Anda di halaman 1dari 26

Bed Site Teaching

Dermatitis Kontak Iritan ec


Detergen
Oleh:
Raihan Afif Salam 1810311056

Preseptor
dr. Rina Gustia, Sp.KK (K), FINSDV, FAADV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. MIN
• Umur : 19 Tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : Mahasiswa
• Alamat : Tunggul Hitam
• Status Perkawinan : Belum menikah
• Agama : Islam
• Suku : Minang
• Negeri Asal : Indonesia
• Tanggal Pemeriksaan : 9 Agustus 2022
• No. Hp : 08969965xxxx
ANAMNESIS
Seorang pasien Laki-laki, berusia 18 tahun datang ke Poliklinik RSUP Dr.
M. Djamil Padang pada tanggal 9 Agustus 2022, dengan:
Keluhan Utama:
• Kulit terasa gatal dan kering setelah mencuci pakaian yang semakin
meningkat 2 minggu yang lalu.
ANAMNESIS
Riwayat penyakit sekarang
• Kulit kering dan gatal yang semakin meningkat sejak 2 minggu yang lalu setelah
mencuci pakaian
• Keluhan gatal yang dialami oleh pasien tidak terjadi sepanjang hari. Gatal terasa
terutama saat tangan kering dan tidak menggunakan pelembab.
• Tangan diberi pelembab wajah sehingga kering dan gatal berkurang. Pernah
berobat ke dokter, makan obat oral dan salap pada kulit.
• Penggunaan detergen bubuk memiliki reaksi iritasi kulit setelah kontak dengan
detergen yang membuat kulit pada telapak tangan terkelupas serta terasa panas
dan gatal.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien pertama kali mengalami keluhan seperti ini pada kedua telapak
tangannya sekitar 4 bulan yang lalu pada saat semester pertama
perkuliahan. Keluhan timbul setelah pasien mulai memiliki kebiasaan
mencuci baju tanpa menggunakan sarung tangan. Keluhan diawali
dengan timbul bintik-bintik merah yang terasa panas dan gatal.
Kemudian lesi bertambah luas dan gatal dirasakan semakin
memberat.
ANAMNESIS
Riwayat pengobatan
• Pasien sudah pernah berobat 4 bulan yang lalu dengan keluhan yang
sama dengan adanya luka/lesi pada tangan akibat garukan sehingga
timbul rasa perih. Pasien diberikan obat minum dan pelembab salap.
• Pengobatan berjalan dengan baik sehingga lesi dan rasa gatal
menghilang
• Sebulan terakhir pasien tidak lagi menggunakan obat salap karena obat
hilang. Namun karena gatalnya masih bisa ditahan, pasien memutuskan
untuk tidak berobat terlebih dahulu.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama

Riwayat Atopi/Alergi
• Riwayat bersin-bersin dipagi harridan asma disangkal
• Riwayat alergi makanan dan obat-obatan disangkal

Riwayat Sosial-Ekonomi, Pekerjaan, Kebiasaan


• Pasien merupakan seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di kota Padang.
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Generalis
• Keadaan Umum : Tidak tampak sakit
• Kesadaran Umum : Komposmentis Kooperatif
• Tekanan Darah : Tidak Diukur
• Frekuensi Nadi : 80x/menit
• Nafas : 20x/menit
• Suhu : 36,6 ºC
PEMERIKSAAN FISIK
Status Dermatologikus
• Lokasi : Telapak dan jari tangan kanan dan kiri
• Distribusi: terlokalisir
• Bentuk : tidak khas
• Susunan : tidak khas
• Batas : tidak tegas
• Ukuran : Plakat
• Efloresensi : Skuama putih kasar dengan dasar eritem, terdapat fisura pada digiti 3 tangan
kanan.
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Venereologikus
Tidak dilakukan pemeriksaan
• Kelainan kuku
Tidak ditemukan kelainan
• Kelainan Kelenjar Limfe
Tidak ditemukan pembesaran KGB di sekitar leher, supraklavikula, dan
infraklavikula
RESUME
• Seorang pasien laki-laki, berusia 18 tahun datang ke Poliklinik RSUP Dr. M. Djamil Padang
dengan keluhan kulit terasa gatal dan kering setelah mencuci pakaian yang semakin
meningkat 2 minggu yang lalu. Keluhan gatal yang dialami oleh pasien tidak terjadi
sepanjang hari. Gatal terasa terutama saat tangan kering dan tidak menggunakan
pelembab. Tangan diberi pelembab wajah sehingga kering dan gatal berkurang.
• Keluhan pertama kali dirasakan pada kedua telapak tangannya sekitar 4 bulan yang lalu
pada saat semester pertama perkuliahan. Keluhan timbul setelah pasien mulai memiliki
kebiasaan mencuci baju tanpa menggunakan sarung tangan. Keluhan diawali dengan
timbul bintik-bintik merah yang terasa panas dan gatal. Kemudian lesi bertambah luas dan
gatal dirasakan semakin memberat.
RESUME
• Pasien sudah pernah berobat 4 bulan yang lalu dengan keluhan yang sama dengan adanya
luka/lesi pada tangan akibat garukan sehingga timbul rasa perih. Pasien diberikan obat
minum dan pelembab salap. Sebulan terakhir pasien tidak lagi menggunakan obat salap
karena obat hilang. Namun karena gatalnya masih bisa ditahan, pasien memutuskan untuk
tidak berobat terlebih dahulu. Namun 2 minggu terakhir pasien merasa rasa gatal semakin
meningkat sehingga pasien memutuskan untuk datang berobat.
• Pasien tidak memiliki riwayat atopi, tidak ada riwayat alrgi makanan dan obat, dan tidak ada
keluarga dengan keluhan yang sama. Pada pemeriksaan status dermatologikus terdapat lesi
yang berlokasi di telapak tangan kanan dan kiri, distribusi simetris bilateral, terlokalisir,
bentuk tidak khas, susunan tidak khas, batas tidak tegas, ukuran plakat, dengan efloresensi
Skuama putih kasar dengan dasar eritem, terdapat fisura pada digiti 3 tangan kanan
Diagnosis Kerja
• Dematitis kontak iritan kronik et causa detergen

