Anda di halaman 1dari 13

BEGAL

DALAM
PANDANGAN
ISLAM
AR. Hamdi, M.A.
 Pelaku kriminal yang menyerang jiwa,
atau merampas harta dengan senjata,
atau merusak kehormatan wanita dengan
ancaman senjata, diistilahkan ulama
dengan Quttha’ at-Thariq [arab: ‫ق طاع‬
‫]ا لطريق‬. Di tempat kita disebut begal atau
penyamun.

UPAYA KITA?
PEMERINTAH
 Anjuran dari Al-Qur’an:

ْ ‫َّ َ َ َ ُ َّ َ ُ َ ُ َ َ َ َ ُ َ ُ َ َ ْ َ ْ َ َأْل‬
‫ض‬ ِ ‫هللا ورسول َأه ويسع َأون ِفي ا ر‬ ‫ِإ نما جزاء ال ِذين يحا ِربون‬
ْ‫ص َّل ُبوا َأ ْو ُت َق َّط َع ْيديه ْم َو ْر ُج ُل ُه ْم من‬
َ ‫َف َس ًادا َأ ْن ُي َق َّت ُلوا َأ ْو ُي‬
ِ ِ ِ
ْ ُ َ َ َ ْ ُّ ٌ ْ ْ ُ َ َ َ ْ ‫اَل َأ ْ ُ ْ َ ْ َ َأْل‬
‫ض ذ ِلك لهم ِخزي ِفي الدنيا ولهم ِفي‬ ِ ‫ِخ ٍف و ينفوا ِمن ا ر‬
ٌ‫اب َعظيم‬ ٌ ‫اَآْلخ َرة َع َذ‬
ِ ِ ِ
“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang
memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka
bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong
tangan dan kaki mereka secara silang, atau dibuang dari negeri
(tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu
penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh
siksaan yang besar.” (QS. Al Maidah: 33)
 Membuat kerusakan di muka bumi dalam ayat
adalah orang yang melakukan teror di jalanan
dengan melakukan perampasan atau
pembunuhan. (Imam As Sa’di, Manhajus Salikin,
hal. 243).
UPAYA HUKUM PEMERINTAH
 Begal yang melakukan pembunuhan dan
perampasan harta, dia dibunuh dan disalib.
 Begal yang melakukan pembunuhan saja,
wajib dibunuh.
 Begal yang hanya merampas harta, dipotong
tangan kanan sampai pergelangan dan
dipotong kaki kirinya sampai
pergelangannya.
 Begal yang menteror dan menakut-nakuti
orang lain, dia dipenjara. (Manhajus Salikin,
hal. 243).
UPAYA MASYARAKAT
 Bagi masyarakat, baik individu maupun kelompok,
melawan aksi begal disyariatkan dalam Islam. Dan
dianjurkan dengan cara seminimal mungkin yang
bisa menghentikan aksinya. Jika dia tidak bisa
dihentikan selain dengan membunuhnya, maka
tidak ada hak untuk menuntut balas.
‫‪SAAT DIBEGAL, APAKAH‬‬
‫?‪PASRAH‬‬
‫أجمع املسلمون على جواز مقاتلة قطاع الطريق وقد‬ ‫‪‬‬
‫ثبت عن النبي صلى هللا عليه وسلم أنه قال‪( :‬من قتل‬
‫دون ماله فهو شهيد)‪ .‬فالقطاع ‪ ‬إذا طلبوا مال‬
‫املعصوم لم يجب عليه أن يعطيهم شيئا باتفاق‬
‫األئمة؛ بل يدفعهم باألسهل فاألسهل فإن لم يندفعوا‬
‫إال بال‪k‬قتال فله أن يقاتلهم فإن قتل كان شهيدا وإن‬
‫قتل واحدا منهم على هذا الوجه كان دمه هدرا؛‬
‫وكذلك إذا طلبوا دمه كان له أن يدفعهم ولو بالقتل‬
‫إجماعا؛ )ابن التيمية)‬
‫?‪HARUSKAH MELAWAN‬‬
‫لكن الدفع عن املال ال يجب بل يجوز له أن‬ ‫‪‬‬
‫يعطيهم املال وال يقاتلهم‪ .‬وأما الدفع عن النفس‬
‫ففي وجوبه قوالن هما روايتان عن أحمد )مجموع‬
‫الفتاوى‪)34/242 :‬‬
DALIL MELAWAN BEGAL
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu,

َ‫الله َأ َرَأ ْي َت ْن َجاء‬


َّ َ ُ َ َ َ َ َ َّ ُ َ َ ٌ ُ َ َ َ
‫ِإ‬ ِ ‫ فقال يا رسول‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫جاء رجل ِإ لى رسو ِل الل ِه‬
ُ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ‫َ ُ ٌ ُ ُ َأ ْ َ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ َ َ َ َأ َ َأ‬
.» ‫له‬k‫ قال ر يت ِإ ن قاتل ِنى قال « قا ِت‬.» ‫ ِريد خذ م ِالى قال « فال تع ِط ِه مالك‬k‫رجل ي‬
َّ َ ُ َ َ ُ ُ ْ َ َ ْ َ ْ ‫َ َ َأ َ َأ ْ َ ْ َ َ َ َ َ َ َأ ْ َ َ ٌ َ َ َأ َ َأ‬
‫ هو ِفى الن ِار‬:‫ قال ر يت ِإ ن قتلته قال‬.» ‫قال ر يت ِإ ن قتل ِنى قال « ف نت ش ِهيد‬
Ada seseorang yang datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam,
‘Ya Rasulullah, bagaimana jika ada orang yang hendak merampas hartaku.’
“Jangan kau serahkan hartamu.” Jawab baliau.
‘Bagaimana jika dia melawan?’ tanya orang itu.
“Lawan balik dia.”
‘Bagaimana jika dia membunuhku?’ tanya orang itu.
“Engkau syahid.” Jawab beliau.
‘Lalu bagaimana jika aku berhasil membunuhnya?’
“Dia di neraka.” Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
(HR. Muslim 377)
BERDOA SAAT DIBEGAL
َ ‫ْ َ ْئ‬ ْ َّ ُ
‫اللهم اك ِف ِن ِيهم ِبما ِش ت‬
Ya Allah, cukupkanlah aku dari kejahatan
mereka dengan cara sesuai yang Engkau
kehendaki. (HR. Muslim 3005)
Doa Ashhabul Ukhdud...
Kisah Ulama dan Perampok
Diceritakan oleh Ummul Malik bintu Hisyam,
Suatu ketika Imam Atha’ al-Azraq keluar menuju tanah lapang dan melakukan shalat
malam. Tiba-tiba dia dihadang perampok. Beliaupun berdoa,
‫اللهم اكفنيه‬
Ya Allah, cukupkanlah aku dari kejahatannya.
Tiba-tiba tangan dan kaki perampok itu menjadi kaku. Diapun menangis dan berteriak,
’Demi Allah, saya tidak akan merampok lagi.’
Kemudian Imam Atha’ mendoakannya, sehingga dia bisa lepas. Ketika beliau pergi,
perampok itu selalu ikut.
’Saya mohon dengan sangat, siapakah kisanak?’ tanya perampok.
’Saya Atha’.’ Jawab sang imam.
Kemudian keduanya berpisah. Sementara perampok itu belum mengenali wajah sang
Imam Atha al-Azraq.
Di pagi harinya, perampok taubat itu bertanya-tanya kepada masyarakat sekitar.
’Kalian tahu, siapa orang soleh yang keluar ke tanah lapang melakukan shalat malam?’
’Kami tahu, dia Atha’ as-Sulami.’ Jawab penduduk.
Orang inipun segera menemui Atha as-Sulami.
’Aku menemui anda untuk bertaubat dari perbuatan burukku.’ Mantan perampok itu
mulai cerita kejadiannya.
Kemudian Atha as-Sulami mengangkat tangannya ke atas dan berdoa. Beliau menangis,
kemudian menyampaikan kepada si mantan perampok,
’Kamu salah. Itu bukan saya. Itu Atha al-Azraq.’
Sumber: kitab at-Tawwabin, Ibnu Qudamah, hlm. 167
SYUKRAN...
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menceritakan tentang kisah ashabul ukhdud dan perjalanan perjalanan pemuda soleh
bersama raja yang zalim. Dalam kisah itu, sang pemuda soleh ini berkali-kali diancam oleh
raja agar meninggalkan ajaran islam dan hendak dibunuh oleh sang raja dengan beraneka
macam cara, namun semuanya gagal.
Yang pertama, raja menyuruh prajuritnya untuk membawa pemuda ini ke puncak gunung.
Setelah sampai di puncak, lemparkan dia jika tidak mau keluar dari islam. Sesampainya di
puncak gunung, pemuda soleh ini berdoa,
َ ‫اللهُ َّم ا ْكفِنِي ِه ْم بِ َما ِشْئ‬
‫ت‬
Ya Allah, cukupkanlah aku dari kejahatan mereka dengan cara sesuai yang Engkau
kehendaki.
Gunung itupun berguncang, hingga para prajurit itu berjatuhan. Sang pemuda selamat dan
dia mendatangi raja sendirian. Kemudian sang raja menyuruh beberapa prajuritnya untuk
membawa anak ini di atas perahu dan dibawa ke tangah lautan. Jika sampai di tengah,
ceburkan dia ke laut.
Setelah sampai di tengah laut, sang pemuda ini berdoa dengan doa yang sama,
‫ت‬َ ‫اللهُ َّم ا ْكفِنِي ِه ْم بِ َما ِشْئ‬
Ya Allah, cukupkanlah aku dari kejahatan mereka dengan cara sesuai yang Engkau
kehendaki.
Perahu itupun terbalik dan semua tenggelam, namun Allah selamatkan pemuda ini.
(HR. Muslim 3005).

Anda mungkin juga menyukai