5. Peningkatan 6. Metode
More..
kualitas tenaga penugasan
KETENAGAAN
Ketenagaan merupakan proses penyusunan dan
pengembangan ketenagaan untuk meningkatkan
kinerja secara efektif dan efisien
• What : Tenaga apa yang kita butuhkan dan berapa yang kita butuhkan
• Who : Siapa tenaga perawat yang kita butuhkan dan bagaimana klasifikasi
pendidikan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan sertifikasi yang
dimiliki oleh perawat. Penentuan siapa perawat yang dibutuhkan juga harus
disesuaikan dengan kebutuhan akan tuntutan pelayanan keperawatan yang
kompeten dan sesuai kebutuhan masyarakat
• Where : Tenaga keperawatan untuk spesifikasi area mana yang yang
dibutuhkan. Perencanaan tenaga hendaknya juga memperhatikan tipe
ruangan dan juga tipe rumah sakit
Ketenagaan
• When : Kapan tenaga keperawatan dibutuhkan
• Why : Leader perawat harus mempunyai rasional/alasan yang tepat dalam
perencanaan tenaga keperawatan. Perencanaan didasari dari suatu
pertanyaan mengapa harus dilaksanakan recruitment, mengapa harus
menambah kebutuhan perawat dan mengapa spesifikasi perawat X yang
akurat dan data akurat ini akan diperoleh jika leader perawat mempunyai
data terkait jumlah pasien, tingkat ketergantungan pasien, beban kerja
perawat serta factor organisasi dan fisik bangunan dari suatu organisasi
• How : Pertanyaan bagaimana cara perekrutan, mekanisme seleksi harus
direncanakan dengan baik agar mendapatkan baik kuantitas dan kualitas
perawat yang sesuai dengan kebutuhan (Hariyati, 2014).
Ketenagaan
• Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni dalam
perencanaan, pengorganisasian, pengintegrasian, pemeliharaan,
dan pemutusan hubungan kerja,untuk mencapai tujuan
organisasi, keinginan staff dan kebutuhan masyarakat.
• Pengertian tersebut mencakip pemilihan staff yang memiliki
kriteria yang tepat dalam penempatan posisi di organisasi, sesuai
kriteria organisasi sehingga staff dengan kualifikasi tersebut
didapatkan, dipertahankan, kemudian dikembangkan
kemampuannya sesuai kebutuhan organisasi (Batjo & Shaleh,
2018).
Variabel dalam ketenagaan
Faktor pasien
1.Jumlah pasien dan fluktuasinya (Bed Rate
Occupation/BOR, Long of Stay/LOS)
2.Karakteristik pasien sesuai tingkat kompleksitas
perawatan seperti pasien pasca operasi/ pasien ruang
intensif
3.Kondisi pasien sesuai dengan jenis penyakit dan usia
4.Pasien dengan kasus khusus seperti psikiatri, NAPZA
Variabel dalam ketenagaan : factor pasien
KATEGORI I-SELF CARE
Aktivitas sehari-hari/ADL
Mampu makan mandiri
Penampilan mandiri dan optimal
Eliminasi:mampu ke kamar mandi, tidak mengalami inkontinensia
Kenyamanan: dalam kondisi yang nyaman
1. Metode Douglas
2. Metode Gillies
3. Perhitungan Depkes
4. Analisis beban kerja
Metode Douglas
Menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan
klasifikasi klien, dimana masing masing kategori mempunyai nilai standar per shift nya
Jumlah Klasifikasi Pasien
Pasien Minimal Parsial Total
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
Dari hasil observasi dan sensus harian selama 3 bulan di sebuah ruangan
RS ABCDE rata-rata jumlah pasien tiap shift adalah 5 orang
ketergantungan minimal, 7 orang ketergantungan parsial dan 6 orang
ketergantungan total. Berapakah jumlah perawat yang dibutuhkan?
Keterangan :
A = Rata-rata jumlah perawatan / pasien/ hari
B = Rata-rata jumlah pasien/hari
C = Jumlah hari/ tahun
D = Jumlah hari libur masing-masing perawat
E = Jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun
G = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
METODE GILIES
Keterangan prinsip perhitungan rumus Gillies : Pelayanan keperawatan ada tiga jenis bentuk
pelayanan yaitu:
• Perawatan langsung adalah perawatan yang diberikan secara langsung untuk memenuhi
kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual.
a) Self care membutuhkan ½ x 4 jam yaitu 2 jam.
b) Partial care membutuhkan ¾ x 4 jam yaitu 3 jam.
c) Total care membutuhkan 1-1 ½ x 4 jam yaitu 4-6 jam
d) Intensive care membutuhkan 2x4 jam yaitu 8 jam.
• Pendidikan kesehatan yang diberikan yang kepada klien yaitu 15 menit/klien/hari seperti
aktivitas pengobatan serta tindak lanjut pengobatan.
METODE GILIES
Langkah penyelesaian :
a. Menentukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan klien per hari
Keperawatan langsung
Kriteria klien Jumlah pasien x jam Total
Mandiri 5 x 2 jam 10 jam
Parsial 5 x 3 jam 15 jam
Total 5 x 6 jam 30 jam
Keperawatan tidak langsung
Keperawatan tidak 15 x 1 jam 15 jam
langsung
Penyuluhan kesehatan 15 x 0,25 jam 3,75 jam
Total 73,75 jam
Con toh penghitungan
b. Menentukan jumlah jam keperawatan per klien per hari = 73,75 jam / 15 klien =
4,9 jam
c. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan per klien per hari dengan
metode Gilies:
Diketahui:
• Rata-rata jumlah jam perawatan klien = 4,9 jam
• Rata-rata jumlah klien perhari = 15 klien
• Jumlah hari per tahun = 365 hari
• Jumlah libur masing-masing perawat = 78 hari
• Jumlah jam kerja = 8 jam
4,9 ×15 × 365
=11,68 orang , koreksi ditambahkan 25 %=14,61 atau 15 orang
( 365 −78 ) ×8
Perhitungan Depkes
Perhitungan di ruang rawat
Kebutuhan tenaga keperawatan diruang rawat didasarkan pada tingkat ketergantungan pasien,
rata-rata pasien per hari, jam perawatan yang diperlukan/ hari/ pasien, jam perawatan yang
diperlukan/ruangan/hari, jam kerja efektif tiap perawat per hari.
Tahap 1 menghitung kebutuhan tenaga
Tahap 2 Perlu ditambahkan factor koreksi hari libur/cuti/hari besar (loss day)
Perlu dihitungkan juga beban nonkeperawatan sebesar 25%
Penghitungan Tenaga Keperawatan
Penghitungan Tenaga Rawat Inap
No Jenis / kategori Rata-rata pasien / Rata-rata jam Jumlah Jumlah jam
Hari perawatan / perawatan/hari
pasien/hari
a b c d e
1 Penyakit Dalam 60 3,5 210
2 Pasien Bedah 35 4 140
3 Geriatri 15 4 60
4 Neurologi 12 4 48
5 Anak 28 4,5 126
6 Maternitas 5 2,5 12,5
TOTAL JAM PERAWATAN 596,5
Penghitungan Tenaga Rawat Inap
Tahap 1:
596.5 = 85.2 = 85
7
Tahap 2:
Faktor koreksi
Perhitungan Depkes
Perhitungan di rawat jalan
Kebutuhan tenaga keperawatan di Rawat jalan didasarkan pada rata-rata
jumlah pasien perhari, jumlah jam perawatan perhari, jam efektif perawat
per hari.
Rumus
Faktor Koreksi 15%
Perhitungan Depkes
Perhitungan di kamar operasi
Kebutuhan tenaga keperawatan di kamar operasi didasarkan pada jumlah dan jenis operasi,
jumlah kamar operasi, pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam/hari), tugas perawat dikamar
operasi seperti instrumentator, dan sirkulasi (2 orang / tim), dan
ketergantungan pasien seperti operasi besar yaitu 5 jam/ 1 operasi, operasi sedang yaitu 2 jam /
1 operasi, operasi kecil yaitu 1 jam / 1 operasi.
Rumus :
Faktor koreksi
Penghitungan Tenaga Keperawatan
POLI RAWAT JALAN IGD
Rata-rata jumlah pasien ada 500 perhari, Rata-rata jumlah pasien 75
jumlah perawatan rata-rata 15 menit dan jam perhari
efektif per hari 7 jam. Jumlah perawatan 4 jam
Kebutuhan perawat di rawat jalan sebagai Kebutuhan perawat di IGD
berikut : sebagai berikut :
= 18 = 43
Faktor koreksi 15 % x 18 = 2,7 Jadi kebutuhan perawat 43
sehingga (18+2,7) = 21 perawat orang
Penghitungan Tenaga Keperawatan
ICU OK
Jumlah OK 5 Kamar dengan operasi 5 hari /
Rata-rata jumlah pasien ICU 20 perhari kamar. Total operasi 25 perhari:
Jumlah perawatan 12 jam, jumlah jam efektif 7 5 Operasi besar, 12 operasi sedang, 8 operasi
jam. Hari libur 78 / tahun, hari efektif 286 ( 365 kecil
Kebutuhan perawat di OT sebagai berikut :
-78)
Kebutuhan perawat di ICU sebagai berikut : x2= 16,28
= 34 16+1 (perawat cadangan) = 17 orang
x34= 9,2 Jadi kebutuhan perawat 17 orang.
Sehingga 34+ 9,2 = 43,2
Jadi kebutuhan perawat 43 orang
Penghitungan Tenaga Keperawatan
Beban kerja: waktu, kompleksitas dan volume dari intervensi yang harus
dilakukan dalam suatu waktu tertentu (Myny, et al, 2012).
• Metode kasus
• Metode fungsional
• Metode tim
• Metode primer
Metode kasus
• Metode ini
memberikan
kewenangan pada
perawat untuk
memenuhi semua
kebutuhan pasien
yang dikelola selama
waktu kerja
Metode kasus
Keuntungan:
• metode ini memberikan otonomi dan tanggung jawab yang
tinggi pada perawat
• Batas tanggung jawab jelas
• Pasien mendapatkan asuhan yang holistic dan tidak terpisah
selama waktu kerja perawat
Kelemahan:
• Banyak modifikasi asuah dan dapat menimbulkan kebingungan
bagi pasien
• Membutuhkan perawat yg sangat terampil
• Biaya lebih tinggi dibandingkan metode asuhan lain
Metode fungsional
• Metode fungsional dilaksanakan
oleh perawat dalam
pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan
utama pada saat perang dunia
kedua.
• Pada saat itu karena masih
terbatasnya jumlah dan
kemampuan perawat maka
setiap perawat hanya
melakukan satu sampai dua
jenis intervensi, misalnya
merawat luka kepada semua
pasien di bangsal.
Metode fungsional
Keuntungan:
• Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tiugas yang jelas
dan pengawasan yang baik
• Sangat baik untuk Rumah Sakit yang kekurangan tenaga.
• Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
perawat pasien diserahkan kepada perawat junior dan atau beul m
berpengalaman.
Kelemahan :
• Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat.
• Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan.
• Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
ketrampilan saja
Metode tim
Kelebihannya :
1) Model praktek profesional
2) Bersifat kontinuitas dan komprehensif
3) Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap
hasil dan memungkinkan pengembangan diri → kepuasan perawat
4) Klien/keluarga lebih mengenal siapa yang merawatnya
Metode keperawatan primer
Kelemahannya :
1) Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman
dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self
direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai
keperawatan klinik, akontable serta mampu berkolaborasi dengan
berbagai disiplin.
2) Biaya lebih besar