Barzah berarti sesuatu yang terletak di antara dua barang atau penghalang.
Pada masa itu ruh manusia sudah menyadari akan kebenaran janji-janji Allah
Mereka merasakan siksa, juga nikmat, maka Rasulullah saw mengajarkan doa
berlindung dari adzab kubur
Barzakh (Bahasa Arab) adalah alam kubur yang membatasi antara dunia dan
akhirat. Barzakh menjadi tempat persinggahan sementara jasad makhluk
sampai dibangkitkannya pada hari kiamat. Penghuni barzakh berada ditepi
dunia (masa lalu) dan akhirat (masa depan). Menurut syariat Islam dialam
Barzakh ini, sang mayat akan bertemu dengan para Malaikat Munkar dan
Nakir.
Masih bisa ditolong kah??
Shirâth secara etimologi bermakna jalan lurus yang terang . Adapun menurut istilah, yaitu
jembatan terbentang di atas neraka Jahannam yang akan dilewati oleh manusia ketika
menuju Surga
Dalil : Q.S Maryam:71
Hadits :َر ُ َسولا هَّلل ِ َو َما ا ْل َج ُرْس قَ ا َ ل َنْي َظ هْ َ ْريهَج َ مَّنَ قُ لْ َنا اَي َمُث َّ ي ُ ْؤ ىَت اِب ْل َج ِرْس فَ ُي ْج َعُ بل
هَا َش ْو َك ٌة ُع َق ْي َفا ُء تَ ُك ُونِب َن ْج ٍد ي ُ َاق ُ لَل هَ ا َ يب َح َس َك ٌة ُم َفلْ َط َح ٌة ل ِ ُل َو َ َم ْد َح َ ٌةض َم ِزةَّل ٌ عَلَ ْي ِه َخ َطا ُِط
يفواَلَك
ا ل َّس ْع دَ اُ ن
Kemudian didatangkan jembatan lalu dibentangkan di atas permukaan neraka Jahannam.
Kami (para Sahabat) bertanya: “Wahai Rasûlullâh, bagaimana (bentuk) jembatan itu?”. Jawab
beliau, “Llicin (lagi) mengelincirkan. Di atasnya terdapat besi-besi pengait dan kawat berduri
yang ujungnya bengkok, ia bagaikan pohon berduri di Najd, dikenal dengan pohon Sa’dân …”
[Muttafaqun ‘alaih]
ون َأ َّو َل ُ
ُ َف
ك َأ َ ول اهَّلل ِ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل ُ َويُرْض َ ُب ِجرْس ُ هَج َ مَّن َ قَا َل َر ُس
يب ِمثْ ُل َش ْو ِك ُ َم ْن جُي ِ ُزي َو ُدعَا ُء ُّالر ُس ِل ي َ ْو َمِئ ٍذ اللَّهُ َّم َسمِّل ْ َسمِّل ْ َو ِب ِه اَلَك ِل
ال َّس ْعدَ ِان َأ َما َرَأيْمُت ْ َش ْو َك ال َّس ْعدَ ِان قَالُوا بَىَل اَي َر ُسو َل اهَّلل ِ قَا َل فَ هَّن َا
َرْي َأ اَل مَل َ ِ َ ِ اَّل َ َ ِإ
ِمثْ ُل َش ْو ِك ال َّس ْعدَ ِان غ َ هَّن َا ي َ ْع ُ ق ْد َر عظمهَا اهَّلل ُ فتَخْط ُف
ِإ
النَّ َاس ِبَأمْع َ ا ِله ِْم رواه البخاري
Dan dibentangkanlah jembatan Jahannam. Akulah orang pertama yang
melewatinya. Doa para rasul pada saat itu: “Ya Allâh, selamatkanlah,
selamatkanlah”. Pada shirâth itu, terdapat pencangkok-pencangkok seperti
duri pohon Sa’dân. Pernahkah kalian melihatnya?” Para Sahabat menjawab,
“Pernah, wahai Rasûlullâh. Maka ia seperti duri pohon Sa’dân, tiada yang
mengetahui ukuran besarnya kecuali Allâh. Maka ia mencangkok manusia
sesuai dengan amalan mereka”. [HR. al-Bukhâri]
Kondisi manusia dalam melewainya
ِ ّ الْ ُمْؤ ِم ُن عَلَهْي َا اَك َّلط ْر ِف َواَك لْرَب ْ ِق َواَك ّ ِلر ِحي َوَأَك َجا ِوي ِد الْ َخ ْي ِل َو
ٌ الراَك ِب فَنَاجٍ ُم َسمَّل
وش َو َم ْكدُ ٌوس يِف اَن ِر هَج َ مَّن َ َحىَّت ي َ ُم َّر آ ِخ ُرمُه ْ ي ُْس َح ُب حَس ْ ًبا
ٌ َُواَن جٍ َمخْد
)( متفق عليه
Orang Mukmin (berada) di atasnya (shirâth), ada yang secepat kedipan mata,
ada yang secepat kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat kuda yang
amat kencang berlari, dan ada yang secepat pengendara. Maka ada yang
selamat setelah tertatih-tatih dan ada pula yang dilemparkan ke dalam
neraka. Mereka yang paling terakhir merangkak secara pelan-pelan”.
[Muttafaqun ‘alaih]
)َو ِمهْن ُ ْم خُي َ ْر َد ُل مُث َّ ي َ ْن ُجو( متفق عليه ِ فَ ِمهْن ُ ْم َم ْن يُ ْوب َ ُق ِب َع َمهِل
Di antara mereka ada yang binasa disebabkan amalannya, dan di antara
mereka ada yang tergelincir namun kemudian ia selamat [Muttafaqun ‘alaih]