Anda di halaman 1dari 56

KONSEP KETENAGAAN KEPERAWATAN

SESUAI DENGAN KEBUTUHAN RUANG


RAWAT

Annisa Rahmi Galleryzki, S.Kep., Ns., M.Kep


OUTLINE

1. Konsep dasar dan 2. Variabel dalam


tujuan ketenagaan ketenagaan

3. Cara penghitungan 4. Alokasi dan


kebutuhan tenaga dalam penjadwalan tenaga di
suatu shift setiap shift
Your Title Here

5. Peningkatan 6. Metode
More..
kualitas tenaga penugasan
KETENAGAAN
Ketenagaan merupakan proses penyusunan dan
pengembangan ketenagaan untuk meningkatkan
kinerja secara efektif dan efisien

Kegiatan ketengaan seorang perawat kepada pasien


adalah menentukan tingkat ketergantungan pasien
dan menyesuaikan jumlah perawat yang
dibutuhkan sesuai dengan tingkat ketergantugan
pasien tersebut.
Ketenagaan
• Perencanaan tenaga keperawatan mengikuti pola dan menjawab
pertanyaan 5W dan 1H yang meliputi :


• What : Tenaga apa yang kita butuhkan dan berapa yang kita butuhkan
• Who : Siapa tenaga perawat yang kita butuhkan dan bagaimana klasifikasi
pendidikan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan sertifikasi yang
dimiliki oleh perawat. Penentuan siapa perawat yang dibutuhkan juga harus


disesuaikan dengan kebutuhan akan tuntutan pelayanan keperawatan yang
kompeten dan sesuai kebutuhan masyarakat
• Where : Tenaga keperawatan untuk spesifikasi area mana yang yang
dibutuhkan. Perencanaan tenaga hendaknya juga memperhatikan tipe
ruangan dan juga tipe rumah sakit
Ketenagaan
• When : Kapan tenaga keperawatan dibutuhkan
• Why : Leader perawat harus mempunyai rasional/alasan yang tepat dalam


perencanaan tenaga keperawatan. Perencanaan didasari dari suatu
pertanyaan mengapa harus dilaksanakan recruitment, mengapa harus
menambah kebutuhan perawat dan mengapa spesifikasi perawat X yang
akurat dan data akurat ini akan diperoleh jika leader perawat mempunyai


data terkait jumlah pasien, tingkat ketergantungan pasien, beban kerja
perawat serta factor organisasi dan fisik bangunan dari suatu organisasi
• How : Pertanyaan bagaimana cara perekrutan, mekanisme seleksi harus
direncanakan dengan baik agar mendapatkan baik kuantitas dan kualitas
perawat yang sesuai dengan kebutuhan (Hariyati, 2014).
Ketenagaan
• Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni dalam


perencanaan, pengorganisasian, pengintegrasian, pemeliharaan,
dan pemutusan hubungan kerja,untuk mencapai tujuan
organisasi, keinginan staff dan kebutuhan masyarakat.
• Pengertian tersebut mencakip pemilihan staff yang memiliki

kriteria yang tepat dalam penempatan posisi di organisasi, sesuai
kriteria organisasi sehingga staff dengan kualifikasi tersebut
didapatkan, dipertahankan, kemudian dikembangkan
kemampuannya sesuai kebutuhan organisasi (Batjo & Shaleh,
2018).
Variabel dalam ketenagaan

Faktor pasien
1.Jumlah pasien dan fluktuasinya (Bed Rate
Occupation/BOR, Long of Stay/LOS)
2.Karakteristik pasien sesuai tingkat kompleksitas
perawatan seperti pasien pasca operasi/ pasien ruang
intensif
3.Kondisi pasien sesuai dengan jenis penyakit dan usia
4.Pasien dengan kasus khusus seperti psikiatri, NAPZA
Variabel dalam ketenagaan : factor pasien
KATEGORI I-SELF CARE
Aktivitas sehari-hari/ADL
Mampu makan mandiri
Penampilan mandiri dan optimal
Eliminasi:mampu ke kamar mandi, tidak mengalami inkontinensia
Kenyamanan: dalam kondisi yang nyaman

Status Umum Kesehatan


Status Umum baik
Tidak ada/ada prosedur tetapi sederhana
Pengobatan untuk prosedur diagnostic
Tidak ada/ada prosedur operasi sederhana

Kebutuhan edukasi dan dukungan emosional


Edukasi kesehatan rutin untuk penjelasana prosedur, discharge planning atau terkait kebutuhan
orientasi waktu, tempat, dan perawat yang sedang bertugas
Treatment dan medikasi
Tidak ada/simple medikasi/treatment
Variabel dalam ketenagaan : factor pasien
KATEGORI II-MINIMAL CARE
Aktivitas sehari-hari/ADL
Makan: membutuhkan bantuan menyiapkan, membantu posisi makan, butuh dukungan/dorongan motivasi
untuk makan, mampu makan sendiri
Penampilan mandiri dan optimal, hanya butuh sedikit bantuan
Eliminasi: butuh bantuan ke kamar mandi atau menggunakan urinal, tidak mengalami inkontinensia
Kenyamanan: dalam kondidi yang nyaman atau butuh bantuan minimal

Status Umum Kesehatan


Tampak sakit ringan, dan tanda-tanda sakit ringan
Terpasang infus atau drainase yang tidak komplek
Pengobatan untuk prosedur diagnostic: contoh insulin pada pasien diabet
Pemantauan tanda-tanda vital

Kebutuhan edukasi dan dukungan emosional


Edukasi kesehatan 5-10 menit setiap shift untuk kebutuhan edukasi dan dukungan emosi karena pasien
cemas tetapi kondisi orientasinya baik
Treatment dan medikasi
Butuh 20-30 menit pershift, membuthkan evaluasi efektivitas medikasi dan treatment
Variabel dalam ketenagaan : factor pasien
KATEGORI III – MODERATE CARE
Aktivitas sehari-hari/ADL
Makan : membutuhkan bantuan tetapi mampu untuk mengunyah dan menelan
Penampilan tidak mandiri dan butuh bantuan
Eliminasi : butuh bantuan urinal/bedpan, inkontinensia kadang sudah terjadi
Kenyamanan : butuh bantuan tapi bisa dibantu cukup satu perawat
Status Umum Kesehatan
Tanda-tanda akut
Pemantauan tanda-tanda vital setiap 2-4 jam
Terpasang infus atau drainase perlu pemantauan setiap 1 jam
Perlu monitoring psikologis dan status emosional
Kebutuhan edukasi dan dukungan emosional
Edukasi kesehatan 10-30 menit setiap shift untuk kebutuhan edukasi dan dukungan emosi karena pasien
cemas, gelisah, agitasi
Treatment dan medikasi
Butuh 30-60 menit per shift, membutuhkan evaluasi efektivitas medikasi dan treatment
Perlu observasi per jam untuk status mental
Variabel dalam ketenagaan : factor pasien
KATEGORI IV-TOTAL CARE
Aktivitas sehari-hari/ADL
Makan : membutuhkan bantuan, kesulitan untuk mengunyah dan menelan
Penampilan tidak mandiri dan butuh bantuan (mandi, menyisir rambut, oral hygine)
Eliminasi : inkontinensia atau ketidakmampuan yang lain
Kenyamanan : butuh bantuan dan memerlukan dua perawat yang membantu
Status umum Kesehatan
Tanda sakit berat seperti perdarahan, kehilangan cairan, sesak nafas, penurunan kesadaran
Pemantauan tanda-tanda vital setiap per jam
Terpasang infus atau drainase perlu pemantauan setiap 1 jam

Kebutuhan edukasi dan dukungan emosional


Edukasi kesehatan 30 menit setiap shift untuk kebutuhan edukasi dan dukungan emosi karena pasien cemas,
gelisah, agitasi
Treatment dan medikasi
Butuh lebih dari 60 menit per shift, memtuhkan evaluasi efektivitas medikasi dan treatment
Perlu observasi bisa lebih dari per jam untuk status mental
Variabel dalam ketenagaan : factor pasien
KATEGORI V – INTENSIVE CARE
Aktivitas sehari-hari/ADL
Makan : Total dibantu
Penampilan tidak mandiri, butuh bantuan total
Eliminasi : Butuh bantuan total
Kenyamanan : butuh bantuan dan memerlukan dua atau lebih perawat yang membantu
Status Umum Kesehatan
Tanda sakit berat seperti perdarahan, kehilangan cairan, sesak nafas, penurunan kesadaran
Pemantauan secara kontinyu
Terpasang infus atau drainase dan alat yang komplek yang perlu pemamantauan yang terus menerus
Treatment dan medikasi
Butuh lebih ari 60 menit pershift, membutuhkan monitoring yang terus menerus
Variabel dalam ketenagaan
Faktor tenaga dan metode penugasan yang sudah
dilaksanakan
1. Jumlah, komposisi, tingkat pendidikan dan
pengalaman dari tenaga keperawatan yang
tersedia
2. Kebijakan metode penugasan perawat
3. Uraian tugas perawat
4. Kebijakan personalia
Variabel dalam ketenagaan
Faktor lingkungan
1. Tipe dan jenis layanan rumah sakit
2. Desain ruang keperawatan
3. Fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan
4. Kelengkapan peralatan medic/diagnostic
5. Pelayanan penunjang dari instansi lain contoh PMI
6. Faktor organisasi
7. Mutu pelayanan yang ditetapkan Kebijakan pembinaan dan
pengembangan
Penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan

1. Metode Douglas
2. Metode Gillies
3. Perhitungan Depkes
4. Analisis beban kerja
Metode Douglas
Menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan
klasifikasi klien, dimana masing masing kategori mempunyai nilai standar per shift nya
Jumlah Klasifikasi Pasien
Pasien Minimal Parsial Total
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam

1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,30 0,30 0,20


2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
Dst
Contoh penghitungan

Dari hasil observasi dan sensus harian selama 3 bulan di sebuah ruangan
RS ABCDE rata-rata jumlah pasien tiap shift adalah 5 orang
ketergantungan minimal, 7 orang ketergantungan parsial dan 6 orang
ketergantungan total. Berapakah jumlah perawat yang dibutuhkan?

Minimal Partial Total Jumlah


Pagi 0,17 x 5 = 0,85 0,27 x 7= 2,16 0,36 x 6 = 2,16 4,90
Sore 0,14 x 5 = 0,70 0,15 x 7= 1, 05 0,30 x 6 = 1,80 3,55
Malam 0,07 x 5 = 0,35 0,10 x 7= -,70 0,20 x 6 = 1,20 2,25

Jumlah secara keseluruhan rata-rata perawat perhari adalah 10,7 atau


11 orang.
Untuk antisipasi cuti, libur dan kejadian tidak terduga +25% sehingga
kebutuhan perhari rata-rata 13,75 = 14 perawat.
METODE GILIES

Rumus kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit perawatan adalah sebagai


berikut (Gillies,1994):
 

Keterangan :
A = Rata-rata jumlah perawatan / pasien/ hari
B = Rata-rata jumlah pasien/hari
C = Jumlah hari/ tahun
D = Jumlah hari libur masing-masing perawat
E = Jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun
G = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
METODE GILIES
Keterangan prinsip perhitungan rumus Gillies : Pelayanan keperawatan ada tiga jenis bentuk
pelayanan yaitu:
• Perawatan langsung adalah perawatan yang diberikan secara langsung untuk memenuhi
kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual.
a) Self care membutuhkan ½ x 4 jam yaitu 2 jam.
b) Partial care membutuhkan ¾ x 4 jam yaitu 3 jam.
c) Total care membutuhkan 1-1 ½ x 4 jam yaitu 4-6 jam
d) Intensive care membutuhkan 2x4 jam yaitu 8 jam.

• Perawatan tidak langsung 60 menit/klien/hari dan edukasi pasien 15 menit/klien/hari


Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan membuat rencana perawatan,
memasang/menyiapkan alat, konsultasi dengan anggota tim, menulis dan membaca catatan
kesehatan, melaporkan kondisi pasien.

• Pendidikan kesehatan yang diberikan yang kepada klien yaitu 15 menit/klien/hari seperti
aktivitas pengobatan serta tindak lanjut pengobatan.
METODE GILIES

Pengaturan hari libur dan cuti:


• Jumlah hari pertahun, yaitu 365 hari
• Hari libur masing-masing perawat per tahun, yaitu : 78 hari ( hari
minggu/libur = 52 hari (untuk hari sabtu tergantung kebijakan
rumah sakit setempat, kalau ini merupakan hari libur maka harus
diperhitungkan , begitu juga sebaliknya ), hari libur nasional = 14
hari, dan cuti tahunan = 12 hari).
• Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari
kerja efektif 6 hari maka 40/6 = 6.6 = 7 jam per hari, kalau hari kerja
efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam per hari)
• Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus
ditambah 20-25% (untuk antisipasi kekurangan /cadangan
Con toh penghitungan
Dari hasil observasi dan sensus harian selama 6 bulan di sebuah ruangan RS Mitra Cepat Sehat rata-rata jumlah
klien yang dirawat adalah 15 orang. Kriteria klien yang dirawat tersebut adalah 5 orang perawatan mandiri, 5
orang perawatan parsial dan 5 orang perawatan total. Berapakah jumlah perawat yang dibutuhkan?

Langkah penyelesaian :
a. Menentukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan klien per hari
Keperawatan langsung
Kriteria klien Jumlah pasien x jam Total
Mandiri 5 x 2 jam 10 jam
Parsial 5 x 3 jam 15 jam
Total 5 x 6 jam 30 jam
Keperawatan tidak langsung
Keperawatan tidak 15 x 1 jam 15 jam
langsung
Penyuluhan kesehatan 15 x 0,25 jam 3,75 jam
Total 73,75 jam
Con toh penghitungan

b. Menentukan jumlah jam keperawatan per klien per hari = 73,75 jam / 15 klien =
4,9 jam
c. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan per klien per hari dengan
metode Gilies:
Diketahui:
• Rata-rata jumlah jam perawatan klien = 4,9 jam
• Rata-rata jumlah klien perhari = 15 klien
• Jumlah hari per tahun = 365 hari
• Jumlah libur masing-masing perawat = 78 hari
• Jumlah jam kerja = 8 jam
4,9 ×15 × 365
=11,68 orang , koreksi ditambahkan 25 %=14,61 atau 15 orang
( 365 −78 ) ×8
Perhitungan Depkes
Perhitungan di ruang rawat
Kebutuhan tenaga keperawatan diruang rawat didasarkan pada tingkat ketergantungan pasien,
rata-rata pasien per hari, jam perawatan yang diperlukan/ hari/ pasien, jam perawatan yang
diperlukan/ruangan/hari, jam kerja efektif tiap perawat per hari.
Tahap 1 menghitung kebutuhan tenaga
 

 
Tahap 2 Perlu ditambahkan factor koreksi hari libur/cuti/hari besar (loss day)
 

 
Perlu dihitungkan juga beban nonkeperawatan sebesar 25%
 
Penghitungan Tenaga Keperawatan
Penghitungan Tenaga Rawat Inap
No Jenis / kategori Rata-rata pasien / Rata-rata jam Jumlah Jumlah jam
Hari perawatan / perawatan/hari
pasien/hari
a b c d e
1 Penyakit Dalam 60 3,5 210
2 Pasien Bedah 35 4 140
3 Geriatri 15 4 60
4 Neurologi 12 4 48
5 Anak 28 4,5 126
6 Maternitas 5 2,5 12,5
TOTAL JAM PERAWATAN 596,5
Penghitungan Tenaga Rawat Inap

Tahap 1:

596.5 = 85.2 = 85
7
Tahap 2:

52+12+14 = 78 hari x 85 = 23 orang


286
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan ditambah dengan beban kerja
non keperawatan :
(85 + 23 x 25 % = 27.
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan ditambah dengan beban kerja
non keperawatan : 85 + 22+ 27 = 134 orang
Perhitungan Depkes
Perhitungan di gawat darurat dan critical care
Kebutuhan tenaga keperawatan digawat darurat didasarkan oleh rata-rata
jumlah pasien perhari, jumlah jam perawatan perhari, jam efektif perawat
per hari.
Rumus :

Faktor koreksi
Perhitungan Depkes
Perhitungan di rawat jalan
Kebutuhan tenaga keperawatan di Rawat jalan didasarkan pada rata-rata
jumlah pasien perhari, jumlah jam perawatan perhari, jam efektif perawat
per hari.
Rumus

 
Faktor Koreksi 15%
Perhitungan Depkes
Perhitungan di kamar operasi
Kebutuhan tenaga keperawatan di kamar operasi didasarkan pada jumlah dan jenis operasi,
jumlah kamar operasi, pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam/hari), tugas perawat dikamar
operasi seperti instrumentator, dan sirkulasi (2 orang / tim), dan
ketergantungan pasien seperti operasi besar yaitu 5 jam/ 1 operasi, operasi sedang yaitu 2 jam /
1 operasi, operasi kecil yaitu 1 jam / 1 operasi.
Rumus :

Perhitungan di ruang recovery


Ketergantungan pasien diruang penerimaan yaitu 15 menit. Ketergantungan pasien di RR yaitu 1
jam
Rumus
Perhitungan Depkes
Pehitungan di kamar bersalin
Waktu yang diperlukan untuk persalinan kelas 1 sampai dengan IV adalah 4 jam/ pasien. Jam efektif 7 jam.
Rumus :

Faktor koreksi
Penghitungan Tenaga Keperawatan
POLI RAWAT JALAN IGD
 
Rata-rata jumlah pasien ada 500 perhari, Rata-rata jumlah pasien 75
jumlah perawatan rata-rata 15 menit dan jam perhari
efektif per hari 7 jam. Jumlah perawatan 4 jam
Kebutuhan perawat di rawat jalan sebagai Kebutuhan perawat di IGD
berikut : sebagai berikut :
= 18 = 43
Faktor koreksi 15 % x 18 = 2,7 Jadi kebutuhan perawat 43
sehingga (18+2,7) = 21 perawat orang
Penghitungan Tenaga Keperawatan
ICU OK
  Jumlah OK 5 Kamar dengan operasi 5 hari /
Rata-rata jumlah pasien ICU 20 perhari kamar. Total operasi 25 perhari:
Jumlah perawatan 12 jam, jumlah jam efektif 7 5 Operasi besar, 12 operasi sedang, 8 operasi
jam. Hari libur 78 / tahun, hari efektif 286 ( 365 kecil
Kebutuhan perawat di OT sebagai berikut :
-78)
Kebutuhan perawat di ICU sebagai berikut : x2= 16,28
= 34 16+1 (perawat cadangan) = 17 orang
x34= 9,2 Jadi kebutuhan perawat 17 orang.
Sehingga 34+ 9,2 = 43,2
Jadi kebutuhan perawat 43 orang
Penghitungan Tenaga Keperawatan

Jumlah RR 5 Kamar dengan operasi


Kebutuhan perawat RR sebagai berikut :

Jadi kebutuhan perawat 4 orang


ANALISIS BEBAN KERJA

Beban kerja: Sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus


diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam
waktu tertentu (Menpan, 1997 dalam Ilyas 2016).

Beban kerja: waktu, kompleksitas dan volume dari intervensi yang harus
dilakukan dalam suatu waktu tertentu (Myny, et al, 2012).

Analisis beban kerja: proses mengukur dan menghitung beban kerja


setiap unit kerja atau jabatan dalam rangka efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan tugas untuk meningkatkan kapasitas oraganisasi yang
professional dan rasional (Ilyas, 2016)
TUJUAN
Tujuan ABK: membantu membuat alokasi dan efisiensi staf di unit
atau dalam organisasi (Myny, et al, 2012).

Tujuan ABK (Ilyas, 2106):


1. Menentukan basis rasional struktur kompensasi berdasarkan
beban kerja masing2 jabatan dan harga yang pantas untuk
jabatan tersebut.
2. Merencanakan kebutuhan SDM dalam jumlah yang akurat agar
tercapai efisiensi
METODE ABK

Tiga metode dalam ABK:


1) Metode teknik analitis: Work sampling, time motion
study, dan self reporting
1) Metode praktis empiris
2) Metode identifikasi pekerjaan
1) Metode analitik

a. Work sampling: observasi dengan menggunakan random sampling


pada kegiatan /aktivitas tenaga kesehatan mis perawat.
Langkah-langkah:
• Menentukan personel yang akan diteliti, mis 5-8 perawat.
• Membuat daftar kegiatan perawat (langsung, tidak langsung,
produktif/non produktif)
• Mempersipkan observer
• Menetapkan interval waktu pengamatan, mis 2-15 menit tiap
personel
• Dilakukan selama 24 jam, 3 shift selama 5 hari kerja terus
menerus
1) Metode analitik
b. Time motion study
Diperoleh dengan mengkaji tugas & elemen dari waktu awal dan
berakhirnya tugas, sampel pengamatan rata-rata waktu, waktu
untuk istirahat.
Sehingga didapatkan volume aktivitas adalah total tugas
dikalikan dengan standar waktu (Swansburg, 2006)
c. Self reporting
Dilakukan melalui daily log. Teknik ini lebih murah namun
individu perlu motivasi untuk mengisi daily log dan kejujuran
individu
2) Metode Praktis empiris

• Melakukan penggalian beban kerja dengan teknik wawancara


mendalam untuk mengetahui jenis transaksi bisnis dan waktu
transaksi kepada ahlinya.
• Ahli ini dapat mengidentifikasi transaksi bisnis yang terjadi di
unitnya dan waktu yang dibutuhkan untuk setiap transaksi
3) Metode Identifikasi Pekerjaan

Metode ini mengidentifikasi melalu catatan rekam medis tentang


hasik kerja, objek kerja, alat kerja dan tugas jabatan.
Metode Penghitungan SDM berbasis ABK
Workload Indicator Staff Needs (WISN)

Menurut SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 81/Menkes/SK/I/2004


salah satu metode yang telah dikembangkan Departemen Kesehatan untuk
menghitung kebutuhan tenaga rumah sakit adalah metode Work Load
Indicator Staff Need (WISN), yang berakar pada beban kerja personel.
Metode perhitungan kebutuhan berdasarkan beban kerja (WISN) adalah
indikator yang menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga pada sarana kesehatan
berdasarkan beban kerja, sehingga alokasi/relokasi tenaga akan lebih mudah
dan rasional. Kelebihan metode ini mudah dioperasikan, mudah digunakan,
secara teknis mudah diterapkan, komprehensif dan realistis (Departemen
Kesehatan, 2004).
Metode Workload Indicator Staff Needs (WISN)
Metode WISN dapat diterapkan pada semua SDM yang ada di rumah sakit dan
komunitas. Langkah yang diperlukan dalam penghitungan WSIN adalah:
1. Menetapkan waktu kerja yang tersedia
2. Menetapkan Unit Kerja dan kategori SDM
3. Menyusun standar beban kerja
4. Menyusun standar kelonggaran
5. Kuantitas kegiatan pokok per unit kerja selama 1 tahun
6. Perhitungan kebutuhan
Alokasi dan penjadwalan tiap shift
Penentuan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift,
yaitu dengan ketentuan menurut Wartsler (Swansburg, 1990) :
a. Proporsi dinas pagi 47%
b. Proporsi dinas sore 36%
c. Proporsi dinas malam 17%

Misal : jika jumlah kebutuhan pershift 12 orang, setelah di koreksi


25% menjadi 15 orang
Dinas pagi = 47% X 12 = 5,64 = 6 orang
Dinas sore = 46% x 12 = 4,32 = 4 orang
Dinas malam = 17% x 12 = 2,04 = 2 orang
Sisanya 3 orang libur/cuti
Jenis penjadwalan keperawatan
a. Penjadwalan desentralisasi: dilaksanakan oleh manajer
keperawatan di unit rawat.
Keuntungan : kemampuan manajer melihat dan menyesuaikan
dengan kemampuan dan fisibilitas dari staf dalam beristirahat
dan bertugas
Kelemahan: ketidakmampuan dalam melihat kondisi multiple
cross staff
b. Penjadwalan sentralisasi: dilaksanakan oleh coordinator staffing
Keuntungan: manajemen mengetahui kebutuhan staf setiap saat,
jika ada yg kekurangan maka manajemen dapat bertindak cepat
Kelemahan: tidak fleksibel, tidak mampu melihat kondisi terkini,
ketidakpuasan perawat
Prinsip penjadwalan keperawatan
a. Keadilan, dilihat dari kondisi pasien dan kondisi perawat
b. Penjadwalan harus diketahui seluruh staf
c. Penjadwalan juga harus memperhatikan tugas lain
perawat selain memberikan asuhan keperawatan (misal
pelatihan, seminar, dll)
d. Penjadwalan harus mampu memprediksi adanya kondisi
tidak terduga dan alternatif penyelesaian masalahnya :
missal dg adanya long shift dan on call
Peningkatan kualitas tenaga sesuai dengan
standar akreditasi
Standar Kompetensi dan Kewenangan Staf
Standar KKS 7: staf klinis dan non klinis diberi orientasi di rumah sakit dan unit kerja tempat staf
akan bekerja dan tanggung jawab spesifik pada saat diterima pekerjaannya
Standar KKS 8: setiap staf mengikuti pendidikan atau pelatihan didalam atau diluar RS, termasuk
pendidikan profesi berkelanjutan untuk mempertahankan atau meningkatan kompetensinya
Standar KKS 13:RS mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan, verifikasi, dan evaluasi
kredensial staf keperawatan (pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan, dan
pengalaman, evaluasi kinerja professional)
Standar KKS 14: Rumah sakit melaksanakan identifikasi tanggung jawab pekerjaan dan penugasan
klinis berdasarkan kredensial staf perawat sesuai peraturan perundang-undangan
Standar KKS 15: RS melakukan evaluasi kinerja professional keperawatan berkelanjutan dan
terfokus staf keperawatan berdasarkan partisipasi dalam kegiatan peningkatan mutu RS
Metode penugasan

• Metode kasus
• Metode fungsional
• Metode tim
• Metode primer
Metode kasus
• Metode ini
memberikan
kewenangan pada
perawat untuk
memenuhi semua
kebutuhan pasien
yang dikelola selama
waktu kerja
Metode kasus
Keuntungan:
• metode ini memberikan otonomi dan tanggung jawab yang
tinggi pada perawat
• Batas tanggung jawab jelas
• Pasien mendapatkan asuhan yang holistic dan tidak terpisah
selama waktu kerja perawat
Kelemahan:
• Banyak modifikasi asuah dan dapat menimbulkan kebingungan
bagi pasien
• Membutuhkan perawat yg sangat terampil
• Biaya lebih tinggi dibandingkan metode asuhan lain
Metode fungsional
• Metode fungsional dilaksanakan
oleh perawat dalam
pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan
utama pada saat perang dunia
kedua.
• Pada saat itu karena masih
terbatasnya jumlah dan
kemampuan perawat maka
setiap perawat hanya
melakukan satu sampai dua
jenis intervensi, misalnya
merawat luka kepada semua
pasien di bangsal.
Metode fungsional
Keuntungan:
• Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tiugas yang jelas
dan pengawasan yang baik
• Sangat baik untuk Rumah Sakit yang kekurangan tenaga.
•  Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
perawat pasien diserahkan kepada perawat junior dan atau beul m
berpengalaman.
Kelemahan :
• Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat.
•  Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan.
• Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
ketrampilan saja
Metode tim

Metode pemberian asuhan


keperawatan dimana seorang
perawat profesional memimpin
sekelompok tenaga
keperawatan dengan
berdasarkan konsep kooperatif
& kolaboratif
Metode tim
Tujuan Metode Tim :
1)  Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
2)  Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
3)  Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
Konsep Metode Tim :
1)  Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan.
2)  Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin.
3)  Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.
4)  Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil
baik jika didukung oleh kepala ruang.
Metode tim
Kelebihan :
1)  Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
2)  Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
3)  Memungkinkan komunikasi antar timsehingga konflik mudah diatasi dan
memberikan kepuasan kepada anggota tim.
Kelemahan :
1)  Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk
melaksanakan pada waktu-waktu sibuk (memerlukan waktu )
2)  Perawat yang belum terampil & kurang berpengalaman cenderung untuk
bergantung/berlindung kepada perawat yang mampu
3)  Jika pembagian tugas tidak jelas, maka tanggung jawab dalam tim kabur
Metode keperawatan primer
• Metode penugasan dimana satu orang
perawat bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan
keperawatan pasien mulai dari masuk
sampai keluar rumah sakit.

• Mendorong praktek kemandirian


perawat, ada kejelasan antara
pembuat perencana asuhan dan
pelaksana. Metode primer ini ditandai
dengan adanya keterkaitan kuat dan
terus menerus antara pasien dengan
perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan, dan
koordinasi asuhan keperawatan
selama pasien dirawat.
Metode keperawatan primer
Konsep dasar metode primer :
1)  Ada tanggungjawab dan tanggunggugat
2)  Ada otonomi
3)  Ketertiban pasien dan keluarga

Kelebihannya :
1)  Model praktek profesional
2)  Bersifat kontinuitas dan komprehensif
3)  Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap
hasil dan memungkinkan pengembangan diri → kepuasan perawat
4)  Klien/keluarga lebih mengenal siapa yang merawatnya
Metode keperawatan primer
Kelemahannya :
1)  Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman
dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self
direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai
keperawatan klinik, akontable serta mampu berkolaborasi dengan
berbagai disiplin.
2)  Biaya lebih besar

Anda mungkin juga menyukai