Anda di halaman 1dari 17

Manusia

Kebudayaan
Etika
Estetika
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Hakikat manusia dalam kajian islam
Kegiatan pendidikan merupakan kegiatan yang melibatkan
manusia secara penuh, dilakukan oleh manusia, antar
manusia, dan untuk manusia. Dengan demikian berbicara
tentang pendidikan tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan
tentang manusia. Banyak pendapat tentang pendidikan yang
dikemukakan oleh para ahli pendidikan pada umumya sepakat
bahwa pendidikan itu diberikan atau diselengarakan dalam
rangka mengembangkan seluruh potensi manusia ke arah
yang positif . Melalui pendidikan, manusia diharapkan mampu
meningkatkan dan mengembangkan seluruh potensi
pemberian Tuhan kepadanya sehingga menjadi manusia yang
lebih baik, lebih berbudaya, dan lebih manusiawi.
Definisi Manusia menurut Ahli Filsafat

Zoon Politicon Das kranke Tier


01 Hewan bermasyarakat 02 Hewan yg sakit yg slalu
bermasalah dan gelisah

Animal Rationale Animal Educanndum


03 Hewan yang
rasional/berpikir
04 Hewan yang bisa di didik
Menurut Munir Rasyid = animal rationale bersumber dari
filsafat Yunani bukan dari Islam, eg: teori evolusi Chrales
Darwin. Manusia Makhluk sempurna ciptaan Alloh dengan
berbagai potensinya

Muhammad Daud Ali = Manusia menyamai binatang apabila


tida memanfaatkan potensi-potensi yang diberikan Alloh secara
maksimal
Beberapa Dimensi Manusia dalam Islam

Manusia sebagai hamba Alloh


(Manusia wajib mengabdi dan taat kepada Alloh)

Manusia sebagai An-Nas


(Manusia adalah makhluk social yang membutuhkan manusia
dan hal lain diluar dirinya untuk mengembangkan potensi agar
mjd bagian dari ling social)

Manusia sebagai khalifah Alloh


Manusia sebagai bani adam
(Manusia adalah keturunan Adam, bukan hasil evolusi
makhluk lain)

Manusia sebagai al-insan


(Al-insan dalam Al-qur’an mengacu pada potensi
yang diberikan Tuhan)

Manusia sebagai makhluk biologis


(Manusia terdiri atas unsur materi yang berkembang biak
dan mengalami kematian)
Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Budaya
 Budaya sendiri berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal

 budaya berasal dari kata budi dan daya. Budi diartikan sebagai akal
atau pikiran sedangkan daya diartikan sebagai usaha. Budi diwakili oleh
unsur rohani manusia, sedangkan daya diwakili oleh unsur jasmani
manusia. Sehingga dapat diartikan budaya sebagai hasil dari budi dan
daya yang berasal dari manusia
Manusia Kebudayaan

Wujud kebudayaan yang ditunjukkan oleh manusia merupakan


bentuk eksistensi manusia di dunia
Menurut J.J Hoeningman wujud kebudayaan ada 3:

Gagasan Aktivitas

Wujud gagasan ini berasal hasil tindakan yang berpola


dari hasil pikiran masyarakat dari masyarakat itu sendiri

Artefak

hasil –hasilpeninggalan hasil karya masyarakat


seperti bangunan, peralatan berburu, gerabah,
peralatan tajam dan lain sebagainya.
Problematika Kebudayaan
• Ketidaksesuaian budaya yang diwariskan dengan dinamika
masyarakat saat ini.

• Adanya penolakan generasi penerima atas budaya yang diwariskan

• Munculnya budaya baru yang tidak sesuai dengan budaya warisan

• Pemahaman masyarakat yang semakin maju yg dapat


memungkinkan mereka meninggalkan budaya yg diwariskan

• Adanya penyebaran kebudayaan (difusi) => bentuk kontak antar


kebudayaan
Etika dan Estetika Budaya
Latar Belakang Budaya atau kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa
manusia. Manusia dalam kegiatan berbudaya perlu mengetahui nilai etika yang
ada dalam masyarakat sekitar karena etika memiliki nilai dan norma yang sudah
menjadi ciri kepercayaan. Keindahan atau estetika dalam berbudaya perlu
diciptakan karena dengan adanya keindahan maka suatu budaya tesebut akan
memiliki nilai daya tarik tersendiri. Hal tersebut perlu dibahas, tentang bagaimana
etika dan estetika berbudaya itu dilakukan, supaya tidak melanggar nilai-nilai yang
sudah ada dalam masyarakat sekitar.
Etika berkaitan dengan masalah nilai, karena
etika pada pokoknya membicarakan masalah-
masalah yang berkaitan dengan predikat nilai
susila, atau tidak susila, baik dan buruk.
Dalam hal ini, etika termasuk dalam kawasan
nilai, sedangkan nilai etika itu sendiri
berkaitan dengan baik buruk perbuatan
manusia.
 Manusia yang beretika => budaya yang memiliki nilai-nilai
etik pula.
 Budaya yang memiliki nilai-nilai etik adalah budaya yang
mampu menjaga, mempertahankan, bahkan mampu
meningkatkan harkat dan martabat manusia itu sendiri.
Sebaliknya, budaya yang tidak beretika adalah kebudayaan
yang akan merendahkan atau bahkan menghancurkan
martabat kemanusiaan.
Mengapa dalam berbudaya diperlukan estetika

Budaya sebagai hasil karya manusia sesungguhnya diupayakan untuk memenuhi


unsur keindahan.. Semua kebudayaan pastilah dipandang memiliki nilai-nilai estetik
bagi masyarakat pendukung budaya tersebut. Hal-hal yang indah dan kesukaannya
pada keindahan diwujudkan dengan menciptakan aneka ragam budaya. Namun,
suatu produk budaya yang dipandang indah oleh masyarakat pemiliknya belum tentu
indah bagi masyarakat budaya lain.
estetika berbudaya tidak semata- mata dalam berbudaya harus memenuhi
nilai-nilai keindahan. estetika berbudaya menyiratkan perlunya manusia
(individu atau masyarakat) untuk menghargai keindahan budaya yang
dihasilkan manusia lainnya.  Estetika berbudaya yang demikian akan
mampu memecah sekat-sekat kebekuan, ketidakpercayaan, kecurigaan, dan
rasa inferioritas antar budaya.
Terimakasih
TUGAS

● Sebutkan 1 contoh perbuatan yang beretika tapi


tanpa estetika? Sebutkan alasannya

● Jelaskan mengapa perkembangan teknologi


senantiasa menghasilkan kontradiksi antara manfaat
yang diperoleh dengan masalah yang
dimunculkannya?

Anda mungkin juga menyukai