DAERAH
Farakhan Muhammad
Dasar Hukum Pajak daerah
Undang-undang (UU) Nomor 28 Tahun 2009 mengenai Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Dicabut dengan :
a. UU No. 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah
Diubah dengan :
UU 34 2000 PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 18 TAHUN 1997
TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
Mencabut :
a. UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Peraturan Pajak daerah
Mencabut :
a. PP No. 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah Yang Dipungut
Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah Atau Dibayar Sendiri Oleh
Wajib Pajak
PENGERTIAN PAJAK DAERAH
Hiburan adalah semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan, dan/atau keramaian yang
dinikmati dengan dipungut bayaran. (Pasal 1 ayat 25 UU PDRD)
Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. (Pasal 1 ayat 24 UU PDRD)
Objek Pajak Hiburan adalah jasa penyelenggaraan Hiburan dengan dipungut bayaran.
(Pasal 42 ayat 1 UU PDRD)
Subjek Pajak Hiburan adalah orang pribadi atau Badan yang menikmati Hiburan.
(Pasal 43 ayat 1 UU PDRD)
Wajib Pajak Hiburan adalah orang pribadi atau Badan yang menyelenggarakan Hiburan.
(Pasal 43 ayat 2 UU PDRD)
Pajak Reklame
Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya
dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau
untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan, yang dapat
dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum. (Pasal 1 ayat 27 UU
PDRD)
Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame
(Pasal 1 ayat 26 UU PDRD)
Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan Reklame. (Pasal 47 ayat 1 UU PDRD)
Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan Reklame.
(Pasal 48 ayat 1 UU PDRD)
Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau Badan yang menyelenggarakan Reklame.
(Pasal 48 ayat 2 UU PDRD)
Pajak Penerangan Jalan
Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik yang
dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain. (Pasal 1 ayat 28 UU
PDRD)
Objek Pajak Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga listrik, baik yang
dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain (Pasal 52 ayat 1 UU
PDRD)
Subjek Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau Badan yang dapat
menggunakan tenaga listrik. (Pasal 53 ayat 1 UU PDRD)
Wajib Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau Badan yang
menggunakan tenaga listrik.
(Pasal 53 ayat 2 UU PDRD)
DPP: Nilai jual tenaga listrik
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah mineral bukan logam dan batuan sebagaimana
dimaksud di dalam peraturan perundang-undangan di bidang mineral dan batubara.
(Pasal 1 ayat 30 UU PDRD)
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas kegiatan pengambilan mineral
bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di dalam dan/atau permukaan bumi
untuk dimanfaatkan. (Pasal 1 ayat 29 UU PDRD)
Objek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah kegiatan pengambilan Mineral
Bukan Logam dan Batuan (Pasal 57 ayat 1 UU PDRD)
Subjek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah orang pribadi atau Badan yang
dapat mengambil Mineral Bukan Logam dan Batuan. Batuan (Pasal 58 ayat 1 UU PDRD)
Wajib Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah orang pribadi atau Badan yang
mengambil Mineral Bukan Logam dan Batuan. (Pasal 58 ayat 2 UU PDRD)
DPP: harga dasar dikali kubikasi (nilai jual minerba) dikali tarif
Pajak Parkir
Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara.
(Pasal 1 ayat 32 UU PDRD)
Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang
disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha,
termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor. (Pasal 1 ayat 31 UU PDRD)
Objek Pajak Parkir adalah penyelenggaraan tempat Parkir di luar badan jalan, baik yang
disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha,
termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor. (Pasal 62 ayat 1 UU PDRD)
Subjek Pajak Parkir adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan parkir kendaraan
bermotor.
(Pasal 63 ayat 1 UU PDRD)
Wajib Pajak Parkir adalah orang pribadi atau Badan yang menyelenggarakan tempat Parkir.
(Pasal 63 ayat 2 UU PDRD)
Pajak Air Tanah
Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah.
(Pasal 1 ayat 34 UU PDRD)
Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.
(Pasal 1 ayat 33 UU PDRD)
Objek Pajak Air Tanah adalah pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah
(Pasal 67 ayat 1 UU PDRD)
Subjek Pajak Air Tanah adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan
pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah. (Pasal 68 ayat 1 UU PDRD)
Wajib Pajak Air Tanah adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan
pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah. (Pasal 68 ayat 2 UU PDRD)
Pajak Sarang Burung Walet
Burung Walet adalah satwa yang termasuk marga collocalia, yaitu collocalia fuchliap
haga, collocalia maxina, collocalia esculanta, dan collocalia linchi. (Pasal 1 ayat 36 UU
PDRD)
Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan dan/atau
pengusahaan sarang burung walet. (Pasal 1 ayat 35 UU PDRD)
Objek Pajak Sarang Burung Walet adalah pengambilan dan/atau pengusahaan Sarang
Burung Walet. (Pasal 72 ayat 1 UU PDRD)
Subjek Pajak Sarang Burung Walet adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan
pengambilan dan/atau mengusahakan Sarang Burung Walet. (Pasal 73 ayat 1 UU PDRD)
Wajib Pajak Sarang Burung Walet adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan
pengambilan dan/atau mengusahakan Sarang Burung Walet. (Pasal 73 ayat 2 UU PDRD)
DPP: harga dasar sarang burung wallet dikali kilogram dikali tarif
Daftar Tarif
Maksimal
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pajak
Pajak
Pajak Pajak Sarang
Pajak Pajak Pajak Pener Pajak Pajak
Restora Air Burun
Hotel Hiburan Reklame angan MBLB Parkir
n Tanah g
Jalan
Walet
10 10 75 25 10 25 10
30% 20%
% % % % % % %
Official Assesment
Masa Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) bulan kalender atau jangka waktu
lain yang diatur dengan Peraturan Kepala Daerah paling lama 3 (tiga) bulan
kalender, yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor,
dan melaporkan pajak yang terutang
(Pasal 1 ayat 46 UU PDRD)
Tahun Pajak
Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun kalender,
kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan
tahun kalender (Pasal 1 ayat 47 UU PDRD)
Pemungutan
SKPD
SKPDKB
SKPDKBT
SKPDN
SKPDLB
SKPD
ya 6
LUNAS
4A
5
diterima PENYETORAN
tidak
PENAGIHAN
OFFICIAL
Benar
ASSESMENT 7 8 9
BANDING PEMBUKUAN &
ditolak KEBERATAN RESTITUSI
KE BPSP PELAPORAN
PENDATAAN PENETAPAN
11
2A 3A
Tidak
10
PEMBETULAN/
PEMBATALAN
PENDAFTARAN
1
SELF
ASSESMENT tidak
ditolak
MELAPORKAN &
PENYETORAN PEMERIKSAAN PENETAPAN
MENGHITUNG
3B 4B 5B benar
2B
diterima