Anda di halaman 1dari 169

ILMU

KEWARGANEGARAAN

Oleh: Drs.H.Kamaluddin HA. SH; M.Pd.


Dosen Kopertis Wil. VIII NUSRA
Deskripsi Materi Perkuliahan Ilmu Kewarganegaraan

1. Warganegara
2. Kewarganegaraan
3. Warganegara Indonesia
4. Hak dan kewajiban warganegara
5. Peraturan Mengenai Kwn Indonesia
6 Tata Cara Memperoleh, Kehilangan, Pembatalan, dan memperoleh
Kembali Kwn RI
7. Warga Global
8. Sejarah Singkat Perkembangan Civic dan PKn
9. Pendidikan Kwn sebagai isu dunia
10. Landasan dan Rasional PKn
11. Tujuan PKn
BAB I WARGANEGARA
A. Pengertian Warganegara
Istilah “warganegara” dalam konteks kosa kata
Indonesia menunjukkan pada atau terjemahan
dari kata :Citizen” dalam bahasa Inggris
“Citoyen” dalam bahasa Perancis. Berawal dari
konsep “Citizen” inilah kita bisa memeberi
pemaknaan yang luas mengenai wn.
Dengan mengkaji makna “Citizen” nantinya akan
dapat di ketahui bahwa istilah “warganegara”
sesungguhnya belum cukup untuk mewakili
konsep “citizen”.
Istilah citizen secara etimologi berasal dari Rumawi yg
pada waktu itu bahasa latin yaitu kota “civis” atau
“civitas” sebagai anggota atau warga dari suatu city-
state. Selanjutnya kata ini dalam bahasa Perancis
diistilahkan dengan “citoyen” yang bermakna warga
dalam “city” (kota) yang memiliki hak-hak terbatas
citoyen atau citizen dengan demikian bermakna warga
atau penghuni kota-kota.
Warga dan kota adalah merupaka suatu kesatuan yang
bila di telusuri secara historis bermula pada masa Yunani
Kuno. Warga adalah anggota dari suatu politis (Negara
kota). Di Yunani warga dari polis dinamakan politis
Dalam terminologi modern istilah citizen
berpengaruh luas dalam upaya menjelaskan konsep
wn maupun kwn sebagai kajian akademik.
Menurut Tunher (1990) istilah citizen berkembang di
Inggris pada abad pertengahan namun menjelang
akhir abad ke-19 kata tersebut saling bertukar pakai
dg kata denizen. Kedua istilah teresebut secara
umum menunjuk warga atau penduduk kota sedang
orang2 yg berada diluar disebutnya “subject”. Pada
awalnya subject adalah non warga kota yg terdiri
atas, wanita, anak2 budak dan para penduduk asing.
Hal demikian sejalan dg pertumbuhan warga di
Yunani kuno.
Konsep-konsep mengenai citizen, hak, kota,
peradaban, dan urban ini tidak bisa
dilepaskan dari apa yang berkembang di
Yunani Kuno yg memang menjadi cikal bakal
berkembangnya konsep tersebut. Oleh
karena itu perlu sekali untuk diketahui
konsep wn berdasar tinjauan historisnya.
 
1. Tinjauan Historis Konsep Warganegara

Konsep wn secara historis dan pertama kali mengacu pada


istilah polites dan polis di Zaman Yunani Kuno. Yunani Kuno
menerapkan model pemerintahan demokrasi yg ditunjukkan
melalui polis Atena ketika Solon berkuasa pada abad 6 SM
dan diteruskan dibawah masa kepemimpinan Pricles 495 SM
Org2 Atena dalam Negara kota tersbut menyebut dirinya
polites atau warga polis.
Aristotelas (384-SM), seorang filusuf Yunani waktu itu
menyatakan Wn adalah orang2 yg mengambil peran dlm
kehidupan berneg. yaitu yg bisa memerintah dan diperintah.
Org yg memerintah dan diprintah itu sewaktu2 dpt bertukar
peran dan mereka harus sanggup memainkan peran yg
berguna dlm Negara.
Pengertian warga juga ditemukan dlm peradaban Romawi
sekitar thn 150 SM. Republik Romawi memilki ciri2 yg sama
dg demokrasi Atena yaitu keduanya merupakan masyarakat2
yg bersemuka (face to face) dengan tradisi lisan.
Menurut Kalijernih ( 2007). Pada masa Romawi konsep wn
berubah. Konsep wn dlm istilah civis atau civitas berarti
“kehormatan” yg tercermin dlm ungkapan Civis Romanun
Sum yg bermakna “Aku wn Romawi”
Sri Wuryan dan Saifullah (2007) Tidak semua org dpt ikut
serta dlm pemerintahan, kecuali mereka memilki dan
melekat hak2 istimewa. Hak istimewa itu al. yg ikut rapat
hanya penduduk yg berstatus wn dan ciutizen adalah pria,
sementara wanita tidak diakui untuk ikut menentukan
kebijakan di kota itu.
Di awal abad ke-17 terjadi perang besar-besaran
selama kurang lebih 30 tahun antara suku bangsa2
di Eropa. Misalnya perang Perancis melawan
Spanyol, Perancis melawan Belanda, Swis melawan
Jerman dan Spanyol melawan Belanda. Untuk
mengahiri perang ini suku bangsa yg terlibat dlam
perang ahirnya sepakat untuk duduk bersama
dalam sebuah perjanjian, terkenal dg nama
Perjanjian Westphalia tahun 1648 yg mengatur
pembagian teritorial dan daerah2 kekuasaan
Negara Eropa. Pada masa itu muncul gagasan
tentang Negara bangsa (nation atate).
2. Pengertian secara terminologi warganegara.
Menurut Aristotelas definisi siapa yang dimaksud
wn amat tergantung pada konstitusi Negara yang
menyertakan dan hal itu akan berbeda-beda tiap
Negara. Boleh jadi wn dlm sistem demokrasi
bukanlah wn dlm system oligarki. Namun terlepas
dari itu semua Aristotelas dalam politics
berpendirian bahwa manusia adalah plitik (Zoon
politicon) artinya mahluk masyarakat atau mahluk
Negara atau mahluk politik yg mencapai
kesempurnaannya hanya dlm masyarakat atau
Negara.
(Daliar Noer 1999) Masyarakat dan Negara tidak
bisa dipisahkan.
Pengertian warga juga ditemukan dlm peradaban
Romawi sekitar thn 150 SM. Republik Romawi
memilki ciri2 yg sama dg demokrasi Atena yaitu
keduanya merupakan masyarakat2 yg bersemuka
(face to face) dengan tradisi lisan. Menurut
Kalijernih 2007. Pada masa Romawi konsep wn
berubah.
Konsep wn dlm istilah civis atau civitas berarti
“kehormatan” yg tercermin dlm ungkapan Civis
Romanun Sum yg bermakna “Aku wn Romawi” Sri
Wuryan dan Saifullah 2007 Tidak semua org dpt ikut
serta dlm pemerintahan , kecuali mereka memilki
dan melekat hak2 istimewa. Hak istimewa itu al. yg
ikut rapat hanya penduduk yg berstatus wn dan
ciutizen adalah pria, sementara wanita tidak diakui
( Sudah ada diatas)
Di awal abad ke-17 terjadi perang besar-besaran
selama kurang lebih 30 tahun antara suku bangsa2 di
Eropa. Misalnya perang Perancis melawan Spanyol,
Perancis melawan Belanda, Swis melawan Jerman
dan Spanyol melawan Belanda. Untuk mengahiri
perang ini suku bangsa yg terlibat dlam perang
ahirnya sepakat untuk duduk bersama dalam sebuah
perjanjian, terkenal dg nama Perjanjian Westphalia
tahun 1648 yg mengatur pembagian teritori dan
daerah2 kekuasaan Negara Eropa. Pada masa itu
muncul gagasan tentang Negara bangsa (nation
atate).
B. Karakteristik Warganegara
Karakteristik wn yang digambarkan oleh para ahli
dan filosof menyiratkan bahwa karakeristik wn
tidak bisa dilepaskan dari pengaruh sosial politik,
latar belakang dan konstitusi di mana dia hidup.
Menurut Aristoteles bahwa wn adalah orang yg
mampu menjalankan dirinya dalam berperan di
kehidupan politik.
Menurutnya wn diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
1. Warganegara yang menguasai atau memerintah
2. Warganegara yang dikuasai atau yang diperintah
Warga yg menerima perintah harus memiliki
kebajikan dan kearifan sedangkan kearifan
dan kebajikan tidaklah terlalu penting bagi
yang diperintah. Namun karena posisi
tersebut dapat bertukar karena pandangan
bahwa semua wn adalah bebas, sederajat
dan harus siap untuk memerintah dan
diperintah maka semua wn harus memiliki
satu ke utamaan dan kebajikan.
Karakeristik wn yang baik menurut Aristoteles
adalah adanya “civic vikture” (keutamaan sipil)
dalam dirinya.
Menurutnya ada 4 komponen civic virture yaitu:
1. kesederhanaan
2. keadilan
3. kebijaksanaan atau kesopanan
4. keberanian atau keteguhan.
Warganegara yang memiliki klasifikasi demikian
akan menjadi wn yang baik. Dia akan mampu
memerintah secara baik dan juga ia dapat
diperintah secara baik pula.
JJ Rousseau membawa perubahan kearah
paham individualisme liberal. Manusia secara
fundamental dianggap sebagai individu-
ibdividu yang memiliki hak dan kepentingan,
individu dianggap sebagai mahluk yang egois
berfikir dan bertindak semata-mata untuk
kepentinganya semata-mata.
Negara adalah hasil kontrak antara individu
yang tugasnya menjamin pemenuhan hak
dan kepentingan warga.
John Locke (1632-1704) berpendapat bahwa
manusia dibekali dengan hak-hak alamiah
(natural rights) sedangkan Negara merupakan
hasil persetujuan dari yang diperintah.
Berbeda dengan pandangan Hobbes yang
mendukung absolutisme Negara.
JJ Rousseau (1712-1778) mengidealkan sebuah
masyarakat dimana tiap individu dapat
mengembangkan kebebasannya dan pada saat
bersamaan dapat berprilaku sebagai anggota
komunitas yang besar dan loyal.
Kompetensi ideal seorang wn menurut Margaret
Stimmamm Branson (1998) adalah dimilikinya 3
kompetensi yaitu:
(1) pengetahuan kwn
(2) keterampilan kwn
(3) karakter kwn.
Selanjutnya civic disposition menurutnya terdiri
atas private public character. Karakter privat
misalnya, pertanggungjawaban moral, disiplin
diri, penghormatan terhadap harkat dan martabat
manusia. Karakter publik misanya, taat terhadap
aturan, sikap kritis sopan, kesediaan mendengar,
kemauan bernegosiasi dan kompromi.
Margaret mengembangkan enam pilar
karakter bagi kwn demokratis yaitu:
1. Rasa percaya
2. Rasa hormat
3. Tanggungjawab
4. Kejujuran
5. Kepedulian
6. Kewarganwegaraan
Cagon dan Dericott (1998) mengidentifikasi
perlunya wn memiliki delapan karakteristik
yang dipandang sebagai cerminan wn ideal
abad 21 Kedelapan karakteristik wn tersebut
adalah:
1. Kemampuan untuk melihat dan mendekati
masalah sebagai anggota masyarakat global.
2. Kemampuan bekerja sama dengan yang lain
dengan cara yang kompetitif dan menerima
tanggungjawab atas peran/tugasnya di dalam
masyarakat.
3. Kemampuan memahami, menerima, menghargai,
dan dapat menerima perbedaan-perbedaan budaya.
4. Kapasitas berpikir dengan cara yang kritis dan
sistimatis.
5. Keinginan untuk menyelesaikan konflik dengan cara
tanpa kekerasan.
6. Keinginan untuk mengubah gaya hidup dan
kebiasaan konsumtifnya untuk melindungi
lingkungan.
7. Kemampuan bersikap sensitif dan melindungi hak
asasi manusia misalnya, hak wanita, hak etnis
minoritas, dan lain-lain.
8. Keinginan dan kemampuan untuk ikut serta dalam
politik pada tingkat lokal, nasional dan internasional.
Senada dengan karakter diatas Louise
Douglas dalam Global Citicenship (2002)
memandang wn global sebagai orang yang:
1. Menyadari dunia secara luas dan mempunyai
perasaan sendiri sebagai wn dunia.
2. Pengakuan terhadap nilai-nilai keberagaman
3. Memiliki satu pemahaman bagaimana dunia
kerja secara ekonomis, politis, sosial,
kultural, teknologi dan lingkungan.
4. Menolak ketidak adilan sosial.
5. Berpartisipasi dan berperan luas dalam
masyarakat mulai tingkat lokal sampai global
6. Memiliki kemauan untuk bertindak dan
membuat dunia sebagai suatu temapat yang
patut.
7. Bertanggungjawab terhadap tindakan2 mere
Karakter wn ideal, wn global seperti
dicontohkan diatas lebih berkembang jauh
dari pengkrakteran wn dimasa sebelumnya.
Bagaimana perihal dan keriteria dari wn Indonesia.
Karakter atau keriteria manusia Indonesia atau wn
Indonesia yang hendak dicapai.
Dalam pembukaan UUD 1945 dicitakan terwujudnya
bangsa (manusia dan masyarakat) Indonesia yang
merdeka,
(1) bersatu
(2) berdaulat
(3) adil dan makmur.
Salah satu tugas nasional adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa atau dengan kata lain ingin
mewujudkan bangsa Indonesia yang cerdas.
Sedangkan tentang kriteria manusia Indonesia yang baik
adalah “Manusia yang berimana dan berakhlak kepada
TYME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi wn yang demokratis serta
bertanggungjawab (Pasal 3 UU N0. 20 Tahun 2003 tentang
SPN).
Penjelasan pasal 37 Undang2 tersebut yaitu”…..manusia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”
Dalam Ketetapan MPR N0 VII/MPR/2001 Dalam fisi
Indonesia masa depan tersebut karakter bangsa yang
diidealkan adalah terwujudnya bangsa yang religius,
manusiawi, adil, bersatu, demokratis, adil dan sejahtera,
maju, mandiri, baik dan bersih dalam penyelenggaraan
Negara. Bangsa atau Masyarakat yg demikian merupakan
ciri dari masyarakat madani di Indonesia. Hamdan Mansoer;
(2005)
C. Konsep Hak dan Kewajiban Warganegara
1. Perkembangan konsep hak dan kewajiban wn

Tradisi Yunani Kuno lebih menekankan bahwa wn


memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pemerintahan,
sedangkan kewajiban tidak banyak diungkap. Mungkin
pada waktu itu antara hak dan kewajiban belum ada
perbedaan atau dianggap sebagai kesatuan.
Berpartsisipasi dlm kebijakan publik merupakan hak
sekaligus sebagai kewajiban wn yg baik bukanlah warga
yg melaksanakan kewajibannya tetapi pada etik warga
yaitu yg memilki civic virture (keutamaan sipil). Hak yg
melekat pada warga terbatas pada warga laki2 dewasa.
Pemikiran kwn yg berkembang setelah abad pertengahan
adalah kwn yg berbasis pada hak yaitu dg munculnya faham
individualisme liberalisme. Gagasan ini bukanlah tampa
sebab tetapi karena kondisi absoluitisme dan kesewenang
wenangan penguasa yg telah disemai sejak dulu di abad
pertengahan. Mis. Ucapan Raja Louis XIV dari perancis yg
terkenal “L Etat, c”est moi” yg bermakna Negara adalah
saya.
Salah satu peletak paham individualisme adalah John Locke
(1632-1704) yg mengemukakan adanya hak2 alamih. Di
katakan bahwa manusia secara koadrati dilahirkan setara
dan sama. Persamaan ini menghasilkan kebebasan.
( Ada dihal berikutnya)
Kehidupan manusia sebelum bernegara juga memilki hak2
dasar perorangan yg alamiah.
Hak2 alamiah itu meliputi hak untuk hidup, hak
kemerdekaan dan hak milik. Setelah bernegara, hak2 dasar
itu tidak lenyap tetapi justru harus dijamin dalam kehidupan
bernegara. Adalah menjadi kewajiban Negara menjamin
kebebasan dan hak dasar manusia itu dari kesewenang
wenangan. Jadi kebebasan dalam paham liberal berarti
bebas dari campur tangan dan kesewenang wenangan
terutama dari Negara.
Istilah natural rights yg dikemukakan oleh Jonh Locke ini
berkembang menjadi human rights istilah ini dikemukakan
oleh Eleanor Roosevelt atau hak asasi manusia sampai saat
ini. Perkembangan hak kwn tidak bisa dipisahkan dari
sejarah perkembangan hak asasi manusia.
Kehidupan manusia sebelum bernegara juga memilki hak2
dasar perorangan yg alamiah. Hak2 alamiah itu meliputi: (1)
hak untuk hidup, (2) hak kemerdekaan dan (3) hak milik.
Setelah bernegara, hak2 dasar itu tidak lenyap tetapi justru
harus dijamin dalam kehidupan bernegara. Adalah menjadi
kewajiban Negara menjamin kebebasan dan hak dasar
manusia itu dari kesewenang wenangan. Jadi kebebasan
dalam paham liberal berarti bebas dari campur tangan dan
kesewenang wenangan terutama dari Negara.
Istilah natural rights yg dikemukakan oleh Jonh Locke ini
berkembang menjadi human rights istilah ini dikemukakan
oleh Eleanor Roosevelt atau hak asasi manusia sampai saat
ini. Perkembangan hak kwn tidak bisa dipisahkan dari
sejarah perkembangan hak asasi manusia.
Pertumbuhan hak asasi manusia sendiri
sampai saat ini mengalami tahap2 sbb: dan
bisa dibedakan dalam 3 generasi. Budiarjo,
(2008) :
a. Generasi pertama adalah Hak sipil politik
yang bermula didunia barat (Eropa), hak atas
hidup, hak atas kebebasan dan keamanan,
hak kesamaan dimuka peradilan, hak
kebebasan berpikir dan berpendapat, hak
beragama, hak berkumpul dan hak untuk
berserikat
b. Generasi kedua adalah Hak Ekonomi, sosial budaya
yang diperjuangkan oleh negara Sosialis di Eropa
Timur, misalnya; hak atas pekerjaan, hak atas
penghasilan yang layak, hak membentuk serikat
pekerja, hak atas pangan, kesehatan, hak atas
perumahan, pendidikan dan hak atas jaminan
sosial.
c. Generasi ketiga adalah Hak perdamaian dan
pembangunan yang diperjuangkan oleh Negara-
negara berkembang (Asia-Afrika) misalkan; hak
bebas dari ancaman musuh, hak setiap bangsa
untuk merdeka, hak sederajat dengan bangsa lain
dan hak untuk mendapatkan kedamaian.
d. generasi keempat hak asasi manusia Tim UIN,
(2003). Hak asasi manusia generasi keempat ini
mengkritik peranan Negara yang sangat dominan
dalam proses pembangunan yang berfokus pada
pembangunan ekonomi sehingga menimbulkan
dampak negatif bagi keadilan rakyat.
Program pembangunan dijalankan tidak memenuhi
kebutuhan orang banyak tetapi hanya untuk
sekelompok atau elit penguasa saja. Pemikiran hak
asasi manusia generasi keempat dipelopori oleh
Negara-negara Asia pada tahun 1983 yang melahirkan
deklarasi hak asasi manusia yang disebut Declaration
of the Basic Duties of Asia People and Government.
2. Hak asasai manausia dan hak warganegara

Cikal bakal perumusan hak asasi manusia (human


rights) di dunia Barat (Eropa) dimulai dari filsuf
Inggris, John Locke (1632-1704) yg mengatakan
bahwa manusia sejak lahir secara inheren memilki
hak-hak alamiah dan pemikiran bahwa penguasa
harus memerintah dengan persetujuan rakyat.
Pemikiran ini dilanjutkan oleh Montesqieu (1689-
1755) yang menekankan perlunya pembagian
kekuasaan sebagai sarana menjamin hak asasi
manusia. Filosof Prancis, JJ Rousseau (1712-1778)
menekankan perlunya kebebasan.
Gagasan para pemikir ini selanjutnya
mempengaruhi terjadinya perubahan di
Eropa.
Beberapa peristiwa penting yg patut dicatat
adalah (1) munculnya Piagam Magna Charta
(1215) di Inggris, (2) Revolusi Amerika Serikat
(1776) dan (3) Revolusi Perancis (1789) sebagai
perjuangan mendapatkan hak asasi manusia.
Pemikiran tentang hak asasi manusia terus
berkembang dan semakin menguat.
Pada tahun 1941 Presiden Roosevelt merumuskan;
kebebasan untuk berbicara dan untuk berpendapat,
kebebasan beragama, kebebasan dari rasa takut,
dan kebebasan dari kemelaratan.
Perjuangan dan pengakuan hak asasi manusia
mencapai puncaknya ketika pada tanggal 10
Desember 1948 Universal Declaration of human
Rights atau pernyataan sedunia tentang hak-hak
asasi manusia dapat diterima sebagai piagam
bersama PBB. Universal Declaratin foh human
Rights menyatakan bahwa semua orang dilahirkan
merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang
sama.
Macam-macam hak asasi manusia pada awalnya masih
terbatas, (1) Thomas Hobbes berpendapat bahwa satu-
satunya hak asasi adalah hak hidup. Sedangkan (2)
menurut John Locke menyatakan bahwa hak asasi
meliputi hak hidup, hak kemerdekaan, dan hak milik. (3)
Roosevelt mengemukakam 4 macam hak asasi manusia
PBB yg memuat 30 pasal. Apabila ditelaah lebih lanjut
secara garis besar hak asasi manusia dapat
dikelompokkan kedalam tiga bagian, yaitu hak-hak
politik dan yuridis; hak-hak atas martabat dan integritas
manusia; dan hak-hak sosial, ekonomi dan budaya. and
Political Rights dan hak ekonomi, sosial dan budaya
Deklarasi PBB tahun 1966 menghasilkan dua
macam hak asasi manusia yaitu : (1) hak sipil
dan (2) hak politik yang tertuang dalam
Internasional Convenant on Civil and Political
Rights dan hak ekonomi, sosial dan budaya
yang tertuang dalam Internasional
Convenant on Economic, Sosial and Cultural
Rights.
Yang termasuk hak-hak sipil dalam politik adalah
a. Hak hidup
b. Hak atas kebebasan dan keamanan dirinya
c. Hak atas keamanan di muka badan-badan
peradilan
d. Hak atas kebebasan berpikir, mempunyai
keyakinan dan beragama.
e. Hak untuk mempunyai pendapat tanpa
mengalami gangguan
f. Hak atas kebebasan berkumpul secara damai dan
g. Hak untuk berserikat
Center of Civic Education (CCE) 2006 secara
umum mengklasifikasikan 3 kategori hak asasi
manusia yaitu:
1. Hak2 asasi esensial bagi kebebasan dan
pemerintahan sendiri.
2. Hak2 esensial bagi kehidupan dan
kehormatan manusia
3. Hak2 esensial bagi penghargaan atas nilai2
dan tradisi kelompok dari orang2 di seluruh
dunia.
 Secara rinci hak asasi manusia dan hak wn
dalam konstitusi Negara Indonesia meliputi:
1. Hak atas kesamaan dlm hukum dan
pemerintahan (Psl 27:1)
2. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yg
layak (Psl 27:2)
3. Hak untuk membela Negara (Psl 27:3)
4. Hak Kemerdekaan berserikat dan berkumpul
dan mengeluarkan pikiran (Psl 28).
5. Hak asasi manusia (Psl 28A sampai 28J)
6. Kemerdekaan beragama dan beribadah (Psl 29:1)
7. Hak atas usaha pertahanan dan keamanan Negara
(Psl 30)
8. Hak mendapatkan pendidikan (Psl 31)
9. Hak mengembangkan dan memelihara budaya (Psl
32)
10. Hak atas kehidupan ekonomi (Psl 33)
11. Hak atas jaminan sosial (Psl 33).
3. Kewajiban Warganegara
Jika hak asasi manusia berkaitan dengan konsep
kebebasan (liberty) maka kewajiban berhubungan
dengan segi tanggungjawab (responsibility).
Kebebasan dan tanggungjawab adalah dua hal yg
bertolak belakang tetapi juga bersifat saling
ketergantungan. Tanggungjawab atau
pertanggungjawaban sebagai suatu kualitas moral
menunjukkan merupakan wujud pengendalian yg
bersifat alamiah dan suka rela atas kebebasan.
(Asshidiqie, 2006). Kebebasan tidak mungkin
dilaksanakan tampa adanya batas dalam
masyarakat.
Konsep tentang kewajiban, tanggungjawab dan tugas wn
muncul dlm sejarah Yunani Kuno dan semakin menguat
pada masa republik rumawi yg menekankan pada rule of
law dan civic virtue. Tgas wn pada masa Yunani
menjalani perang atas nama raja maupun Negara.
Pelayanan terhadap militer menjadi tema utama kwn
Yunani Kuno. Wn memiliki kewajiban taat pada hukum.
Kewajiban lain adalah pelayanan militer dan membayar
pajak. Sebagai imbangannya Negara berkewajiban
melindungi warganya. Warga juga perlu mementingkan
kepentingan publik dari pada kepentingan pribadinya.
Dalam UUD 1945 rumusan mengenai kewajiban ini
ditempatkan secara bersandingan dengan pasal baik
mengenai hak asasi manusia maupun hak wn. Pasal 28 J UUD
1945 menyatakan sbb:

(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang


lain dlm tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
(2) Dalam menjalankan hak dan kewajiban, setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yg ditetapkan dengan UU dg
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yg adil sesuai dg perimbangan moral,
nilai2 agama, keamanan dan ketertiban umum dl suatu
masyarakat demokratis.
Sedangkan kewajiban wn Indonesia misalnya
1. wajib menjunjung hukum dan pemerintahan (psl
27 ayat 1 UUD 1945)
2. wajib ikut serta dlm upaya pembelaan Negara (psl
27 ayat 3 UUD 1945),
3. wajib ikut serta dlm usaha pertahanan dan
keamanan Negara (pasl 30 ayat 1 UUD 1945),
4. wajib mengikuti pendidikan dasar (psl 31 ayat 2
UUD 1945).
BAB II KEWARGANEGARAAN
A. Konsep Kewarganegaraan
Wn dan kwn merupakan dua hal yang amat berkaitan. John J
Cagon & Ray Derricot (1998) memberikan definisi kedua hal
tersebut secara berkesenambungan bahwa wn adalah
anggota syah dari suatu masyarakat, sedangkan kwn adalah
seperangkat karakteristik dari seorang wn. Dalam definisi
lain dikatakan kwn merupakan keanggotaan dalam
komunitas politik (yang dalam sejarah perkembangannya
diawali pada Negara kota namun sekarang ini telah
berkembang pada keanggotaan suatu Negara) Kwn
membawa implikasi pada kepemilikan hak untuk
berpartisipasi dalam politik. Orang yang telah menjadi dan
memiliki keanggotaan penuh disebut sebagai citizen.
Menurut Roger M Smith kwn dipahami dari 4 aspek:
1. sebagai hak yaitu hak politik untuk berpartisipasi dalam
proses pemerintahan
2. Sebagi status hukum, yang secara syah diakui sebagai
anggota dari komunitas politik (Negara) yang berdaulat
3. Keanggotaan dari suatu komunitas, kwn menunjuk pada
asosiasi/keterikatan orang tidak hanya pada Negara
tetapi juga komunitas lain (seperti keluarga klub,
universitas dan komunitas politik yang lebih luas lagi dan
4. Seperangkat tindakan, artinya kwn tidak hanya
mengimplikasikan adanya keanggotaan tetapi juga
ketentuan-ketentuan dan prilaku wn. Kwn menunjuk
pada seperangkat tindakan.
Kewarganegaraan mencakup:
1. Keanggotaan yang dengannya terdapat hak
dan kewajiban terhadap komunitas
2. Tindakan dalam kehidupan
3. Kwn mencakup pula aktivitas membantu
manusia menjadi wn yang aktif, terbuka dan
bertanggungjawab.
Menurut Bryan S Turnen kwn itu adalah:
1. Kwn bukan semata-mata hak/status legal
formal, tetapi suatu identitas yang beragam
2. Kwn tidak pasif (status yang diberikan) tetapi
aktif (bahwa hak tersebut perlu diperjuangkan)
3. Kwn bukan hanya berhubungan dengan
Negara/nasional, tetapi terkait dengan banyak
ragam komunitas sebagai identitas seseorang,
misal komunitas atas dasar region, etnik, sex,
bahasa, agama dan kelompok sosial lain.
Cagon dan Derrikott (1998) konsep kwn
(citizenship) secara umum dapat
diklasifikasikan dalam 5 kategori yaitu:
1. Perasaan identitas
2. Pemilikan hak-hak tertentu
3. Pemenuhan kewajiban-kewajiban yang
sesuai
4. Tingkat ketertarikan dan keterlibatan dalam
masalah publik
5. Penerimaan terhadap nilai-nilai sosial dasar
Berdasarkan perbagai pendapat diatas kiranya dapat
disimpulkan bahwa kwn menunjuk pada status
seseorang sebagai anggota dari suatu komunitas bahkan
beragam komunitas. Kepemilikan akan status tersebut
menyiratkan bahwa terkandung didalamnya
seperangkat karakteristik, identitas, hubungan dengan
wn lain dan komunitas, hak dan kewajiban
(tanggungjawab) dan perilaku (tindakan) hidup yang
diperjuangkan.
Dalam rumusan yang lebih umum, kwn adalah bentuk
identitas yang memungkinkan individu-individu
merasakan makna kepemilkikan, hak dan kewajiban
sosial dalam komunitas politik (Negara); hubungan
antara rakyat dan Negara, berdasarkan asas
resiprokalitas hak dan kewajiban Kalijernih (2007)
Dalam sistem feodal, hubungan wn dengan
komunitas bersifat herarki. Artinya status hubungan
itu di tentukan berdasar keterikatan antara budak
atau anak buah dengan sang tuan yaitu raja.
Dalam sistem kerajaan, raja merupakan penguasa
tunggal memiliki kedudukan atas warganya. Warga
diharapkan menunjukkan semangat kesetiaan atau
loyalitas pada raja yang dianggap sebagai lambing
Negara. Pandangan yg menjadi pegangan warga ini
terbentuk akibat dari sifat hubungan timbale balik
yaitu pelayanan dari bawah (budak atau anak buah)
dan perlindungan dari atas (raja) dalam suatu pola
piramida yg sederhanan
Sistem tirani ditunjukkan dengan bentuk
pemerintahan otoriter termasuk totaliter dan
kediktatoran. Dalam sistem ini, kedudukan
warga jauh lebih rendah karena diakibatkan dari
tujuannyang kuat akan dukungan terhadap
rezim penguasa.
Ketika warga mengidentifikasikan dengan sistem
nation, mereka mengakui statusnya sebagai
anggota dari suatu kelompok budaya. Perasaan
yang berhubungan dengan bentuk identitas ini
adalah kecintaan pada bangsa dan kesadaran
pada budaya.
Pada sistem kwn, hubungan warga bukan
dengan warga Negara lain sebagamana
sistem feodal, monarki, tirani dan nasional
tetapi berhubungan dengan gagasan tentang
bernegara. Identitas warga diabadikan dalam
hak-hak yang diakui oleh Negara dan
kewajiban yang dijalankan oleh wn. Semua
wn memiliki status yg setara.
Wn yg baik adalah mereka yg merasakan
kesetiaan pada Negara dan memilki rasa
tanggungjawab dlm melaksanakan
tugas2nya.
B. Perspektif Teori Kewarganegaraan
Bagaimana konsep teori kwn dipahami,
terhadap pendapat-pendapat yang berbeda
sesuai dengan persepektifnya.
Menurut Ronald Beiner (1995) ada 3
perspektif teori kwn yaitu:
(1) Liberalisme
(2) Communitarian dan
(3) Republican
1. Teori Kwn Liberal (liberalisme)
Teori liberal bersumber dari ideologi individualisme
yang berpahamkan kebebasan individu terutama
bebas dari campur tangan Negara dan masyarakat.
Teori liberalisme sebagai bagian dari liberal
individualistis yang memandang wn sebagai
pemegang otoritas untuk menentukan pilihan dan
hak. Sejalan dengan paham liberal individual.
Teori ini berdasar aksioma bahwa wn secara
individu memaksimalkan keuntungan yg dimilkinya
yakni menentukan pilihan tindakan yg akan
mengantarkan pada hasil tertinggi dikalikan
peluang situasi yg akan terjadi.
Teori John Locke tentang kepemilikan
menyebutkan ada 3 elemen sentral bagi kwn
liberal yaitu:
1. Individu dpt menciptakan kekayaan atau
kepemilikan dan menambah dominasi
kepemilikan itu melalui kerja.
2. Perlindungan terhadap kepemilikan merupakan
fungsi utama hukum dan pemerintah.
3. Pelaksanaan yg syah menurut hukum atas hak2
kepemilikan secara alamiah menghasilkan
ketidak merataan yg adil.
Menurut Peter H Schuck mengemukakan adanya
beberapa prinsip dasar dan teori liberal klasik
a. Mengutamakan kebebasan individu yang dipahami
sebagai kebebasan campur tangan Negara.
b. Proteksi yang luas terhadap kebebasan berfikir,
berbicara dan beribadah
c. Kerugian yang dalam terhadap kekuasaan Negara
dalam mengatasi individu.
d. Pembatasan kekuasaan Negara pada bidang atau
kegiatan individu dalam berhubungan dengan yang lain
e. Anggapan yang secara kuat dapat dibantah mengenai
kebaikan hati dalam hal masalah pribadi, pasar dan
bentuk lain yang mendukung pribadi.
Konsep kwn liberal memiliki 3 karakteristik Heater (1999)
a. Individual tetaplah individual. Penambahan status kwn
tidak mengharuskan meninggalkan dari upaya
penegejaran kepentingan pribadi. Wilayah privat dan
publik merupakan dua hal yang berbeda dan wn tidak
memilki kewajiban untuk berpartisipasi dalam arena
publik.
b. Adanya kewajiban yang terbatas wn terhadap Negara,
karena disisi lain Negara juga diharapkan mengendalikan
wn secara lemah. Negara adalah dikonsepsikan sebagai
penjaga malam. Kekuasaannya amat terbatas pada
kehidupan dan kegiatan warganya.
c. Prinsip dibolehkannya secara merdeka wn mengejar
kebutuhan atau kepentingan pribadinya atau dapat
dikatakan kwn liberal merupakan ekspresi politik dari
kapitalisme.
Salah satu teori liberal modern adalah TH
Marshall.
Menurut Marshal (2008) Kwn merupakan
status yang dianugerahkan bagi mereka
sebaga anggota komunitas yang mencakup
hak sipil, hak politik dan hak sosial. Jadi kwn
didasarkan atas elemen hak dan berdasarkan
ini terdapat bentuk kwn sipil, kwn politik dan
kwn sosial. Menurut Marshall hak merupakan
hal penting dan ketiadaan hak menjadikan
wn tidak dpt berperan secara aktif dlm kelas
di masyarakat.
2. Teori Kwn Komunitarian (Communitariasme)
Teori kwn Komunitarian sangat menekankan
pada fakta bahwa setiap orang, wn perlu
memilki sejarah perkembangan masyarakat.
Indiviualisme yg dimilki wn berasal dan
dibatasi oleh masyarakat. Hal ini berdasarkan
keyakinan teori ini bahwa individu dibentuk
oleh masyarakat. Di masyarakat ada norma
yg disepakati yg harus dipatuhi oleh angga,
karena dg cara ini eksisitensi dan
keberlangsungan masyarakat terjamin.
Seorang komunitarisme, Amita Etzioni dalam Budimansyah
(2009) merencanakan perlunya gerakan “komunitarian”
sebagai upaya sistimatis untuk membentuk masyarakat
komunitarian. Gerakan komunitarian tersebut sbb:
a. Kita harus mampu menciptakan suatu moralitas baru yang
tidak mengganggu kehidupan pribadi orang (sikap anti
puritanisme)
b. Kita harus mempertahankan suatu hukum dan keteraturan
tampa harus jatuh pada Negara polisi dengan merancang
secara hati-hati kewenangan dan kekuasaan pemerintah.
c. Kita harus menyelamatkan kehidupan keluarga tanpa harus
membatasi hak-hak anggotanya secara diskriminatif
(misalnya memaksanakan peran domestik kepada
perempauan).
d. Sekolah harus mampu memberikan pendidikan moral, tanpa
mengindoktrinasi anak muda
e. Kita harus memperkuat kehidupan komunitas tanpa menjadi
orang yg fanatik dan saling bermusuhan terhadap komunitas
lain.
f. Kita harus meningkatkan tanggungjawab sosial bukan sebagai
pembatasan hak2 kita tetapi justru sebagai perimbangan dari
hak2 yang kita perolah. Semakin besar hak yg diterima, semakin
besar pula tanggungjawab yg perlu ditanggung.
g. Perjuangan kepentingan pribadi harus diimbangi dg komitmen
pada komunitas, tampa harus menjadi tumbal bagi kelompok.
Karena itu kekuatan individu yg tampa batas harus diganti dg
kepentingan pribadi yg bermamfaat secara sosial dan
memperoleh peluang yg di syahkan masyarakat.
h. Kewibawaan pemerintah harus dijaga tampa menghilangkan
kesempatan bagi semua warga menyampaikan pendapat dan
kepentingan.
Pada kwn komunitarian, kemunitas politik merupakan
sarana yang penting bagi masyarakat untuk
mengelaborasikan identitas kolektiv yang dapat
membentuk keanggotaan. Partisipasi wn dlm komunitas
merupakan merupakan konsep utama teori ini. Perspektif
ini menolak moral individu dlm menyokong konsep
kebersamaan dan berpendapat bahwa didalm
kapiotalisme tidak ada moralitas yg dpt memberikan suatu
pengesahan umum tentang hak. Komunitas dibutuhkan
meneyeimbangkan kekuatan sentripetal san sentrifugal yg
terkandung didalamnya.
Kekuatan sentrifugal seperti individalisme, ekspresi
pribadi dan kebebasan kelompok dpt merusak kohesi
sosial dan secara ekstrim dpt menghasilkan anarkhi sosial.
Komunitarisme menekankan pentingnya
komunitas dan nilai sosial bersama. Pokok-
pokok ajaran komunitarianisme a.l sbb:
1. Komunitas adalah atribut dalam kehidupan
bersama
2. Nilai-nilai sosial adalah kerangka moral
kehidupan bersama dan
3. Nilai-nilai sosial tersebut pada gilirannya
merupakan croos societal moral dialoge
Tilaar (2007).
3. Teori Kewarganegaan Republikan(Republiccan)

Teori kwn republikan berpendapat bahwa masyarakat sebagai


komunitas politik adalah pusat kehidupan politik (Supriyadi, 2006).
Kwn republikan menekankan pada ikatan-ikatan sipil (civic bonds),
suatu hal yang berbeda dengan ikatan individual (tradisi liberal) atau
ikatan kelompok (tradisional komunitarian). (Beiner 1995) sementara
kwn liberal menekankan pada hak (right) kwn republikan
menekankan pada tugas wn.
Kwn republikanisme merupakan bentuk yg paling tua dari
komunitarian, menyatakan pentingnya partisipasi warga dlm
pengambilan keputusan di wilayah publikan hanya sebagai hak dan
kewajiban tetapi esensi dari adanya ikatan sipil. Ia menempatkan
tanggungjawab sosial pada masyarakat dari pada Negara, percaya
bahwa tradisi budaya bukan Negara yg dapat menguatkan kembali
civil society (Kalidjernih 2008).
Nilai2 yg muncul dari kwn republik
diantaranya adalah
(1) kwn memiliki karakteristik etis demikian
juga status legal/hukum,
(2) kwn yg benar atau nyata adalah kwn yg
membutuhkan kebaikan bersama dan
partisipasi aktif dlm masalah publik. Oleh
karena itu butuh kwn membutuhkan “civic
viture”. Wn dlm suatu republik tidak hanya
dilindungi oleh hukum tetapi juga tunduk
pada hukum.
Kwn memilki dimensi etik yg dimunculkan dalam dua
cara yaitu:
1. Bahwa wn yg baik adalah org yg memilki semangat
publik (publik spirit) yaitu menempatkan kepentingan
umum diatas kepentingan pribadi.
2. Komitmen pada masalah publik dimanivestasikan
sebagai suatu ketertiban sipil. Wn yg baik akan
mengambil tanggungjawab publik ketika muncul tanpa
harus menunggu yg lainnya. Wn republik dpt
mengambil bagian dlm berbagai bentuk keterlibatan
baik secara kuat maupun penuh warganya. Secara
kuat adalah melalui pengorbanan dan loyalitas penuh
wn. Contoh menjadi pahlawan perang. Dalam bentuk
yg lemah mis. Membayar pajak dan mentaati hukum.
 
C. Kwn Yuridis-Sosiologis dan Kwn Formal-Material

Gautama dalam Paulus (1983) pengertian kwn bisa dibedakan dalam


arti yuridis dan kwn dlm arti sosiologis dan kwn dlm arti formal dan kwn
dlm arti formal

1. Kwn dalam arti yuridis dan kwn dalam arti sosiologis


Yang dimaksud kwn dalam arti yuridis adalah ikatan hukum antara
Negara dg orang2 pribadi yg karena ikatan itu menimbulkan akibat,
bahwa orang2 tersebut jatuh dibawah lingkungan kuasa pribadi dari
Negara itu.
Jadi yg penting dari pengertian kwn secara yuridis adalah adanya ikatan
dg Negara dan tanda adanya ikatan tersebut antara lain dlm bentuk
pernyataan secara tegas seorang individu untuk menjadi anggota suatu
Negara atau wn dari Negara tersebut atau dlm bentuk kongkritnya
dlapat dinyatakan dlm bentuk surat2 , baik keterangan maupun
keputusan sebagai bukti adanya keanggotaan dlm Negara itu.
Kwn dalam arti sosiologis adalah kwn yg
terikat kepada suatu Negara oleh karena
adanya suatu perasaan kesatuan ikatan
karena satu keturunan kebersamaan sejarah,
daerah (tanah/wilayah) dan penguasa
(pemerintah) atau dg kata lain penghayatan
kultur yg tumuh dan berkembang dlm suatu
persekutuan daerah atau Negara tempat ia
tinggal.
2 Kwn dalam arti formal dan kwn dalam arti material.
Kwn dlm arti formal (gatranya) adalah tempat kwn itu
dlm sistimatika hukum. Hal ini dpt dipahami kwn itu
menyangkut salah satu tiang Negara yaitu rakyat
Negara, oleh karenanya kwn termasuk bidang hukum
publik, sebab kaidah2 mengenai adanya Negara
semata-mata bersifat publik.
Yang dimaksud kwn dlm arti materiil (isinya) ialah
akibat hukum dari pengertian kwn itu sendiri. Apakah
hak dan kewajiban2 yg kongkrit terhadap seorang yg
timbul dari pengertian kwn itu atau dg kata lain,
apakah perbedaan yg timbul dari ikatan hukum antara
kedudukan seorang wn dg seorang asing.
D. Kewarganegaraan sebagai Status Hukum

Dari sisi hukum, status kwn seseorang amat


menentukan hak dan kewenangannya selaku
wn. Org yg memilki status kwn akan berbeda
dg orang yg berstatus sebagai warganegara di
Negara tersebut.
Kwn seseorang mengakibatkan org tersebut
memiliki pertalian hukum serta tunduk pada
hukum Negara yg bersangkutan. Kwn
menghasilkan akibat hukum yaitu adanya hak
dan kewajiban wn maupun Negara. Hak dan
kewajiban wn merupakan “isi” atau “aspek
material” dari konsep kwn itu sendiri.
Setiap Negara berwewenang menentukan
siapa-siapa yang menjadi wn nya.
Hukum internasional memberi pengakuan
bahwa tiap2 negara memiliki hak untuk
menentukan siapa yg dapat menjadi wn dan
bukan.
(Heater 1999) Setiap Negara memilki
kedaulatan. Negara tidak tersikat oleh
Negara lain dlm menentukan kwn Negara lain
juga tidak berhak menentukan atau turut
campur dlm penentuan kwn suatu Negara.
Menurut pasal 1 Konvensi Den Haag tahun 1930
penentuan kwn merupakan hak mutlak dari Negara yang
bersangkutan. Namun demikian hak mutlak ini di batasi
oleh apa yg dinamakan sebagai general principles adalah:

1. Tidak boleh bertentangan dengan konvensi2 internasional


2. Tidak boleh bertentangan dg kebiasaan internasional
3. Tidak boleh bertentangan dg prinsip2 hukum umum yg
secara internasional diterapkan dlm hal penentuan kwn.

Hal tersebut sebagaimana dinyatakan dlm Artikel 15


Deklarasi Universal HAM tahun 1948 bahwa “Setiap orang
berhak atas sesuatu kwn. Tidak seorangpun haknya untuk
mengganti kwn”.
1. Penentuan Kewarganegaraan
Asas kwn menjadi pedoman dasar bagi suatu
Negara untuk menentukan siapakah yg
menjadi wnnya. Pada dasarnya Negara
sebagai subjek hukum yg berdaulat memiliki
kebebasan untuk menentukan kwn
termasuk asas yg digunakan. Dalam
menentukan kwn seseorang, dikenal adanya
asas kwn berdasarkan kelahiran dan asas
kwn berdasarkan perkawinan
(Koerniatmanto, 1996).
Menurut Heater (1999) ada dua cara dlam menentukan
kwn yaitu yang dinamakan Ius Sanguinis dan Ius soli.
Selain asas ius sanguinis dan Ius soli juga dipakai asas
campuran
Asshidigie 2006. Penentuan kwn didasarkan pada sisi
kelahiran dikenal 2 asas yaitu asas Ius Soli dan Ius
Sanguinis. Kedua istilah ini berasal dari bahasa latin.
Ius artinya hukum atau dalil. Soli berasal dari kata
solum yg artinya negeri atau tanah. Sedangkan
penentuan kwn berdasarkan aspek perkawinan
mencakup asas kesatuan hukum dan asas persamaan
derajat. Asas Ius Soli dan asas Ius Sangunis dianggap
sebagai asas yg utama dlm menentukan status hukum
kwn.
a. Asas Ius Soli
Ius Soli artinya pedoman yg berdasarkan daerah atau
tempat. Asas ini menyatakan bahwa kwn seseorang
ditentukan dari tempat dimana orang tersebut
dilahirkan. Disebut juga asas daerah kelahiran.
Contoh; Negara A menganut asas ius soli, berarti
orang yg lahir di Negara A akan memiliki kwn A, tidak
melihat orang tersebut keturunan dari mana.
b. Asas Ius Sanguinis
Ius Sanguinis artinya pedoman yang berdasarkan
darah atau keturunan. Asas ini menyatakan bahwa
kwn seseorang ditentukan berdasarkan keturunan
dari orang tersebut. Disebut juga asas keturunan
atau asas darah.
Contoh: Negara B menganut asas Ius Sanguinis,
maka orang yg lahir dimanapun saja asalkan
keturunan dari orang yg berkwn B, maka orang
tsb. akan berkwn B.

Dalam prakteknya ada Negara yg menganut asas


ius soli dan ada yg menggunakan asas ius
sanguinis. Namun dewasa ini, umumnya Negara
menganut kedua aspek tersebut secara
simultan. Ada Negara yg nenitik beratkan pada
aspek iu soli dengan isu sanguinis sebagai
pengecualian. Sebaliknya ada Negara yg
menitikbertakan pada aspek ius sanguinis
dengan ius soli sebagai pengecualian.
Negara2 imigran (Negara yg sebagian besar merupakan
kaum pendatang atau cenderung didatangi orang asing)
cenderung menggunakan ius soli sebagai asas kwn.
Dasar perimbangannya adalah Negara menghendaki
warga baru segera melebur diri sebagai wn di Negara
tersebut. Contoh: Amerika Serikat menerapkan ius soli.
Sebaliknya Negara2 emigran (Negara yg warganya
cenderung keluar dari Negara) lebih menggunakan asas
ius sanguinis. Latar belakangnya adalah Negara ingin
tetap mempertahankan kwn dari warganya meskupun
berada diluar negeri termasuk keturunannya.Contoh:
RRC. Asas ius sanginis digunakan pula agar dapat
menentukan kwn seseorang yg lahirnya diluar wilayah
suatu Negara atau wilayah bebas. Mis. Di pesawat udara
atau di kapal laut lepas.
Penentuan kwn berdasarkan aspek perkawinan merupakan
asas kesatuan hukum dan asas persamaan derajat.
1. Asas persamaan hukum didasarkan pandangan bahwa suami
istri adalah suatu ikatan yg tidak terpecah sebagai inti dari
masyarakat. Dalam penyelenggaraan kehidupan bersama
suami istri perlu mencerminkan satu kesatuan yg bulat
termasuk dlm masalah kwn. Berdasarkan asas ini
diusahakan staus kwn suami dan istri sama
2. Asas persamaan derajat di dasarkan pandangan bahwa suatu
perkawinan tidak menyebabkan perubahan status kwn
suami atau istri. Keduanya memiliki hak yg sama untuk
menentukan sendiri kwn. Jadi mereka dapat berbeda kwn
seperti halnya ketika belum berkeluarga.
Penentuan kwn yg berbeda-beda oleh setiap
Negara dapat menciptakan problem kwn dari
seorang warga.
Secara ringkas problem kwn adalah
munculnya apatride dan bipatride. Apatride
adalah istilah untuk orang2 yg tidak memiliki
kwn. Istlah lain adalah stales.
Biparide adalah istilah untuk orang2 yg
memilki kwn rangkap (dua) Bahkan dapat
muncul multipatride yaitu istilah untuk
orang2 yg memilki kwn banyak (lebih dari
dua).
Contoh apatride, seorang lahir di Negara A yg
menganut asas ius sanguinis sedangkan ia
merupakan keturunan dari orang yg berkwn di
Negara B yg menganut asas ius soli. Orang
tersebut tidak memilki kwn A sebab ia bukan
keturunan orang yang berkwn A. Orang
tersebut juga tidak berkwn B sebab ia tidak
lahir diwilayah Negara B.
Contoh bipatrida, seorang lahir di Negara X yang
menganut asas ius soli sedangkan ia keturunan
dari orang yg berkwn Y yg menganut asas ius
sanguinis. Orang tersebut berkwn X karena ia
lahir di Negara X. Orang tersebut juga berkwn Y
sebab ia keturunan dari orang yg berkwn Y.
Penggunaan asas berdasar perkawinan yg
berbeda antar Negara juga dapat
menyebabkan seseorang menjadi apatrida
atau bipatride khususnya bagi wanita.
Melalui perkawinan campuran seorang
wanita dapat mempunyai kwn lebih dari
satu. Sebaliknya melalui perkawinan
campuran seorang wanita dapat menjadi
apatride atau kehilangan kwn.
Contoh, Negara A menganut asas kesatuan hukum
sedang Negara B asas persamaan derajat. Ada
laki2 berkwn A menikah dengan wanita berkwn B,
maka wanita tersebut bisa berstatus bipatrida. Ia
menjadi wn A sebab ikut kwn suaminya dan ia
juga masih berkwn B karena asas persamaan
derajat.
Sebaliknya bisa menjadi apatride jika wanita itu
wn A sedang suaminya berkwn B. Di negaranya
sendiri (A) kwnnya telah lepas sebab bersuamikan
orang asing. Sedangkan di Negara suaminya (B)
ditolak kwn sebab menurut ketentuan suatu
perkawinan tidak meneyebabkan perubahan
status kwn masing2 pihak.
Berkaitan dg asas kwn tersebut maka dalam suatu Negara terdapat dua
stelsel kwn
a. Stelsel aktif
Yaitu orang harus aktif melakukan tindakan2 hukum tertentu untuk
dapat menjadi wn. Ini dapat disebut pula perwn aktif.
b. Stelsel pasif.
Yaitu orang dg sendiri dianggap sebagai wn walaupun tanpa
melakukan tindakan tertentu untuk menjadi warga Negara. Ini dapat
disebut pewn pasif.

Dengan adanya dua stelsel tersebut, terdapat dua kelompok atau jenis
wn yaitu:
1. Wn by operation of law atau wn dengan stelsel pasif. Bahwa status
kwn yg ia peroleh terjadi kaarena berlakunya ketentuan hokum atau
peristiwa hukum
2. Wn by registration atau wn dengan stelsel aktif. Bahwa mereka
memperoleh status kwn karena melalui proses yg ditentukan.
Dalam hal pewarganegaraan aktif, seorang
dapat menggunakan hak opsi yaitu hak untuk
memilih atau mengajukan kehendak menjadi
wn. Sedang dlm pewn pasif, seseorang yg
tidak mau diwarganegarakan atau tidak mau
dijadikan wn suatu Negara dapat
menggunakan hak repudiasi yaitu hak untuk
menolak suatu kwn.
2. Perolehan dan kehingan Kewarganegaraan
Menurut Jimmly Assiddiqie, 2006 ada lima Cara prosedur atau
metode dlm memperoleh status kwn yaitu:

Citizenship by birth, memperoleh kwn kerena kelahiran.


Citizenship by descent, memperoleh kwn karena keturunan.
Citizenship by naturalization, pewarganegaraan orang asing atas
kehendak sendiri mengajukan permohonan menjadi wn di suatu
Negara dg memenuhi pesyaratan yg telah ditentukan untuk itu.
Citizenship by registration, pewarnganeraan bagi mereka yg
telah memenuhu syarat tertentu yg dianggap cukup dilakukan
melalui prosedur administrasi yg lebih sederhana dibandingkan
dengan cara naturalisasi.
Citizenship by incorporation of territory, proses pewaganegaraan
karena terjadi perluasan wilayah Negara. (Timur Leste)
Selanjutnya orang dapat kehilangan kwn
karena tiga kemungkinan/cara yaitu:
1. Renunciation, tindakan sukarela seseorang
untuk meninggalkan status kwn yg diperoleh
di dua Negara atau lebih.
2. Termination, penghentian status kwn
sebagai tindakan hukum karena yg
bersangkutan mendapat kwn Negara lain.
3. Deprivation, pencabutan secara paksa status
kwn karena yg bersangkutan dianggap telah
melakukan kesalahan, pelanggaran atau
terbukti tidak setia kepada Negara
berdasarkan Undang-undang.
3. Kensekuensi Hukum dari Status Kwn
Konsekuensi atau akibat hukum dari status kwn
berkaitan dengan isi material kwn. Setidaknya
konsekwensi yuridis tersebut mencakup dlm 3
lapangan hukum yaitu hukum publik, hukum
kekeluargaan dan hukum perdata internasional
(Handoyo, 2003).
a. Hukum Publik.
Di bidang hukum publik menunjukkan bahwa
status hukum kwn seseorang merupakan bukti
keanggotaan mereka dlm suatu Negara. Sejalan
dg prinsip resiprokalitas, mereka memilki hak
tertentu dan seperangkat kewajiban tertentu
b. Hukum kekeluargaan.
Di bidang hukum kekeluargaan, status seseorang sebagai
wn membawa implikasi adanya kepastian hukum
mengenai hak dan kewajiban yg berkaitan dg masalah
hubungan antara anak dan orang tua, perwarisan,
perwalian dan pengampunan.

c. Hukum perdata internasional


Di bidang hukum perdata internasional dikenal asas
nationaliteit principles, artinya status hukum seorang wn
dalam hal hak dan kewajiban melekat dimanapun dia
berada. Ditinjau dari aspek hukum ini maka keberadaan
hukum internasional suatu Negara tetap mempengaruhi
keberadaan sikap dan prilaku seorang wn walaupun dia
berada diluar yuridiksi Negara yg bersangkutan.
BAB III WARGANEGARA INDONESIA
 A. Siapakah WNI
Negara Indonesia telah menentukan siapa2 yg menjadi WNI di dalam konstitusinya.
Ketentuan tersebut tercantum dalam pasal 26 UUD 1945 sbb:
1) Yang menjadi WNI ialah orang2 bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yg
disyahkan dg undang2 sebagai warga Negara
2) Penduduk ialah warganegara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.
3) Hal-hal mengenai wn dan penduduk diatur dg undang-undang.
Berdasakan pendapat bawa yang menjadi WNI adala
a. orang Indonesia asli dan
b. Orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai wn.
Ketentuan orang-orang bangsa Indonesia asli bisa diartikan atas tiga alternativ yaitu:
a. Turunan satu pertalian darah (geneologis)
b. Ikatan pada tanah atau wilayahnya (territorial)
c. Turunan atau pertalian darah dan ikatan pada tanah atau wilayah (geneologis territorial)
B. Hak dan Kewajiban Warganegara
1. Hubungan Warganegara dengan Negara
Hak dan kewajiban wn muncul sebagai akibat
adanya hubungan wn dengan Negara.
Hubungan antara wn dengan Negara dapat
dilihat dari perspektif hukum, politik, kesusilaan
dan kebudayaan. Cholisin (2007). Dari perspektif
hukum didasaarkan konsep bahwa wn adalah
seluruh individu yg memilki ikatan hukum dg
suatu Negara. Hubungan yang bersifat hukum
dibedakan menjadi (a) hubungan hukum yg
sederajat dan tidalk sederajat dan (b) Hubungan
timbal balik dan timbang timpang.
Hubungan hukum wn dengan Negara yg baik
adalah hubungan hukum yg sederajat dan
timbal balik. Antara wn dengan Negara
sesungguhnya tidak ada perbedaan
kedudukan tinggi atau rendah. Baik wn dan
Negara memiliki kedudukan yg sama dan
sederajat. Hubungan timbal balik artinya hak
dan kewajiban yg muncul dari wn maupun
Negara bersifat timbal balik. Apa yang menjadi
hak wn merupakan kewajiban yang harus
dipenuhi oleh Negara. Apa yang menjadi
kewajiban bagi wn merupakan hak Negara.
Dalam hubungan hukum yg tidak sederajat dan timbang
timpang, dapat terjadi Negara berkuasa atas
rakyatnya/warganya atau dapat pula wn berada diatas
Negara. Dalam hal Negara berkuasa atas rakyat maka
akan muncul hegemoni Negara terhadap wn. Sedangkan
dalam warganya berada diatas Negara maka masyarakat
yang akan memenangkan hegemoni terhadap Negara. Jika
Negara memenangkan hegemoni atas masyarakatnya
maka akan menimbulkan kehidupan politik yg tidak
demokratis serta terhadap Negarakecenderungan terjadi
penindasan oleh Negara rakyat. Sebaliknya jika
masyarakat memenangkan hegemoni, maka nasib Negara
semata hanya sebagai alat bagi kelompok2 masyarakat yg
saling memilki kepentingan sendiri.
Bentuk hubungan politik wn dengan Negara
pada dasarnya adalah keinginan wn
mempengaruhi pemerintah Negara agar
kepentingannya berupa nilai2 politik dipenuhi
oleh Negara. Nilai2 politik tersebut menurut
Cholisin (2007) meliputi kekuasaan, kekayaan,
pendidikan, keterampilan, keseharan, respek,
afeksi, kebajikan, keamanan dan kebebasan.
Adapun bnentuk hubungan politik wn dengan
Negara dapat berupa kooperasi (kerjasama),
koperatif atau paternalistik (Negara sebagai
patron sedang kelompok sosial sebagai client).
Mr. Soepomo mengajukan tiga pilihan ideology dalam hidup
bernegara Indonesia yaitu:
1. Paham individualisme
2. Paham kolektivisme dan
3. Paham integralistik.
Beliau kemudian dengan santai mayakinkan menolak paham
individualisme dan kolektivisme dan menyatakan pahan
integralistik yang dinilai lebih sesuai dengan semangat
kekeluargaan yang berkembang di masyarakat kita (Risalah siding
BPUPKI dan PPKI 1998).
Menurut Soepomo negara integralistik adalah Negara yang bersatu
padu dengan seluruh rakyatnya, Negara yang mengatasi seluruh
golongan2 dalam lapangan apapun. Negara integralistik
merupakan susunan masyarakat yang integral, segala golongan,
segala bagian, segala yg anggotanya berhubungan erat satu sama
lain dan merupakan persatuan masyarakat yg organis.
Menurut Padmowahyono (1991), cara
pandang integralistik dari Mr. Soepomo ini
dengan telah mendapatkan koreksi dari Moh
Hatta dianggap sebagai cara pandang
integralistik Indonesia. Usul Moh Hatta
adalah memasukkan hak-hak rakyat untuk
berbicara dan mengeluarkan pendapat
dengan tujuan menjaga supaya Negara
pengurus ini jangan sampai menjadi Negara
kekuasaan.
Menurut Frans Magnis Suseno (1997) paham negara
integralistik soepomo tidak harus dipandang
betentangan dengan cita2 demokrasi melainkan
menawarkan perwujudan cita2 itu yg sesuai dengan
jiwa sebagian besar masyarakat Indonesia, hanya saja
perwujudan itu tidak diartikan secara konstitusional.
Oleh karena itu Negara hukum Indonesia yang
demokratis hendaknya pola hubungan Negara dengan
wn yang dibangun adalah hubungan hukum yang
sederajat serta timbal balik. Adapun pasal 26 sampai
34 UUD 1945 menyatakan status wn, kedudukan
hukum wn dalam Negara, hak dan kewajiban wn
serta hak dan kewajiban Negara.
2. Kedudukan (status) dan peranan (role) warganegara
Seseorang yg berkedudukan sebagai wn Indonesia
maka ia memilki status sebagai wn Indonesia.
Kedudukan sama artinya sama status. Statusnya
sebagai wn berbeda dg orang yg berstatus sebagai
orang asing. Perbedaan ini nantiunya ditunjukkan dg
adanya seperangkat peranan. Hak dan kewajiban
selaku wn.
Antara status dan peranan atau peran ada hubungan
yg erat. Status seseorang menghasilkan peran dari
status tersebut. Peran merupakan aspek yg dinamis
dari status. Peran menunjukkan pada apa yg
seharysnya kita lakukan berdasarkan pada status
tersebut. Karena kita berstatus sebgai wn maka kita
memilki peran pula sebagai seorang wn. Peran itu
tercermin dg adanya sejumlah hak, kewajiban, dan
Adapun pembagian pola peranan menurut Soejono Soekanto 1982 dibagi
sbb:
1. Peranan ideal yaitu peranan yg diharapkan dari status itu. Misal peranan
ideal seorang guru.
2. Peranan yg dianggap oleh diri sendiri (peranan yg diinginkan).
3. Peranan yang dikerjakan, yaitu peranan yg dilakukan individu sesuai
dengan kenyataan.
Menurut Padmo Wahyono (1983), status seorang wn terbagi 4 macam yaitu
status positif, negatif, aktif dan pasif.
1. Status positif. Status positif dimkasudkan setiap wn berhak memperoleh
sesuatu yg positif dari Negara terutama yg berhubungan dg upaya
memenuhi kebutuhan untuk mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan. Negara tidak boleh pasif, tetapi harus aktif untukl
mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan wn.
2. Status negatif. Maksudnya wn berhah untuk menolak atau tidak
dicampuri oleh Negara dalam hal2 tertentu terutama menyangkut hak
pribadi.
3. Status pasif. Status pasif diartikan sebagai
kepatuhan wn kepada pemerintah dan peraturan yg
berlaku atau hukum yg bersumber pada keadilan
dan kebenaran.
4. Status aktif. Adalah keterlibatan secara aktif wn
dalam orgamisasi Negara. Status aktif pada
prinsipnya merupakan partisipasi wn terutama dlm
proses politik seperti ikut aktif dlm kegiatan pemilu,
aktif mempengaruhi pembuatan kebijakan politik dl.
Status atau kedudukan sebagai wn Indonesia baik
aktif pasif, positif dan negatif diakui sama dan
diperlakukan sama untuk semua wn. Negara
Indonesia adalah Negara demokrasi.
HAK DAN KEWAJIBAN WN DI INDONESIA
Di Indonesia pengaturan mengenai kwn dan perihal
hak dan kewajiban wn tertuang pada pasal 26 sampai
34 UUD 1945
Secara garis besar hak dan kewajiban selaku wn
Indonesia sebagaimana tertuang dalam pasal 27
sampai 34 UUD 1945 sbb:

Hak warganegara meliputi:


1. Hak warganegara Indonesia diatur dalam pasal 27 s/d
pasal 34 UUD 1945 yaitu:
a. Hak persamaan kedudukan di dalam hukum dan
pemerintahan
b. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yg layak
c. Hak ikut serta dalam upaya pembelaan Negara
d. Hak berpendapat, berkumpul dan berserikat
e. Hak untuk hidup dan mempertahankan hidup serta
kehidupannya
f. Hak membentuk keluarga dan melanjutan keturunan melalui
perkawinanan yg syah
g. Hak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
h. Hak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasar mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat
dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidup dan demi kesejahteraan umat
manusia.
i. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yg sama dihadapan hukum
j. Hak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan
yg adil dan layak dalam hubungan kerja.
k. Hak memperoleh kesempatan yg sama dlm pemerintahan
l. Hak atas status kewarganegaraan
m. Hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya.
n. Hak untuk bebas dari penyiksaan atau prilaku yg
merendahkan derajat martabat manusia
o. Hak memperoleh suaka politik dari Negara lain.
p. Hak untuk hidup sejahtera lahir dan bathin, bertenpat tinggal
dan mendapatkan lingkungan hidup yg baik dan sehat.
q. Hak atas jaminan sosial yg memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yg bermartabat.
r. Hak mempunyai hak milik pribadi dan hak tersebut
tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh
siapapun
s. Hak kebebsan memeluk agama dan beribadat menurut
agama dan kepercayaannya.
t. Hak untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan
kemanan Negara.
u. Hak untuk mendapatkan pendidikan
v. Hak untuk mengembangkan dan memajukan
kebudayaan nasional
w. Hak untuk mendapatkan kesejahteraan
x. Hak mendapatkan jaminan sosial fakir miskin dan anak
terlantar.
Kewajiban Warga Negara Indonesia

Kewajiban WNI antara lain diatur dlm pasal 27 ayat 1 dan 3,


pasal 28 J, pasal 30 ayat 1, pasal 31 ayat 2 UUD 1945 yaitu;
1. Wajib menjunjung/mentaati hukum dan pemerintahan
2. Wajib membela Negara
3. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
4. Wajib tunduk pada pembatasan yg ditetapkan dengan
undang-undang
5. Wajib ikut serta dalam upaya pertahanan dan keamanan
Negara
6. Wajib untuk mengikuti pendidikan dasar.
Hak dan kewajiban Negara terhadap wn sebagaimana
diatur dlm Pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945
antaralain:
1. Hak Negara yaitu
a. Menciptakan peraturan dan perundang-
undangan yg dapat mewujudkan ketertiban,
keamanan, dan kesejahteraan bagi seluruh
rakyat
b. Memaksa setiap warga Negara mentaati
hukum yg berlaku.
c. Hak untuk dibela apabila ada ancaman
terhadap Negara
d. Melakukan monopoli terhadap sumber daya
yg menguasai hajat hidup orang banyak.
2. Kewajiban Negara yaitu:
a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
b. Mencerdaskan kehidupan bangsa
c. Memajukan kesejahteraan umum
d. Menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk memeluk agama dan
kepercayaan
e. Membiayai pendidikan khususnya pendidikan dasar
f. Memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
anggaran belanja Negara
g. Memajaukan kebudayaan di tengah peradaban dunia
h. Menjamin kebebasan masyarakat untuk melahirkan dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya.
i. Menguasai bumi air dan kekayaan alam demi kemakmuran rakyat
j. Memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar
k. Mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat lemah dan tidak mampu sesuai martabat
kemanusiaan
l. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas layanan umum
yang layak.
Sedangkan hak wn merupakan kewajiban Negara
terhadap rakyatnya. Hak2 wn wajib diikuti, wajib
dihormati, dilindungi, dan difasilitasioleh Negara. Negara
didirikan dan dibentuk memang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup warganya (Asshiddiqie
2006).
Pengertian hak wn dengan hak asasi manusia perlu
dibedakan. Hak wn timbul sebagai akibat hukum dari
hubungan wn dengan Negara. Tiap hubungan hukum
sesungguhnya melhirkan kekuasaan dan kewajiban.
Kekuasaan ini oleh hukum diberikan kepada seseorang
karena hubungan hukum dengan orang lain ataupun pihak
lain yang selanjutnya disebut hak. Suria Kusumah (1986).
Contoh hak dan kewajiban wn di bidang pendidikan sebagaimana tertuang dlm
UU No 20 Tahun 2003 mengatur tentang pendidikan tentang hak dan kewajiban
sbb:

Hak dan Kewajiban Wn dalam pendidikan

(1) Setiap wn mempunyai hak yg sama untuk memperoleh pendidikan yg


bermutu.
(2) Wn yg memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan/atau sosial
berhak memperoleh pendidikan khusus.
(3) Wn di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yg terpencil
berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.
(4) Wn yg memilki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh
pendidikan khusus.
(5) Setiap wn berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan
sepanjang hayat.
(6) Setiap wn yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti
pendidikan dasar
(7) Setiap wn bertanggungjawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan
pendidikan.
C. Kewarganegaraan Indonesia

Konsep kwn memilki 2 pengetian yaitu kwn dlm arti yuridis


sosiologis dan kwn dlm arti formil material (Paulus 1983).
Kwn dlm arti yuridis-sosiologis menunjuk pada ikatan
seseorang dg negara. Kwn dlm arti yuridis ditandai dg
adanya ikatan hukum seseorang dg negara. Sedangkan kwn
dlm arti soiologis ikatan yg terjadi tdk merupakan ikatan
hukum, tetapi ikatan emosional. Seperti ikatan perasaan,
ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan tanah air. Dengan kata
lain ikatan ini lahir dari penghayatan orang yg bersangkutan
terhadap negara dan bangsa itu.
Kwn dalam arti formal menunjuk pada hal ikhwal masalah
kwn yg umumnya berada pada ranah hukum publik. Kwn
dlm arti formil membicarakan masalah kwn sep. siapakah
wn.
Bagaimana cara memperoleh kwn,
perwarganegeraan, bagaimana kehilangan kwn, dan
sejenisnya. Kwn dlm arti materil menunjuk pada
akibat hukum dari status kwn yaitu adanya hak dan
kewajiban wn. Kwn dlm arti materil ini merupakan
isi dari kwn itu sendiri yaitu masalah hak dan
kewajiban wn. Oleh karena itu membicarakan
masalah cara memperoleh kwn berkaitan dg kwn
formil sedangkan membicarakan hak dan kewajiban
wn merupakan kwn dari sisi material.
Dalam perkembangannya UU tentang kn Indonesia
mengalami perubahan2 yg secara berturut2 sbb:
a. UU No 6 tahun 1947 tentang perubahan UU No.3 thn 1946
tentang wn dan penduduk Indo.
b. UU No 8 tahun 1947 tentang perubahan UU No 3 tahun
1946 tentang memperpanajang waktu untuk mengajukan
Pernyaan berhubung dg Kwn Indonesia.
c. UU No 11 tahun 1948 tentang memperpanjang waktu lagi
untuk Mengajukan Pernyataan berhubung dengan Kwn I
d. UU No 62 tahun 1958 tentang kwn RI
e. UU No 3 taun 1976 tentang Perubahan atas pasal 18 UU No
62 tahun 1958 ttg Kwn I
f. UU No 12 tahun 2006 tentang kwn RI
Adapun peraturan perundang-undangan yg telah
dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia sebagai
pelaksanaan dari undang-undang No 12 tahun 2006
tentang kwn RI adalah sbb:
a. PP RI No 2 Tahun 2007 tentang tatacara memperoleh,
kehilangan, Pembatalan, dan memperoleh kembali kwn
RI.
b. Peraturan menteri Hukum dan HAM RI No .03.01 tahun
2006 tentang tata cara untuk memperoleh kwn Indonesia
c. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No M.02-HL.
05.06 tahun 2006 tentang tata cara menyampaikan
pernyataan untuk menjadi wn Indonesia.
r. Hak mempunyai hak milik pribadi dan hak tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun
s. Hak kebebsan memeluk agama dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya.
t. Hak untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan kemanan Negara.
u. Hak untuk mendapatkan pendidikan
v. Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional
w. Hak untuk mendapatkan kesejahteraan
x. Hak mendapatkan jaminan sosial fakir miskin dan anak terlantar.
  Pengertian Warga Negara
Penduduk adalah orang-orang yg bertempat
tinggal di suatu wilayah Negara dalam kurun
waktu tertentu. Sedangkan bukan penduduk
adalah orang yg hanya tinggal sementara waktu
saja di suatu wilayah Negara.
Penduduk di suatu Negara dapat dipilah lagi
menjadi dua yaitu warga negara dan orang asing.
Menurut Austuin Raney menyatakan bahwa
setiap Negara memiliki sejumlah orang tertentu
yg dianggap sebagai warga negaranya dan
sejumlah yg lain sebagai orang asing.
Warganegara adalah orang-orang yg menurut hukum
atau secara resmi merupakan anggota dari suatu
Negara tertentu. Mereka memberikan kesetiaannya
kepada Negara itu, menerima perlindungan darinya,
serta menikmati hak untuk ikut serta dalam proses
politik. Mereka mempunyai hubungan secara hukum
tidak terputus dengan negaranya meskipun yg
bersangkutan telah berdomisili di luar negeri, asalkan
ia tidak memutuskan kewarganegaraannya.
Sedangkan orang asing adalah orang-orang yg untuk
sementara atau tetap bertempat tinggal di Negara
tertentu, tetapi tidak berkedudukan sebagai warga
Negara
BAB IV PERATURAN KEWARGANEGARAAN RI

A. Kewarganegaraan R I menurut UU No 12 Tahun 2006 tentang


Kewarganegaraan Indonesia
UU No 12 tahun 2006 berlaku sejak diundangkan tgl 1 Agustus
2006. Undang2 ini menggantikan UU sebelumnya.
Istilah kwn menurut ketentuan UU No 12 Thun 2006 adalah
segala hal ihwal yang yg berhubungan dengan wn (pasal 1).
Oleh karena kwn adalah segala hal ikhwal yang berhubungan
dengan wn maka kwn mencakup hal2 al. sbb:
a. Penentuan tentang siapa saja yang termasuk wn
b. Cara menjadi wn atau pewarganegaraan
c. Tentang kehilangan kwn
d. Tentang cara memperoleh kembali kwn yg hilang.
A. Kewarganegaraan R I menurut UU No 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Indonesia

UU No 12 tahun 2006 berlaku sejak diundangkan tgl 1


Agustus 2006. Undang2 ini menggantikan UU sebelumnya.
Istilah kwn menurut ketentuan UU No 12 Thun 2006 adalah
segala hal ihwal yang yg berhubungan dengan wn (pasal 1).
Oleh karena kwn adalah segala hal ikhwal yang
berhubungan dengan wn maka kwn mencakup hal2 al. sbb:
a. Penentuan tentang siapa saja yang termasuk wn
b. Cara menjadi wn atau pewarganegaraan
c. Tentang kehilangan kwn
d. Tentang cara memperoleh kembali kwn yg hilang.
Adapun ketentuan pokok yag diatur dalam UU No
12 tahun 2006 adalah sbb:
a. Tentang siapa yg menjadi wn Indonesia
b. Tentang syarat dan tata cara memperoleh kwn RI
c. Tentang kehilangan Kwn RI
d. Tentang syarat dan tata cara memperoleh
kembali kwn RI
e. Tentang ketentuan pidana.

Tentang siapa warganegara Indonesia, dinyatakan


bahwa yg menjadi wn
Negara Indonesia telah menentukan siapa-siapa
ygmenjadi WNI di dalam konstitusinya. Ketentuan
tersebut tercantum dalam pasal 26 UUD 1945 sbb:

1) Yang menjadi WNI ialah orang2 bangsa


Indonesia asli dan orang2 bangsa lain yg
disahkan dg UU sebagai wn
2) Penduduk ialah wn Indonesia dan orang asing
yang bertempat tinggal di Indonesia.
3) Hal-hal mengenai wn dan penduduk diatur dg
UU.
UU yang mengatur lebih lanjut ketentuan pasal 26 UUD 1945
yaitu UU No. 12 tahun 2006 pasal 4 menyatakan bahwa WNI
adalah:
a. Setiap orang yg berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan/atau berdasarkan perjanjian Pemerintah RI
dg Negara lain sebelum UU ini berlaku sudah menjadi WNI.
b. Anak yg lahir dari perkawinan yg sah dari seorang ayah dan
ibu WNI.
c. Anak yg lahir dari perkawinan yg sah dari seorang ayah WNI
dan ibu warga Negara asing.
d. Anak yag lahir dari perkawinan yg sah dari seorang ayah wn
asing dan ibu wn Indonesia
e. Anak yg lahir dari perkawinan yg sah dari seorang ibu WNI
tetapi ayahnya tdk mempunyai kn atau hukum Negara asal
ayahnya tdk memberikan kwn kepada anak tersebut.
f. Anak yg lahir dlm tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya
wn Indonesia.
h. Anak yg lahir diluar perkawinan yg sah dari
seorang ibu wn asing yg diakui oleh seorang
ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu
dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18
tahun atau belum kawin.
i. Anak yg lahir diwilayah Negara RI yg pada waktu
lahir tidak jelas status kwn ayah dan ibunya.
j. Anak yg baru lahir di temukana di wilayah RI
selama ayah dan ibunya tidak di ketahui
k. Anak yg lahir di wilayah Negara RI apabila ayah
dan ibunya tidak mempunyai kwn atau tidak
diketahui keberadaannya.
m. Anak dari seorang ayah dan ibu yg telah
dikabulkan permohonan kwnnya, kemudian ayah
atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji
setia.
n. Anak wn Indonesia yg lahir diluar perkawinan yg
syah belum berusia 18 tahun atau belum kawin
diakui secara syah oleh ayahnya yg berkwn asing
tetap diakui sebagawa wn Indonesia,.
o. Anak wn Indonesia yg belum betusia 5 tahun
diangkat secara syah sebagai anak oleh wn asing
berdasarkan penetapan pengadilan tetap diakui
sebagai wn Indonesia.
Tentang cara memperoleh kwn RI menurut UU No12 Tahun
2006 sbb:
a. permohonan
yaitu cara bagi orang asing untuk memperoleh kwn
Indonesia. Atau disebut pewarganegaraan. Permohonan
pewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon dg
memenuhi syarat2 yg sudah ditentukan.
b. Kelahiran
Kwn RI dapat diperoleh seseorang melalui kelahiran. Setiap
anak yg lahir dari orang tua (ayah atau ibunya) kwn
Indonesia akan memperoleh kwn Indonesia. Demikian juga
dalam hal tertentu, kwn RI dapat diperoleh seseorang
karena kelahirannya di wilayah Negara RI. Ketentuan2
tersebut juga menunjukkan dianutnya asas ius sanguinis dan
asas ius soli terbatas untuk mencegah terjadinya apatride.
c. Pengangkatan
Anak wn asing belum berusia 5 tahun yg diangkat secara sah menurut
penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI memperoleh kwn RI
(pasal 21 ayat 2)
d. Perkawinan/Pernyataan
Orang asing yg menikah dg wn RI dapat memperoleh kwn RI apabila
memenuhi persaratan sebagaimana diatur dalam pasal 19.
e. Turut ayah dan ibu
Anak yg belum berusia 18 tahun atau belum kawin berada dan
bertempat tinggal di Indonesia, dari ayah atau ibu yg memperoleh kwn
Indonesia dengan sendirinya berkewn Indonesia (pasal 21 ayat 1).
f. Pemberian
Org asing yg telah berjasa kepada Negara RI atau dg alasan
kepentingan Negara dapat diberi kwn RI oleh Presiden setelah
memperoleh pertimbangan DPR RI, kecuali dg pemberian kwn tersebut
mengakibatkan yg bersangkutan berkwn ganda (pasal 20).
g. Pewarganegaraan
Kehilangan Kewarganegaraan RI
Pasal 23 UU No. 12 tahun 2006 menyatakan bahwa
WNI kehilangan kwn jika yg bersangkutan :
a. Memperoleh kwn lain atas kemauan sendiri.
b. Tidak menolak atau tidak melepaskan kwn lain,
sedangkan orang yg bersangkutan mendapatkan
kesempatan untuk itu
c. Dinyatakan kehilangan kwn oleh presiden atas
permohonannya sendiri ybs sudah berusia 18
tahun atau sudah kawin.
d. Masuk dlm dinas tentaral asing tanpa ijin terlebih
dahulu dari presiden
e. Secara suka rela masuk kedalam dinas Negara asing,
yg jabatan dlm dinas semacam itu di Indonesia
sesuai dg ketentuan peraturan perunadang-
undangan yg dapat dijabat oleh WNI.
f. Secara suka rela mengangkat sumapah atau
menyatakan janji setia kepada Negara asing atau
bagian dari Negara asing tersebut.
g. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan
sesuatu yg bersifat ketatanegaraan untuk suatu
Negara asing.
h. Mempunyai paspor atau surat yg bersifat paspor
dari Negara asing atau surat yg dapat diartikan
sebagai tanda kwn yg mnasih berlaku dari Negara
lain atas namanya atau
j. Perempuan WNI yg kawin dg laki2 wn asing kehilangan Kwn
RI jika menurut hukum Negara asal suaminya, kwn istri
mengikuti kwn suami sebagai akibat perkawinan tersebut.
k. Laki2 negara Indonesia yg kawin dg perempuan WNA
kehilangan kwn RI jika menururt hukum Negara asal istrinya,
kwn suami mengikuti kwn istri sebagai akibat perkawinan
tersebut.
l. Laki2 wni yg kawin dg perempuan WNA kehilangan kwn RI
jika menurut negara asal istrinya, kwn suami mengikuti kwn
istri sebagai akibat perkawinan tersebut
m. Setiap orang yg memperoleh kwn RI berdasarkan
keterangan yg kemudian hari dinyatakan palsu atau
dipalsukan, tidak benar, atau terjadi kekeliruan mengenai
orangnya oleh instansi yg berwewenang dinyatakan batak
kwnnya.
• Pasal 31. Seorang yang kehilangan kwn RI dpt
memperoleh kembali kwn melalui prosedur
pewargaan sebagaimana dimaksud dlm psl
9 s/d psl 18 dan psl 22.
• Mengenai ketentuan pidana dalam UU ini
diatur dalam pasal 36 s/d 38
Asa Kewarganegaraan
Asas umum yg dianut dlm UU no.12 tahun 2006 ttg kwn
Indonesia adalah sbb:
1. Asas ius sanguinis (Law of the blood) adalah asas yg
menentukan kwn seseorang berdasarkan keturunan,
bukan berdasarkan Negara tempat kelahiran
2. Asas ius soli (Law of the Soil) secara terbatas adalah asas
yg menentukan kwn seseorang berdasarkan Negara
tempat kelahiran, yg berlaku terbatas bagi anak2 sesuai dg
ketentuan dlm UU ini.
3. Asas kwn tunggal adalah asas yg menentukan satu kwn
bagi setiap orang
4. Asas kwn ganda terbatas adalah asas yg menentukan kwn
ganda bagi anak2 sesuai dg ketentuan yg diatur dlm UU ini.
Selain asas diatas khusus juga menjadi penyusunan UU tentang
kwn RI yaitu:
1. Asas kepentingan nasional adalah asas yg menentukan
bahwa peraturan kwn mengutamakan kepentingan nasional
Indonesia, yg bertekad mempertahankan kedaulatannya
sebagai Negara kesatuan yg memiliki cita2 dan tujuannya
sendiri.
2. Asas perlindungan maksimum adalah asas yg menentukan
bahwa pemerintah wajib memberikan perlindungan penuh
kepada setiap wn RI dalam keadaan apapun baik didalam
maupun diluar negeri
3. Asas persamaan di dalam hukum dan pemerinatahan adalah
asas yg menentukan bahwa setiap wn Indonesia mendapat
perlakuan yg sama di dalam hukum dan pemerintahan.
4. Asas kebenaran substantif adalah prosesdur pewarganegaraan
seseorang tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga disertai
substantif dan syarat2 permohonan yg dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
5. Asas nondiskrimatif adalah asas yg tidak membedakan perlakuan dalam
segala hal ihwal yg berhubungan dengan wn atas dasar suku, ras, agama,
golongan, jenis kelamin dan gender.
6. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah
asas yg dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan wn harus
menjamin, melindungi, dan memuliakan hak asasi manusia pada
umumnya dan hak wn pada khususnya.
7. Asas keterbukaan adalah asas yg menentukan bahwa dalam segala hal
ikhwal berhubungan dg wn harus dilakukan secara terbuka.
8. Asas publisitas adalah asas yg menentukan bahwa seseorang yg
memperoleh atau kehilangan kwn RI diumumkan dalam berita Negara RI
agar masyarakat mengetahuinya.
BAB V TATAT CARA MEMPEROLEH KEHILANGAN PEMBATALAN DAN
MEMPEROLEH KEMBALI KWN RI

A. Pewarganegaraan
Orang asing yg memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dlm pasal 9
UU No 12 tahun 2006 dapat mengajukan permohonan pewarganegaraan
kepada Presiden melalui Menteri yg lingkup tugas dan tanggungjawab di
bidang kewarganegaraan RI yaitu menteri Hukum dan HAM.
Permohonan sebagaimana dimaksudkan diajukan di Indonesia oleh
pemohon secara tertulis dalam bahasa Indonesia diatas kertas bermaterai
cukup dan sekurang-kurangnya memuat :
a. Nama lengkap
b. Tempat tgl lahir
c. Jenis kelamin
d. Status perkawuinan
e. Alamat tempat tinggal
f. Pekerjaan dan
g. Kewarganegaraan asal
B. Tatat Cara Pemberian Kwn kepada orang Asing yang
Berjasa kepada Negara RI atau dengan Alasan
Kepentingan lain

Presiden dpt memberikan kwn RI kepada orang asing


yg telah berjasa kepada Negara RI setelah memperoleh
pertimbangan DPR RI, kecuali dg pemberian kwn
tersebut mengakibatkan nyg bersangkutan berkwn
ganda. Juga bias diberikan kepada orang asing karena
prestasinya luar biasa dibidang kemanusiaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi, kebudayaan, lingkungan
hidup atau keolahragaan telah memberikan kemajuan
dan keharuman nama bangsa Indonesia
C. Tata Cara Memperoleh Kwn RI Bagi Anak
Angkat.
Anak warganegara asing yg belum berusia 5
tahun yg diangkat secara sah menurut
penetapan pengadilan sebagai anak oleh wn
Indonesia memperoleh Kwn RI. Untuk
memperoleh kwn ini, orang tua angkat dari
anak yg diangkat mengajukan permohonan
kepada Menteri melalui Pejabat yg wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon.
D. Tatat Cara Kehilangan, Pembatalan, Memperoleh Kembali
kwn RI dan menyampaikan pernyataan ingin tetap menjadi
wn Indonesia.
1. Tata Cara kehilangan kwn RI
Warga Negara Indonesia dg sendirinya kehilangan kwnnya
karena:
a. Memperoleh kwn lain atas kemauannya sendiri.
b. Tidak menolak atau tidak melepaskan kwn lain, sedangkan
org yg bersangkutan mendapatkan kesempatan untuk itu.
c. Masuk dlm dinas tentara asing tnpa izin terlebuh dahulu
dari presiden.
d. Secara suka rela mengangkat sumpah atau mentakan janji
setia kepada Negara asing atau bagian dari Negara asing tst.
e. Bertempat tinggal diluar wilayah Negara RI
selama 5 tahun terus menerus bukan dlm
rangka dinas Negara, tanpa alasan yg sah dan dg
sengaja tdk menyatakan keinginannya untuk
tetap menjadi WNI sebelum jangka waktu 5
tahun itu berakhir, dan setiap 5 tahun
berikutnya yg bersangkutan tidak mengajukan
pernyataan ingin tetap menjadi wn RI kepada
perwakilan RI yg wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal yg bersangkutan padahal
perwakilan RI tersebut telah memberitahukan
secara tertulius kepada ybs, sepanjang ybs.
Tidak menjadi tanpa kwn
2. Tatat cara pembatalan kwn

Setiap orang yg memperoleh kwn RI berdasarkan keterangan


yg kemudian hari dinyatakan palsu atau dipalsukan, tidak
benar, atau terjadi kekeliruan mengenai orangnya oleh
instansi yg berwewenang, dinyatakan batal kwnnya.
Pernyataan palsu atau dipalsukan, tidak benar atau terjadi
kekeliruan mengenai orangnya sebagaimana dimaksud
didasarkan pada putusan pengadilan yg telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.
Berdasarkan putusan pengadilan Menteri menyampaaikan
kepada presiden untuk membatalkan kwn RI dengan
keputusan Menteri. Berdasarkan kepmen Presiden membuat
suarat Kepres.
BAB VI WARGA GLOBAL

A. Warga Global
Perspektif global menjadi salah satu isu utama bagi wn, hal
ini bersumber dari berbagai permasalahan dan konflik yg
dihadapi hampir oleh semua Negara di dunia. Masalah
energi, menipisnya sumber daya alam, kelebihan
penduduk, aturan tentang penggunaan lautan, dan
atmosfer yg mengelilingi bumi, produksi dan distribusi
bahan makanan, dan para pengungsi. Tidak ada satu
negarapun yg dpt mengatasi permasalahan dan konflik
secara sendiri. Pemecahannya membutuhkan saling
ketergantungan dan kerja sama oleh semua bangsa dlm
masyarakat dunia sebab pengaruh independensi global
merupakan hal yg tidak dapat dihindari oleh semua bangsa
didunia.
Menurut Manchab (1997) ada 3 alasan yg
berpengaruh terhadap terbentuknya
masyarakat global yaitu:
1. Faktor historis, kelompok2 organisasi itu
telah ada sejak lama
2. Aktor2 global tersebut dituntut berbuat
lebih banyak pada pasca era perang dingin dan
3. Ada beberapa organisasi regional, ada yg
bersifat global dengan tujuan ganda. Dengan
karakteristik aktor global seperti inilah yg
mendorong terbentuknya nasyarakat global
saat ini.
Guru perlu menyiapkan diri untuk memilki
pengetahuan dan keterampilan mengajar
tentang masyarakat global yaitu:
1. Mengapresiasi perbedaan dan persamaan
budaya termasuk cara2 mengajar keragaman
dan kesadaran akan perspektif.
2. Dunia sebagai suatu sistem dan konsep saling
ketergantungan dan saling terkait dan
3. Bagaimana keberadaan siswa yg ada pada
suatu tempat mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh hubungan orang dan organisasi global di
seluruh dunia. Merryfield (1990)
Hanvey (1982) memperkenalkan hasil pikirannya dengan
mengemukakan 5 dimensi perspektif global sbb:
1. Kesadaran perspektif
2. Kesadaran akan kondisi planet bumi
3. Kesadaran antar budaya
4. Pengetahuan dinamika global
5. Kesadaran pilihan manusia.
Kesadaran perspektif. Dimensi ini menunjukkan perlunya
pengakuan atau kesadaran bahwa sebagian invidu memilki
pandangan global yg berbeda, bahwa pandangan global itu
telah ada dan dibentuk oleh pengaruh2 diluar lingkungan
kesadaran, dan bahwa beberapa individu memilki
pandangan global yg sangat berbeda dg orang lain.
Kesadaran akan kondisi planet bumi. Dimensi ini
menunjukkan perlunya kesadaran akan kondisi bumi
dan pembangunan termasuk kondisi dan
kecenderungan yg timbul, seperti pertumbuhan
penduduk, migrasi, kondisi ekonomi, sumber alam dan
lingkungan fisik, pembangunan pilitik, ilmu
pengetahuan dan teknologi, hukum, kesehatan, konflik
antar bangsa dan konflik didalam negeri sendiri. Walau
sebagian besar penduduk dunia tdk mempunyai
pengalaman langsung meninjau apa yg terjadi
dibelahan bumi lain, namun dlm kondisi sekarang telah
ada media komunikasi yg dpt menyampaikan pesan
berita atau informasi dari suatu tempat di bumi
kebelahan bumi lain.
Kesadaran antar budaya. Dimensi ini
menunjukkan adanya kesadaran atas keragaman
pemikiran (ideas) dan pelaksanaannya dpt
ditemui dlm masyarakat manusia di muka bumi
ini, bagaimana pemikiran dan pelaksanaannya
tiap2 negara, dan bagaimana pemikiran dan
cara melaksanakan pemikiran yg dilakukan
masyarakat itu ditinjau dari sudut yg
menguntungkan , kesadaran antar budaya
merupakan dimensi yg cukup sulit untuk
diwujudkan karena pada dasarnya ada kapasitas
manusia untuk menciptakan budaya yg unik.
3. Tata cara memperoleh kembali Kwn RI
WNI yg kehilangan kwn RI dpt memperoleh kembali Kwn
RI dg mengajukan permohonan kepada presiden melalui
Menteri. Tata caranya berdasarkan pasal 2 s/d pasal 12
UU No. 12 2006.
4. Pernyataan ingin tetap menjadi WNI.
Perempuan atau laki2 WNI yg kawin dengan laki2 atau
perempuan wn asing kehilangan kwn RI karena menurut
hokum Negara asal suami atau istri, kwn istri, kwn suami
atau istri sebagai akibat dari perkawinan tsb.
Jika perempuan atau laki2 ingintetap menjadi WNI dapat
mengajukan surat pernyataan mengenai keinginannya
kepada Menteri melalui Pejabat atau Perwakilan RI yg
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal org yg
mengajukan pernyataan.
Pengetahuan dinamika global. Ada 3 kategori
pembelajaran ttg saran2 perubahan dinamika
global:
• 1. Prinsip2 perubahan dasar dalam sistem
sosial
• 2. Pertumbuhan sebagai bentuk perubahan
• 3.Perencanaan global
• a. Kepentingna nasional dan perencanaan
global
• b. Upaya2 untuk membuat model sistem
dunia sperti mebuat kebijakan nasional.
Unsur2 Perspektif Global
Merry Merryfield (1997) mengemukakan unsur2
perspektif global sbb:
1. Kepercayaan dan nilai manusia
2. Sistem global
3. Isu2 dan maslah global
4. Sejarah global
5. Pemahaman/interaksi lintas budaya
6. Kesadaran pilihan manusia
7. Pengembangan keterampilan evaluasi dan analisis
8. Strategi untuk partisipasi dan melibatkan diri.
C. Pendidikan Global
1. Pendidikan Global dan Globalisasi

Pendidikann global merupakan upaya untuk menanamkan suatu


pandangan (perspektif) ttg dunia kepada siswa dg menfokuskan
bahwa terdapat saling keterkaitan antar budaya, umat manusia
dan kondisi planet bumi. Pada umumnya tujuan pend. Setiap
mata pelajaran untuk kondisi saat ini menekankan pada
kemampuan siswa dlm berpikir kritis, namun ada hal yg unik dlm
pendidikan global, yaitu fokus substansinya yg berasal dari hal2
yg mendunia yg semakin mencirikan pluralisme, independensi
dan perubahan. Tujuan Pendididkan Global adalah
mengembangkan pengetahuan (knowledge), keterampilan
(skills), dan sikap (attitudes) yg diperlukan untuk hidup secara
efektif dlm dunia yg sumber daya alamnya semakin menipis dan
ditandai oleh keragaman etnis, pluralisme budaya dan semakin
saling ketergantungan.
 
Nastional Council for the Social Studies (NCSS, 1982) mengemukakan
beberapa gejala atau fenomena proses globalisasi sbb:
a. Adanya evolusi dlm sistem komunikasi dan transoportasi global
b. Penggabungan perekonomian lokal, regional dan nasional menjadi
perekonomian global.
c. Meningkatnya intensitas interaksi antar masyarakat yg menciptakan
budaya global sebagai paduan dari budaya lokal.
d. Munculnya sistem internasional yg mengikis batas2 tradisi politik
internasional dan politik nasional
e. Meningkatnya dampak aktivitas manusia terhadap eksistensi di bumi.
f. Meningkatnya kesadaran global yg menumbuhkan kesadaran akan
kedudukan manusia di bumi sebagai anggota mahluk manusia, sebagai
penduduk bumi dan sebagai anggota dlm sistem global.
2. Materi Pendidikan Global
Kniep (1986) memperkenalkan 4 unsur kajian yg
dianggap esensial dan mendasar bagi pendidikan
global yaitu:
a. Kajian ttg nuilai manusia
b. Kajian ttg sistem global
c. Kajian ttg maslalah2 dan isu2 global
d. Kajian ttg sejarah hubungan dan saling
ketergantungan antar orang, budaya dan bangsa.
 
Kajian ttg Nilai Manusia. Nilai2 yg dianut oleh
banyak orang umumnya mencerminkan sikap dan
keyakinan dan dibentuk oleh pengalamannya. Nilai2
yg kita miliki menentukan bagimana kita
memandang dunia dan bagaimana nilai2 itu
mempengaruhi keputusan dan prilaku kita
sebagaimana yg kita lakukan dlm aktivitas hidup.
Disamping nilai2 yg kita anut itu bersifat pribadi dan
terkadang aneh seperti perasaan dan pilihan, hal2 yg
paling penting adalah kebersamaan dlm kelompok
etnis, nasional dan agama.
1. Nilai-nilai universal
2. Perbedaan nilai manusia
 
Kajian ttg sistem Global. Kita melakauakn hubungan
dg setiap bangsa di seluruh dunia sampai pada
tahap yg tidak pernah diperkirakan sebelumnya.
Adanya saling hubungan dan ketergantungan antar
bangsa ini adalah akibat dari keikutsertaan bangsa
kita dlm sistem yg sedang berjalan di dunia saat ini
yg sering dinamakan sistem global. Besarnya ruang
lingkup meningkat sejak berakhirnya perang dunia II.
Perubahan ini dpt ditelusuri dari adanya kemajuan
ilmu pengetahuan dlm ilmu pengetahuan dan
teknologi antar Negara yg berhasil membentuk
organisasi PBB dan menghentikan tradisi
imperialisme dan kolonialisme.
Dengan cara demikian maka diharapkan para siswa
dpt berpartisipasi secara efektif dan
bertanggungjawab dlm lingkup global
1) Sisten Ekonomi
2) Sistem politik global
3) Sistem Ekologi
4) Sistem Teknologi
Kajian ttg Maslah2 dan Isu2 Global.
1. Isu2 perdamaian dan kemanan
2. Isu2 pembangunan
3. Isu2 Lingkungan
4. Isu2 Hak Asasi Manusia

Anda mungkin juga menyukai