Anda di halaman 1dari 11

KEJANG PADA NEONATUS

KSM ANAK
RSUD Dr. H. Moh Anwar, Sumenep
Pendahuluan

• Aktivitas neuronal otak abnormal, menimbulkan gejala dan tanda


neurologis
• Terjadi pada 28 hari pertama kehidupan bayi aterm atau sampai 44 minggu
usia koreksi pada bayi prematur
• Prevalensi berkisar 3 dari 10.000 bayi aterm dan 60 per 10.000 bayi
premature
• Manifestasi : subtle, tonik, klonik, mioklonik
Etiologi

• Hypoxic Ischemic Enchepalopathy (HIE), Asfiksia 38-48 %


(HIE merupakan komplikasi dari asfiksia yang mengenai sistim saraf pusat)
• Perdarahan intrakranial atau trauma SSP 15-20 %
• Gangguan metabolik ( Hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia,
hipomagnesemia, hiperbilirubinemia) 10-30%
• Infeksi (misal pada umbilikus dan SSP) 5-15%
• Inborn error of metabolism ( misalnya defisiensi piridoksin) <5%

WHO Guideline on Neonatal Seizure 2011; Konsensus IDAI 2019


Manifestasi Klinis

• Subtle (samar) : kedipan mata, gerakan seperti mengayuh, apnea lebih dari
20 detik dengan detak jantung normal, tangisan melengking, mulut seperti
mengunyah/ menghisap
• Tonik (fokal dan general) : gerakan tonik seluruh ekstremitas, fleksi
ekstremitas atas disertai ekstensi ekstremitas bawah
• Klonik (fokal dan multifokal): Fokal : gerakan ritmis, pelan, menghentak
klonik. Multifokal : gerakan klonik beralih dari ekstremitas yang satu ke
ekstremitas yang lain tanpa pola spesifik.
• Mioklonik (fokal, multifokal, general) : gerakan menghentak multipel dari
ekstremitas atas dan bawah.

Konsensus IDAI 2019


Pemeriksaan

Klinis:
 Gerakan Kejang
 Kesadaran
Penunjang:
 Ubun ubun besar
 Temperatur  Gula darah
 Denyut jantung  Darah lengkap
 Laju nafas dan saturasi  Serum elektrolit
oksigen  Faal pembekuan darah
 Kadar bilirubin dalam darah
 PemeriksaanTORCH dan cairan
serebrospinal
 USG Kepala
 Scan Kepala
 EEG

WHO Guideline on Neonatal Seizure 2011; Konsensus IDAI 2019


Pada Fasilitas Kesehatan

Tata Laksana

PNPK Asfiksia Neonatorum. 2018


….Tata laksana

1. Hipoksik iskemik ensefalopati


Oksigenasi
Resusitasi
2. Perdarahan intrakranial
Suportif : tranfusi komponen darah, pemberian Vit K
3. Gangguan metabolik
- Hipoglikemia
D10% 2 ml/kg iv dilanjutkan infus dextrose 10% sesuai usia dan
kebutuhan
-Hipokalsemia
Ca glukonas 10% 1 ml/kg iv bolus pelan 5-10 menit
….Tata laksana

- Hipomagnesemia :
MgSo4 125 mg/kg im, dapat diulang tiap 12 jam
- Kern ikterus : terapi sinar atau tranfusi tukar jika diperlukan
- Hiponatremia
Pemberian Nacl ( disesuaikan dengan penghitungan kekurangan dan
kebutuhan harian
natrium bayi)
4. Infeksi
Antibiotik ( untuk infeksi ssp diberikan spektrum luas)
5. Inborn error of metabolism
Defisiensi piridoksin
Dosis 50 – 100 mg im dapat diulang 2 kali
Prognosis

• Ditentukan oleh proses atau etiologi yang mendasari kejang


• > 50% pada neonatus yang pernah kejang memiliki perkembangan normal,
kecuali jika penyebab kejang adalah perdarahan intraventrikuler ataupun
proses lama di SSP
• Sekuele atau gejala sisa bisa terjadi pada 10 % kasus
KESIMPULAN :
1. Kenali gambaran klinis kejang pada neonatus
2. Pastikan jalan nafas bebas dan berikan oksigenasi
3. Termoregulasi bayi
4. Cari akses vena, lakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan
laboratorium dan pasang jalur vena untuk cairan dan nutrisi
5. Pemberian obat kejang pada bayi sesuai dengan berat badannya
6. Terapi penyebab kejang
7. Edukasi keluarga
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai