Anda di halaman 1dari 45

KEBIJAKAN DAN STRATEGI KETAHANAN

PANGAN UNTUK PEMBANGUNAN DAERAH


Presiden RI Pertama Ir. Soekarno :
Pada peletakan batu pertama gedung Fakultas
Pertanian, Universitas Indonesia di Bogor pada
tanggal 27 April 1952
“…, apa yang hendak saya katakan itu, adalah amat
penting bagi kita, amat penting, bahkan mengenai
soal mati-hidupnya bangsa kita dikemudian
hari …, Oleh karena, soal yang hendak saya
bicarakan itu mengenai soal persediaan makanan
rakyat : Cukupkah persediaan makan rakyat
dikemudian hari ? Jika tidak, bagaimana cara
menambah persediaan makan rakyat kita ?”

2
PIDATO Presiden BUSH
Pada Future Farmers of America 27 Juli 2001

“ It’s important for our nation to build to grow


foodstuffs, to feed our people. Can you imagine
a country that was unable to grow enough food
to feed the people ? It would be a nation subject
to international pressure. IT WOULD BE A
NATION AT RISK “

3
I. PENDAHULUAN

Pengertian Ketahanan Pangan


(UU No. 7/1996 tentang Pangan):
Kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap
rumah tangga, yang tercermin dari
tersedianya pangan yang cukup baik jumlah
maupun mutunya, aman, merata, dan
terjangkau

4
I. PENDAHULUAN …

 Peran strategis Ketahanan Pangan


Menjamin hak atas pangan
Menjadi basis untuk membentuk SDM
berkualitas
Menjadi Pilar Ketahanan Nasional

 Ketahanan
Pangan Nasional
Menghendaki Kemandirian  Pemenuhan
kebutuhan pangan diutamakan bersumber dari
produksi dalam negeri (swasembada pangan)

5
I. PENDAHULUAN …
 Sasaran Ketahanan Pangan  Manusia/ Rumah
Tangga
Masyarakat (manusia) mampu mengkonsumsi pangan
dengan gizi seimbang (tercapai status gizi baik)
 Sasaran Swasembada Pangan  Komoditi
Produksi (komoditi) pangan cukup untuk memenuhi
kebutuhan domestik (tidak diperlukan impor)
 Ketahanan pangan
merupakan suatu sistem yang kompleks melibatkan
peran lintas sektor dengan penanganan secara multi
disiplin. Oleh karena itu, ketahanan pangan perlu
diwujudkan melalui koordinasi dan kerjasama lintas
sektor dan masyarakat

6
II. KERAGAAN KETAHANAN PANGAN
2005 - 2007
Perkembangan Produksi Pangan 2005 - 2007
Produksi (juta ton)
Pertumbuhan
Komoditas 2005 2006 2007 (%)
Padi 54.15 54.50 57.10 2.70
Jagung 12.52 11.60 13.30 3.70
Kedelai 0.81 0.70 0.60 -13.90
Sayuran 9.10 9.50 9.80 3.80
Buah-buahan 14.80 16.20 18.10 10.60
Gula 2.24 2.31 2.47 5.00
Kelapa sawit 11.86 13.40 14.20 9.50
Daging sapi 0.40 0.39 0.39 -1.25
Daging ayam 1.13 1.39 1.49 15.10
Telur 1.05 1.20 1.30 11.31
7
Ketersediaan Energi dan Protein
Tahun Energi (kkal/hr) Protein (g/hr)
2005 2.919 76,96
2006 2.932 77,86
2007 3.035 76,33

Rekomendasi WNPG VIII, 2004, AKG energi 2.200 kkal/kapita/hari dan


protein 57 gram/kapita/hari

 Ketersediaan energi dan protein rata-rata per


kapita/hari 2005- 2007 telah melebihi Angka
Kecukupan Gizi

8
II. Situasi ……..
2. Distribusi dan Harga Pangan

 Selama 2005 - 2007 stabilitas harga bahan pangan penting


meliputi : beras, jagung, gula, minyak goreng, daging sapi
semakin baik (koefisien variasi); sedangkan kedelai, cabe
merah, bawang merah, daging ayam ras dan telur ayam ras
lebih berfluktuasi (koefisien variasi)
 Pada awal 2007 harga gabah/beras bergejolak karena
terlambatnya musim panen dan terjadinya bencana banjir
 Pada awal 2008 harga jagung, terigu, kedelai meningkat
karena terimbas harga dunia yang tinggi

Kerjasama antar daerah Produsen dan Konsumen


untuk menjamin pasokan pangan di wilayah Indonesia

9
3. Konsumsi Pangan
Konsumsi Energi dan Protein 2004 - 2007

Tahun Energi Protein


2004 1.986 54,62
2005 1.997 55,23
2006 1.927 53,65
2007 2.015 57,65

Rekomendasi WNPG VIII 2004, AKG untuk konsumsi energi 2.000


kkal/kapita/hari dan protein 52 gram/kapita/hari

10
II. Situasi ……..

 Selama 2005 - 2007 konsumsi rata-rata


energi mendekati/mencapai kecukupan,
dan protein di atas kecukupan
 Konsumsi perkapita penduduk perkotaan
lebih baik di banding di perdesaan

11
Situasi …..

Kualitas Konsumsi Pangan

PPH Ideal 100


PPH Saat ini 82,8 (2007)
Padi-padian 50 %
Padi-padian 62,2 %
Umbi-umbian 6%
Umbi-umbian 3,1 %
Pangan Hewani 12 %
Pangan Hewani 7,8 %
Minyak dan Lemak 10 %
Minyak dan Lemak 10,1 %
Buah/Biji berminyak 3%
Buah/Biji berminyak 2,3 %
Kacang-kacangan 5%
Kacang-kacangan 3,6 %
Gula 5%
Gula 4,8 %
Sayur dan buah 6%
Sayur dan buah 5,0 %
Lain-lain 3%
Lain-lain 1,8 %

 Secara Nasional kualitas konsumsi membaik dengan skor


PPH dari 66,3 (2005) menjadi 82,8 (2007)
12
III. MASALAH DAN TANTANGAN
PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN
1. Penyediaan Pangan
 Jumlah penduduk yang cukup besar
 Kapasitas produksi pangan nasional semakin terbatas :
(i) berlanjutnya konversi lahan pertanian; (ii)
menurunnya kualitas dan kesuburan lahan akibat
kerusakan lingkungan; (iii) semakin terbatas dan tidak
pastinya penyediaan air untuk produksi pangan akibat
kerusakan hutan; (iv) rusaknya sekitar 30 persen
prasarana pengairan; (v) persaingan pemanfaatan
sumber daya air dengan sektor industri dan pemukiman
 Masih tingginya proporsi kehilangan hasil pada poses
produksi, penanganan hasil panen dan pengolahan

13
III. MASALAH .............

2. Distribusi Pangan
 Sistem distribusi yang belum efisien
 Prasarana distribusi darat dan antar pulau
yang belum memadai
 Kelembagaan pemasaran hasil-hasil pangan
belum mampu berperan baik sebagai
penyangga kestabilan pasokan dan harga
pangan
 Masalah keamanan jalur distribusi serta
adanya berbagai pungutan sepanjang jalur
distribusi dan pemasaran

14
III. MASALAH .............

3. Konsumsi Pangan
 Konsumsi pangan belum cukup beragam dan bergizi
seimbang
 Konsumsi beras perkapita masih sangat tinggi, yaitu
sekitar 139,15 kg/tahun (termasuk konsumsi
industri)
 Upaya diversifikasi pangan selama ini belum sesuai
harapan. Hal ini disebabkan : (i) industri pangan
belum cukup berperan dalam pengembangan
pangan karbohidrat non-beras, (ii) pengetahuan
masyarakat mengenai pola konsumsi pangan bergizi
seimbang masih terbatas, dan (iii) perubahan pola
makan ke arah makanan jadi (prepared food)
berbasis tepung gandum
15
II. MASALAH ………

4. Kemiskinan dan Kerawanan Pangan


 Masih banyaknya penduduk miskin yang rentan
terhadap rawan pangan (diolah dari data BPS):
• Penduduk miskin tahun 2005 : 35,1 juta (15,97%)
• Penduduk miskin tahun 2006 : 39,05 juta (17,75%)
• Penduduk miskin tahun 2007 : 37,17 juta (16,58%)

RENTAN TERHADAP RAWAN PANGAN


• Penduduk yang sangat rawan pangan tahun 2005
sekitar 5,11 juta jiwa (2,32%)
• Penduduk yang sangat rawan pangan tahun 2006
sekitar 9,95 juta jiwa (4,52%)
• Penduduk yang sangat rawan pangan tahun 2007
sekitar 5,71 juta jiwa (2,55%) 16
II. MASALAH …

 Terbatasnya akses masyarakat terhadap


fasilitas kesehatan, pendidikan dan informasi
 Masih kurangnya perhatian pemerintah dan
pemda dalam mengembangkan sarana dan
prasarana di perdesaan
 Rendahnya tingkat pendidikan dan
pengetahuan ibu rumah tangga yang berakibat
pada pola asuh anak yang salah

17
Hunger in the World
Source: FAO. 2006. The State of Food Insecurity in the World 2006. Rome.

18
The existence of hunger in a world of plenty is
unacceptable. Taking action to eradicate hunger is the
responsibility of all. It can be done.
19
IV. KEBIJAKAN DAN STRATEGI
KETAHANAN PANGAN NASIONAL
Kebijakan Ketahanan Pangan
1. Menjamin Ketersediaan Pangan
2. Pengembangan Cadangan Pangan
3. Pengembangan Sistem Distribusi Pangan yang efisien
4. Meningkatkan Aksesbilitas Rumah Tangga terhadap
Pangan
5. Melaksanakan Diversifikasi Pangan
6. Meningkatkan Mutu dan Keamanan Pangan
7. Mencegah dan Menangani Keadaan Rawan Pangan
dan Gizi
8. Kebijakan Perdagangan Internasional Berorientasi
Kepentingan Produsen dan Konsumen
20
Strategi
Strategi untuk mewujudkan ketahanan pangan di tingkat
Rumah Tangga dilaksanakan melalui strategi jalur ganda
(twin-track strategy), yaitu:
(a) membangun ekonomi berbasis pertanian dan pedesaan
untuk menyediakan lapangan kerja dan pendapatan; dan
(b) memenuhi pangan bagi kelompok masyarakat miskin dan
rawan pangan melalui pemberian bantuan langsung agar
tidak semakin terpuruk, serta pemberdayaan agar mereka
semakin mampu mewujudkan ketahanan pangannya
secara mandiri

21
V. PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN
KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT
 Program Aksi Desa Mandiri Pangan
• Penerapan prinsip pemberdayaan masyarakat menuju
kemandirian
• Penguatan kelembagaan pedesaan (pemerintah dan
masyarakat)
• Optimalisasi pendayagunaan sumberdaya pedesaan
• Penguatan sinergi kegiatan antar stakeholders
 Diversifikasi Konsumsi
• Penyadaran terhadap konsumsi pangan bergizi seimbang
• Gerakan konsumsi pangan bergizi seimbang (bumil,
busui, balita, anak sekolah)
• Pengembangan usaha kecil bidang pangan
 Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Perdesaan
untuk stabilisasi harga gabah di tingkat petani (DPM-
LUEP)
22
VI. LANGKAH OPERASIONAL DAN DUKUNGAN
INSTANSI TERKAIT
1. Perberasan Nasional
No Langkah Operasional Instansi
1.1 Perluasan areal tanam dan Penanggung Jawab : Deptan
peningkatan produktivitas Pendukung : DepPU, Dephut

1.2 Perbaikan sistem distribusi pupuk Penanggung Jawab : Depdag


Pendukung : Deperin, Meneg BUMN,
Deptan, Meneg Kop&UKM

1.3 Pengembangan dan penyediaan Penanggung Jawab : Deptan


benih unggul berlabel dan jasa Pendukung : Depperin, Menegkop &
alsintan UKM

1.4 Perbaikan sistem skim permodalan Penanggung Jawab : Depkeu


yang mudah diakses petani Pendukung : Menegkop&UKM,
Deptan
1.5 Perbaikan sistem informasi iklim dan Penanggung Jawab : BMG
musim Pendukung : Deptan, Depdagri
23
VI. LANGKAH OPERASIONAL …
No Langkah Operasional Instansi
1.6 Peningkatan efisiensi penanganan pasca Penanggung Jawab :Depperin
panen dan pengolahan di perdesaan Pendukung : Deptan, Depdagri
1.7 Mengembangkan cadangan beras di Penanggung Jawab : Depdagri
daerah konsumen beras dan lumbung Pendukung : Bappenas, Deptan,
pangan masyarakat Meneg Kop &UKM
1.8 Mengefektifkan HPP dalam Inpres 13 Penanggung Jawab : Meneg
tahun 2005 dan memantau harga BUMN
gabah/beras secara berkala Pendukung : Deptan, Depdag,
BPS
1.9 Memperjuangkan beras sebagai Penanggungg Jawab : Depdag
strategic product Pendukung : Deptan, Depkeu,
Deplu
1.10 Mengembangkan dan menyempurnakan Penanggung Jawab :BPS
metodologi estimasi data konsumsi, stok Pendukung : Bappenas, Deptan,
dan parameter-parameter konversi dan Depperin
kehilangan gabah/beras
1.11 Membangun kelancaran perdagangan Penanggungg Jawab : Depdag
beras antar wilayah/pulau Pendukung : Deptan, Dephub

24
VI. LANGKAH OPERASIONAL …

2. Penganekaragaman Pangan Menuju Gizi Seimbang


No Langkah Operasional Instansi
2.1 Pemberian muatan materi pangan Penanggung Jawab: Depdiknas
dan gizi pada pendidikan formal Pendukung :Depdagri,Depkes,
dan non formal Deptan, DKP
2.2 Pemberian makanan pendamping Penanggung Jawab: Depkes
ASI (MP-ASI) Pendukung : Deptan, Depdiknas,
DKP, Depdagri
2.3 Pemberian makanan tambahan Penanggung Jawab: Depdagri
anak sekolah (PMT-AS) Pendukung : Deptan, Depdiknas,
DKP, Depkes
2.4 Kampanye promosi pangan Penanggung Jawab : Depkes
beragam dan bergizi seimbang Pendukung :Deptan, Depdagri,
DKP
2.5 Pengembangan teknologi Penanggung Jawab : Meneg Ristek
pengolahan pangan lokal Pendukung : Bappenas, Deptan,
Depperin, Depdiknas, DKP
25
VI. LANGKAH OPERASIONAL …

No Langkah Operasional Instansi


2.6 Mengembangkan cadangan Penanggung Jawab : Depdagri
pangan non beras yang Pendukung : Bappenas, Depperin,
berbasis sumberdaya wilayah Deptan, Meneg RISTEK

2.7 Pengembangan pangan lokal Penanggung Jawab : Depdagri


sesuai dengan budaya setempat Pendukung : Bappenas, Deptan,
Depdiknas, Dephut, DKP

26
Pentahapan
Percepatan Diversifikasi Pangan 2015
• PPH MENDEKATI
PENGEMBANGAN INDUSTRI IDEAL (100)
PANGAN BERBASIS BAHAN 2015
PANGAN LOKAL
3 • KONSUMSI BERAS
TURUN
• PANGAN AMAN
MENCIPTAKAN PASAR DIKONSUMSI
PANGAN NON BERAS
DOMESTIK
Evaluasi program dan
KONDISI AWAL 2010-14 pembinaan
2
• Kampanye nasional diversifikasi konsumsi dan pemberian
penghargaan
• Pengembangan industri pangan lokal oleh masyarakat
2007-09
1 • Sosialisasi dan penerapan standar keamanan pangan pada
UKM pangan
• Intervensi mengenalkan diversifikasi pangan pada anak-
anak sejak usia dini

• Intervensi mengenalkan diversifikasi pangan pada anak-anak sejak usia dini dan dalam
0 penanganan keadaan darurat/cadangan pangan pemerintah
• Kampanye nasional diversifikasi konsumsi dan pemberian penghargaan
2005-06 • Fasilitasi pengembangan industri pangan lokal

• Kondisi konsumsi dan diversifikasi pangan saat ini PPH


79,1 dominan beras 27
• Banyak terjadi kasus keracunan makanan
VI. LANGKAH OPERASIONAL …

3. Keamanan Pangan
No Langkah Operasional Instansi
3.1 Pengaturan distribusi bahan kimia Penanggung Jawab : Depdag
berbahaya Pendukung :BPOM, Depperin

3.2 Penertiban perijinan distributor dan Penanggung Jawab : Depdag


pengecer bahan berbahaya Pendukung : Depdagri, BPOM

3.3 Peningkatan pengawasan Penanggung Jawab : Depdag


penyalahgunaan bahan kimia berbahaya Pendukung : Depdagri, BPOM
untuk pangan
3.4 Sosialisasi keamanan pangan Penanggung Jawab : BPOM
Pendukung : Deptan, Depkes,
Depdagri

28
VI. LANGKAH OPERASIONAL …

4. Kerawanan Pangan dan Gizi Buruk


No Langkah Operasional Instansi
4.1 Pengembangan usaha ekonomi Penanggung Jawab : Depdagri
perdesaan Pendukung : Bappenas, Meneg
Kop&UKM, Deptan, DKP

4.2 Perbaikan akses terhadap Penanggung Jawab : Depdagri


sumberdaya alam, pasar, modal, Pendukung : BPN, Meneg
teknologi dan informasi Kop&UKM, Dephut, Deptan,
DKP, Meneg RISTEK

4.3 Pemberian jaminan pendidikan Penanggung Jawab :


dasar dan menengah khususnya Depdiknas
bagi perempuan dan anak-anak di Pendukung : Bappenas,
perdesaan Depdagri

29
VI. LANGKAH OPERASIONAL …

No Langkah Operasional Instansi


4.5 Peningkatan pelayanan Penanggung Jawab :
kesehatan masyarakat Depkes
(Puskesmas dan Posyandu) Pendukung : Depdagri,
Depsos
4.6 Revitalisasi Sistem Kewaspadaan Penanggung Jawab : Depdagri
Pangan dan Gizi (SKPG) Pendukung : Deptan, Depkes

30
VI. LANGKAH OPERASIONAL …

5. Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Konservasi


Lahan dan Air
No Langkah Operasional Instansi
5.1 Pengendalian laju konversi lahan Penanggung Jawab : BPN
pertanian Pendukung : Depdagri, Dep.PU,
Deptan, Dephut

5.2 Mewujudkan lahan abadi untuk Penanggung Jawab : Depdagri


pertanian seluas 15 juta ha Pendukung : Bappenas, Dep. PU,
beririgasi dan 15 juta hektar lahan Dephut, Deptan, BPN
kering
5.3 Memanfaatkan lahan terlantar Penanggung Jawab : Dephut
seluas 9,7 juta ha menjadi lahan Pendukung : Bappenas, Deptan,
pertanian produktif BPN, Depdagri, DepPU
5.4 Melaksanakan reforma agraria Penanggung Jawab : BPN
untuk meningkatkan penguasaan Pendukung : Depdagri, Deptan,
lahan per keluarga tani Dephut
31
VI. LANGKAH OPERASIONAL …

No Langkah Operasional Instansi


5.5 Melakukan sertifikasi masal lahan Penanggung Jawab : BPN
petani Pendukung : Bappenas,
Depdagri, Deptan

5.6 Perbaikan kesuburan tanah dan Penanggung Jawab : Deptan


konservasi lahan pertanian Pendukung : Depdagri, Dep.
PU, Dephut

5.7 Perbaikan daerah tangkapan air Penanggung Jawab : Dephut


untuk stabilisasi penyediaan air Pendukung : Depdagri, Dep.
PU, Deptan

5.8 Perbaikan penataan penggunaan air Penanggung Jawab : Dep. PU


untuk pertanian, pemukiman dan Pendukung : Depdagri, Deptan,
industri Depperin

32
VI. LANGKAH OPERASIONAL …
6. Pengembangan Infrastruktur
No Langkah Operasional Instansi
6.1 Perbaikan dan pengembangan Penanggung Jawab : Dep.PU
infrastruktur perdesaan Pendukung : Bappenas, Depdagri,
 Infrastruktur dasar: jalan, listrik, air Meneg BUMN, Meneg Kop & UKM,
bersih, komunikasi Dep ESDM
 Infrastruktur ekonomi: jalan usaha
tani, pasar desa, fasilitas
penampungan produksi

6.2 Pembangunan dan perbaikan saluran Penanggung Jawab : DepPU


irigasi, drainase dan waduk Pendukung : Bappenas, Deptan,
Depdagri

6.3 Pembinaan terhadap masyarakat / Penanggung Jawab : Deptan


kelompok pengelola air irigasi Pendukung : DKP, Depdagri, PU
6.4 Penambahan sarana transportasi Penanggung Jawab : Dephub
produk pangan hingga ke desa-desa Pendukung : Depdagri

33
VI. LANGKAH OPERASIONAL …

No Langkah Operasional Instansi


6.5 Perbaikan sistem pengawasan Penanggung Jawab : Dephub
muatan dan penghapusan Pendukung : Depdagri
retribusi untuk produk pertanian

6.6 Review UU No 14/1992 : Penanggung Jawab : Dephub


perizinan, tanggungjawab pemilik Pendukung : Depdagri
kendaraan, sanksi pidana

34
VI. LANGKAH OPERASIONAL …
7. Pemantapan Kelembagaan Ketahanan Pangan
No Langkah Operasional Instansi
7.1 Pembentukan dan pemantapan Penanggung Jawab : Depdagri
kelembagaan ketahanan pangan Pendukung : Deptan
struktural di daerah

7.2 Pengembangan lembaga keuangan Penanggung Jawab : Depkeu


mikro di perdesaan Pendukung : Bappenas, Deptan, DKP,
Meneg Kop &UKM,

7.3 Peningkatan peran dan fungsi Penanggung Jawab : Depperin


kelembagaan pelayanan sarana Pendukung : Depdagri, Deptan, Depdag,
produksi, panen & pasca panen DKP

7.4 Revitalisasi lembaga penyuluhan Penanggung Jawab : Deptan


Pendukung : Depdagri, DKP, Dephut

7.5 Pelatihan manajemen usaha bagi Penanggung Jawab : Meneg Kop &
pengelola kelembagaan pendukung UKM
pertanian Pendukung : Deptan, DKP, Dagri
35
VII. SASARAN PRODUKSI PANGAN 2008

Produksi
No Komoditas
2007 2008

1 Padi (juta ton) 57,05 60- 61

2 Jagung (juta ton) 13,28 15,9 -16,5

3 Kedelai (juta ton) 0,61 0,85 - 0,90

4 Tebu/Gula (juta ton) 2,40 2,74

5 Daging Sapi (ribu ton) 344,8 372

36
VIII. ANTISIPASI DAMPAK
PERUBAHAN IKLIM
 Perubahan Pola Hujan Tahunan (Musim dan Intensitas)
 Pola distribusi ketersediaan air berubah secara

spatial dan temporal


• Peluang banjir di musim hujan lebih tinggi
• Peluang kekeringan di musim kemarau meningkat
 Sistem produksi pangan terganggu

• Awal tanam mundur


• Intensitas tanam berkurang
• Intensitas organisme pengganggu tanaman
meningkat

37
Dampak Banjir MH 2007/2008 Terhadap
Produksi Pangan Utama

Padi
No Provinsi
Terkena Puso
1 N. Aceh Darusallam 12.306 5.100
2 Sumatera Utara 5.950 588
3 Jawa Barat 16.882 804
4 Jawa Tengah 59.683 31.433
5 Jawa Timur 45.333 28.719
6 Kalimantan Barat 11.871 80
7 Banten 7.011 410
8 Provinsi Lainnya 6.879 721
Jumlah 165.915 67.855
Data s.d. Tgl 9 Januari 2008

38
Langkah-langkah Antisipasi Dampak
Banjir
 Jangka Pendek :
 Mengatasi dampak banjir pada areal puso
• Bantuan tanggap darurat, sarana produksi (benih,
pupuk, modal kerja) untuk penanaman ulang
 Pengamanan panen dan penanganan
pascapanen
• Penyediaan alsin panen dan pascapanen (sabit
bergerigi, terpal, thresher, dryer, dan RMU)
 Penyediaan anggaran untuk penanganan
bencana
39
Langkah-Langkah Antisipasi

 Jangka Menengah :
 Meningkatkan kualitas hasil panen
• koordinasi dengan Bulog dalam pemanfaatan
sarana pasca panen
 Pemberdayaan petani/kelompok tani dalam
usahatani
 Meningkatkan penyuluhan untuk proses
budidaya yang lebih optimal

40
Langkah-Langkah Antisipasi

 Jangka Panjang:
 Koordinasi upaya antisipasi bencana alam
dengan instansi lain (perbaikan DAS, sarana
irigasi, pengaturan pengairan,dll)
 Sosialisasi dampak perubahan iklim kepada
petani
 Penyuluhan bersama Pemda
 Penghijauan di sekitar DAS

41
Prioritas Pembangunan Daerah

 Otonomi daerah memberikan


keleluasaan dalam menetapkan
prioritas pembangunan masing-
masing

42
Hal yang Dapat Dilakukan Daerah Untuk
Meningkatkan Ketahanan Pangan Daerah

a) Melibatkan peran aktif seluruh stakeholders di


bawah koordinasi DKP
b) Melaksanakan program pembangunan yang secara
langsung memberikan manfaat kepada
masyarakat,
c) Mengembangkan kerjasama antar daerah dan
antara daerah dengan pusat
d) Mempertahankan lahan produktif dan suplai air
untuk pertanian
43
Kesepakatan Bersama Gubernur
Dalam Konferensi Dewan Ketahanan
Pangan 2006
Butir-butir kesepakatan bersama Gubernur a.l:
(1) Memperkuat upaya penurunan tingkat KELAPARAN
dan KEMISKINAN sekurang-kurangnya 1 persen
per tahun sebagaimana komitmen Indonesia
dalam Deklarasi Roma tahun 1996 pada
Konferensi Tingkat Tinggi Pangan Dunia serta
untuk mencapai Millenium Development Goals
(2) Mengembangkan Desa Mandiri Pangan dengan
melibatkan sektor terkait dan mengalokasikan
anggaran daerah serta menggalang sumber-
sumber dana masyarakat yang memada
44
45

Anda mungkin juga menyukai