Anda di halaman 1dari 37

Rencana Kerja

Keperawatan Dan
Perencanaan Tenaga
Perawat
Outline
1. Rencana Kerja Keperawatan
2. Perencanaan Tenaga Perawat
3. Klasifikasi ketergantungan pasien
4. Kebutuhan jam Perawatan

2
Rencana Kerja Keperawatan
Perencanaan dalam manajemen keperawatan dibagi
menjadi 3 jenis:

Perencanaan jangka pendek atau perencanaan


operasional adalah perencanaan yang dibuat
untuk kegiatan dengan kurun waktu satu jam
sampai dengan satu tahun

Jangka menengah: perencanaan yang dibuat


untuk kegiatan dengan kurun waktu antara
satu tahun sampai lima tahun

Jangka Panjang atau disebut perencanaan


strategis adalah perencanaan yang dibuat
untuk kegiatan tiga sampai 20 tahun
3
Rencana Jangka Pendek
Rencana jangka pendek terdiri dari rencana harian, bulanan dan tahunan.
Rencana Harian adalah rincian kegiatan harian yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan
perannya masing-masing, yang dibuat pada setiap shift yang menggambarkan aktivitas perawatan
selama 24 jam. Isi kegiatan dengan peran dan fungsi perawat.

Rencana harian Rencana harian ketua tim Rencana harian perawat


kepala ruangan pelaksana.
• Asuhan • Penyelenggaraan asuhan Isi rencana harian perawat
keperawatan keperawatan pasien pada pelaksana adalah Tindakan
• Supervisi katim tim yang menjadi keperawatan untuk sejumlah pasien
dan perawat tanggung jawabnya yang dirawat pada shift dinasnya.
pelaksana • Melakukan supervisi Rencana harian perawat pelaksana
• Supervisi tenaga perawat pelaksana shif sore dan malam agak berbeda
selain perawat • Kolaborasi dengan dokter jika hanya satu orang dalam satu
dan kerjasama atau tim kesehatan lain tim maka perawat tersebut berperan
dengan unit lain • Alokasi pasien sesuai sebagai ketua tim dan perawat
yang terkait perawat yang dinas pelaksana sehingga tidak ada
kegiatan pre dan post conference.
Rencana Bulanan
Rencana bulanan kepala ruangan Rencana bulanan ketua tim
• Membuat jadwal dan memimpin case Setiap akhir bulan ketua tim
conference melakukan evaluasi tentang
• Membuat jadwal dan memimpin keberhasilan kegiatan yang
Pendidikan Kesehatan kelompok keluarga dilakukannya ditimnya. Kegiatan-
• Membuat jadwal dinas kegiatan yang mencakup rencana
• Membuat jadwal dan mempimpin rapat bulanan katim adalah:
bulanan perawat • Mempresentasikan kasus dalam
• Melakukan jadwal dan mempimpin rapat case conference
tim Kesehatan • Memimpin Pendidikan
• Melakukan jadwal supervisi dan penilaian Kesehatan kelompok keluarga
kinerja ketua tim dan perawat pelaksana • Melakukan supervisi perawat
• Melakukan audit dokumentasi pelaksana
• Membuat laporan bulanan
Rencana Tahunan

Setiap akhir tahun kepala ruangan melakukan evaluasi hasil kegiatan


dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut
serta penyusunan rencana tahunan berikutnya. Rencana kegiatan
tahunan mencakup :

• Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja baik


proses kegiatan serta evaluasi mutu pelayanan
• Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-
masing tim
• Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan
jenjang karir perawat (pelaksana menjadi katim, katim
menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan Pendidikan
formal, membuat jadwal untuk mengikuti pelatihan-
pelatihan.
Perencanaan kebutuhan tenaga

Perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan di


unit layanan keperawatan adalah proses
perhitungan jumlah sumber daya manusia
keperawatan berdasarkan tempat keterampilan,
perilaku yang dibutuhkan, siapa mengerjakan
apa, dengan keahlian apa, kapan dibutuhkan,
dan berapa jumlahnya
→ memberikan pelayanan keperawatan.

7
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan
tenaga keperawatan:

Tingkat komplekitas pasien, jenis penyakit, usia, jumlah klien

Faktor klien dan fluktuasi, keadaan sosial ekonomi yang memengaruhi


klien dan keluarga.

Jumlah dan komposisi tenaga, kebijakan pengaturan


Faktor tenaga dinas, peran, fungsi dan tanggung jawab perawat, tingkat
pendidikan dan pengalaman perawat

Tipe dan lokasi RS, fasilitas dan jenis pelayanan

Faktor lingkungan yang diberikan, kelengkapan peralatan, pelayanan


penunjang dari bagian lain, metode pemberian
asuhan

Faktor organisasi Struktur organisasi, renstra, layanan


baru, sistem kepegawaian (kebijakan)
8
Klasifikasi/Tingkat
Ketergantungan Pasien
NO KRITERIA NO KRITERIA
A Keperawatan Mandiri (1-2 jam/24jam) 5 Memakai kateter urine
1 Kebersihan Diri, ganti pakaian mandiri 6 Prosedur khusus
2 Makan dan minum mandiri 7 Memakai infus
3 Ambulasi dengan pengawasan C Perawatan Total (5-6 jam/24jam)

4 Obsv. tanda vital setiap pergantian jaga 1 Segala aktivitas dibantu oleh perawat
5 Pengobatan minimal, psikologis stabil 2 Observasi Tanda vital/ 2 jam
6 Perawatan luka sederhana 3 Perubahan posisi diatur
B Perawatan Parsial (3-4 j/24j) 4 Makan melalui NGT
1 Kebersihan diri, ganti pakaian dibantu 5 Pengobatan interna “drip”
2 Obsv. tanda vital tiap 4 jam 6 Penggunaan suction
3 Ambulasi dibantu 7 Gelisah/disorientasi
9
4 Pengobatan dengan injeksi 8 Perawatan luka kompleks
Pengkategorian pasien berdasarkan faktor
evaluasi Kebutuhan Karakteristik pasien:

• Kemampuan pasien untuk merawat dirinya sendiri


• Karakteristik tertentu pasien yang berhubungan dengan Penurunan
sensori
• Tingkat kesakitan
• Kebutuhan akan Tindakan perawatan khusus
• Terapi medis yang diterima oleh pasien
• Pertimbangan Kebutuhan edukasi dan dukungan emosional

10
Kriteria/ klasifikasi
Kategori I – Self Care
Aktivitas sehari-hari
Mampu makan madiri
Penampilan mandiri dan optimal
Eliminasi: mampu ke kamar mandi, tidak mengalami inkontinensia
Kenyamanan: dalam kondisi yang nyaman
Status umum Kesehatan
Sumber: Hariyati, Tutik Sri, (2014)

Status umum baik


Pengobatan untuk prosedur diagnostic
Tidak ada/ ada prosedur tetapi sederhana
Tidak ada/ ada prosedur operasi sederhana
Kebutuhan edukasi dan dukungan emosional
Edukasi Kesehatan rutin untuk penjelasan prosedur, discharge planning atau terkait Kebutuhan orientasi waktu, tempat dan perawat
yang sedang bertugas
Treatment dan medikasi
Tidak ada/ simple medikasi/ treatment 11
Kriteria/ klasifikasi
Kategori II – Minimal Care
Aktivitas sehari-hari

Makan: membutuhkan bantuan menyiapkan, membantu posisi makan, butuh dukungan/ dorongan Motivasi untuk makan, mampu makan
sendiri
Penampilan mandiri dan optimal, hanya butuh sedikit bantuan
Eliminasi: butuh bantuan ke kamar mandi atau menggunakan urinal, tidak mengalami inkontinensia
Kenyamanan: dalam kondisi yang nyaman atau butuh bantuan minimal
Status umum Kesehatan
Tampak sakit ringan, dan tanda-tanda sakit ringan
Terpasang infus atau drainase yang tidak komplek
Pengobatan untuk prosedur diagnostic: contoh insulin pada pasien diabet
Pemantauan tanda-tanda vital
Kebutuhan edukasi dan dukungan emosional
Edukasi Kesehatan5-10 menit setiap shift untuk Kebutuhan edukasi dan dukungan emosi karena pasien cemas tetapi kondisi orientasinya baik
Treatment dan medikasi
Butuh waktu 20-30 menit per shift, membutuhkan evaluasi efektivitas medikasi dan treatment

Sumber: Hariyati, Tutik Sri, (2014) 12


Kriteria/ klasifikasi
Kategori III – Moderate Care
Aktivitas sehari-hari
Makan: membutuhkan bantuan tetapi mampu untuk mengunyah dan menelan
Penampilan tidak mandiridan butuh bantuan
Eliminasi: butuh bantuan urinal/ bedpan, inkontinensia kadang sudah terjadi
Kenyamanan: butuh bantuan tapi bisa dibantu cukup satu perawat
Status umum Kesehatan
Tanda-tanda akut

Sumber: Hariyati, Tutik Sri, (2014)


Pemantauan TTV setiap 2-4 jam
Terpasang infus atau drainase perlu pemantauan setiap 1 jam
Perlu monitoring psikologis dan status emosional
Kebutuhan edukasi dan dukungan emosional
Edukasi Kesehatan 10-30 menit setiap shift untuk Kebutuhan edukasi dan dukungan emosi karena pasien cemas, gelisah,
agitasi
Treatment dan medikasi
Butuh waktu 30-60 menit per shift, membutuhkan evaluasi efektivitas medikasi dan treatment
Perlu Observasi per jam untuk status mental 13
Kriteria/ klasifikasi
Kategori IV – Total Care
Aktivitas sehari-hari
Makan: membutuhkan bantuan, kesulitan untuk mengunyah dan menelan
Penampilan tidak mandiri dan butuh bantuan(mandi, menyisir rambut, oral hygiene)
Eliminasi: inkontinensia atau ketidakmampuan yang lain
Kenyamanan: butuh bantuan dan memerlukan dua perawat yang membantu
Status umum Kesehatan
Sumber: Hariyati, Tutik Sri, (2014)

Tanda sakit berat perdarahan, kehilangan cairan, sesak nafas, Penurunan kesadaran
Pemantauan TTV setiap 1 jam
Terpasang infus atau drainase perlu pemantauan setiap 1 jam
Kebutuhan edukasi dan dukungan emosional
Edukasi Kesehatan 30 menit setiap shift untuk kebutuhan edukasi dan dukungan emosi karena pasien
cemas, gelisah, agitasi
Treatment dan medikasi
Butuh waktu 60 menit per shift, membutuhkan evaluasi efektivitas medikasi dan treatment
Perlu Observasi bisa lebih dari per jam untuk status mental 14
Kriteria/ klasifikasi
Kategori V – Intensive Care

Aktivitas sehari-hari
Makan: total dibantu
Penampilan tidak mandiri dan butuh bantuan total
Eliminasi: Butuh bantuan total
Kenyamanan: butuh bantuan dan memerlukan dua perawat atau lebih yang membantu
Status umum Kesehatan
Tanda sakit berat perdarahan, kehilangan cairan, sesak nafas, penurunan kesadaran
Pemantauan secara kontinyu
Terpasang infus atau drainase dan alat yang komplek yang perlu pemantauan yang terus
menerus
Treatment dan medikasi
Butuh waktu lebih dari 60 menit per shift, membutuhkan monitoring yang terus-menerus
Sumber: Hariyati, Tutik Sri, (2014) 15
Kualifikasi tenaga
Derajat perawat
ketergantungan pasien
• Swansburg : 58%
• Kualifikasi pasien (SC, perawat register
MC, Moderate C, TC, IC ) (RN), 26% LPN
• Jumlah jam keperawatan • Liccense Practical Menentukan
Nurse kebutuhan
Efektifitas kerja tenaga
perawat, misalnya: Presentasi jumlah perawat
jam keperawatan
• Dinas 6 jam. yang dibutuhkan
• Dinas 7 jam. • Pagi : 47%
• Dinas 8 jam • Sore : 35%
• Malam 18%

16
Formula Penghitungan Kebutuhan
Tenaga Keperawatan

Metode Rasio
Metode Rasio (SK Menkes No. 262/Menkes/Per/VIU79

17
METODE RASIO
TM/TT TPP/TT TNP/TT TnonP/TT
Tipe RS

A dan B 1 (4-7) (3-4)/2 1/3 1/1

C 1/9 1/1 1/5 ¾


D 1/15 1/2 1/6 2/3
E Disesuaikan

TM : Tenaga medis, TPP : tenaga paramedis perawatan, TNP : Tenaga non


paramedis, TNonP : Tenaga non paramedis perawatan, TT : Tempat tidur

18
Formula GIillies (1992)

No Klasifikasi ∑ Jam Kep. BOR ∑ Jam Kep.


Pasien
1 Self Care < 2 Jam ? ?
2 Minimal l Care 2 Jam ? ?
3 Moderat Care 3-5 jam ? ?
4 High Care 5-6 Jam ? ?
4 Intensive Care 7 Jam ? ?
Jumlah Kep. Langsung ?

19
FORMULA GIILLIES
❖ Keperawatan Tidak Langsung :
1 jam/pasien/24 jam
➢ mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan
diagnostik
➢ mempersiapkan pasien untuk tindakan
keperawatan
➢ merapikan meja suntik, dll.

❖ Pendidikan Kesehatan : 15 menit/pasien/24 jam


20
Formula Gillies D.A untuk rawat inap

Dibuat berdasarkan:
1. Riset
2. Pengalaman
3. Komponen-komponen:

• Produktivitas • Jumlah TT
• Pembobotan • Sensus harian
• BOR
Tenaga perawat (TP) = A x B x 365
(365 - C) x jam kerja/hr

A = rata-rata jam Perawatan pasien/24 jam


B = Sensus harian BOR x jml TT
C = Jumlah hari libur
21
CONTOH KASUS
RS dengan  tempat tidur 100, BOR 70%
• rata-rata waktu jam Perawatan pasien 6 jam/hari
• Jam kerja 6 jam/
Hitung: Tenaga perawat menurut formula Gillies

CONTOH KASUS (FORMULA GILLIES)


TP = A x B x 365 = 6 x (0,7 x 100) x 365
(365 – C) x jam kerja/hari (365 – 76) x 6
= 6 x 70 x 365
289 x 6
= 153.300
1734
= 88 Orang
22
FORMULA LOKAKARYA
PENYUSUNAN PEDOMAN PELAYANAN
KEPERAWATAN DI RS (PPNI ‘83)
TP = A x 52 (Mg) x 7 hr (TT x BOR)

41 (Mg) x 40 Jam / Mg

TP = Tenaga perawat
A = Jumlah jam perawatan/ 24 jam
41 Mg = 365 - 52 (Hr Ming.) - 12 hr libur - 12 hr cuti
= 289/ 7
Produktivitas Perawat = 75%  TP x 125 %
23
CONTOH KASUS

RS dengan  tempat tidur 100,


BOR 70%
• Waktu perawatan 6 jam/hari
• Jam kerja 6 jam/hari
Hitung: Tenaga perawat menurut
formula PPNI

24
Contoh Kasus Formula PPNI

TP = A x 52 mg x 7 hr (TT x BOR) + 25 %
41 mg x 40 mg
= 6 x 52 mg x 7 hr (100 x 0,7) + 25 %
41 mg x 40 mg
= 152880 + 25 %
1640
= 93,22 + (93,22 x 25 %)
= 93,22 + 23,3 = 116,5 = 117 Orang 25
Metode Douglas

Klasifikasi Pasien
Jumlah
Contoh:
Pasien Minimal Parsial Total
Ruang rawat dengan 22 Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
klien (3 klien dgn
perawatan minimal, 14
klien dengan perawatan 1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
parsial dan 5 klien dengan
perawatan total) jumlah 2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
perawat yang dibutuhkan
untuk jaga pagi ialah: 3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60

Dst
4
27
28
Tugas dan Tanggung Jawab
PPJA
Menurut Sitorus (2006)
• Melakukan kontrak klien dan keluarga pada awal masuk ruangan
• Melakukan pengkajian terhadap pasien baru
• Menetapkan rencanakan asuhan keperawatan berdasarkan analisis
renpra sesuai dengan hasil pengkajian
• Menjelaskan renpra yang sudah ditetapkan kepada PA dibawah
tanggung jawabnya.
• Menetakan PA yang bertanggung jawab pada setiap klien, setiap kali
giliran jaga (shift). Pembagian berdasarkan jumlah klien, tingkat
ketergantungan kliendan tempet tidur berdekatan
• Melakukan bimbingan dan evaluasi PA dalam melakukan tindakan
keperawatan
• Memonitor dokumentasi
• Memantau dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan PA
• Melakukan tindakan keperawatan yang tidak bisa dilakukan oleh PA
• Mengatur pelaksanaan kondul da pemeriksaan laboratorium
• Melakukan kegiatan serah teria klien dibawah tanggung jawabnya
bersama PA
• Mendampingi dokter visite klien dibawah tanggung jawabnya. Bila
tidak ada, visite didampingi oleh PA sesuai timnya
• Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan
perkembangan klien setiap hari
• Melakukan pertemuan dengan klien/ keluarga minimal setiap 2 hari
untuk membahas kondisi keperawatan klien (tergantung kondisi
klien)
• Bila PP cuti, tugas PP didelegasikan kepada PA yang telah ditunjuk
dengan bimbingan kepala ruangan/ CCM
• Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien/ keluarga
• Membuat perencanaan pulang
• Bekerjasama dengan CCM dalam mengidentifikasi isu yang
memerlukan pembuktian sehingga tercipta evidence based practice
(EBP)
PERAWAT ASOSIATE
Seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk memberikan pelayanan
keperawatan langsung kepada klien.

Tugas Pokok
▪ Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan dengan
sentuhan kasih sayang.
a. Melaksanakan tindakan perawatan yang telah disususun.
b. Mengevalusai tindakan keperawatan yang telah diberikan.
c. Mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan dan repons klien pada
catatan perawatan.
PERAWAT ASOSIATE
Seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk memberikan pelayanan
keperawatan langsung kepada klien.

▪ Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab.


a. Pemberian obat.
b. Pemeriksaan laboratorium.
c. Persiapan klien yang akan dioperasi.
▪ Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik , mental, dan spiritual dari klien:
a. Memelihaara kebersihan klien dan lingkungan.
b. Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan
ketenangan.
c. Pendekatan dengan komunkasi terapiutik.
PERAWAT ASOSIATE
Seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk memberikan pelayanan
keperawatan langsung kepada klien.
▪ Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan perawatan
dan pengobatan serta diagnostik.
▪ Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuannnya.6. Memberi
pertolongan segera pada kien gawat atau sakaratul maut.
▪ Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksaaan ruangan secara administratif.
a. Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal.
b. Sensus harian dan formulir.
c. Rujukan atau penyuluhan PKMRS.
▪ Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan.
▪ Menciptkan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan keindahan
ruangan.
▪ Melaksankan tugas dinas pagi/sore/malam secara bergantian.
▪ Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan dengan penyakitnya.
KESIMPULAN

Adanya beberapa rumus perhitungan tenaga


keperawatan bisa digunakan sesuai dengan
karakteristik tenaga dan jenis layanan dan
Kebutuhan pelayanan, yang ada dan akan dapat
ditentukan jumlah tenaga yang diperlukan.

35
LATIHAN

Ruang melati memiliki rata-rata klien 30 orang


perhari. Jam perawatan dibutuhkan klien perhari
setelah dihitung didapatkan kurang lebih 3,5 jam.
Jam kerja perorang dalam 1 hari adalah 7 jam.
Berapa kebutuhan tenaga perawat pada ruangan
tersebut?

36
Referensi
Kelly, P (2010). Essentials of Nursing Leadership & Management. New York: Delmar, Cengage Learning

Hariyati, Tutik Sri. (2014). Perencanaan, Pengembangan dan Utilisasi Tenaga Keperawatan. Jakarta: Rajawali
Pers

B. L. Maquis and C. J. Huston, Leadership Roles and Management Functions in Nursing: Theory and
Application, 9th ed., vol. 59. Philadelphia, 2017.

Marquis, B. L & Huston, C. J. (2012) leadership roles and management functions in nursing: theory and
application. Philadelphia: lippincott williams and wilkins

Gillies, D.A. (1996). Majamen keperawatan: suatu pendekatan sistem. Alih bahasa: Dika Sukmana. Illinois:
W.B. Saunders

D.-P. W. Jutkowitz E, Landsteiner A, Ratner E, Shippee T, Madrigal C, Ullman K, Linskens E, Wilt TJ, “Effects
of Nurse Staffing on Resident Outcomes in Nursing Homes: A Systematic Review,” J. Am. Med. Dir. Assoc., vol.
24, no. 1, pp. 75-81.e11, 2022, doi: 10.1016/j.jamda.2022.11.002.

S. N. Musy, O. Endrich, A. B. Leichtle, P. Griffiths, C. T. Nakas, and M. Simon, “The association between nurse
staffing and inpatient mortality: A shift-level retrospective longitudinal study,” Int. J. Nurs. Stud., vol. 120, p.
103950, 2021, doi: 10.1016/j.ijnurstu.2021.103950.

Sitorus, R. & Panjaitan, R. (2011). Manajemen keperawatan: Manajemen keperawatan di ruang rawat. Jakarta:
Sagung Seto.

S. Wati, Ita, R. Anugrahwati, J. M. Silitonga, and R. Hutagaol, Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Jakarta:
CV. Feniks Muda Sejahtera, 2022. 37

Anda mungkin juga menyukai