Di Indonesia
(Sub-sub Sistem Peradilan)
Catatan :
Konsep dilihat dari perspektif logika adalah suatu pengertian
tentang obyek tertentu.
Konsep dalam perspektif hukum adalah konsep konstruktif dan
sistematis yang digunakan untuk memahami suatu aturan hukum.
BUKTI KEKUASAAN KEHAKIMAN
MERUPAKAN KONSEP KONSTITUSIONAL DAN
KONSEP TEKHNIS YURIDIS
UNDANG-UNDANG DASAR
NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945
PEMBUKAAN
.........
UNDANG-UNDANG DASAR
BAB IX
KEKUASAAN KEHAKIMAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 48 TAHUN 2009
TENTANG
KEKUASAAN KEHAKIMAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
PASAL 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan :
1. Kekuasaan kehakiman adalah ........dstnya.
Apa itu sistem ?
• Dilihat dari asal usul kata (etimologi) berasal dari
bahasa Yunani yaitu “systema” dari akar kata syn
(dengan) dan istanai (menempatkan).
• Menurut N, Jordan tidak kurang dari 15 cara orang
mempergunakan istilah sistem
• Systema adalah keseluruhan yang tersusun dari
bahagian-bahagian, komposisi yang saling
berhubungan secara teratur dan merupakan satu
kesatuan yang mempunyai tujuan dan sasaran.
• Jika secara konstitusional dan yuridis
“Kekuasaan Kehakiman” diposisikan sebagai
suatu sistem, maka sub sistemnya adalah
pada “Mahkamah Agung” dan pada
“Mahkamah Konstitusi” , selanjutnya sub-sub
sistem dari mahkamah agung adalah,
lingkungan peradilan umum, lingkungan
peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
dan lingkungan peradilan tata usaha negara.
Kekuasaan Kehakiman
Sebagai Suatu Sistem
BAB IX
Kekuasaan Kehakiman
Pasal 24
(1)...dstnya.
(2)Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah
Agung dan Badan Peradilan yang berada dibawahnya dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha
negara, dan sebuah Mahkamah Konstitusi.
Tujuan dan sasaran
dari sistem Kekuasaan Kehakiman
• Dari aspek Konstitusi, untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan kedailan.
• Dari Undang-Undanh Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman, untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang dasar Negara RI Tahun 1945, demi
terselenggaranya Negara Hukum Republik
Indonesia
Negara Hukum dan Paham Negara Hukum
Menurut MPR RI dan Mahkamah Konstitusi
Sifat Kekuasaannya.
Sifat Kekuasaan Lembaga Peradilan di
Indonesia adalah kekuasaan yang merdeka,
makna merdeka adalah bebas dari pengaruh
kekuasaan lainnya untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan.
Substansi dari Kekuasaan Peradilan yang merdeka
• Obyek sengketa/perkara
• Subjek yang bersengketa/berpekara
• Gabungan obyek dan subjek
Kompetensi Lingkungan Peradilan
Menurut UU No. 48 Th. 2009
N0 Lingkungan Tolok ukur Dasar Hukum
Peradilan
1. Peradilan Umum Objek (perkara Pasal 25 ayat (2)
pidana dan
perdata)
2 Peradilan Agama Subjek antara Pasal 25 ayat (3)
orang-orang
beragama Islam
3 Peradilan Militer Objek tindak Pasal 25 ayat (4)
pidana mliter
4 Peradilan Tata Objek (sengketa Pasal 25 ayat (5)
Usaha Negara Tata Usaha Negara
Kompetensi Pengadilan Khusus Pada
Lingkungan Peradilan
Lingkungan Jenis Pengadilan Tolok Ukur Dasar hukum
Peradilan Khusus Kompetensi
Peradilan Umum Pengadilan Anak Istilahnya Anak Pasal 2 s/d Pasal 7
Berhadapan Dengan
Hukum (ABH).
UU No. 11 tahun
Anak Berkonflik dengan 2012 Tentang
hukum, Anak Korban dan Sistem Peradilan
Anak Saksi. Pidana Anak (SPPA)
Objek dan subjek
(perkara anak) (yang
berumur sekurang-
kurangnya 12 tahun
tetapi belum mencapai
umur 18 Tahun.
Jika melakukan
tindak pidana
bersama dengan
orang dewasa atau
dengan anggota
Abri diajukan ke
sidang anak.
Pengadilan Tindak Objek (tindak
Pidana Korupsi Pidana Korupsi)
a.Tindak Pidana
Korupsi.
b.Tindak pidana
pencucian uang
yang tindak pidana
asalnya adalah
tindak pidana
korupsi.
c.Tindak pidana
yang secara tegas
dalam undang-
undang lain
ditentukan sebagai
tindak pidana
korupsi.
Pengadilan HAM Objek dan subjek Pasal 4 s/d 9 UU
(perkara No. 26 Th 2000
pelanggaran hak
asasi manusia yang
berat terdiri dari a.
kejahatan
genosida, b.
kejahatan terhadap
kemanusiaan)
(subjek pelakunya
berumur minimal
18 tahun pada saat
kejahatan
dilakukan
Pengadilan Objek (tiindak Pasal 71 A UU No.
Perikanan pidana di bidang 45 Th. 2009
perikanan
Dll.
Dengan adanya 4 (empat ) lingkungan peradilan
maka negara Indonesia menganut sistem
peradilan rangkap (duality of yurisdiction)
warganegara tunduk pada peradilan yang
berbeda tergantung dari obyek sengketa. lawan
dari sistem peradilan rangkap adalah sistem
peradilan tunggal (unity of yurisdiction)
warganegara tunduk pada satu peradilan saja.
Kelemahan sistem peradilan rangkap
(duality of yurisdiction)
• Pengadilan Pajak
1. Penjelasan Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman
2. Pasal 9A dan Penejalasan Pasal 9A ayat (1)
Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009.
• Khusus Peradilan Pajak sampai saat ini belum
menjadi bagian dari Peradilan Tata Usaha
Negara masih berada diluar lingkungan
peradilan Tata Usaha Negara
Hakim dalam Sistem Peradilan
Di Indonesia