Anda di halaman 1dari 44

PENGUKURAN MASSA

&
KALIBRASI
TIMBANGAN
PENDAHULUAN
DEFINISI:
MASSA
Massa didefinisikan sebagai : jumlah materi yang
terkandung dalam suatu benda

Massa sesungguhnya
Adalah massa yang dibandingkan terhadap standard
massa internasional dalam ruang vakum udara
Massa Convensional ( mc )
Adalah massa yang didefinisikan sebagai berikut :
Jika massa acuan ( m ) yang densitasnya 8000 kg/m3 berada
dalam udara yang densitasnya 1,2 kg/m3 dan suhu 20° C dalam
keadaan setimbang, maka massa acuan ini merupakan massa
konvensional. Massa convensional dihitung dengan rumus :

ρ – 1,2 kg/m3
mc = m --------------------
1,2
( 1 - ----- ) ρ
8000
GAYA (Force)
Gaya adalah hasil perkalian antara massa dan percepatan

F=m.a ( HK Newton II )

BERAT (Weight)
Berat adalah hasil perkalian antara massa dan percepatan gravitasi

W=m.g

dengan F = gaya (force)


m = massa
a = percepatan
g = percepatan gravitasi
DEFINISI
Kilogram adalah satuan massa dan didefinisikan sebagai massa kilogram prototip
internasional yang berbentuk silinder terbuat dari 90% Platinum dan 10% Iridium
dengan ukuran diameter 39mm , tinggi 39 mm dan nilai densitas sekitar 21,5 g/cm3 .

ANAK TIMBANGAN (WEIGHTS)


Menurut metrologi legal, anak timbangan dibagi atas kelas : E1, E2, F1, F2, M1, M2,
M3 sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh OIML (Organisasi Internasional Metrologi
Legal) yang masing-masing kelas mempunyai toleransi sesuai dengan ketelitiannya.
Nilai massa yang tertera pada anak timbangan sebagai nilai nominalnya adalah nilai
massa konvensional dan bukan nilai massa sesungguhnya ( massa absolut ).

PERSYARATAN ANAK TIMBANGAN


Beberapa persyaratan anak timbangan menurut peraturan OIML adalah :
1.Bentuk
2.Material
3.Finishing
4.Permukaan
5.Kebersihan
STANDAR MASSA
SEJARAH:
Pada tahun 1790 untuk pertama kalinya ditetapkan massa
1 liter air destilasi pada suhu 4⁰ C sebagai massa absolut 1
kg.
Untuk penggunaan praktis pada tahun 1799 ditetapkan
silinder yang terbuat dari platinum yang massanya sama
dengan massa 1 liter air destilasi sebagai standar massa 1
kg.
Sejak tahun 1889 hingga kini, ditetapkan 1 kg massa

adalah massa dari kilogram prototip internasional.


METODE PENGUKURAN MASSA
1. Metode Transposisi ( Metode Gauss )
Yaitu suatu metode yang berlaku hanya pada
timbangan sama lengan, dimana sampel (benda
yang akan ditimbang) dan “weights” untuk
kompensasinya dipertukarkan posisinya pada
“pan” dan hasilnya dibandingkan.

2. Metode Substitusi ( Metode Borda )


Yaitu metode yang digunakan pada kebanyakan
timbangan, dimana sample dan “weights” yang
massanya sama dibandingkan terhadap beban
TARA.
PENGARUH FISIK
1. Suhu
2. Kelembaban relatif
3. Elektrostatik
4. Magnetik
5. Bouyancy
6. Gravitasi
1. Suhu
Pengaruh suhu dapat merubah penunjukan timbangan secara kontinu
dalam satu arah
2. Kelembaban relatif
Berat sampel akan berubah naik turun
3. Elektrostatik
Wadah penimbang akan berubah-ubah beratnya setiap kali ditimbang.
Sehingga penunjukan timbangan tidak stabil.
4. Magnetik
Tergantung pada posisi sampel pada “pan”. Sampel dapat berubah
beratnya sehingga nilai “reproducibility” akan jelek.
5. Bouyancy
Karena sampel ditimbang dalam udara, maka nilainya akan berbeda
jika ditimbang dalam vakum udara (prinsip Archimedes)
6. Gravitasi
Penunjukan timbangan akan berubah jika penimbangan dilakukan 10
m lebih tinggi.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM PROSES
MENGUKUR MASSA ( menimbang )
1.Timbangan
Timbangan yang memiliki resolusi tinggi memerlukan operator yang
kompeten dan berpengalaman. Karakteristik timbangan akan tergantung
pada kualitas timbangan yang akan mempengaruhi hasil penimbangan.
2. Standar massa
Nilainya harus konstan, oleh karena itu diperlukan pemeliharaan yang baik,
agar nilainya tidak berubah
3. Metode / proses penimbangan
Metode penimbangan akan mempengaruhi hasil penimbangan. Kesalahan
akibat panjang lengan yang tidak sama akan diatasi dengan menggunakan
metode Borda.
4. Kondisi lingkungan (ambient)
Variasi suhu, tekanan atmosfer, kelembaban relatif, kemurnian dan
komposisi udara akan mempengaruhi hasil penimbangan.
5. Efek Bouyancy
Nilai yang ditunjukkan oleh timbangan belum termasuk koreksi terhadap
efek Bouyancy yang selalu ada dan perlu dikoreksi jika sesuai.
REKOMENDASI LOKASI PENEMPATAN TIMBANGAN
1. Meja timbangan
Hindarkan dari gangguan getaran pada meja timbangan.
Sebaiknya tidak terbuat dari logam (non magnetik)
Terletak di lantai atau dinding, hindari sumber getaran
2. Ruang kerja
Terlindung dari sumber getaran
Hanya memiliki satu pintu
Hindari cahaya matahari langsung
Sebaiknya timbangan diletakkan pada sudut ruangan
3. Suhu ruang
Suhu ruang harus dijaga konstan, dan cegah drift suhu
4. Kelembaban relatif
Kelembaban relatif harus dijaga antara 45% dan 60%
5. Penerangan
Sumber cahaya harus berjarak cukup dengan meja timbangan untuk mencegah radiasi
suhu, terutama dari bola lampu
6. Udara
Jangan menimbang dekat pintu
Hindarkan sumber-sumber yang menimbulkan angin
Jangan menimbang dekat ac atau kipas angin
REKOMENDASI DALAM PEMAKAIAN TIMBANGAN
1. Leveling
Periksa waterpas (level indikator) pada timbangan, harus datar.
2. Proteksi terhadap angin
Hindarkan dari turbulensi udara dan perubahan suhu
3. Set ON
Timbangan harus selalu dihubungkan ke jala-jala listrik dan di-set ON
4. Wadah menimbang
Gunakan wadah sekecil mungkin. Hindarkan wadah yang terbuat dari plastik dan
kelembaban di bawah 30%.
5. Daun timbangan (pan)
Usahakan sampel selalu ditimbang pada posisi di tengah “pan”
6. Pembacaan timbangan
Periksa bahwa timbangan menunjuk NOL pada saat mulai menimbang dan
lakukan tara bila perlu
7. Kalibrasi timbangan
Lakukan kalibrasi timbangan secara rutin
8. Pemeriksaan timbangan
Jagalah kebersihan timbangan, hanya wadah yang bersih boleh digunakan.
TIMBANGAN
Timbangan adalah alat ukur untuk menentukan
nilai massa suatu benda /materi.
Macam-macam timbangan:
Pada dasarnya timbangan terbagi atas:
1. Timbangan sama lengan (double pan)
2. Timbangan analitik
3. Timbangan elektromagnetik
1.TIMBANGAN SAMA LENGAN
Timbangan ini disebut juga timbangan “equal arm” karena memiliki 2
lengan yang sama panjang dan 2 “pan” atau piringan yang sama

2. TIMBANGAN ANALITIK (single pan)


Timbangan ini dibagi atas :
a.Timbangan top loading
b.Timbangan analitik

Pada timbangan analitik, dimana beban/benda yang akan ditimbang


tergantung pada lengan timbangan. Sedangkan pada timbangan top
loading, piringan / pan didukung di atas penyangga yang paralel. Kedua
timbangan ini memiliki massa “built in”.
3. TIMBANGAN ELEKTROMAGNETIK
-Pada dasarnya timbangan jenis ini adalah mengukur gaya
gravitasi total atau berat.
-Konstruksinya pada umumnya adalah “top loading”.
- Prinsip kerja timbangan ini sbb:
-Bila ada beban pada “pan” maka posisi pan akan turun dan
menyebabkan terjadinya perubahan arus listrik pada coil. -----
Gaya magnit akan mengembangkan posisi “pan”.
- Akibatnya terjadi arus kompensasi yang diukur dan dibaca pada
meter digital.
 
KLASIFIKASI TIMBANGAN
 
TIMBANGAN KETELITIAN KELAS I ,
adalah timbangan khusus dengan lebih dari 50000
skala divisi. Dimana nilai g harus diperhitungkan.
 
TIMBANGAN KETELITIAN KELAS II
adalah timbangan dengan ketelitian tinggi, dan
TIMBANGAN KETELITIAN KELAS III
Adalah timbangan yang digunakan untuk timbangan
komersil
TIMBANGAN KELAS IIII adalah timbangan dengan
kapasitas tinggi dengan skala divisi hingga 1000.
STANDAR ACUAN MASSA

Standar acuan yang digunakan untuk


mengkalibrasi timbangan analitik adalah anak
timbangan standar yang memiliki ketelitian lebih
tinggi dari ketelitian timbangan. Anak timbangan
standar tersebut memiliki kelas sesuai
persyaratan OIML sebagai berikut:
Kelas E1, E2, F1, F2, M1, M2, M3
TOLERANSI ANAK TIMBANGAN
KALIBRASI TIMBANGAN
DEFINISI
1 Repeatability of reading
Ialah kemampuan ulang penunjukan timbangan dari pengukuran yang berulang
untuk besaran yang sama yang dilakukan oleh orang yang sama dengan metode /
prosedur yang sama dalam interval waktu yang relatif singkat. Hal ini
menunjukkan seberapa jauh penunjukan timbangan konsisten. Biasanya dinyatakan
dengan nilai deviasi standar yang diperoleh dari satu seri pembacaan berulang .
Repeatability of reading diukur dengan lebih dari satu beban.

2 Departure from nominal scale value


Ialah penyimpangan penunjukan timbangan dari nilai skala nominal.

3 Effect of “off centre loading”


Ialah pengaruh tidak sentrisnya letak benda yang akan ditimbang pada pan
timbangan.
4 Effect of tara
Ialah pengaruh sistem tara pada timbangan yang memungkinkan timbulnya
perbedaan penunjukan timbangan.
5 Built in mass
Beban yang ada di dalam timbangan yang digunakan sebagai beban standar
PROSEDUR KALIBRASI
TIMBANGAN ANALITIK

 
 1. Nilai Skala (Scale value)
  
 Dilakukan dengan menggunakan Massa standar sebesar
kapasitas maksimum timbangan.
 Contoh Massa standar M = 1200,009 g Sedangkan kapasitas
maksimum timbangan = 1200 g
 Baca titik NOL timbangan (z1)
 Letakkan Massa standar dan baca timbangan (m1)
 Angkat dan letakkan kembali Massa standar pada pan dan
baca timbangan (m2)
 Ambil Massa standar dari timbangan dan baca titik NOL (z2)
 Hitung koreksi ( K) = M – ( m rata rata – z rata rata)
. Contoh: Pengukuran nilai skala nominal
Massa anak timbangan standar ( M) =1200,009 g
Koreksi = M – ( m-z ) = 1200,009 – (1200,006 -0 ) =0,003 g

m = m rata-rata

z = z rata-rata

Beban pada “pan” Pembacaan skala

0 z1=0,000 g

M m1= 1200,006 g

M m2=1200,006 g

0 z2=0,000 g
2. Departure from nominal value .
  
 Dilakukan dengan mengkalibrasi 10 titik ukur sepanjang rentang
maksimum.
 Baca titik nol ( z1)
 Letakkan anak timbangan standar M dan baca ( m1)
 Angkat anak timbangan standar M dan Letakkan kembali dan baca
(m2)
 Angkat anak timbangan standar dan baca titik nol (z2 )
 Letakkan anak timbangan standar 2M dan baca ( m1)
 Angkat anak timbangan standar 2M dan Letakkan kembali dan baca
(m2)
 Angkat anak timbangan standar 2M dan baca titik nol (z2 )
 Ulangi untuk 3M, 4M dst dengan langkah yang sama hingga kapasitas
maksimum timbangan ( 10M)
 Hitung Koreksi timbangan dengan rumus : Ki = Mi – ( mi - zi) 
 Massa M harus memiliki ketidakpastian < dari RESOLUSI. TIMBANGAN
.

Beban Pembacaan Pembacaan Perbedaan Koreksi =


Rata-rata Pembacaan Massa M –
Perbedaan
Pembacaan
g g g g g
0 0,000
M 1200,001 0,0000
M 120,0003 1200,002 1200,002 0
0 0,000
2M 2400,002 0,0015
2M 2400,003 2400,0025 2400,001 ?
0 0,0001
3M ?
3M ?
0
4M
4M
0
5M
dst
10 M
3. MAMPU ULANG PEMBACAAN (REPEATABILITY OF READING )

 Repeatability of Reading menunjukkan konsistensi timbangan dalam penunjukannya


yang dinayatakan dalam standar deviasi.
 Dihitung dari 1 seri pengukuran berulang. Biasanya diukur lebih dari satu
beban.Pembacaan NOL dan pembacaan dengan adanya beban diukur.

Kalibrasi repeatibility of reading :


Repeatability of reading dikalibrasi dengan anak timbangan standar yang
massanya sekitar setengah kapasitas maksimum dan kapasitas maksimum
timbangan.

Cara kalibrasi :
a. Timbangan di-ON-kan dan catat penunjukan timbangan ( zi )
b. Letakkan anak timbangan standar pada pan timbangan dan catat penunjukan
timbangan (
mi)
c. Angkat mi dan catat (z2)
d. Ulangi langkah a hingga b sehingga n ≥ 10
Standard deviasi dihitung menurut rumus :
σ = [ ∑ ( ri – r rata-rata )² / ( n-1) ]1/2 ri = mi-zi
σ = standar deviasi
mi = penunjukan timbangan ke i dengan beban
zi = penunjukan timbangan ke i tanpa beban
ri = nilai penunjukan timbangan ke i.
Jumlah pembacaan ( n ) minimal 10 x

Dalam hal ini timbangan tidak perlu di NOL kan selama


pengukuran. Pengukuran dapat dilakukan pada titik-titik ukur
dekat NOL , ½ kapasitas maksimum dan kapasitas maksimum
timbangan. Standar massa yang digunakan .kelas F
Akurasi timbangan elektronik biasanya sama dengan nilai
resolusi atau lebih baik. Biasanya nilai standard deviasi 1/3
dari nilai resolusi.
Contoh : Pengukuran Repeatability of reading
( mampu ulang pembacaan ) M=1000 g

N BEBAN PEMBACAAN PERBEDAAN


O (mi - z i )
1 0 z1 =0 r1=999.994
M m1=999.994
2 0 z2=0 r2=999.990
M m2=999.990
3 0 z3=0 r3=9999.993
M m3=999.993
4 0 z4=0 r4=999.990
M m4=999.990
5 0 z5=0 r5=999.994
M m5=999.994
6 0 z6=0 r6=999.997
M m6=999.997
7 0 z7=0 r7=999.990
M m7=999.990
8 0 z8=0 r8=999.996
M m8=999.996
9 0 z9=0 r9=999.990
M m9=999.990
10 0 z10=0 r10=999.986
MHitung nilai standar deviasi = ........
m10=999.986
4. EFEK OFF CENTER LOADING
 Pengujian ini dilakukan dengan meletakkan Massa
standard pada centre pan dan kemudian pindahkan ke
posisi Muka, Belakang, Kiri dan Kanan.

 Catat penunjukan tiap posisi.

 Massa standard yang digunakan adalah : 1/3 atau ½


dari kapasitas maksimum timbangan.. Misal kapasitas
timbangan 1200 g , maka gunakan Massa standar 500 g
Contoh : Efek off centre
Massa pada “ pan” = 500 g
Perbedaan maksimum = 0,006 g

Kiri Kanan Tengah Depan Belakang

0,003 g 0,003 g 0,000 g 0,003 g 0,006 g


5. EFEK TARA
Effek TARA dikalibrasi dengan mengamati penunjukan timbangan dengan
fasilitas tara dan bandingkan dengan penunjukan timbangan tanpa fasilitas
tara dengan menggunakan anak timbangan standar yang nilainya sama dengan
nilai skala.

Caranya :
Tanpa TARA.
a. Set titik NOL timbangan ( z1 )
b. Letakkan anak timbangan standar M dan baca timbangan (m1)
c. Angkat dan letakkan kembali anak timbangan M dan baca (m2)
d. Angkat anak timbangan dan baca ( z2)
Dengan TARA.
a. Set titik NOL timbangan ( z1)
b. Letakkan anak timbangan pada pan sesuai dengan kapasitas maksimum TARA
kemudian nol-kan timbangan dengan sistem TARA.(z1)
b. Letakkan anak timbangan standar M dan baca penunjukan timbangan.(m1)
c. Angkat dan letakkan kembali anak timbangan M , dan baca ( m2 )
d. Angkat anak timbangan M dan baca titik ( z2 )
e. Hitung perbedaan antara penunjukan timbangan dengan sistem TARA dan
penunjukan dengan tanpa sistem TARA.
.
Pengukuran Efek Tara
Anak timbangan yang digunakan sesuai TARA = 100 g
Anak timbangan yang digunakan M =1000 g
m= rata-rata (m1 dan m2)
z = rata-rata (z1 dan z2 )

M = 1000g z1 m1 m2 z2 m-z
Rata-rata

Tanpa TARA 0,000 1000,000g 1000,000 g 0,000 1000,000 g

dengan TARA 0,000 998,997 998,998 0,000 998,9975 g

Perbedaan 1,0025 g
6. HYSTERESIS
 
 Timbangan yang disetel dengan baik akan menunjukkan histeresis 1
digit.. Pengukuran histeresis hanya dilakukan beberapa kali
sepanjang umur timbangan.
 Prosedur sbb:
 NOL kan timbangan ( zi)
 Letakkan massa M ( ½ kapasitas rentang ) dan baca timbangan (m1)
 Tambahkan masa extra hingga mendekati rentang maksimum.
 Ambil massa extra dan baca timbangan
 Ambil massa M dan baca titik NOL
 Ulangi 3 kali dan hitung nilai rata-rata ( m1-m2) dan ( z1-z2) dan
ini merupakan nilai hysteresis timbangan
CONTOH: Pengukuran Histeresis

M nominal = 500 g
M1 nominal = 200 g
Histeresis = m1 rata2 – m2 rata2 = 0,013 g

Beban Ke 1 Ke 2 Ke 3 Rata-rata

0 z1 0,000 0,00000 0,000

M m1 500,025 500,035 500,020 500,027

M + M’ 700,935 700,940 700,930

M m2 500,040 500,045 500,035 500,040

0 z2 - 0,002 0,003 0,000


CONTOH :
LAPORAN KALIBRASI TIMBANGAN ELEKTRONIK

DATA TIMBANGAN
 Pabrik : Mettler
 Kapasitas : 1200 g
 Tipe : Top Loading / analitik
 Model : P 1200
 No Seri : 13254
 Resolusi / diskriminasi : 0,001 g
 DATA KALIBRASI
 
1. NILAI SKALA ( SCALE VALUE)
 Massa standar M = 1200,009 g ( Nilai kalibrasi )
 
 BebanPembacaan timbangan
 NOL z1=0,000
 M m1=1200,006 g
 M m2=1200,006 g
 NOL z2=0,000

 KOREKSI = M – (m-z) = . 0.003 g m=rata-rata m1 dan m2


   z= rata-rata z1 dan z2
2. REPEATABILITY OF READING
 
 Pembacaan Standar deviasi Selisih Maks antar
 pembacaan

 500 g 0,003 g 0
 1000 g 0,003 g 0,01 g
3. DEPARTURE FROM NOMINAL VALUE
  
 Pembacaan Koreksi Ketidakpastian
  
 100 g 0
 200 g -0,01
 300 g -0,01
 400 g -0,02
 500 g -0,02
 600 g -0,03 0,01
 700 g -0,03
 800 g -0,04
 900 g -0,04
 1000 g -0,05
 1100 g -0,05
4. Off CENTRE LOADING
  
 Massa 500 g digunakan untuk menguji off centre loading
  
 
 CENTRE FRONT BACK RIGHT LEFT BEDA MAKS
0,000 0,003 0,006 0,003 0,003 0,006
 

5. HYSTERESIS
  
 Load = 500 g dan 200 g Histeresis < 0,013 g
 
 LIMITof PERFORMANCE = ± 0,06 g
 UNCERTAINTY PENIMBANGAN = ± 0,014 g
 
 AKURASI
 95% dari hasil penimbangan akurat ± 0,014 g
VIELEN DANK
TERIMA KASIH

   


 
SEKIAN

44

Anda mungkin juga menyukai