan (Fraud 02
Control Plan) , sehingga banyak terjadi
korupsi khususnya OTT

Belum dilakukan supervisi penjaminan


03 kualitas hasil pengawasan APIP oleh
eksternal manajemen

Obyektivitas Inspektur terganggu karena tidak


adanya jaminan dan kepastian karier sbg PNS 04
PENGUATAN KELEMBAGAAN
PP 72 TAHUN 2019 TTG PERUBAHAN PP 18 TAHUN 2016 TTG PERANGKAT DAERAH

PENAMBAHAN FUNGSI (Pasal 11 )


1. PENCEGAHAN KORUPSI (Ayat 5 huruf e)
2. PENGAWASAN REFORMASI BIROKRASI (Ayat 5 huruf f)
MENJAGA OBYEKTIVITAS PENGAWASAN (Pasal 99 B)
PEMBERHENTIAN DAN PENGANGKATAN INSPEKTUR
HARUS IZIN MENDAGRI DAN/ATAU GWPP
POLA PELAPORAN (Pasal 11 C)
LHP TERKAIT INDIKASI KERUGIAN
DISAMPAIKAN KEPADA MDN DAN/ATAU
PENJAMINAN KUALITAS PENGAWASAN GWPP
(Pasal 99 A) (Ayat 1)
1. KONSULTASI PENGISIAN TIM PANSEL INSPEKTUR
DAERAH KEPADA MENDAGRI
2. SUPERVISI HASIL PENGAWASAN BERSAMA BPKP
PENAMBAHAN KEWENANGAN
(Pasal 11 A dan 11 B)
1. PENEGASAN PELAKSANAAN PENGAWASAN
ITPROV KE KAB/KOTA (Pasal 11 A)
2. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN BERINDIKASI
KERUGIAN TANPA HARUS MENUNGGU
PERSETUJUAN KDH (Pasal 11 B)
KAPASITAS KELEMBAGAAN (Pasal 60)
PENAMBAHAN 1 (SATU) IRBAN UNTUK INVESTIGATIF/PENANGAN DUMAS
Penguatan
PP NO. 18 TAHUN 2018 PP NO. 72 TAHUN 2019
Kelembaga
an
1. Penambahan Pasal 11 Pasal 11
Fungsi Inspektorat Daerah provinsi dalam melaksanakan tugas sebagaimana Inspektorat Daerah provinsi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dimaksud pada ayat (4) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi
pengawasan;
b. pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan
melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan terten tu atas penugasan dari
gubernur;
d. penyusunan laporan hasil pengawasan;
e. pelaksanaan administrasi inspektorat Daerah provinsi; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.

Pasal 33 Pasal 33
Inspektorat Daerah kabupaten/kota dalam melaksanakan tugas sebagaimana Inspektorat Daerah kabupaten/kota dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dimaksud pada ayat (4) menyelenggarakan fungsi: pada ayat (4) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi pengawasan; a. perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi pengawasan;
b. pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui b. pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit,
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan bupati/wali c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan dari bupati/wali
kota; kota dan/atau gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat;
d. penyusunan laporan hasil pengawasan; d. penyusunan laporan hasil pengawasan;
e. pelaksanaan administrasi inspektorat kabupaten/kota; dan e. pelaksanaan koordinasi pencegahan tindak pidana korupsi;
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati/wali kota terkait dengan f. pengawasan pelaksanaan program reformasi birokrasi;
tugas dan fungsinya g. pelaksanaan administrasi inspektorat Daerah kabupaten/kota; dan pelaksanaan
fungsi lain yang diberikan oleh bupati/wali kota terkait dengan tugas dan
fungsinya.
Penguatan
PP NO. 18 TAHUN 2018 PP NO. 72 TAHUN 2019
Kelembaga
an
2. Pola Pelaporan Tidak Ada Pasal 11 C Ayat 1
Dalam hal
pelaksanaan
fungsi
sebagaimana
Tidak Ada Pasal 33 B Ayat
dimaksud 1
dalam
Dalam hal ayat
Pasal 11 pelaksanaan
(5) fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (5) huruf b dan huruf c terdapat
indikasi
huruf b penyalahgunaan
dan huruf wewenang dan/atau kerugian keuangan negara/daerah, Inspektur Daerah kabupaten/kota
wajib
c melaporkan
t erdapatkepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat.
indikasi
penyalahgunaan
3. Penambahan Tidak Ada Pasal 11A
wewenang
Wewenang (1) Inspektorat Daerah provinsi melaksanakan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan
dan/atau
Daerah kabupaten/kota.
kerugian
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai pelaksanaan tugas dan wewenang
keuangan
Gubernur sebagai
negara/
Wakil Daerah,
Pemerintah Pusat dalam rangka pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Inspekt ur
Tidak Ada Daerah
Pasal 11B provinsi
wajib
Dalam hal terdapat potensi penyalahgunaan wewenang dan/atau kerugian keuangan negara/Daerah,
melaporkan
Inspektorat Daerah provinsi melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5) huruf c
kepada Ment eripenugasan dari Gubernur dan/atau Menteri.
tanpa menunggu

Tidak Ada Pasal 33A


Dalam hal terdapat potensi penyalahgunaan wewenang dan/atau kerugian keuangan negara/Daerah,
Inspektorat Daerah kabupaten/kota melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (5) huruf
c tanpa menunggu penugasan dari Bupati/Wali kota dan/atau Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat.
Penguatan
PP NO. 18 TAHUN 2018 PP NO. 72 TAHUN 2019
Kelembaga
an
4. Kapasitas Pasal 60 “Pasal 60
Kelembagaan (1) Inspektorat Daerah provinsi tipe A terdiri atas 1 (satu) sekretariat (1) Inspektorat Daerah provinsi tipe A terdiri atas 1 (satu) sekretariat dan paling
dan paling banyak 4 (empat) inspektur pembantu. banyak 5 (lima) inspektur pembantu.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 3 (2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 3 (tiga) subbagian.
(tiga) subbagian. (3) Inspektorat Daerah provinsi tipe B terdiri atas 1 (satu) sekretariat dan paling
(3) Inspektorat Daerah provinsi tipe B terdiri atas 1 (satu) banyak 4 (empat) inspektur pembantu.
sekretariat (4) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas 2 (dua) subbagian.
(4) dan paling banyak 3 (tiga) inspektur pembantu. (5) Inspektorat Daerah provinsi tipe C terdiri atas 1 (satu) sekretariat dan paling
Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas 2 banyak 3 (tiga) inspektur pembantu.
(5) (dua) subbagian. (6) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terdiri atas 2 (dua) subbagian.
Inspektorat Daerah provinsi tipe C terdiri atas 1 (satu) sekretariat
(6) dan paling banyak 2 (dua) inspektur pembantu.
Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terdiri atas 2
(dua) subbagian.

Pasal 79 Pasal 79
(1) Inspektorat Daerah kabupaten/kota tipe A terdiri atas 1 (satu) (1) Inspektorat Daerah kabupaten/kota tipe A terdiri atas 1 (satu) sekretariat dan
sekretariat dan paling banyak 4 (empat) inspektur pembantu. paling banyak 5 (lima) inspektur pembantu.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 3 (tiga) (2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 3 (tiga) subbagian.
subbagian. (3) Inspektorat Daerah kabupaten/kota tipe B terdiri atas 1 (satu) sekretariat dan
(3) Inspektorat Daerah kabupaten/kota tipe B terdiri atas 1 (satu) paling banyak 4 (empat) inspektur pembantu.
sekretariat dan paling banyak 3 (tiga) inspektur pembantu. (4) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas 2 (dua) subbagian.
(4) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas 2 (dua) (5) Inspektorat Daerah kabupaten/kota tipe C terdiri atas 1 (satu) sekretariat dan
subbagian. paling banyak 3 (tiga) inspektur pembantu.
(5) Inspektorat Daerah kabupaten/kota tipe C terdiri atas 1 (satu) (6) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terdiri atas 2 (dua) subbagian.”
sekretariat dan paling banyak 2 (dua) inspektur pembantu.
(6) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terdiri atas 2 (dua)
subbagian.
Penguatan
PP NO. 18 TAHUN 2018 PP NO. 72 TAHUN 2019
Kelembaga
an
5. Penjaminan Tidak Ada Pasal 99 A
Kualitas Pengawasan 1) Menteri melakukan supervisi dalam proses pengisian jabatan Inspektur Daerah dan inspektur
pembantu.
2) Panitia seleksi pengisian jabatan Inspektur Daerah ditetapkan oleh Kepala Daerah setelah
dikonsultasikan kepada Menteri.
3) Dalam pelaksanaan supervisi dan konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Menteri melibatkan Menteri yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di
bidang aparatur negara dan Komisi Aparatur Sipil Negara.
Tidak Ada Pasal 11 C Ayat 2 dan 3
2) Menteri melakukan supervisi kepada Inspektorat Daerah provinsi dalam menangani laporan indikasi
penyalahgunaan wewenang dan/atau kerugian keuangan negara/Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
3) Pelaksanaan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melibatkan lembaga yang melaksanakan
tugas dan fungsi pengawasan intern Pemerintah.
Tidak Ada Pasal 33 B Ayat 2 dan 3
2) Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukan supervisi kepada inspektorat Daerah
kabupaten/kota dalam menangani laporan indikasi penyalahgunaan wewenang dan/atau kerugian
keuangan negara/Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
3) Pelaksanaan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melibatkan lembaga yang
melaksanakan
6. Menjaga Tidak Ada Pasaltugas
99 Bdan fungsi pengawasan intern Pemerintah.
Obyektivitas 2) Gubernur sebelum melaksanakan pemberhentian atau mutasi Inspektur Daerah provinsi dan Inspektur
Pengawasan pembantu Daerah provinsi terlebih dahulu berkonsultasi secara tertulis kepada Menteri.
3) Bupati/wali kota sebelum melaksanakan pemberhentian atau mutasi Inspektur Daerah kabupaten/kota
dan Inspektur pembantu Daerah kabupaten/kota terlebih dahulu berkonsultasi secara tertulis kepada
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat.
MAKSUD PENGATURAN & TINDAKLANJUTNY
• Agar Pencegahan Korupsi dan A• Revisi Perm endagri 107/2017 ttg
PENAMBAHAN FUNGSI Pengawasan RB menjadi Indikator Pedoman Nomenklatur Inspekt orat

01 Pasal 11 ayat 5 huruf e dan f


Kinerja Inspektorat
• Agar kelas jabatan Inspektur Daerah
dapat dinaikkan setara dengan/minimal
Daerah
• Koordinasi dengan Kemen PAN dan RB
utk melakukan evaluasi jabatan
Pasal 33 ayat 5 huruf e dan f
satu tingkat di bawah Sekda Inspektorat kaitannya dengan nilai dan
kelas jabatan

• Agar terjaga independensi APIP tidak ada • Revisi Perm endagri 107/2017 ttg
POLA PELAPORAN intervensi oleh pihak manapun Pedoman Nomenklatur Inspekt orat

02 Pasal 11 C ayat (1)


• Agar pengawasan APIP t erjaga
kualitasnya sesuai dengan standar profesi
• Mengoptimalkan fungsi BPKP sebagai
Daerah
• Nota Kesepahaman antara Mendagri
dengan Kepala BPKP tentang
Pasal 33 B ayat (1)
bagian dari pengawasan internal pelaksanaan supervisi hasil pengawasan

PENAMBAHAN • Penegasan fungsi Inspektorat Daerah • Revisi Perm endagri 107/2017 ttg
KEWENANGAN sebagia perangkat Gubernur dan wakil Pedoman Nomenklatur Inspekt orat

03 Pasal 11 A
Pasal 11 B
Pasal 33 A
pemerintah pusat
• Agar terjaga independensi dan efektivitas
APIP dalam melaksanakan fungsi
Daerah
• Koordinasi dengan Kementerian PAN dan
RB utk melakukan evaluasi
pengawasan jabatan Inspektorat terkait ruang lingkup
dan dampak
• Revisi Permendagri 23/2007 ttg Pedoman
dan Tata Cara Pengawasan at as
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah 9
RED SHINE Multi purpose Powerpoiont Template
MAKSUD PENGATURAN & TINDAK LANJUTNYA
Agar terdapat unit kerja eselon III yang Revisi Permendagri 107/2017 ttg Pedoman
KAPASITAS KELEMBAGAAN menangani fungsi secara khusus Nomenklatur Inspektorat Daerah

04 Pasal 60
Pasal 79
Pencegahan
Birokrasi
Korupsi dan Reformasi

• Agar seleksi jabatan Inspekt ur • Koordinasi dengan Kementerian PAN dan


PENJAMINAN KUALITAS Daerah menghasilkan calon yang RB serta KASN terkait peran Mendagri

05 PENGAWASAN
Pasal 99 A
Pasal 11 C ayat (2) dan (3)
kompeten
• Agar pengawasan APIP t erjaga
kualitasnya sesuai dengan standar profesi
dalam suprvisi serta menyusun
persyaratan pengisian jabatan Inspektur
daerah
Pasal 33 B ayat (2) dan (3) • Mengoptimalkan fungsi BPKP sebagai • Nota Kesepahaman antara Mendagri
bagian dari pengawasan internal dengan Kepala BPKP t ent ang
pelaksanaan supervisi hasil pengawasan

• Agar terjaga Independensi Inspektur • Berkoordinasi dengan Kementerian PAN


MENJAGA OBYEKTIVITAS Daerah dan Inspektur Pembantu dalam dan RB guna penyusunan Permendagri

06 PENGAWASAN melakukan pengawasan terkait Tata Cara Pengangkatan dan


• Agar pola karier Inspektur Daerah dapat pemberhentian Inspektur Daerah
Pasal 99 B • M enyusun Persyaratan pemberhentian
terjaga
dan mutasi Inspektur Daerah

10
RED SHINE Multi purpose Powerpoiont Template
ANGGARAN PENGAWASAN --- TA 2020
Romawi V.54 PERMENDAGRI 33/2019 (PEDUM APBD 2020)

PROVINSI

Rp. 10 T

Rp. 5 T

KAB/KOTA

0,90% 0,60% 0,30% Rp. 2 T


Persentase dari Total Persentase dari Total Persentase dari Total
Belanja : Belanja : Belanja :

s.d. Rp. 4 T Rp. 4 T s.d. > Rp. 10 T Rp. 1 T


Rp. 10 T

1,0% 0,75% 0,50%


Persentase dari Total Persentase dari Total Persentase dari Total
Belanja : Belanja : Belanja :

s.d. Rp. 1 T Rp. 1 > Rp. 2 T


T s.d.
Rp. 2
T
PRIORITAS PENGGUNAAN ANGGARAN PENGAWASAN

SURVEY PENILAIAN
SARANA
INTEGRITAS PRASARANA
1. Kerjasama KPK
Alat bantu pengawasan
2. Kemendagri dan BPS

PENGAWASAN
1. Rutin :
 Reviu, audit, monev
ANGGARAN SDM PENGAWASAN
2. Program Nasional : PENGAWAS 1. Pendidikan
Profesional
 BOS, PKS, TP4D
3. Evaluasi RB AN 2. Berkelanjutan 120
jam/APIP/tahun
4. Penegakan Integritas
LHKPN/LHKASN

12
SDM UNGGUL
BIDANG PENGAWASAN

• Penugasan Audit harus dilakukan dengan kompetensi dan


Integritas ATTITUDE kecermatan profesional
Nasionalisme • Auditor/P2UPD harus mempunyai pendidikan,
pengetahuan, keahlian, keterampilan, pengalaman, serta
kompetensi lain yang diperlukan untuk melaksanakan
Analitis tanggungjawabnya
Orientasi Pengguna • Pimpinan APIP harus yakin bahwa latar belakang
SKILL
pendidikan, kompetensi, dan pengalaman Auditor/P2UPD
Kerja sama
memadai untuk pekerjaan Audit yang akan dilaksanakan.
Manajemen Stres
Manajemen Urusan Pemda
Manajemen Risiko AUDITOR
KNOWLEDGE FORMASI
Pengendalian Intern = 23.028,
Tata kelola Sektor Publik P2UPD PNS =
Strategi Audit Intern FORM 9.676
Pelaporan Hasil Audit ASI =
Komunikasi 7.474,
AUDIWAN
PNS =
FORMASI
Manajemen 2.846
= 1.835,
Pengawasan Source: e-formasi 2019 PNS = 382
PROGRES TINDAK LANJUT REKOMENDASI KPK
Surat Ketua KPK kepada Presiden Nomor B-4324/01-16/07/2017 tanggal 27 Juli 2017

PERMENDAGRI 33 TAHUN 2019

PP 72 TAHUN 2019

• INPASING JAFUNG P2 & AUDITOR (DLM PROSES)


• UNIFIKASI STANDAR KOMPETENSI JAFUNG P2,
AUDITOR, AUDIWAN (DLM PROSES)
PENEMPATAN PRAJA IPDN &
STAN DI INSPEKTORAT DAERAH (DLM
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai