Fakultas Farmasi
Universitas Mulawarman
Bronkodilator
Obat yang mempunyai efek mendilatasi atau
relaksasi bronkus. Obat ini sering digunakan
sebagai antiasma.
Bronkokontriksi dapat terjadi karena
peransangan parasimpatik atau hambatan
simpatik di bronkus.
Pada kasus asma, peransangan terjadi karena
adanya perubahan kepekaan dari bronkus
Bronkodilator
Kontriksi bronkus dapat diredakan
atau dikurangi dengan pemberian
agonis β2 atau pemberian antagonis
kolinergik serta obat golongan xantin
Agonis β2 (Bronkodilator)
Agonis β2 dalam terapi dapat diberikan secara
oral, inhalasi atau injeksi
Untuk mendapatkan efek yang cepat, cara
pemberian efek inhalasi dan injeksi umumnya
dipilih
Untuk mendapatkan efek yang lama seperti
pencegahan serangan asma berulang, maka
pemberian oral yang dipilih
Agonis β2 (Bronkodilator)
Inhalasi agonis β2 adalah terapi yang
paling efektif yang tersedia untuk spasme
bronkus akut dan mencegah serangan asma
karena kelelahan
Reseptor β2 yang terdapat pada bronkus,
jika diransang akan menyebabkan dilatasi,
dan inilah alasan kenapa agonis β2
digunakan untuk terapi asma
Agonis β2 (Bronkodilator)
Contoh agonis β2 yang selektif, yang sering
digunakan adalah :
Albuterol
Terbutalin
Salbutamol
Fenoterol
Salmeterol
Metil Xantin (Bronkodilator)
Zat atau obat yang termasuk golongan xantin
yang digunakan dalam klinik adalah kafein,
teobromin dan teofilin. Zat atau obat
tersebut berasal dari tanaman teh, kopi
atau koka. Dari golongan xantin hanya
teofilin yang dimanfaatkan sebagai
bronkodilator
Teofilin (metil xantin)
Bekerja dengan menghambat fosfodiesterase suatu enzim
intraseluler yang berfungsi menginaktivasi cyclic adenosin
mono phosfat (cAMP).