2 WHO : tahun 2019 ada 2,2 miliar orang di dunia memiliki gangguan penglihatan,
dimana 1 miliar mengalami gangguan penglihatan yang dapat dicegah atau belum
ditangani.
Kemenkes : tahun 2013 sebanyak 2,1 juta kasus dengan pravelensi terbanyak
pada kelompok usia diatas 75 tahun, dan lebih banyak pravelensi pada
3 perempuan daripada laki-laki.
Low vision gangguan fungsi penglihatan permanen, yang setelah dilakukan tindakan
optimal seperti pengobatan dan/atau koreksi refraksi masih memiliki ketajaman
penglihatan
kurang dari 6/18 dan lebih baik atau sama dengan 3/60 pada mata yang lebih baik atau
lapangan pandang kurang dari 20 derajat dari titik fiksasi.
Klasifikasi
Klasifikasi Gangguan Penglihatan Berdasarkan ICD-10 2019
Kategori Ketajaman penglihatan
berdasarkan jarak
< ≥
0 Gangguan penglihatan ringan 6/18
atau tidak ada gangguan
penglihatan
1 Gangguan penglihatan sedang 6/18 6/60
2 Gangguan penglihatan berat 6/60 3/60
3 Kebutaan 3/60 1/60*
4 Kebutaan 1/60* Persepsi
cahaya
5 Kebutaan Tidak ada persepsi cahaya
9 Tidak dapat dispesifikasi
WHO
Tahun 2019 ada 2,2 miliar orang
di dunia memiliki gangguan
penglihatan, dimana 1 miliar
mengalami gangguan penglihatan
yang dapat dicegah atau belum
ditangani. Kemenkes 2013
severe low vision diketahui memiliki
angka prevalensi sebanyak 2,1 juta
kasus pada tahun 2013 dengan angka
terbanyak didapati pada rentang usia
65-74 tahun dengan 647.511 kasus dan
persentase tertinggi didapati pada usia
75+ tahun dengan prevalensi 13,90%.
Perhitungan Jumlah Penduduk dengan Severe Low Vision tahun 2013
Laju Perkembangan Silau Efek pada Penglihatan Jauh Efek pada Penglihatan Dekat
Pemeriksaan :
• Pemeriksaan tajam penglihatan
• Sensitivitas kontras
• Pemeriksaan lapang pandang
Pemeriksaan tajam penglihatan
Kartu pemeriksaan sensitivitas kontras. A, kartu Vistech. Frekuensi spasial meningkat dari atas ke
bawah; kontras menurun pada setiap baris dari kiri ke kanan. Pasien harus dapat mendeteksi pola pada
gambar apakah miring ke kiri, kanan, atau tersusun vertical. B, kartu Pelli-Robson. Kontras pada huruf-
huruf yang tertera semakin menurun dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan di setiap barisnya
Pemeriksaan lapang pandang
Biasanya diberikan lensa abu-abu catau agak gelap untuk mengurangi intensitas
cahaya. Untuk meningkatkan kontras dan mengurang efek berkas cahaya
gelombang pendek (short-wave), disarankan penggunaan lensa kuning atau
kuning kecoklatan (amber).
Membaca sistem elektrik
Menyiapkan cemilan Kacamata bifokus Petunjuk warna, rencana penyimpanan yang konsisten
Membedakan uang Kacamata bifokus, kaca pembesar genggam Menyusun dompet dalam kompartemen-kompartemen
Kacamata berkekuatan tinggi, kacamata bifokus, kaca pembesar genggam, kaca pembesar berdiri (stand Cahaya, teks berkontras tinggi, teks berukuran besar, lubang baca
Membaca tulisan/teks
magnifier), closed circuit television (reading slit)
Menulis Kaca pembesar genggam Cahaya, pena berujung besar, tinta hitam
Menekan tombol telepon Teleskop Angka telepon berukuran besar, catatan dengan tulisan tangan
Membaca label obat Kaca pembesar genggam Kode warna, huruf berukuran besar
Menyesuaikan thermostat Kaca pembesar genggam Model dengan huruf berukuran besar
Menggunakan computer Kacamata tambahan berkekuatan sedang Warna kontras tinggi, program dengan huruf berukuran besar
Kesimpulan
• Low vision gangguan fungsi penglihatan permanen, yang setelah dilakukan tindakan
optimal seperti pengobatan dan/atau koreksi refraksi masih memiliki ketajaman penglihatan
kurang dari 6/18 dan lebih baik atau sama dengan 3/60 pada mata yang lebih baik atau
lapangan pandang kurang dari 20 derajat dari titik fiksasi.
• Angka gangguan penglihatan di Indonesia sendiri juga masih tergolong tinggi pada rentang
usia 65-74 tahun dengan 647.511 kasus.
• Penyebab gangguan penglihatan terbanyak di dunia adalah kelainan refraksi yang tidak
ditangani (43%) dan katarak (33%). Penyebab lainnya adalah glaukoma (2%),
age-related macular degeneration (1%), retinopati diabetik (1%), trakoma (1%), opasitas
kornea (1%).
kesimpulan
• Pada anamnesa, individu dengan low vision akan mengeluhkan kesulitan dalam menjalani
aktivitas sehari-harinya oleh karena penurunan fungsi penglihatan yang tidak dapat dikoreksi
• Dalam pemeriksaan fisik ditemukan menurunnya visus, lapang pandang, sensitivitas terhadap
kontras, warna, dan cahaya.
• Terdapat lima jenis alat bantu low vision yaitu alat optik seperti (1) kaca pembesar atau
(2) teleskop, (3) alat non-optis (adaptif), (4) pemberian pewarnaan, filter, dan pencahayaan,
dan (5) sistem membaca elektronik
Daftar Pustaka
• ICD-10 Version 2019. [Di akses 20 Oktober 2020]. Available from: https://icd.who.int
• World report on vision. [Di akses 20 Oktober 2020]. Available from: https://www.who.int
• Badan Litbangkes Kementrian Kesehatan. Situasi Gangguan Penglihatan dan Kebutaan. Riset Kesehatan dasar. 2013. [Di akses 20 Oktober
2020]. Available from: https://pusdatin.kemkes.go.id/
• Vaghan D, Asbury T. Vaghan and Asbury’s General Ophthalmology. Eighteenth ed. USA; Mc Grawl-Hill Companies Inc. 2011:383–395.
• Rehman I, Hazhirkarzar B, Patel B. Anatomy, Head and Neck, Eye Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov
• Tortora G, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology. Hoboken: Wiley; 2014.
• Harper R. Basic ophthalmology. San Francisco, CA: American Academy of Ophthalmology; 2010.
• Gupta M, Bordoni B. Neuroanatomy, Visual Pathway. [Di akses 21 Oktober 2020]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov