Anda di halaman 1dari 10

FILSAFAT DASAR IQRA, POSISI ILMU

KEPERAWATAN DALAM ISLAM


Disusun Oleh :

PUTRI AULIA P (G2A220001)

GENIENDRA INDRA E(G2A220005)

NUR FATAH FADILA (G2A220006)

REFI NOOR (G2A220024)

SITI ZULAEKHAH(G2A220043)

INTAN DWI (G2A220046)

KSATRIA RAY (G2A220063)

FADILATULSYAM(G2A220057)

VITA SYOFIANA(G2A220058)

HERA OKTAVIANY R (G2A220098)

LIA ARUM GONDOSARI (G2A220102)


A. Perintah Membaca (Iqra’)

Wahyu pertama dalam Islam yang diturunkan oleh Allah adalah perintah membaca itu sendiri. Demikian
Allah berfirmsan:
‫ اقراء باسم ربك الذى خلق خلق االنسان من علق اقراء وربك اال كرم الذى علم با لقلم علم‬
‫ االسان ما لم يعلم‬
Artinya
Bacalah dengan (menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan
perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (Q.S. al-‘Alaq/96:l-5).
Objek Bacaan

Berdasarkan wahyu pertama yang turun tersebut di atas yang harus dibaca adalah ma> khalaqa, yaitu sesuatu
yang Allah telah ciptakan atau disebut juga makhluk (ciptaan).
Ciptaan Allah ada dua macam:
1.) tertulis, yaitu kitab suci Alquran, objek bacaan tertulis disebut ayat qur’aniyyah
2.) tidak tertulis, yaitu alam semesta seisinya, termasuk di dalamnya adalah hukum-hukum yang berlaku di
dalamnya. objek bacaan yang tidak tertulis disebut ayat kauniyyah
Aplikasi membaca
- Alquran banyak menyebut arti kandungan membaca (iqra’, qara’a) tidak kurang dari 12 macam dentasi :

1. Nadhara-yandhuru (dalam bahasa Indonesia menjadi nalar), Q.S. al-Ghasyiyah/88 : 17-20


2. Tafakkara-yatafakkaru (fakkara,yafkaru, fikran) - Q.S. an-Nahl/16:69
3. ‘Aqala (‘aqalu, ya’qilu, ta’qilu, ya’qilun, ta’qilun dan yang sejenisnya) - Q.S. an- Nahk/l6 : 67
4. ibrah (pelajaran)- (Q.S. an-Nahl/l6 : 66).
5. Ra’a (melihat) - (Q.S. al-An’am/6 : 6).
6. Faqiha (memahami, paham, mengerti ) - (Q.S. al- An’am/6 : 98).
7. Fahima - (Q.S. al-Anbiya/21 : 79).
8. ’Alima (ilmu) – (Q.S. al-‘Alaq/96 : 1-5)
9. Ulul Albab (yang berakal) - (Q.S. Ali Imran/3 : l90).
10. Ulil Abshar ( memiliki penglliatan mendalam dan jauh ke depan –(Q.S. an-Nur/24 : 44).
11. Ulin-Nuha ( yang memiliki akal / aasan luas ) Q.S. Thaha/20 : l48).
12. al-Huda (petunjuk) - (Q.S. al-Baqarah/2: 170).
- Prosedur Pembacaan

 Membaca (qara’a/iqra’ )yang berarti bacalah/membaca adalah atas nama Allah (bismi rabbika).
 Implikasi yang diperoleh dari pemahaman ini menuntun kepada sikap mental, betapapun kita luar biasa
pintar, cerdas, dan jenius akan tetap tawad}u>’ dan merendah diri di hadapan Allah karena apapun yang
dilakukan dalam kegiatan membaca adalah atas nama Allah, bukan atas nama diri kita sendiri. Selain itu
juga berimplikasi bahwa kegiatan membaca karena dikerjakan atas nama Allah akan terhitung sebagai
ibadah dan perbuatan suci.
Hasil Pembacaan dan Jangkauannya

