Introduction To Andrology

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 67

Introduction to Andrology

Cennikon Pakpahan, dr.


William, dr
Raditya Ibrahim, dr
Andrology Study Program, Department of Biomedical Sciences, Faculty Of Medicine, Universitas Airlangga

2022

1
Definisi Andrologi
• Definisi
• Andrologi didefinisikan sebagai cabang ilmu pengetahuan dan kedokteran
yang menangani fungsi reproduksi pria dalam kondisi fisiologis dan patologis
(Statutes of the European Academy of Andrology).
• History
• Sebagai disiplin kedokteran, andrologi didirikan (sedikit) di beberapa negara.
Bidang ini diakui hanya di Polandia dan Estonia, dan Italia. Selain itu,
andrologi sebagi spesialisasi dan pusat pendidikan (Afrika dan Asia) hanya
diakui di Mesir dan Indonesia (UNAIR).

2
Ruang Lingkup Andrologi

Andrology

Male Sexual Male


Male Infertility Hypogonadism Male Aging
Dysfunction Contraception

Elderly man Prevention of


Want to have Sexual function Decrease in sex
with all quality pregnancy by
children is impaired hormones
of life involving men

3
Infertilitas Pria
Infertilitas Pria
• Keluhan Utama: Kesulitan untuk mendapatkan keturunan
• Infertilitas primer: Sudah lebih dari 12 bulan pernikahan, rutin berhubungan
tanpa menggunakan kontrasepsi namun belum mempunyai anak
• Infertilitas sekunder: Sudah pernah mempunyai anak atau hamil sebelumnya
namu kesulitan untuk mendapatkan anak kedua dst.
• Prinsip dari kesuburan adalah bahwa cukup sperma secara kuantitas
dan kualitas untuk membuahi sel telur.
• Kuantitas dan kualitas sperma dapat diperiksakan lewat analisis
semen

5
Infertilitas Pria
• Spermatogenesis terjadi di
testis.
• Proses ini melibatkan HPA-axis
dimana Hypothalamus
menghasilkan GnRH, lalu GnRH
akan merangsang Hipofisis
menghasilkan LH dan FSH
• Lalu FSH dan LH akan berikatan
dengan AR di testis untuk
menstimulasi spermatogenesis

ISCB 2021 6
Infertilitas Pria
• Sperma dibentuk di dalam testis kurang
lebih 68-72 hari.
• Lalu akan dimatangkan di dalam saluran
epididimis.
• Pada saat ejakulasi, sperma akan didorong
keluar dari epididimis dan bergabung
dengan bahan lain yang berasal dari vesika
seminalis, prostat, dan kelenjar
bulbourethra.
• Sperma melewati beberapa saluran sebelum
keluar seperti vas deferens dan urethra

ISCB 2021 7
Analisis Semen

Analisis
Semen

Jumlah Gerakan Bentuk


sperma sperma Sperma

8
Analisis Semen
• Beberapa istilah yang sering ditemukan sehubungan dengan hasil
analisis semen:
• Oligozoospermia: Jumlah konsentrasi sperma < 15 jt/ml atau total sperma
kurang dari <30 jt/ejakulat
• Teratozoospermia: Jumlah sperma yang normal kurang dari 4%
• Asthenozoospermia: Jumlah sperma yang bergerak progressive (PR) <32% dan
total yang bergerak <40%.
• Azoospermia: Tidak ada sperma ditemukan pada ejakulat setelah dilakukan
sentrifugasi dalam dua kali pemeriksaan di lab yang sama
• Kriptozoospermia: Ditemukan berapapun sperma pada ejakulat setelah
disentrifugasi

9
Analisis semen dan alur pemikiran

ISCB 2021 10
Penyebab Infertilitas

Penyebab yang
mungkin pada
infertilitas

Pre-Testikular Testikular Post-Testikular

ISCB 2021 11
Penyebab Infertilitas

Endocrine Kongenital Varicocele Imunologi

Disfungsi
Sistemik Infeksi Idiopatik
Seksual

12
Penyebab
• Pre-testicular
• Endokrin: Sindrome Kallman dan IHH, Hyperprolactinoma, Isolated LH or FSH
defisiensi, Hypophituitarism, Diabetes mellitus
• Sistemik
• Gastrointestinal: IBD
• Liver
• Penyakit pernafasan: Young syndrome, cystic fibrosis (CF) dan dyskinetic cilia syndromes
(immotile cilia dan Kartagener syndrome)
• Keganasan: Bisa karena efek kemoterapi atau radioterapi
• Neurologis: Fragile x syndrome, Myotonic Dystrophy

13
Penyebab
• Beberapa kasus yang sering kami temui
• Kallman syndromen dan IHH: Pasien
datang dengan keluhan belum mempunyai
anak, tanda-tanda sex sekunder belum
muncul atau sangat minimalis, ada
gangguan penciuman (kallman)
• PF: gangguan penciuman, Tanda seks
sekunder tanner 1-2, testis ukuranya kecil
(<4cc) dan lunak, terkadang testis tidak
turun
• Kebutuhan radiologi: Konfirmasi testis jika
belum turun (Anorchia atau UDT)

14
Penyebab
• Beberapa kasus yang sering kami temui
• Hiperprolactinemia: Pasien datang
dengan keluhan belum mempunyai
anak,mengalami penurunan fungsi
seksual, pasien kadang mengalami sakit
kepala, atau gangguan pengelihatan
• PF: Tanda seks sekunder baik, gangguan
lapangan pandang, payudara membesar
(ginekomastia)
• Kebutuhan radiologi: Konfirmasi SOL di
kepala, USG payudara (konfirmasi
gynekomastia)

15
Penyebab
• Beberapa kasus yang sering kami temui
• Kartagener syndrome, immotile cilia
syndrome, cystic fibrosis: Pasien datang
dengan keluhan belum mempunyai anak,
disertai gangguan pernafasan (batuk
kronis dan berdahak, atau pilek menahun)
• PF: Dextrokardia, slem pada paru, hasil
sperma analysis dijumpai total immotile
sperma atau azoospermia pada CF
• Kebutuhan radiologi: Photo Thorax X-Ray

16
Penyebab
• Testicular-Epididimis
• Kongenital: Anorchia, UDT, Polyorchidism, Klinefelter syndrome, XX male syndrome
(DeLachapelle syndrome), XYY syndrome (Jacob Syndrome), Noonan Syndrome,
Mikrodelesi Y
• Varicocele,
• Infeksi: Orchitis, Epididimytis
• Sumbatan: Batu di epididimis
• Keganasan: Kanker testis
• Imunologi
• Lainnya: Primary testicular failure bisa oleh karena didapat
• Hampir semua penyakit ini membutuhkan konfirmasi USG terlebih USG testis
dan epididimis untuk mengevaluasi jaringan dan juga saluran

17
Penyebab
• Beberapa kasus yang sering kami temui
• Varicocelle (Tersering): Pasien datang
dengan keluhan belum mempunyai anak,
bisa penurunan fungsi seksual,
pembengkakan skrotum
• PF: Skrotum membengkak, teraba
pelebaran plexus pamfiniformis, hasil SA
dari Oligoasthenoteratozoospermia
hingga azoospermia
• Kebutuhan radiologi: USG

18
Penyebab
• Beberapa kasus yang sering kami temui
• Klinefelter syndrome: Pasien datang
dengan keluhan belum mempunyai
anak,payudara membesar, tanda sex
sekunder minimal, eunochoid
• PF: Tanda seks sekunder minimal, testis
kecil dan keras, gynecomastia, hasil SA
azoospermia
• Kebutuhan radiologi: pemeriksaan USG
baik testis atau payudara

19
Penyebab
• Beberapa kasus yang sering kami temui
• Orchitis dan Keganasan (Tersering): Testis
bengkak dan nyeri, demam dan riwayat
gondongan (orchitis), dan tanda sistemik
lainnya
• PF: Skrotum membengkak, phren sign
positif untuk orchitis, teraba massa dan
permukaan tidak rata pada testis
• Kebutuhan radiologi: USG

20
Penyebab
• Beberapa kasus yang sering kami temui
• Sumbatan atau pelebaran pada
epididimis: keluhan tidak spesifik, namun
pasien bisa saja ada riw infeksi
sebelumnya, lalu datang dengan kesulitan
punya anak
• PF: terdapat pelebaran pada epididimis,
atau teraba massa baik solid atau kistik
pada epididimis
• Kebutuhan radiologi: pemeriksaan USG
konfirmasi ukuran epididimis, adanya
batu, masssa solid atau kistik

21
Penyebab
• Post-testicular
• Obstruksi: CBAVD, Stricture Urethra
• Infeksi: MAGI
• Kongenital :Cystic Fibrosis, Young Syndrome
• Gangguan ereksi dan ejakulasi
• Penyakit yang paling sering di antara semua etiologi ini adalah
obstruksi, infeksi, dan gangguan seksual.

22
Penyebab
• Beberapa kasus yang sering kami temui
• Obstruksi bisa Complete bilateral
obstruction of seminal ducts, congenital
bilateral agenesis vas deferens (CBAVD),
cystic fibrosis, young syndrome
• PF: Pada CBAVD bisa dijumpai pelebaran
epididimis, hasil sperma analisis
cenderung azoospermia, dengan
peningkatan biomarker biokimia, dan ph-
asam serta volume yang sedikit
• Kebutuhan radiologi: USG testis dan
epididimis, TRUS.

ISCB 2021 23
Penyebab
• Beberapa kasus yang sering kami temui
• MAGI: nyeri BAK, nyeri genital, riwayat ISK
atau promiskusitas
• PF: Discharge pada uretra, pada RT teraba
prostat membesar, lunak, dan nyeri tekan.
Hasil SA, OAT disertai beberapa
peningkatan leukosit dan juga kelainan
seminal plasma lainnya
• Kebutuhan radiologi: USG Kelenjar
aksesoris

24
Hipogonadisme
Hipogonadisme

Sindrom klinis yang disebabkan karena tubuh tidak


dapat memproduksi testosteron dalam jumlah
cukup atau menurunnya level testosteron (< 10
nmol/L)

Effects of Lifestyle on Men’s Health, 2019


Kumar et al., 2010
Fungsi Testosteron – Diferensiasi Seksual

Rey et al., 2020


Fungsi Testosteron – Penurunan Testis

Virtanen et al., 2017


Fungsi Testosteron – Post-Natal

https://www.chegg.com/
learn/medicine-and-health/
medical-terminology/
Klasifikasi Hipogonadisme Berdasarkan
Etiologi
Hipogonadisme
Hipogonadisme Primer
Sekunder
(Hipergonadotropik-
(Hipogonadotropik-
Hipogonadisme)
Hipogonadisme)

Masalah ada pada otak


Masalah ada pada testis (hipotalamus atau
hipofisis)

Contoh:
Contoh:
Sindrom Klinefelter
Sindrom Kallmann
Radiasi/Trauma/Inflamasi
pada testis Tumor/Radiasi/Trauma/
Operasi pada hipofisis
Obat-obat gonadotoksik
Klasifikasi Hipogonadisme Berdasarkan
Usia

Rey et al., 2020


Hipogonadisme pada Trimester I
Kehamilan
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
• Alat kelamin • Genitalia ambigu • Laboratorium
membingungkan • Hipospadia o Karyotyping
• Posisi lubang o Hormonal
kencing tidak
normal (di ujung o hCG challenge test
penis) o Paket persiapan
operasi
• Radiologi
o USG abdomen
(mencari gonad atau
struktur Mullerian)
o MRI abdomen
Differences in Sex Development (DSD)

Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan 1. Karyotyping
Fisik 2. Hormonal
Genitalia ambigu 3. Radiologi
berbagai derajat
Anamnesis
Alat kelamin
membingungkan
Differences in Sex Development (DSD)
Differences in Sex Development (DSD)

Houk et al., 2006


Hipogonadisme pada Trimester II-III
Kehamilan
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
• Penis kecil • Mikropenis • Laboratorium
• Tidak teraba testis • Undescensus o hCG challenge test
dalam kantong testis o Paket persiapan
skrotum operasi
• Radiologi
o USG abdomen
(mencari gonad)
o MRI abdomen
Hipogonadisme pada Trimester II-III
Kehamilan

Tabel panjang penis


Hipogonadisme pada Trimester II-III
Kehamilan

https://
radiopaedia.org/cases/
Undescensus testis cryptorchidism-2?
lang=us
Hipogonadisme pada Masa Anak-anak

Relatif tidak ada


keluhan
Hipogonadisme pada Masa Pubertas
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
• Pubertas terlambat • Karakteristik • Laboratorium
• Tidak pubertas seks o Hormonal (FSH, LH,
sekunder Testosteron)
• Keluhan khas minimal
tertentu (misalnya atau tidak o Karyotyping (pada
anosmia pada ada kasus tertentu)
Sindrom Kallmann) • Radiologi
• Eunuchoid
• Volume o CT/MRI kepala
testis < 4 cc (eksklusi tumor)
Hipogonadisme pada Masa Pubertas

Staging Tanner

Engebretsen et al., 2010


Hipogonadisme pada Masa Dewasa
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
• Keluhan infertilitas • Bervariasi • Laboratorium
o Ingin punya anak tergantung kasus o Analisis semen
• Keluhan seksual o Hormonal (FSH, LH,
Testosteron)
o Libido menurun
o Karyotyping dan
o Kekuatan ereksi pemeriksaan genetika
menurun (pada kasus tertentu)
• Radiologi
o USG genitalia (kasus
infertil)
o USG genitalia dengan
Doppler (kasus disfungsi
ereksi)
Hipogonadisme pada Masa Dewasa

USG pada kasus


disfungsi ereksi
Male Sexual Dysfunction
Male Sexual Response Cycle
Disfungsi Seksual Pada Pria

Gangguan Hasrat Gangguan Arousal Gangguan Orgasme Gangguan Nyeri

Ereksi kurang Ejakulasi dinilai


Tidak mempunyai / Menjauhi kegiatan Ejakulasi terlalu cepat Tidak bisa Pasien merasakan
kuat / gembos saat cenderung lebih Tidak bisa ejakulasi
menurunnya hasrat yang berbau atau tidak sesuai mendapatkan nyeri saat
berhubungan lama dibandingkan saat berhubungan
seksual seksual dengan yang orgasme walaupun berhubungan
seksual dengan
diinginkan pasangan ada ejakulasi saat
sebelumnya
berhubungan

Hypoactive Sexual Sexual Aversion


Disfungsi Ereksi Delayed Premature Anejakulasi / Dispareuni
Desire Disorder Disorder
Ejaculation Ejaculation ejakulasi
Anorgasmia retrograde
Male Hypoactive Sexual Desire Disorder
(HSDD)
Anamnesis
• Keluhan tidak memiliki Hasrat berhubungan atau Hasrat seks yang menurun
• Terjadi persisten atau rekuren selama setidaknya 6 bulan
• Pasien merasa terganggu dengan keluhannya ini
• Menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab lain seperti umur, kondisi hubungan rumah tangga yang tidak harmonis, konsumsi
narkotika atau obat-obatan tertentu, pandangan agama dan segi sosiokultural pasien
• Apakah ada keluhan nyeri kepala atau pengelihatan buram/ganda dan payudara terasa membesar  mengarah ke hiperprolaktinemia

Pemeriksaan Fisik
• Secara umum  dapat ditemukan Ginekomastia, lapang pandang menyempit
• Pada pemeriksaan testis  dapat ditemukan testis yang kecil akibat hipogonadisme

Pemeriksaan Laboratoris
• Dapat ditemukan adanya nilai hormon testosterone yang rendah ataupun nilai prolaktin yang tinggi

Radiologis
• Pada pemeriksaan MRI kepala  bisa didapatkan kelainan pada hipofisis anterior yang menyebabkan hiperprolaktinemia
• USG regio mammae  untuk memastikan ginekomastia
MRI Macroprolactinemia
Disfungsi Ereksi
Anamnesis
• Keluhan utama  pasien datang dengan keluhan ereksi yang menurun /
penis gembos saat penetrasi yang terjadi setidaknya selama 3 bulan
• Membedakan akibat organik (penyakit metabolik dan endokrin,
gangguan pembuluh darah, riwayat trauma, dsb) dan psikogenik
(masalah dalam rumah tangga dsb)
• Apakah pasien memiliki ereksi saat pagi hari?  untuk membedakan
disfungsi organik atau psikogenik
• Apakah pasien mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menurunkan
ereksi seperti 𝛽 blocker, diuretik thiazide atau antidepresan
Delayed Ejaculation
Anamnesis
• Ejakulasi yang didapatkan terlalu lama walaupun stimulasi seksual sudah adekuat
• Untuk durasi tidak jelas  tidak ada batasan yang ditentukan karena tidak ada konsensus
• Terjadi setidaknya selama 6 bulan
• Faktor umur juga menentukan  siklus respons seksual pada lansia berubah sehingga sulit mendapatkan ejakulasi
• Memastikan fungsi ereksi pasien optimal  sulit ejakulasi bukan karena disfungsi ereksi
• Singkirkan faktor psikologis seperti depresi dan sedang meminum obat anti-depresan

Pemeriksaan Fisik
• Dalam batas normal

Pemeriksaan Laboratoris
• Dalam batas normal

Pemeriksaan Radiologis
• Dalam batas normal
Ejakulasi Dini
Anamnesis
• Ejakulasi yang terlalu cepat sebelum pasangannya mengalami orgasme
• Bedakan antara ejakulasi dini tipe Lifelong (dirasakan seumur hidup, Intravaginal Ejaculatory Latency Time (IELT) <1 menit), Acquired (onset
baru dari ED, IELT < 3 menit), Variable (dirasakan pada situasi tertentu atau tidak selalu cepat ejakulasinya), dan Subjective (persepsi pasien
yang salah)
• Singkirkan obat-obatan yang dapat membuat ejakulasi terlalu cepat
• Tanyakan apakah ada riwayat Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS) dan riwayat Hipertiroid

Pemeriksaan Fisik
• Periksa bagian leher  inspeksi dan palpasi bagian tiroid
• Periksa prostat (Rectal Toucher)

Pemeriksaan Laboratoris
• Hormon Tiroid
• PSA

Pemeriksaan Radiologis
• Trans Rectal Ultra Sound (TRUS)
• USG atau CT-Scan Tiroid
Anejakulasi & Ejakulasi Retrograde
Anamnesis
• Pasien datang dengan keluhan tidak keluar mani saat berhubungan badan walaupun orgasme dirasakan pasien
• Apakah ada riwayat operasi prostat, daerah retroperitoneal atau kandung kemih?  penyebab paling sering (iatrogenic)
• Konsumsi obat alpha blocker harus diperhatikan
• Riwayat DM  komplikasi polineuropati diabetikum dapat menyebabkan tidak dapat ejakulasi secara mendadak
• Riwayat ISK ditanyakan

Pemeriksaan Fisik
• Dapat teraba pembesaran daerah epididymis, tidak terabanya vas deferens
• Dapat ditemukan prostat yang membesar

Pemeriksaan Laboratoris
• PSA
• HbA1c, GDP, GD2PP untuk melihat profil gula darah
• Urine post ejakulasi atau post coital sangat penting untuk diperiksa  apabila ditemukan sperma  ejakulasi retrograde

Pemeriksaan Radiologis
• TRUS  Melihat apakah ada obstruksi atau kelainan pada saluran reproduksi
Dispareunia
Anamnesis
• Pasien datang dengan keluhan nyeri saat berhubungan badan
• Apakah ada riwayat trauma pada penis atau testis?
• Apakah Erection Hardness Score (EHS) menurun?  jika ereksi kurang maksimal dapat
menyebabkan nyeri saat penetrasi
• Apakah pasien merasa penisnya “tidak lurus” atau “bengkok”  curiga Peyronie’s Disease

Pemeriksaan Fisik
• Pada pemeriksaan palpasi penis  apakah teraba plak fibrosis

Pemeriksaan Radiologis
• USG penis untuk melihat apakah terdapat plak fibrosis pada jaringan penis
Kontrasepsi Pria
Kontrasepsi Pria
Bagian dari bidang Data UN 2007  hanya
Termasuk dari Target
Andrologi yang masih ¼ dari pasangan yang
WHO terhadap
jarang diketahui menggunakan
“Reproductive Health”
masyarakat kontrasepsi untuk pria
Prinsip Penggunaan KB Pria
Efektivitas yang sebanding dengan KB wanita

Bisa diterima kedua pasangan (Acceptable)

Rapidly effective

Tidak ada efek samping (kepada maskulinitas, gairah seks dan ereksi)

Tidak berefek pada keturunannya

Reversibel

Ekonomis dan mudah didapat


Metode KB Pria yang Ada
Coitus Interruptus
• Tidak ada efek samping dan paling cost-effective
• Membutuhkan kedisiplinan dan mengurangi kenikmatan seksual
• Failure rate ↑↑  angka kehamilan 19 dari 100 pasangan pada 1 tahun pertama

Periodic Abstinence
• Aktivitas seksual dibatasi pada “safe days” dimana kemungkinan konsepsi kecil
• Angka kehamilan 20 dari 100 pasangan pada 1 tahun pertama

Kondom
• Mayoritas berbahan lateks, tetapi ada yang berbahan polyurethane untuk yang alergi (failure rate lebih tinggi)
• Kasus kondom robek masih tinggi walaupun produksinya dimonitor oleh WHO
• Menurunkan kemungkinan terjadinya infeksi menular seksual dan HIV/AIDS

Vasektomi
• Sterilitas setelah vasektomi tidak ada jaminan
• Setelah vasektomi diharuskan untuk follow up (Analisa semen) pada bulan ke 3 dan ke 6
• Spermatozoa bisa ditemukan walaupun sebelumnya sudah menunjukkan azoospermia
• Walaupun reversible (dengan vasovasostomy)  pregnancy rate menurun apalagi apabila sudah lebih dari 5 tahun

Hormonal
• Cara kerja  menekan FSH dan LH agar spermatogenesis tidak terjadi
• Metode dengan pemberian testosterone (IM atau transdermal)  agar meningkatkan feedback negative  menekan LH dan FSH
• Tingkat reversibilitas bervariasi, harganya kurang terjangkau dan masih diteliti sampai sekarang
Male Aging &
Late-Onset Hypogonadism
Theory of Aging
Teori Evolusi

Teori Program  proses penuaan sudah ditetapkan secara genetik dan kematian merupakan sesuatu yang
pasti.

Teori Telomere  panjangnya telomere menentukan Panjang umur sel somatik

Teori Mutasi  pada masa tua, terjadi peningkatan angka mutasi spontan yang membuat perubahan secara
morfologis dan fungsional yang mempengaruhi seluruh organisme

Accumulation of waste products  akumulasi dari suatu substansi dapat membuat kerusakan sel dan
jaringan pada masa tua

Teori Autoimun  substansi abnormal meningkat seiring dengan berjalannya waktu  tidak dikenali system
imun tubuh kita  pembentukan antibody spesifik yang akan merusak sel yang ireversibel
Sexuality in Senescence

Perubahan pada siklus respons seksual

Disfungsi Ereksi

Penurunan frekuensi berhubungan seks

Ereksi di pagi hari menurun


Growth
Hormone
⇩⇩

Prolactin
Cortisol stabil
⇩⇩

Estradiol DHEA
Stabil ⇩⇩

Perubahan
Hormonal
di Laki-laki
Lansia
Melatonin
SHBG ⇧⇧
⇩⇩

Testosterone TSH, T3, T4


⇩⇩ ⇩⇩

LH
⇧⇧
Late-Onset Hypogonadism

• Kondisi pada lansia yang didiagnosa secara klinis dan

Definisi biokimiawi dengan serum testosterone dibawah nilai


rujukan pada pria dewasa yang sehat dengan adanya
gejala defisiensi testosterone


Gejala
Penurunan Gairah seks
• DE
• Penurunan massa otot dan tulang

Umum •

Peningkatan lemak tubuh
Mood depressive
Thank You

67

Anda mungkin juga menyukai