Prepared by:
PSM – PT. LDC Indonesia
Engineering Basic
2
Engineering Control
Engineering control merupakan suatu Rekayasa modifikasi fisik/non fisik dari suatu proses untuk mencegah terjadinya
kegagalan proses. Berikut merupakan contoh engineering control untuk pekerjaan di sekitar kita
Membutuhkan waktu yang lama untuk menguras sisa Menginstal jalur pipa baru dan pompa untuk memberikan efesiensi
minyak di tanki/vessel waktu cleaning
Kavitasi pada pompa Memasang level switch yang akan menghentikan pompa jika level
fluida sangat rendah
Debu dari proses yang terbang ke udara Menginstall dust collector sebagai pengumpul debu agar tidak
berterbangan ke udara
Storage tank penyok saat proses loading Menambahkan breather valve untuk menjaga tekanan dalam tanki
tetap stabil
3
Engineering drawing
Tidak mungkin kita mendesain sesuatu yang berkaitan dengan proses tanpa mengetahui basic dari desain itu sendiri/ gambar
exisiting seperti PFD, P&ID, isometric maupun layout dam structural drawing
Diagram alir proses menunjukkan hubungan antara peralatan utama (kolom, Vessel, pompa, turbin, boiler, dll.) dalam sistem.
Diagram ini menunjukkan aliran cairan kimia dan peralatan yang terlibat dalam proses dengan sifat-sifat cairan kimia yang
mengalir (seperti suhu, tekanan, densitas fluida, laju aliran, dll.). Umumnya, PFD tidak menunjukkan komponen kecil (seperti
instrumen tekanan, suhu, dan aliran), sistem perpipaan (seperti loop kontrol, jalur by-pass, saluran pembuangan, dll.), properti
pipa (seperti ukuran, spesifikasi, peringkat, dll.) dll.
P&ID, merupakan diagram atau ilustrasi skematik dari hubungan fungsi antara piping, instrumentation dan system equipment
components.P&ID menunjukkan semua piping termasuk Sequence physic dari sambungan, Reducers, Valves, Equipment,
Instrumentation dan Control Interlocks.
Simbol dan lambang yang terdapat pada dokumen P&ID berdasarkan pada standard ISA (the International Society of
Automation), khususnya standar ISA nomor ISA-5.1(1984) R (1992): Instrumentation Symbols and Identification.
Sedangkan isometric sendiri adalah bentuk lebih detail dari P&ID, biasanya diperukan saat tahap konstruksi untuk erection
pipa, fit-up dll.
4
PFD Drawing
5
P&ID Drawing
6
Isometric Drawing
30’
7
Legend Drawing
8
Question
9
Material standard
SODIUM BLEACHING
CPO RBDPO RBDPL RBDPS GLYCERINE DIESEL FUEL NATURAL GAS METHANOL
METHYLATE POWDER
Aluminum B B B B A A A B B -
METALS
Carbon Steel A A A A B A A A A -
Cast/Ductile Iron B B B B B A A A A -
304 Stainless Steel A A A A A A A A A A
316 Stainless Steel A A A A A A A A A D
Acetal A A A A A A A A A -
Buna B B B B A A A A A A
CSM (Hypalon) - - - - A B - A A -
PLASTICS, ELASTOMERS & LEATHER
EPR, EPDM D D D D A D D A A -
Fluorocarbon B B B B A - - - - -
Fluoroelastomer (FKM) A A A A A A A D D -
Geolast (Buna & Polypropylene) A A A A A A - - - -
Hastelloy C A A A A A B - A A -
TPE - - - - B B B B B -
Leather - - - - A A - - - -
Nitrile (TS) A A A A A - - A A -
Nitrile (TPE) - - - - A - - A A -
Nylon C C C C C A A B B A
Polychloroprene D D D D A D C A A -
Polypropylene A A A A A B B A A -
PTFE A A A A A A A A A A
PVDF A A A A A A A A A -
Santoprene (EPDM Polypropylene) B B B B D D D A A -
UHMWPE A A A A A D - A A -
10
Piping desain
Untuk diameter pipa secara sederhana bisa kita tentukan dengan kebutuhan debit yang kita butuhkan, sedangkan aspek yang kita
pehatikan untuk mendesain suatu jalur pipa yaitu : 1. Temperature 2. Tekanan 3. Content 4. Debit
Dalam merancang system pemipaan, baik cairan, gas atau dua fase (Gas cair atau uap cair) harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Design pipa dirancang dengan nilai yang lebih besar dari nilai tekanan operasi maksimal (maximum operating pressure) atau
tekanan desain pada sistem. Tekanan desain adalah tekanan terbesar yang dapat dicapai dalam sistem selama beroperasi,
termasuk tekanan yang mungkin terjadi secara tidak disengaja, seperti kegagalan alat kontrol, kesalahan operator, dan tekanan
berlebih sperti water hammer.
2. Design pipa mampu melalui pengujian tekanan secara hidrostatik atau pneumatic (pneumatic test pressure).
3. Pipa harus tahan terhadap uji kebocoran selama beroperasi. Desain tekanan internal dari pipa yang tertimbun dan di atas
tanah menggunakan rumus yang sama.
11
Piping Desain
Contoh :
Pipa dengan ukuran 6-inch carbon steel (ASTM A106 Grade B) terpasang dibawah tanah sebuah pabrik kimia. Hitung
ketebalan Pipa dengan tekanan desain 500 psi / 35 bar pada desain suhu maksimum 100°F.
Perhitungan ketebalan pipa berdasarkan ASME B31.3 :
Dimana :
t : ketebalan pipa minimal (minimum wall thickness)
D : Diameter luar pipa = 6.625
S : allowable stress berdasarkan ASME B31.3 dan temp 100°F = 20,000 psi
E : quality factor = 1.0 untuk seamless pipe
p : design pressure, psi
Y : Coefficient factor = 0.4 (Table 304.1.1 ASME B31.3)
Diperoleh ketebalan 0.08 inches. Lalu ditambahkan dengan kompensasi ketebalan dari korosi (corrosion allowance)
dan toleransi ketebalah pabrikasi (12.5% for ASTM A106 material) sehingga mendapatkan nilai ketebalan dinding
pipa minimum yang dibutuhkan.
12
Pemilihan valve
Ada banyak jenis valve yang tersedia, masing-masing memiliki karakteristik, kapasitas, dan kegunaan yang berbeda. Ada berbagai
metode operasi yang tersedia: manual, pneumatik, listrik, dll.
Sebagai contoh, jika kita ingin menghentikan sirkulasi cairan maka kita menggunakan ball valve atau gate valve
Sedangkan untuk mengontrol laju aliran kita bisa menggunakan needle valve, globe valve atau butterfly valve.
14
Pemilihan valve
15
Safety Device
Beberapa safety device yang digunakan dalam proses safety management:
Level Transmitter : Memberikan informasi tentang ketinggian/volume isi dari suatu tanki/vessel/equipment lain
Sebagai contoh Differential level transmitter (DPT) – Dapat mengetahui nilai tekanan benda cair dan dapat mengetahui level permukaan
benda cair. Prinsip kerjanya, dengan memanfaatkan. Dengan memanfaatkan kegunaan alat ukur ini dalam mengukur tekanan, lalu
mengambil perbandingan atau selisih (Diffferential) antara tekanan pada posisi level rendah dengan tekanan pada posisi level tinggi.
Setiap benda cair dalam suatu bejana dengan ketinggian permukaan 10-meter (10.000
mmH2O) akan menghasilkan tekanan bawah sebesar 1 Bar.
16
Safety Device
Berikut ini ada beberapa pedoman dalam memilih type level sensor :
•Jenis Material yang di ukur : Liquid or Solid
Untuk liquid bisa menggunakan DPT, radar, float
Untuk solid bisa menggunakan ultrasonic, rotary paddle, load cell
•Berapa Max Pressure dan Max Temperature
•Apakah tujuan pemasangan : sebagai level switch atau sebagai level meter atau keduanya
•Berapa Besar : max level dan min level
•Apakah Bahan Cairan homogen atau hetrogen sehingga terdapat endapan (heterogen bisa menggunakan ultrasonic)
•Apakah dalam tanki terdapat busa atau uap pada permukaan cairan (jika ada buih baiknya menggunakan vibrating level sensor)
•Apakah dibutuhkan jenis level sensor yang bersentuhan dengan cairan atau yang non contact
LEVEL SWITCH
Level switch merupakan instrument yang berfungsi untuk kondisi dari keadaan ‘hidup/on’ ke ‘tidak normal’ berdasarkan kriteria
tertentu. Level switch ini sangat berguna untuk aplikasi pada PLC, alarm, interlock, relay serta kontrol on-off.
Prinsip dasar.
Prinsip dasar dari level switch didasarkan pada perubahan level yang akan mengakibatkan perubahan gaya yang ditimbulkan oleh fluida.
Perubahan gaya ini akan mengakibatkan gaya tarik pada suatu pelat untuk mengaktifkan switch dalam kondisi on. Keadaan ini juga
berlaku untuk keadaan yang sebaliknya.
17
Safety Device
Selenoid Valve : Menutup ataupun membuka pada kondisi yang diinginkan, sebagai contoh shut-off valve
akan otomatis menutup jika terjadi power outage sebagai pemutus supply gas pada suatu equipment.
18
Safety Device
Temperature : Sama halnya dengan level transmitter namun yang dibaca adalah suhu untuk menjaga
Transmitter batas atas maupun batas bawah temperature yang diizinkan
Pressure Transmitter : Sama halnya dengan level switch namun yang dibaca adalah tekanan untuk menjaga
batas atas maupun batas bawah tekanan yang diizinkan
Gas Detector : Memberikan pembacaan/indikasi dari konsentrasi suatu gas (sesuai dengan jenis gas
detectornya). Di pabrik banyak kita gunakan untuk mengindikasi jika terjadi kebocoran gas/ tingkan LEL yang
melewati batas.
19
Safety Device
Oxygen analyzer : membaca konsentrasi oksigen sebagai dasar injeksi gas nitrogen ke dalam suatu
tanki/vessel. Sumber oksigen berasal dari udara. Untuk terjadi proses pembakaran, setidaknya dibutuhkan 15
persen volume oksigen di udara.
Scrubber : Sebuah perangkat atau proses untuk membersihkan polutan yang dihasilkan aliran
pembuangan industry.
Smoke, heat, : memberikan indikasi bahwa terdapat kondisi unormal yang diakibatkan asap, panas,
Fire Detector maupun api.
20