Anda di halaman 1dari 10

TEORI KEKUASAN

MK. Teori Politik 1

Indaru S Nurprojo
Ilmu Politik UNSOED
• APAKAH YANG DISEBUT DENGAN
KEKUASAAN / POWER ?
• SIAPA SAJA YANG MEMILI ?
• BAGAIMANA CARA MEREKA MENJALANKAN
KEKUASAAN YANG MEREKA MILIKI ?
KEKUASAAN

• Pada dasarnya, kekuasaan dapat diartikan sebagai suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu
atau kelompok untuk memengaruhi orang lain.
• Oleh sebab itu, bagi pemegang kuasa bisa dibilang memiliki tanggung jawab yang besar karena
bukan hanya memberikan pengaruh terhadap seseorang, tetapi juga bisa memberikan pengaruh
terhadap lingkungan.
untuk melibatkan upaya yang berhasil oleh A untuk melakukan sesuatu yang tidak akan dia lakukan sebaliknya

THE CONCEPT OF POWER


(ROBERT DAHL)

• “ A memiliki kekuasaan atas B sejauh dia bisa membuat B melakukan sesuatu


yang tidak akan dilakukan B, meskipun A bias melakukannya sendiri”
• Ada unsur kapasitas untuk mempengaruhi (kekuasaan potensial) – memiliki
kekuasaan, dan;
• Ada unsur tindakan untuk mempengaruhi (kekuasaan actual) – mempraktekkan /
menjalankan kekuasaan.
WHO GOVERN ? ONE FACE OF POWER
(ROBERT DAHL)

• Tentang kesuksesan dan kegagalan individu, yang di pusatkan kepada setiap keputusan yang
diambil, di tentang dan diabaikan oleh semua “partisipan” (yang di perintah).
• Partisipan yang usulannya paling banyak diterima disbanding lainnya, maka bisa di katakan
sebagai yang berpengaruh atau berkuasa.
• Disebut pendekatan pluralis, yang memaknai atau mengidentifikasikan kekuasaan adalah
mempelajari pembuatan keputusan.
• Pengusaan terhadap pembuatan keputusan dimaknai sebagai penguasaan terhadap individu dan
kelompok
GOVERN ?
• Bagi kaum pluralis, focus perhatiannya dalah tingkah laku para actor dalam
mempengaruhi pembuatan kebijakan-kebijakan atas isyu-isyu penting yang
melibatkan konflik actual dan bias diamati.
• Tanpa konflik dalam pembuatan kebijakan maka kekuasaan tidak bisa diamati.
Konflik menujukkan tindakan yang tampak dari para actor, yang dapat diamati.
• Kepentingan dipahami sebagai preferensi kebijakan, dan konflik kepentingan
yang konflik preferensi.
GOVERN, .. JADI?

• Kaum pluralism menyebutkan bawah dimensi kekuasaan terfokus pada tingkah


laku actor politik dalam pembuatan keputusan, atas isyu-isyu yang penting yang
melibatkan munculnya konflik yang actual (dapat diamati) atas kepentingan
subjektif.
• Bagi kaum pluralism, kekuasaan (power) dan pengaruh (influence) digunakan
secara bergaintian.
TWO FACE OF POWER
PETER BACHRACH AND MORTON BARATZ

• Power adalah pembuatan keputusan dan non-pembuatan keputusan.


• Bila seseorang / kelompok secara sadar atau tidak sadar, menciptakan atau memperkokoh
hambatan munculnya konflik kebijakan di permukaan, maka dapat dikatakan seseorang /
kelompok tersebut mempunyai kekuasaan.
• Nilai nilai dominan, kepercayaan, proses dan rule of the game, yang berjalan secara sistematis
dan konsisten, memberikan manfaat pasti ke individu atau kelompok, dengan mengorbankan
yang lain.
• Disebut mobilizations of bias. Kekuasaan juga dijalankan untuk membatasi ruang lingkup dari
pembuatan keputusan pada isyu-iysu yang relative aman.
TWO FACE …
• Kekuasaan bukan hanya terlihat pada saat pembuatan keputusan, namun juga saat yang bersifat
non-decision making.
• Non-decision adalah suatu keputusan yang menyebabkan tertekannya atau terhalangnya suatu
penolakan, laten atau manifest, terhadap nilai-nilai atau kepentingan dari si pembuat keputusan.
• Jadi yang terpenting, mengidentifikasi isyu potensial yang tidak mampu atau terhambat untuk
diaktualisasikan.
• Isyu penting, bisa bersifat actual dan juga bersifat potensial.
ONE AND TWO FACE

PERSAMAAN
1. Adanya konflik yang bisa dilihat dan diamati, baik yang terbuka maupun konflik tertutup.
2. Kekuasaan dalam pembuatan keputusan dan non-decision making hanya terlihat dalam proses
konflik.
3. Kepentingan dilakukan secara sadar dan dapat diamati.
PERBEDAAN
4. Kepentingan bersifat subjektif (one face), dan kepentingan sebagai preferensi kebijakan (two
face)

Anda mungkin juga menyukai