Anda di halaman 1dari 18

TUGAS

TAMBAHAN
SEPSIS
NEONATAL
Sepsis neonatal merupakan sindrom klinis penyakit
sistemik akibat infeksi yang terjadi dalam satu bulan
pertama kehidupan.

Insidensnya berkisar 1 – 8 di antara 1000 kelahiran hidup dan


meningkat menjadi 13-27 per 1000 kelahiran hidup pada bayi
dengan berat
<1500 g

Bakteri, virus, jamur dan protozoa dapat menyebabkan sepsis


pada neonatus.
3

Sepsis dibedakan menjadi :


Early onset sepsis (EOS), timbul dalam 3 hari pertama, berupa gangguan
multisistem dengan gejala pernapasan yang menonjol; ditandai dengan awitan
tiba-tiba dan cepat berkembang menjadi syok septik dengan mortalitas tinggi.

Late onset sepsis (LOS), timbul setelah umur 3 hari, lebih sering di atas 1
minggu. Pada sepsis awitan lambat, biasanya ditemukan fokus infeksi dan sering
disertai dengan meningitis.

Sepsis nosokomial, ditemukan pada bayi risiko tinggi yang dirawat, berhubungan
dengan monitor invasif dan berbagai teknik yang digunakan di ruang rawat
intensif.
4

KELOMPOK TEMUAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN SEPSIS

Kategori A

 Kesulitan bernapas (misalnya: apnea, napas lebih dari 60 kali per menit, retraksi
dinding dada, grunting pada waktu ekspirasi, sianosis sentral
 Kejang Tidak sadar
 Suhu tubuh tidak normal (sejak lahir & tidak memberi respons terhadap terapi)
atau suhu tidak stabil sesudah pengukuran suhu normal selama tiga kali atau lebih
 Persalinan di lingkungan yang kurang higienis (menyokong ke arah sepsis)
 Kondisi memburuk secara cepat dan dramatis (menyokong ke arah sepsis)
Kategori B
 Tremor
 Letargi atau lunglai
 Mengantuk atau aktivitas berkurang
 Iritabel atau rewel, muntah, perut kembung Tanda-tanda mulai muncul sesudah
hari ke empat Air ketuban bercampur mekonium
 Malas minum, sebelumnya minum dengan baik
KECURIGAAN BESAR SEPSIS 5

Bayi umur sampai dengan usia 3 hari Bayi usia lebih dari 3 hari

Riwayat ibu dengan infeksi rahim, demam


lebih gejala pada kategori B (lihat Tabel 1
dengan kecurigaan infeksi berat, atau
untuk kategori A dan B).
ketuban pecah dini
Bayi mempunyai dua atau lebih temuan
Bayi memiliki dua atau lebih gejala yang
kategori A atau tiga atau lebih temuan
tergolong dalam kategori A, atau tiga atau
kategori B.
6

DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
ANAMNESIS
FISIS PENUNJANG
7

ANAMNESIS
 Riwayat ibu mengalami infeksi intrauterin, demam dengan
kecurigaan infeksi berat atau ketuban pecah dini
 Riwayat persalinan tindakan, penolong persalinan, lingkungan
persalinan yang kurang higienis
 Riwayat lahir asfiksia berat, bayi kurang bulan, berat lahir rendah
 Riwayat air ketuban keruh, purulen atau bercampur mekonium
 Riwayat bayi malas minum, penyakitnya cepat memberat
 Riwayat keadaan bayi lunglai, mengantuk aktivitas berkurang
atau iritabel/rewel, muntah, perut kembung, tidak sadar, kejang
Presentation title 8

PEMERIKSAAN FISIS
Click icon to add picture Click icon to add picture Click icon to add picture

KEADAAN UMUM GASTROINTESTINAL KULIT

• Suhu tubuh tidak normal (lebih • Muntah, diare, perut • Perfusi kulit kurang,
sering hipotermia)
kembung, hepatomegali sianosis, petekie, ruam,
• Letargi atau lunglai, mengantuk atau
aktivitas berkurang • Tanda mulai muncul sklerema, ikterik.
• Malas minum setelah sebelumnya sesudah hari keempat
minum dengan baik
• Iritabel atau rewel
• Kondisi memburuk secara cepat dan
dramatis
Presentation title 9

Click icon to add picture Click icon to add picture

KARDIOPULMONAL NEUROLOGIS

• Takipnu, distres • Iritabilitas, penurunan


respirasi (napas kesadaran, kejang,
cuping hidung, ubun-ubun membonjol,
kaku kuduk sesuai
merintih, retraksi)
dengan meningitis.
takikardi, hipotensi.
Presentation title 10

PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan jumlah lekosit dan hitung jenis secara serial untuk menilai perubahan akibat infeksi, adanya
lekositosis atau lekopeni, neutropeni, peningkatan rasio netrofil imatur/total (I/T) lebih dari 0,2.
• Peningkatan protein fase akut (C-reactive protein), peningkatan lgM.
• Ditemukan kuman pada pemeriksaan kultur dan pengecatan Gram pada sampel darah, urin dan cairan
serebrospinal serta dilakukan uji kepekaan kuman.
• Analisis gas darah: hipoksia, asidosis metabolik, asidosis laktat.
• Pada pemeriksaan cairan serebrospinal ditemukan peningkatan jumlah leukosit terutama PMN, jumlah
leukosit >20/mL (umur kurang dari 7 hari) atau >10/mL (umur lebih 7 hari), peningkatan kadar protein,
penurunan kadar glukosa serta ditemukan kuman pada pengecatan Gram. Gambaran ini sesuai dengan
meningitis yang sering terjadi pada sepsis awitan lambat.
• Gangguan metabolik hipoglikemi atau hiperglikemi, asidosis metabolik.
• Peningkatan kadar bilirubin.
Presentation title 11

RADIOLOGIS

Foto toraks dilakukan jika ada gejala distres pernapasan. Pada foto toraks dapat ditemukan :

• Pneumonia kongenital berupa konsolidasi bilateral atau efusi pleura.


• Pneumonia karena infeksi intrapartum, berupa infiltrasi dan destruksi jaringan bronkopulmoner, atelektasis
segmental atau lobaris, gambaran retikulogranular difus (seperti penyakit membran hialin) dan efusi pleura.
• Pada pneumonia karena infeksi pascanatal, gambarannya sesuai dengan pola kuman setempat.

Jika ditemukan gejala neurologis, dapat dilakukan CT scan kepala, dapat ditemukan obstruksi aliran cairan
serebrospinal, infark atau abses. Pada ultrasonografi dapat ditemukan ventrikulitis.
12

TATA LAKSANA

Dugaan sepsis
Dasar melakukan pengobatan adalah temuan yang berhubungan
dengan sepsis. Pada dugaan sepsis pengobatan ditujukan pada temuan
khusus (misalnya kejang) serta dilakukan pemantauan
13

TATA LAKSANA
Kecurigaan besar sepsis

Antibiotik awal diberikan ampisilin dan gentamisin. Bila organisme tidak dapat ditemukan dan bayi tetap
menunjukkan tanda infeksi sesudah 48 jam, ganti ampisilin dan beri sefotaksim, sedangkan gentamisin tetap
dilanjutkan.
Pada sepsis nosokomial, pemberian antibiotik disesuaikan dengan pola kuman setempat. Jika disertai dengan
meningitis, terapi antibiotik diberikan dengan dosis meningitis selama 14 hari untuk kuman Gram positif dan 21
hari untuk kuman Gram negatif.

Lanjutan terapi dilakukan berdasarkan hasil kultur dan sensitivitas, gejala klinis, dan pemeriksaan laboratorium
serial (misalnya CRP).
Presentation title 14

ANTIBIOTIK

Tabel 2. Dosis antibiotik untuk sepsis dan meningitis

Antibiotik Cara Dosis dalam mg


Pemberian Hari 1 - 7 hari 8+

Ampisilin IV, IM 50 mg/kg setiap 12 jam 50 mg/kg setiap 8 jam


Ampisilin (meningitis) IV 100 mg/kg setiap 12 jam 100 mg/kg setiap 8 jam
Sefotaksim IV 50 mg/kg setiap 8 jam 50 mg/kg setiap 6 jam
Sefotaksim (meningitis) IV 50 mg/kg setiap 6 jam 50 mg/kg setiap 6 jam
Gentamisin IV, IM < 2 kg: 3 mg/kg sekali sehari 7,5 mg/kg setiap 12 jam
> 2 kg: 5 mg/kg sekali sehari 7,5 mg/kg setiap 12 jam
15

• Respirasi

Menjaga patensi jalan napas dan pemberian oksigen untuk mencegah hipoksia. Pada kasus
tertentu mungkin dibutuhkan ventilator mekanik.

• Kardiovaskular

Pasang jalur IV dan beri cairan dengan dosis rumatan serta lakukan pemantauan tekanan darah (bila
tersedia fasilitas) dan perfusi jaringan untuk medeteksi dini adanya syok.

Pada gangguan perfusi dapat diberikan volume ekspander (NaCl fisiologis, darah atau albumin,
tergantukebutuhan) sebanyak 10 ml/kgBB dalam waktu setengah jam, dapat diulang 1-2 kali.

Melakukan monitor keseimbangan cairan.

• Hematologi
a) Transfusi komponen jika diperlukan, atasi kelainan yang mendasari.

b) Tunjangan nutrisi adekuat.


Presentation title 16

• Bedah
Pada kasus tertentu, seperti hidrosefalus dengan akumulasi progesif dan enterokolitis nekrotikan, diperlukan
tindakan bedah.

• Manajemen khusus
a) Pengobatan terhadap tanda khusus lain atau penyakit penyerta serta komplikasi yang terjadi (misal: kejang,
gangguan metabolik, hematologi, respirasi, gastrointestinal, kardiorespirasi, hiperbilirubin).
b) Pada kasus tertentu dibutuhkan imunoterapi dengan pemberian imunoglobulin, antibodi monoklonal atau
transfusi tukar (bila fasilitas memungkinkan).
c) Transfusi tukar diberikan jika tidak terdapat perbaikan klinis dan laboratorium setelah pemberian antibiotik
adekuat.
Presentation title 17

LANGKAH PREVENTIF
• Mencegah dan mengobati ibu demam dengan kecurigaan infeksi berat atau infeksi intrauterin.
• Mencegah dan pengobatan ibu dengan ketuban pecah dini.
• Perawatan antenatal yang baik.
• Mencegah aborsi yang berulang, cacat bawaan.
• Mencegah persalinan prematur.
• Melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman.
• Melakukan resusitas dengan benar.
• Melakukan tindakan pencegahan infeksi : CUCI TANGAN!!
• Melakukan identifikasi awal terhadap faktor resiko sepsis pengelolaan yang efektif.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai