Anda di halaman 1dari 19

KEJAHATAN KERAH PUTIH

PENCEGAHAN DAN
PENDETEKSIAN II

KELOMPOK 6
NAMA ANGGOTA :

1. Dinda Puspita Sari   (2015310257)


2. Novita Indah Nur Saraswati (2015310322)
3. Ewanda Larasati (2015310346)
4. Corina Rufaidah (2015310390)
5. Aisyah Izdihar Aviani (2015310489)
4. Pencegahan Kejahatan Kerah Putih
4.1 Segitiga Kejahatan Kerah Putih (Fraud Traingle)

1. TEKANAN (PRESSURE)

TEKANAN T E K A N A N YA N G
TEKANAN TEKANAN LAIN
KELEMAHAN B E R K A I TA N
KEUANGAN
MORAL DENGAN
PEKERJAAN

DINDA 257 2
2. PELUANG (OPPORTUNITY) 3 . P E M B E N A R A N ( R AT I O N A L I Z AT I O N )
Faktor faktornya : Hampir semua kejahatan kerajahatan kerah
 langkahnya pengawasan yang mencegah dan putih melibatkan unsur,Pembenaran, yang
mendeteksi perilaku kejahatan kera putih pada awalnya adalah bukan pelaku berbagai
 Ketidakmampuan untuk memutuskan kualitas kejahatan lainnya
kinerja
 Kegagalan untuk mendisiplinkan pelaku
kejahatan kerah putih
 Langkahnya akses informasi
 Ketidaktahuan, sikap apatis, atau tidak mampu
 Langkahnya tindakan pemeriksaan

DINDA 257 3
4.2 Pencegahan Kejahatan Kerah Putih
1. Menciptakan budaya kejujuran,
keterbukaan, serta sikap saling 2.Menghilangkan peluang terjadinya
membantu kejahatan kerah putih
Faktor-faktornya : Terdapat lima metode :
a. Menerima karyawan jujur serta memberikan pelatihan a. Memiliki sistem pengendalian atau pengawasan
kesadaran akan kejahatan kerah putih. internal yang baik.
b. Menciptakan lingkungan kerja yang positif. b. Mencegah kolusi antara karyawan dan konsumen, atau
c. Memberikan proram asistensi karyawan (employee pemasok, serta memberikan informasi kepada pemasok
assistance program-EAP) dan pihak lain tentang kebijakan perusahaan melawan
kejahatan kerah putih.
c. Memantau para karyawan dan manajemen serta
memberikan hotline (sistem wistle blower) tanpa
mengungkap nama.
d. Menciptakan ekspektasi akan hukuman.
e. Melaksanakan pemeriksaan atau audit yang efektif.

NOVITA 322 4
5. PENDEKTESIAN KEJAHATAN KERAH PUTIH
51. Gejala- gejala kejahatan kerah putih

1 4
A N O M A L I A K U N TA N S I G AYA H I D U P YA N G M E WA H

2 5
PENGENDALIAN P E R I L A K U YA N G T I D A K
I N T E R N A L YA N G L E M A H S E WA J A R N YA

3 6
ANOMALI ANALISIS LAPORAN DAN KELUHAN

EWANDA 346 5
Tahap Analistis 1 PEMAHAMAN BISNIS

2 Identifikasi Kemungkinan Terjadinya


Kejahatan Kerah Putih

5 . 2 M E N D E T E K S I K E J A H ATA N Katalogisasi Kemungkinan


KERAH PUTIH 3 Gejala” Kejahatan Kerah Putih
Model Pendeteksian Kejahatan
Teknologi Menggunakan teknologi untuk
Kerah Putih 4 mendapatkan data tentang gejala-
gejala

5 MENGANALISIS HASIL

Tahap Investigasi
6 MELAKUKAN INVESTIGASI GEJALA 6
CORINA 390
6. PERAN AKUNTAN DALAM MENDETEKSI
KEJAHATAN KERAH PUTIH

Peran akuntan dalam ikut serta melakukan kejahatan kerah putih tercermin dalam survei yang
dilakukan oleh Gllup, 2005 melakukan penelitian untuk memperingkatkan standar kejujuran
dan etika dari dua puluh satu (21) profesi di USA. Sebenarnya tanggung jawab akuntan,
khususnya auditor dalam mendeteksi kejahatan kerah putih sudah diatur dalam Standar
Auditing (SA) yang dikeluarkan oleh IAI Kompartemen Akuntan Publik, 2001. SA seksi 110
menyatakan :
“Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh
keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang
disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan.”

AISYAH 489 7
Perkembangan saat ini

SAS no 99 menjelaskan bahwa auditor yang memeriksa laporan keuangan harus melaksanakan
tanggug jawabnya terhadap kecurangan atau kejahatan kerah putih:
• Memahami penyebab dan tanda-tanda dari kecurangan atau kejahatan kerah putih
• Melakukan penilaian atas risiko-risiko dari salah saji yang material dari laporan keuangan
yang disebabkan oleh kecuranagn
• Memiliki tingkat skeptisme profesioanal yang memadai, yag beranggapan bahwa manajemen
tidak jujur

AISYAH 489 8
7. IMPLEMENTASI PENCEGAHAN DAN
PENDETEKSIAN KEJAHATAN KERAH PUTIH
Implementasi pencagahan dan pendeteksian kerah putih berdasarkan riset dan kajian di berbagai negara :
1. Berdasarkan Schnatterly 2003
Peningkatan pencegahan dan pendeteksian kejahatan kerah putih dapat meningkatkan nilai perusahaan. Karena
kejahatan kerah putih dapat merugikan perusahaan sampai 1-6% dari nilai penjualan selama satu tahun.
2. Berdasarkan Bressler 2009
Tindakan pencegahan dan pendeteksian kejahatan kerah putih merupakan tindakan yang murah untuk mengurangi
terjadinya kejahatan kerah putih.
3. Berdasarkan Kassem and Higson 2012
Menurut kassem and higson 2012 dalam the new fraud triangle kemampuan pelaku kejahatan kerah putih melakukan
perbuatannya ditentukan oleh adanya peluang, integritas pribadi serta motivasi untuk melakukan

AISYAH 489 9
KESIMPULAN

Kejahatan kerahputih saat ini maupun di waktu yang akan datang diperkirakan akan semakin meningkat.
Selain korupsi, dan penyalahgunaan kekayaan organisasi, bentuk lain dari kejahatan kerah putih yang sangat
merugikan adalah kecurangan laporan keuangan. Keberadaan laporan keuangan yang curang ini tifdak
terlepas dari peran langsung atau tidak langsung dari akuntan. Langkah untuk mencegah terjadinya kejahatan
kerahputih adalah dengan mencipyakan kejujuran, keterbukaan, serta sikap saling membantu dan
menghilangkan peluang terjadinya kejahatan kerah putih

AISYAH 489 10
KASUS
M E N C E G A H K E J A H ATA N
KERAH PUTIH MELALUI
PENDIDIKAN : KASUS DI
INDONESIA

11
Latar Belakang

Association of Certified Fraud Examiner (ACFE) dalam Fraud Examiners Manual 2011
menjelaskan bahwa penipuan (white collar crime) terdiri dari korupsi, penyelewengan aset, dan
pernyataan curang. Kurangnya pengawasan akan korupsi dijadikan kesempatan bagi pihak-
pihak yang ingin memperkaya diri. Meningkatkan fungsi pengawasan internal di pemerintahan
serta audit eksternal untuk mendeteksi terjadinya korupsi.

12
Tujuan
Diharapkan pendidikan antikorupsi akan menjadi bagian penting dari pencegahan korupsi di
Indonesia. Anti-korupsi dapat menjadi budaya akademik yang baik membangun karakter anti-
korupsi di Indonesia.

Kajian Literatur
Pemberantasan korupsi di Indonesia belum menunjukan keberhasilannya. Hal ini terlihat dari
masih banyaknya kasus korupsi yang belum terungkap. Saat ini upaya pemberantasan korupsi
di Indonesia menitikberatkan pada aspek pendeteksian. Proses pembelajaran menjadi salah satu
faktor penting sebagai upaya untuk mengurangi budaya korupsi di Indonesia.

13
Kesimpulan

Di masa depan, memberantas korupsi selain deteksi, pemberantasan melalui pencegahan lebih
penting. Pencegahan korupsi perlu ditekankan dalam aspek pendidikan, terutama nilai-nilai
pembelajaran dalam pendidikan tinggi.

14
Saran
1 Kurangnya pengawasan pada kasus korupsi yang akhirnya membuka suatu peluang emas
yang dipergunakan secara tidak bijak oleh para pihak-pihak yang ingin memperkaya dirinya
sendiri. Sehingga, hal tersebut apabila dilakukan dapat diberikan sanksi ataupun hukuman
yang berat yang dapat membuat orang yang bersangkutan maupun orang lain jera untuk
melakukan tindakan korupsi tersebut.
2. Diadakannya program pembelajaran pada sekolah-sekolah maupun pada perguruan tinggi
mengenai kesadaran diri akan nilai-nilai yang menjadi salah satu upaya dalam mengurangi
budaya korupsi yang terjadi di Indonesia. Agar tidak hanya mengedepankan kompetensi atau
hardskill saja namun juga, softskill pun merupakan suatu bagian hal penting yang harus
diperhatikan.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 15


THANK YOU!
ANY QUESTIONS?
SESI 1

The Power of PowerPoint | thepopp.com 17


SESI 2

The Power of PowerPoint | thepopp.com 18


SESI 3

The Power of PowerPoint | thepopp.com 19

Anda mungkin juga menyukai