Diagnosis Banding
• Dermatits kontak alergi

Pemeriksaan Penunjang
• Dapat dilakukan pemeriksaan patch test
PENATALAKSANAAN
UMUM
• Memberikan penjelasan kepada pasien bahwa penyakit yang diderita
disebabkan oleh adanya kontak yang berulang antara kulit dengan
detergen yang bersifat iritan terhadap kulit. Upaya pencegahan
terhadap kejadian berulang yang dialami oleh pasien adalah berupa
menghindari kontak langsung dengan bahan iritan yaitu detergen
• Penggunnaan sarung tangan panjang pada saat kerja mencuci baju
• Menjelaskan kepada pasien bahwa kondisi kulit yang kering juga
dapat memperberat gejala gatal dan iritasi pada kulit sehingga
diperlukan hidrasi yang cukup dan penggunaan moisturizer untuk
menjaga kelembaban kulit.
PENATALAKSANAAN
KHUSUS
• Pengobatan topikal : pemberian krim urea 10% yang berfungsi
sebagai pelembab dan krim Desoksimetason 0,25% sebagai
antiinflamasi.
• Pengobatan sistemik : diberikan obat golongan antihistamin yaitu
tablet setirizin 10 mg untuk meredakan gejala gatal dan juga sebagai
antiinflamasi.
PROGNOSIS
• Quo Ad Sanam : Bonam
• Quo Ad Vitam : Bonam
• Quo Ad Kosmetikum : Bonam
• Quo Ad Functionam : Bonam
RESEP
DISKUSI
Telah dilaporkan kasus seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke Poliklinik
Ilmu Kesehatan Kulita dan Kelamin RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan diagnosis
DKI kronik et causa detergen. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
Berdasarkan anamnesis didapatkan pasien mengeluhkan tangan kering dan
gatal pada kedua telapak tangan yang disertai rasa gatal yang memberat sejak 2
minggu yang lalu. Awalnya, lesi berupa bintik-bintik merah kecil dan gelembung
kecil yang terasa gatal dan kemudian meluas. Keluhan serupa sudah pernah terjadi
4 bulan tahun yang lalu. Pasien memiliki kebiasan mencuci pakaian tanpa
menggunakan sarung tangan. Menurut pengakuan pasien, keluhan timbul setelah
pasien mencuci pakaian.
Pada pemeriksaan status dermatologikus terdapat lesi yang berlokasi di telapak
tangan kanan dan kiri, distribusi simetris bilateral, terlokalisir, bentuk tidak khas,
susunan tidak khas, batas tidak tegas, ukuran plakat, dengan efloresensi Skuama
putih kasar dengan dasar eritem, terdapat fisura pada digiti 3 tangan kanan.
DKI kronik dapat berulang atau kambuh jika penderita tidak menghindari
kontak langsung antara kulit dengan iritan. Sampai saat ini, pasien masih memiliki
kebiasaan mencuci pakaian tanpa menggunakan sarung tangan sehingga hal inilah
yang mendasari mengapa keluhan ini terjadi berulang.
Pada pasien ini diberikan tatalaksana umum dan khusus. Pasien diberikan
edukasi mengenai penyakitnya, bahwa penyakit ini disebabkan oleh adanya kontak
langsung kulit dengan bahan iritan seperti detergen yang terjadi secara berulang.
Upaya pencegahan terjadinya rekurensi dengan menghindari kontak langsung
dengan bahan iritan, yang dapat diantisipasi dengan penggunaan alat pelindung
seperti sarung tangan. Selain itu, kulit yang kering akan lebih mudah mengalami
iritasi sehingga diperlukan hidrasi yang cukup dan pemberian pelembab untuk
menjaga kelembaban kulit. Tatalaksana khusus yang diberikan pada pasien adalah
berupa obat topikal dan sistemik. Obat topikal yang diberikan adalah krim urea 10%
yang berfungsi sebagai pelembab serta kortikosteroid topikal yaitu krim
Desoksimetason 0,25% yang memiliki efek antiinflamasi. Obat sistemik yang
diberikan pada pasien ini adalah tablet setirizin yang memiliki efek antipruritus dan
antiinflamasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai