Anda di halaman 1dari 16

Sumber-sumber Hukum

Fiqih
Kelompok 2:
1.Nur Afiyatul Khosiah(1710810042)
2.Siti Zulfatul Wafiroh (1710810043)
3.Hidayatussholichah (1710810044)
A. Al Qur’an

kalam Allah yang diturunkan


kepada nabi Muhammad SAW
melalui perantara malaikat jibril
yang berbahasa arab dan
riwayatnya mutawatir.
Nama-nama al Qur’an
 Al kitab artinya buku atau tulisan.
 Al Qur’an artinya bacaan.
 Al Furqan artinya pemisah/ pembeda.
 Huda, artinya petunjuk
 Al Zikr, artinya ingat.
Keistimewaan Al Qur’an

 Lafazh dan maknanya datang dari Allah.


 Firman Allah yang diturunkan dengan

memakai gaya dan lafazh bahasa arab.


 Al Qur’an disampaikan dengan jalan

tawatur .
4 prinsip dasar dalam memahami makna
dari al Qur’an
 Keseluruhan syariat dan sendinya yang fundamental.
 Ayat-ayat hukum turun karena ada sebab yang

menghendaki penjelasannya.
 Setiap berita kejadian masa lalu yang diungkapkan al

Qur’an, jika terjadi penolakan maka menunjukkan


secara pasti bahwa isi berita itu sudah dibatalkan.
 Kebanyakan hukum-hukum yang diberitahukan oleh al

Qur’an bersifat kully.


Hukum-hukum yang terkandung dalam al Qur’an

 Hukum Ibadah
Perintah ibadah yang difardhukan, seperti shalat, zakat,
haji, puasa.
 Hukum Muamalah

Hukum-hukum yang mengatur hubungan sesorang dengan


sejenisnya
 Hukum Keluarga

Hukum-hukum yang berkenaan dengan masalah keluarga.


 Hukum Pidana

Berkenaan dengan masalah kejahatan


Kehujjahan al Qur’an

Al Qur’an merupakan sumber dan rujukan


yang pertama bagi syariat. Tidak ada
persilisihan pendapat diantara kaum
muslimin tentang al Qur’ansebagai hujjah
yang kuat dan sebagai sumber hukum yang
pertma, karena al Qur’an bersumber dan
datang dari sisi llah SWT.
B. Sunnah

Sunah merupakan segala sesuatu yang


berasal dari Rasulullah SAW baik berupa
perkataan, perbuatan, dan ketetapan yang
dilakukan beliau.
Kedudukan sunah terhadap Al
Quran
 Sunah merupakan sumber kedua setelah Al Qur’an.
 Sunah sebagai ta’kid (penguat) Al Quran.
 Sunah sebagai penjelasan Al Quran (bayanu tasyri’).

Penjelasan Al Quran dapat dikategorikan kedalam tiga


kategori:
 Penjelasan terhadap hal yang global.
 Menguatkan secara mutlaq.
 Sebagai takhsis terhadap dali-dalil Al Quran yang

masih umum.
 Sunah sebagai musyar’I (sebagai syari’at).
C. Ijma’
Ijma’ menurut istilah ulama ushul ada dua pendapat di
antaranya;
 Pengarang kitab fushulu bada’I berpendapat bahwa

ijma’ adalah kesepakatan semua mujtahid dari ijma’


umat Muhammad SAW. Dalam masa setelah beliau
wafat terhadap hukum syara’.
 Pengarang kitab tahrir, Al kamali bin Hamam

berpendapat bahwa ijma’ kesepakat mujtahid suatu


masa dari ijma’ Muhammad SAW. Terhadap masalah
syara’.
Syarat-syarat ijma’
 Yang bersepakat adalah para mujtahid
 Yang bersepakat adalah seluruh
mujtahid
 Para mujtahid harus para umat
Muhammad SAW
 Dilakukan setelah wafatnya nabi
 Kesepakat mereka harus berhubungan
dengan syari’at.
Macam – macam ijma’
 Ijma’ Sharih
 Ijma’ Sukuti

Syarat sahnya Ijma’ Sukuti:


 Diamnya para mujtahid tidak menunjukkan adanya

kesepakatan atau penolakan.


 Kedaan diamnya para mujtahid itu cukup lama.
 Permasalahan yang di fatwakan oleh para mujtahid

tersebut adalah permasalahan ijtihady.


Kehujjahan ijma’ menurut pandangan
para ulama’
 Al Bardawi berpendapat bahwa orang-orang hawa
tidak menjadikan ijma’ itu sebaai hujjah.
 Al Amidi, para ulama te;ah sepakat mengenai ijma’

sebgai hujjah yang wajib di amalkan.


 Al Hajib berkata bahwa ijma’ itu hujjahtanpa

menanggapi pendapat yang bertentangan.


Kehujjahan Ijma’ Sharih
Jumhur ulama’ bersepakat bahwa Ijma’ Sharih

merupakan hujjah secara qath’i.


Kehujjahan Ijma’ Sukuti
Ijma’ Sukuti telah dipertentangkan kehujjahannya

dikalangan para ulama’.


Kemungkinan adanya Ijma’
Menurut pandangan jumhur ulama’ Ijma’ itu bisa terjadi.
Menurut pengikut nizam dan golongan Syiah, ijma’ itu

tidak mungkin terjadi.


Maksud Ijma’ dalam Kitab-Kitab Fiqih

 Menurut orang-orang yang sering mengikuti beberapa


permasalahan, hasil ijma’ itu adakalanya bersumberkan
dari sebagian para mujtahid, tetapi ada juga yang
bersumber dari kesepakatan Imam Madzhab dan
terkadang pula berupa ijma’ sukuti yang banyak
ditemukan pada fiqihnya madzhab Imam Hanafi.
Sekian dan Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai