Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN VERTIGO

OLEH KELOPOK 10:


Nova Yulianti (21142019021.P)
Muhammad Heriyanto (21142019015.P)
Muhammad Aditya Akbar (21142019023.P)
Pengertian Vertigo
Vertigo adalah suatu gejala atau perasaan dimana
seseorang atau benda disekitarnya seolah-olah
sedang bergerak dan berputar, yang biasanya
disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan.
Jika sensasi atau ilusi berputar yang dirasakan
adalah diri sendiri, hal tersebut merupakan
merupakan vertigo subjektif. Sedangkan sebaliknya,
jika yang berputar adalah lingkungan sekitarnya
maka disebut vertigo objektif
( Rustinah,2008 )
Patofisiologi
Dalam kondisi alat keseimbangan baik sentral atau
perifer yang tidak normal atau adanya gerakan yang
aneh/berlebihan, maka tidak terjadi proses
pengolahan input yang wajar dan muncullah
vertigo. Selain itu, terjadi pula respons penyesuaian
otot-otot yang tidak adekuat, sehingga muncul
gerakan abnormal mata ( nistagmus), unsteadiness/
ataksia sewaktu berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.
Sebab pasti mengapa terjadi gejala tersebut belum
diketahui (PERDOSSI, 2000) Dikutip dari buku
Bunga Rampai Vertigo (Sutarni,2018)
Pathway
Komplikasi

Menurut Sutarni 2018 vertigo dapat menyebabkan


komplikasi sebagai berikut :
◦ Cidera fisik
Pasien dengan vertigo ditandai dengan kehilangan
keseimbangan akibat terganggunya saraf VIII
(Vestibularis), sehingga pasien tidak mampu
mempertahankan diri untuk tetap berdiri dan berjalan.
◦ Kelemahan otot
Pasien yang mengalami vertigo seringkali tidak
melakukan aktivitas. Mereka lebih sering untuk berbaring
atau tiduran, sehingga berbaring yang terlalu lama dan
gerak yang terbatas dapat menyebabkan kelemahan otot.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan mata ( Gerakan Bola mata / Nistagmus)
Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh (Untuk mengetahui
keseimbangan tubuh pasien)
Pemeriksaan neurologik
Pemeriksaan otologik
Pemeriksaan fisik umum ( Head To Toe)
Pemeriksaan khusus
ENG
Audiometri dan BAEP
Psikiatrik
Pemeriksaan tambahan
Radiologik dan Imaging
EEG, EMG
Penatalaksanaan Keperawatan
Menurut Yulianto, 2016 Penatalaksaan keperawatan pada pasien vertigo dijelaskan sebagai
berikut :
1. Karena gerakan kepala memperhebat vertigo, pasien harus dibiarkan berbaring diam dalam
kamar gelap selama 1-2 hari pertama.
2. Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi perasaan subyektif vertigo
pada pasien dengan gangguan vestibular perifer, misalnya neuronitis vestibularis. Pasien dapat
merasakan bahwa dengan memfiksir pandangan mata pada suatu obyek yang dekat, misalnya
sebuah gambar atau jari yang direntangkan ke depan, temyata lebih enak daripada berbaring
dengan kedua mata ditutup.
3. Karena aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat memudahkan terjadinya ver­tigo, maka
rasa tidak enak dapat diperkecil dengan relaksasi mental disertai fiksasi visual yang kuat.
4. Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk mencegah dehidrasi.
5. Bila vertigo tidak hilang. Banyak pasien dengan gangguan vestibular perifer akut yang belum
dapat memperoleh perbaikan dramatis pada hari pertama atau kedua. Pasien merasa sakit berat
dan sangat takut mendapat serangan berikutnya. Sisi penting dari terapi pada kondisi ini adalah
pernyataan yang meyakinkan pasien bahwa neuronitis vestibularis dan sebagian besar gangguan
vestibular akut lainnya adalah jinak dan dapat sembuh. Dokter harus menjelaskan bahwa
kemampuan otak untuk beradaptasi akan membuat vertigo menghilang setelah beberapa hari.
6. Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut mereda. Latihan ini untuk
rnemperkuat mekanisme kompensasi sistem saraf pusat untuk gangguan vestibu­lar akut.
Diagnosa Keperawatan

Nyeri akut berhubungan dengan agen


cidera biologi.
Resiko jatuh b.d Kerusakan
keseimbangan.
Intoleransi aktivitas b.d tirah baring.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d Ketidakmampuan
menelan makanan.
Intervensi Keperawatan
Nyeri akut b.d agen cedera biologi Resiko jatuh b.d Kerusakan
keseimbangan
Intoleransi aktivitas b.d tirah baring
Implementasi Evaluasi
Merupakan inisiatif dari Perencanaan evaluasi memuat
rencana tindakan untuk cerita hasil keberhasilan proses
mencapai tujuan yang dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses
spesifik. Tahap pelaksanaan
dapat dilihat dengan jalan
dimulai setelah rencana membandingkan antara proses
tindakan disusun dan dengan pedoman / rencana proses
ditunjukkan pada nursing tersebut. Sedangkan keberhasilan
orders untuk membantu tindakan dapat dilihat dengan
antara tingkat kemandirian klien
klien mencapai tujuan yang
dalam kehidupan sehari – hari dan
diharapkan. (Nursalam, tingkat kemajuan kesehatan klien
2008). dengan tujuan yang telah
dirumuskan sebelumnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai