SUB BAHASAN
Materi :
Ilmu dari segi bahasa berarti kejelasan, karena itu segala yang terbentuk dari akar
katanya mempunyai ciri kejelasan. Ilmu adalah pengetahuan yang jelas tentang sesuatu
atau pengetahuan yang telah disusun, diklasifikasikan, dan diverifikasi sehingga
menghasilkan kebenaran objektif dan dapaat diuji ulang secara ilmiah Sekalipun
demikian, kata ini berbeda dengan ‘arafa (mengetahui)’ a’rif (yang mengetahui), dan
ma’rifah (pengetahuan). Sedangkan Pengetahuan adalah apa saja yang diketahui oleh
manusia baik melalui panca indra, instuisi, pengalaman maupun firasat. Jadi, Ilmu
pengetahuan adalah himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses
pengkajian dan dapat dinalar serta diterima oleh akal. (Saifulloh,2009). Atau ilmu
pengetahuan (sains) adalah pengetahuan manusia yang diperoleh dengan riset terhadap
objek-objek yang empiris.
Dari sudut pandang filsafat, ilmu lebih khusus dibandingkan dengan pengetahuan.
Suatu pengetahuan dapat dikategorikan sebagai ilmu apabila memenuhi tiga unsur pokok
sebagai berikut:
Ontologi artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki obyek studi yang jelas.
Obyek studi harus dapat diidentfikasikan, dapat diberi batasan, dapat diuraikan,
sifat-sifatnya yang esensial. Obyek studi sebuah ilmu ada dua yaitu obyek
material dan obyek formal.
Epistimologi artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki metode kerja yang
jelas. Ada tiga metode kerja suatu bidang studi yaitu metode deduksi, induksi dan
induksi.
Aksiologi artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki nilai guna atau
kemanfaatannya. Bidang studi tersebut dapat menunjukkan nilai-nilai teoritis,
hukum-hukum, generalisasi, kecenderungan umum, konsep-konsep dan
kesimpulan-kesimpulan logis, sistematis dan koheren. Dalam teori dan konsep
terseubut tidak terdapat kerancuan atau kesemerawutan pikiran, atau penetangan
kondtradiktif diantara satu sama lainnya.
Dari berbagai ragam ilmu pengetahuan yang berinduk dari filsafat pada garis besarnya
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu:
B. Pengertian Teknologi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknologi diartikan sebagai kemampuan teknik
yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta dan berdasarkan proses teknis. Teknologi
adalah ilmu tentang cara menerapkan sains untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan
dan kenyamanan manusia. Singkatnya, Ilmu pengetahuan (sains) adalah pengetahuan
tentang gejala alam yang diperoleh melalui proses yang disebut metode ilmiah (scientific
method) . Sedangkan teknologi adalah pengetahuan dan ketrampilan yang merupakan
penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Perkembangan iptek,
adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan
mengembangkan iptek.
Selanjutnya bagaimana islam memandang IPTEK dalam dilihat dari beberapa ayat Al-
Qur’an dibawah ini :
Artinya :
(1) Bacalah (wahai Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang Menciptakan (sekalian
makhluk). (2) dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (3) bacalah dan
Tuhanmulah yang Mahamulia (4) yang mengajar manusia dengan pena (5) Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
*Penjelasan mengenai suratnya : (tidak perlu dimasukkan dalam ppt, ini cukup dibacakan
dalam presentasi saja*)
Iqra’ terambil dari akar kata yang berarti menghimpun. Dari menghimpun lahir
aneka makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri
sesuatu, dan membaca baik teks tertulis maupun tidak. Wahyu pertama ini tidak
menjelaskan apa yang harus dibaca, karena Al-Quran menghendaki umatnya membaca
apa saja selama bacaan tersebut bismi Rabbik, dalam arti bermanfaat untuk kemanusiaan.
Iqra’ berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu; bacalah alam, tanda-
tanda zaman, sejarah, maupun diri sendiri, yang tertulis maupun yang tidak. Alhasil,
objek perintah iqra’ mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkaunya.
Selanjutnya, dari wahyu pertama Al-Quran diperoleh isyarat bahwa ada dua cara
perolehan dan pengembangan ilmu, yaitu Allah mengajar dengan pena yang telah
diketahui manusia lain sebelumnya, dan mengajar manusia (tanpa pena) yang belum
diketahuinya. Cara pertama adalah mengajar dengan alat atau atas dasar usaha manusia.
Cara kedua dengan mengajar tanpa alat dan tanpa usaha manusia. Walaupun berbeda,
keduanya berasal dari satu sumber, yaitu Allah SWT
Setiap pengetahuan memiliki subjek dan objek. Secara umum subjek dituntut
peranannya untuk memahami objek. Namun pengalaman ilmiah menunjukkan bahwa
objek terkadang memperkenalkan diri kepada subjek tanpa usaha sang subjek. Misalnya
komet Halley yang memasuki cakrawala hanya sejenak setiap 76 tahun. Pada kasus ini,
walaupun para astronom menyiapkan diri dengan peralatan mutakhirnya untuk
mengamati dan mengenalnya, sesungguhnya yang lebih berperan adalah kehadiran komet
itu dalam memperkenalkan diri.
Wahyu, ilham, intuisi, firasat yang diperoleh manusia yang siap dan suci jiwanya,
atau apa yang diduga sebagai “kebetulan” yang dialami oleh ilmuwan yang tekun,
semuanya tidak lain kecuali bentuk-bentuk pengajaran Allah yang dapat dianalogikan
dengan kasus komet di atas. Itulah pengajaran tanpa qalam yang ditegaskan oleh wahyu
pertama Al-Quran tersebut.
ْ ُط َح
ت ِ ْوَِإلَى اَأْلر
ِ ض َك ْيفَ س
Artinya :
(17)Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan? (18)
Dan kepada langit, bagaimana ia ditinggikan? (19) Dan kepada gunung-gunung
bagaimana ia ditegakkan? (20) Dan kepada bumi bagaimana ia dihamparkan?
a) QS Al-Mujadalah/58: 11
b) QS Fathir /35: 28
“Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan
hewan-hewan ternak ada yang bermcam-macam warnanya (dan jenisnya).
Diantara hamba-hamba Allah yang takut kepada-nya, hanyalah para ulama.
Sunggu Allah maha perkasa, maha pengampun”
c) QS Az-Zumar /39: 9
“(Apakah kamu orang musrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada
(azab) akhirat dan mengharapkan rahnat Tuhannya? Katakanlah “Apakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? ”
sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran”
d) QS Al-Jatsiyah/45: 13
“Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir”
f) H.R. Turmizi
“Keutamaan orang berilmu atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas seluruh
bintang-bintang. Sesungguhnya ulama adalah pewarispara nabi dan sesungguhnya
para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanya mewariskan ilmu.
Maka barang siapa mengambilnya peganglah dengan teguh”.