- Dalam dunia ilmu (science), ‘sesuatu’ itu disebut pengetahuan (knowledge). Semakin banyak kita
membaca, semakin banyak kita memperoleh pengetahuan.
 Dapat dirumuskan grand teori. Semakin rajin membaca semakin banyak memiliki pengetahuan,
konsep, variable.
 Konsep adalah gambaran kenyataann yang aa dalam pikiran. Sesuatu itu konkrit dalam pikiran.
 Variabel adalah konsep yang dapat dibedakan
 Apabila ada hubungan dasar dari dua atau lebih sesuatu konsep, variable makan akan terjadi sesuatu
yang ketga. Kesatuan dasar dari tiga knsep , sesuatu , variable disebut teori.
 Jadi Teori adalah hubngan dasar dari dua atau lebih sesuatu, konsep, variable.
BAGAN ILMU

P1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8

T1 T2 T3 T4

Ilmu / Sains

Keterangan:
P = sesuatu, pengetahuan, konsep,
T = teori

Dari sini segera dapat dipahami bahwa membaca ayat yang pertama akan memeperoleh
konsep, pengetahuan, variabel kemudian mengerucut menjadi sejumlah teori, dan
selanjutnya meruncing menjadi sejumlah ilmu seperti ilmu fiqh, ilmu kalam, ilmu bahasa
(nahwu, sharaf, dan balaghah), ilmu hadis, ilmu tafsir.
 Sumber ilmu adalah Alquran dan alam semesta yang keduanya bersumber dari Allah.
 Cara memperoleh ilmu (iqra’) menggunakan potensi iman, akal, rasio, indera secara terpadu
(keterpaduan iman (intuisi) dengan: ‘aqala, ‘alima, faqiha, fahima, ‘ibrah, nadzara, ulul albab, ulil
abshar, ulin-nuha).
 Hasil yang diperoleh adalah konsep, teori, ilmu:al-‘ilm al-quraniyyah, al- ilm‘alamiyyah, al-‘ilm
al-‘amaliyyah atau dengan kata lain: humanioral science, social science, natural science, dan practical
science. Humanioral science bisa bersumber dari ayat quraniyyah maupun ayat kauniyyah
 Struktur ilmu mencakup ilmu-ilmu intuitif, ilmu-ilmu rasionalistik, ilmu-ilmu empiris, ilmu-ilmu etis,
dan ilmu-ilmu praktis.
 Kebenaran ilmu diukur dari keseuaian dari jenis ilmu. Dengan demikian ada kebenaran empiris,
kebenaran logis (rasionalis), kebenaran intuitif, dan kebenaran etis, yaitu kebenaran atas dasar iman.
Masing-masing kebenaran itu tidak saling menegasikan, tetapi saling melengkapi dan berpuncak pada
misi kemanusiaan sebagai khalifah fi al ard} atau kehendak Allah sebagaimana tertuang dalam Alquran
maupun assunnah. Noeng Muhadjir menyebutnya kebenaran multi faset.
 Manfaat ilmu adalah kualitas hidup yang baik (shalihin, muttaqin, muh}sinin) dan akibat lebih lanjut
adalah sa’adah fi daraini (kebahagiaan hidup dunia- akhirat).
Allah SWT (Al’Alim: Yang
Maha Berilmu)
ontologi
Sumber ilmu Wahyu
POSISI ILMU KEPERAWATAN DALAM ILMU ISLAM
Muhammad
Al Quran

memahami
Untuk umat manusia

Memiliki potensi: indra,rasio, Sesuatu,konsep,


intuisi variabel, teori:
epistemologi normatif,teoritis, teknik

Ilmu Qur’aniyah Ilmu perilaku Ilmu kealaman


Ilmu
Qur’aniyah

fikih tauhid Etika-akhlak Ilmu Anatomi,faal, Botani


filsafat Islam tafsir Zologi Geologi Astrologi
tarbiyah Ilmu-ilmu
hadis Oceanologi dll
praktis Ilmu-ilmu teknik
nahwu sharaf dll
Ilmu-ilmu
kesehatan:kedoktera n,
keperawatan,
kebidanan.dll

Kualitas hidup baik: takwa.shalih,dll


Keutamaan-keutamaan ilmuwan (al-‘alim - al-’allamah) antara lain
sebagai berikut:

 Allah mengangkat status amat tinggi bagi para ilmuwan


 Yang benar-benar takut kepada Allah hanyalah orang-orang yang berilmu (al-
‘alim - al-‘allamah atau ilmuwan dan pakar).
 Kelangsungan hidup antara orang hidup di dunia dengan orang yang sudah mati,
salah satunya adalah ilmu
 Orang yang pergi mencari ilmu dimudahkan ke surga.
 Ilmuwan amat ditakuti syetan

Anda mungkin juga menyukai