Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN

TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PADA


PEMBANGUNAN REHABILITAS GEDUNG
PENDIDIKAN JURUSAN KEHUTANAN RUANG
RERTEMUAN/KULIAH UNIVESSITAS
PATTIMURA

IMAM TOMIA
NIM : 1318154038
 Latar Belakang
 Kerusakan bangunan gedung adalah kerusakan yang terjadi
diakibatkan beberapa faktor diantaranya, faktor manusia
seperti kelalaian dalam pelaksanaan, baik dari cara pelaksaan
mapun dari penempatan kualitas material, kualitas beton dan
faktor bencana alam seperti gempa bumi, banjir maupun
pengaruh dari cuaca dan iklim.
 Untuk itu dibutuhkan penanganan pemeliharaan bangunan
dimana Pemeliharaan bangunan gedung adalah kegiatan
menjaga keandalan, kekuatan serta keawetan bangunan
gedung baik dari segi prasarana maupun sarana agar
bangunan gedung selalu layak fungsi sebagimana mestinya.
Sedangkan perawatan bangunan gedung adalah kegiatan
perbaikan, renovasi dan rehabilitas serta mengganti bagian
gedung baik dari segi prasarana maupun sarana agar
bangunan gedung bisa dipakai sebagaimana mestinya.
 Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan
Bangunan Gedung, bangunan gedung adalah wujud fisik hasil
pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya,
sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah
dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya, baik untuk hunian atu tempat tinggal, kegiatan
keagamaan, kegitan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan
khusus.
 Bangunan yang dibangun tentunya juga harus mendapatkan
pemeliharaan yang baik. Menurut The Committee on Building
Maintenance, pemeliharaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
untuk menjaga, memperbaharui dan juga memperbaiki semua fasilitas
yang ada sebagai bagian dari suatu bangunan, baik fasilitas layanan
maupun lingkungan sekitar bangunan agar tetap berada pada kondisi
sesuai standar yang berlaku dan mempertahankan kegunaan serta nilai
dari bangunan tersebut.
 Rumusan Masalah
 Perumusan masalah yang akan dikembangkan pada penelitian ini,
sebagai berikut:
 Bagaimana tingkat kerusakan pada bangunan gedung pendidikan jurusan
gedung ruang kehutanan pertemuan/kuliah Universitas Pattimura?
 Berapa estimasi biaya pemeliharaan dan perawatan terhadap gedung
pendidikan jurausan kehuatan ruang pertemuan/kuliah Universitas
Pattimura?

 Tujuan Penulisan
 Tujuan dari penelitian ini, sebagai berikut:
 Untuk Mengidentifikasi tingkat kerusakan pada bangunan gedung
pendidikan jurusan kehutanan ruang pertemuan/kuliah Universitas
Pattimura
 Untuk mengetahui estimasi biaya perawatan bangunan gedung
pendidikan jurusan ruang kehutanan pertemuan/kuliah Universitas
Pattimura
 Ruang Lingkup
 Dalam penelitian ini diberikan batasan agar lebih terfokus
sehingga mendapatkan hasil maksimal, batasan tersebut di
antaranya:
 Penelitian ini dilakukan Pada Pembangunan Rehabiliasi
Gedung Pendidikan Jurusan kehutanan ruang
pertemuan/kuliah Universitas Pattimura Ambon
 Objek penelitian dilakukan pada bagian struktur dan arsitektur
dengan meninjau bagian bangunan gedung yang mengalami
kerusakan ringan, sedang dan berat.
 Penelitian ini membahas tentang tingkat kerusakan bangunan
serta menghitung biaya Rehabiliasi Gedung Pendidikan
Jurusan kehutanan Universitas Pattimura Ambon .
 Banguan Gedung
Keputusan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
24/PRT/M/2008, bangunan gedung adalah wujud fisik hasil
pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau
di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat
manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat
tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial,
budaya, maupun kegiatan khusus.
 Estimasi Harga Perkiraan Taksiran Kasar
(Apporoximate Estimate)
 Berdasarkan Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor 45
Thun 2007 bahwa: haraga harga satuan per-m2 tertinggi
untuk bangunan rumah negara, dibedakan untuk setiap tipe
rumah negara dan lokasi kabupaten/kotanya. Harga satuan
tertinggi rata-rata per-m2 bangunan gedung bertingkat
adalah didasarkan pada harga satuan lantai dasar tertinggi
per-m2 untuk bangunan gedung bertingkat, kemudian
dikalikan dengan koefisien/faktor pengali untuk jumlah
lantai yang bersangkutan, dapat di lihat pada tabel berikut:
Jumlah Lantai Bangunan Harga Satuan Per-m2 Tertinggi

Bangunan 2 Lnatai 1,090 Standar Harga Gedung Bertingkat

Banguana 3 Lnatai 1,120 Stanadr Harga Gedung Bertinakat

Baguanan 4 Lantai 1,135 Standar Harga Gedung Bertingkat

Bangunan 5 Lantai 1,162 Standar Harga Gedung Bertingkat

Bangunan 6 Lantai 1,197 Standar Harga Gedung Bertingkat

Banguana 7 Lantai 1,236 Standar Harga Gedung Bertingkat

Bangunan 8 Lantai 1,265 Standar Harga Gedung Bertingkat

Tabel 3.1 Koefisien Faktor Pengali Bangunan


Sumber: Peraturan Pekerjaan Umum Nomor 45 Tahun 2007
 Metode Pengumpulan Data
 Metode pengumpulan data merupakan sekumpulan atau masukan yang di
peroleh dari suatu penegmatan yang selanjutnya mendukung analisa hasil
dan Pembahasan hasil serta kesimpulan. Dalam penelitian ini sumber
data yang di gunakan ada 2 yaitu berupa data sekunder dan data primer.
Adapun penjelasan mengenai pengumpulan data yaitu sebagai berikut:

 Data Sekunder
 Data sekunder merupakan sumber data penelitiam yang di
kumpulkan atau di produksi lembaga/instansi melelui media
pereantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan
data yang di peroleh atau di kumpulkan dari berbagai sumber
adapun data sekunder tersebut yaitu sebagai berikut:
 Peta Lokasi Penelitian
 Gambar Rencana
 Analisa Harga Satuan
 Data Primer
 Data primer merupakan sumber data penelitian yang di peroleh
secara langsung dari sumber aslinya berupa wawancara maupun
hasil observasi dari suatu objek di lapangan. Data yang di gunakan
untuk pembahasan oleh peneliti serta pengumupulan data primer
merupakan bagian internal dari proses penelitian.
 Berikut ini langkah pengembilan data di lapangan meliputi:
 gambar lokasi objek penelitian dan gambar bagian bagian dari
gedung yang mengalami kerusakan.
 Mengidentifikasi tingkat kerusakan terhadap bagian gedung yaitu
arsitektur dan utilitas.
 Untuk komponen arsitektur dilakukan pengecekan kerusakan
secara visual terhadap beberapa elemen berikut yaitu plesteran
dinding, keramik lantai, plafon, kusen, pintu dan jendela;
 dilakukan pemerikasaan utilitas secara visual terhadap alat-alat
sanitasi apakah masih berfungsi secara baik Atau tidak.
 Metode Analisis Data
 Analisis data penelitian ini menggunakan metode analisa dan
keuantitatif. Adapun langkah-langkah analisi data kuantitatif yang
di perlukan adalah sebagai berikut:

 Menganalisis jenis kerusakan dan biaya rehabilitas


 dan biaya revitalisasi bangunan Adapun langkah-langkah yang
dilakukan dalam menentukan jenis kerusakan gedung adalah
sebagai berikut :
 Menentukan klasifikasi bangunan gedung menurut Peraturan
Departemen Pekerjaan Umum, dapat dilihat pada Tabel 2.1
 Mengelompokkan kerusakan arsitektural dan struktural yang
terdapat pada bangunan gedung menjadi 3 (tiga) klasifikasi,
yaitu kerusakan ringan (R), sedang (S) dan berat (B).
 Kerusakan ringan jika terjadi terutama pada komponen non-
struktural, seperti penutup atap, langit-langit, penutup lantai,
dan dinding pengisi.
 Kerusakan sedang jika terjadi kerusakan pada sebagian
komponen nonstruktural, dan atau komponen struktural
seperti struktur atap, lantai, dan lain-lain.
 Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar
komponen bangunan, baik struktural maupun non-struktural
yang apabila setelah diperbaiki masih dapat berfungsi dengan
baik sebagaimana mestinya.
 Menghitung nilai proyek menggunakan estimasi harga
perkiraan taksiran kasar
 (approximate estimate) dengan metode pendekatan harga
bangunan tertinggi. Dengan menggunakan rumus di bawah
ini:
 Harga Per Lantai = BP x f x L
(1)
 Keterangan
 BP = Harga bangunan per-m2
 F = Faktor pengali bangunan bertingkat
 L = Luas bangunan per-lantai
 Koefisien faktor pengali bangunan bertingkat dapat dilihat
pada table 3.1
 Menghitung biaya perawatan/perbaikan yang diperlukan
dengan pendekatan estimasi harga perbaikan bangunan dan
estimasi pembangunan baru
 Estimasi harga perbaikan bangunan adalah perkiraan total
biaya perbaikan bangunan yang dihitung dengan harga satuan
upah dan bahan secara riil dari pasaran di Kota ambon
 Estimasi pembangunan baru komponen bangunan adalah
perkiraan total biaya untuk pembangunan baru tiap
komponen yang mengalami kerusakan dari perhitungan
Rencana Anggaran Biaya (RAB).
 Estimasi harga perbaikan kemudian dibandingkan dengan
estimasi pembangunan baru komponen bangunan. Apabila
harga perbaikan lebih rendah dibandingkan dengan
pembangunan baru komponen bangunan maka tindakan yang
harus dilakukan adalah perbaikan, sebaliknya jika
pembangunan baru komponen bangunan lebih rendah maka
dapat diusahkan untuk membangun kembali
 Menganalisis tingkat kerusakan yang terjadi serta
persentasinya dengan menggunakan rumus di bawah ini:
 Tingkat Kerusakan = Harga Perbaikan X 100%
(2)
 Nilai Proyek Harga Tertinggi
 Tingkat kerusakan dalam kriteria ringan, sedang dan berat
sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
24/PRT/M/2008 yaitu. (1) sampai dengan 35% termasuk
dalam tingkat kerusakan ringan, (2) hingga 45% termasuk
dalam tingkat kerusakan sedang, dan (3) hingga 65%
termasuk dalam tingkat kerusakan berat.

Anda mungkin juga menyukai