Menurut Jurnal Andersen dkk (2018), Menurut Jurnal Tarigan dkk (2019),
Pemeriksaan sinus maxillaris baik Pemeriksaan sinus maxillaris baik
menggunakan modalitas MRI menggunnakan modalitas CT-Scan
Bagaimana gambaran efektivitas
pemeriksaan sinus paranasal pada kasus Untuk menjelaskan gambaran
sinusitis maxillaris dengan berbagai efektivitas pemeriksaan sinus
modalitas di Instalasi Radiologi menurut paranasal pada kasus sinusitis
kajian teori Tarigan dkk.(2019), Andersen maxillaris dengan berbagai modalitas
dkk.(2018), dan Marissa A dkk.(2011)? di Instalasi Radiologi menurut kajian
teori Tarigan dkk.(2019), Andersen dkk.
(2018), dan Marissa A dkk.(2011)
RUMUSAN
MASALAH TUJUAN
PENELITIAN
ANATOMI DAN FISIOLOGI SINUS
PARANASAL
PATOLOGI SINUSITIS
TINJAUAN PUSTAKA
METODE
JENIS
PENGAMBILAN
PENELITIAN
DATA
PENGOLAHAN
WAKTU DAN ANALISA
PENELITIAN DATA
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Seleksi Artikel
Jurnal yang digunakan dalam
penelitian Studi Literatur ini yaitu
berjumlah 3 junal yang terkait dengan
gambaran efektivitas pemeriksaan sinus
paranasal pada kasus sinusitis maxillaris
dengan berbagai modalitas di Instalasi
Radiologi. Ketiga jurnal tersebut sudah
terakreditasi dan dipublikasikan dalam 10
tahun terakhir.
Pemaparan Jurnal
Marissa A dkk (2011), Andersen dkk
(2018), dan Tarigan dkk (2019).
Jurnal Marissa A dkk, (2011) yang berjudul “Infeksi Odontogen Pada
Sinusitis Maxillaris Ditinjau Dari Radiografik Panoramik”
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan dari April – Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 20 pasien
Juni 2011. Penelitian ini dilakukan pada 20 pasien, didapatkan 15 orang (75%) yang menderita sinusitis dengan
yaitu pasien yang sudah didiagnosis penyakit infeksi odontogen dan 5 orang (25%) tanpa infeksi odontogen.
sinusitis dengan foto waters, kemudian pasien Hal ini dapat dibuktikan pada hasil pengujian dengan Binomial
tersebut dilakukan foto panoramik, selanjutnya foto tes didapatkan bahwa nilai signifikannya 0.41 kurang dari
panoramik diamati untuk mengetahui tampak atau 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan radiograf
tidaknya gambaran radiograf lesi pada gigi-gigi panoramik pasien yang menderita sinusitis dapat teridentifikasi
rahang atas dan kemudian dicatat hasil penelitian secara signifikan terinfeksi odontogen atau tanpa infeksi
yang di peroleh odontogen.
Jurnal Andersen dkk, (2018) yang berjudul “Accuracy And Precision Of
Manual Segmentation Of The Maxillary Sinus In MR Images-a Method
Study”
METODE
HASIL PENELITIAN
PENGUMPULAN DATA
Penelitian ini dilakukan pada 15 subjek (10 Hasil penelitian menunjukkan control visual dari
perempuan dan 5 laki-laki) sehat yang telah hasil registrasi dengan kedipan cepat antara CT
menjalani CT-Scan craniofacial dan MRI dan 30 dan MRI menunjukkan kesesuaian yang baik
volume sinus maxillaris di evaluasi menggunakan
segmentasi. Dua dari penulis melakukan
segmentasi ganda. Kesepakatan dalam hasil antara
CT dan MRI serta kesalahan pemeriksaan
dievaluasi dengan analisis statistic dan tiga
dimensi. Analisis kesalahan dilakukan berdasarkan
segmentasi sinus kiri dan kanan dari 15 individu,
dan menghasilkan total ukuran sampel 30.
Jurnal Tarigan dkk, (2019) yang berjudul “A CT-SCAN paranasal
sinuses Sinusitis Maxillaris on Suspicion Duplex On
General Hospital Haji Adam Malik”
Penelitian ini dilakukan pada salah seorang Hasil penelitian menunjukkan bahwa perselubungan
pasien (laki-laki) yang diduga menderita sinusitis dalam sinus maxillaris tampak kanan dan kiri, sinus
maxillaris untuk dilakukan pemeriksaan CT-Scan ostium maxillaris bagian kanan dan kiri tertutup. Sinus
frontal kanan dan kiri berselubung kanan dan kiri,
di RSUD Haji Adam Malik dengan prosedur
sinus sphenoidalis kanan dan kiri jernih, concha
pemeriksaan yang ada hidung kanan dan kiri tidak melebar, tampak sedikit
deviasi septum ke kanan. Pemeriksaan CT-Scan sinus
paranasal memiliki keuntungan karena gambar yang
dihasilkan lebih akurat.
BAB V
PEMBAHASAN PERSAMAAN KETIGA JURNAL
Setelah penulis menganalisis ketiga jurnal dan teori yang ada, menurut
penulis pemeriksaan sinus paranasal pada kasus sinusitis maxillaris
modalitas yang paling efektif dan efisien dalam menegakkan diagnose
yaitu menggunakan modalitas CT-Scan, walaupun membutuhkan biaya
yang mahal dan radiasi yang diterima lebih besar namun pemeriksaan
CT-Scan memiliki keunggulan dibandingkan dengan radiograf lainnya,
sehingga lebih baik dilakukan karena dapat menghasilkan gambaran
sinus paranasal dengan baik. Keunggulan dari pemeriksaan tersebut
yaitu dapat memberikan gambaran yang baik dengan kontras gambar
yang baik sehingga dapat dengan mudah membedakan antara jaringan
lunak, tulang dan pembuluh darah. Pelaksanaan pemeriksaannya cepat
dan tidak menimbulkan rasa sakit dan lebih akurat.
BAB VI
PENUTUP
KESIMPULAN