Anda di halaman 1dari 16

KROMATOGRAFI

GAS
Apa yang
dimaksud
dengan
Kromatografi
Kapan Bagaimana
Gas?
Kromatografi mekanisme
Gas kerja
digunakan? Kromatografi
Gas?
Kromatografi Gas

Dimana Siapa yang


Kromatografi memerlukan
Gas biasa Kromatografi
dilakukan? Gas?
Mengapa
Kromatografi
Gas Analisis
dilakukan? Jurnal
Apa itu kromatografi gas?
Kromatografi Gas adalah proses
pemisahan campuran menjadi komponen-
komponennya dengan menggunakan gas
sebagai fase bergerak yang melewati suatu
lapisan serapan (sorben) yang diam. Seluruh
bentuk kromatografi terdiri dari fase diam
dan fase gerak.

Pada fase Pada fase


diam gerak
digunakan digunakan
zat padat gas yang
atau zat bersifat
cair inert
Kromato
grafi gas
padat
Kromato
grafi gas

Kromato
grafi gas
cair
Berdasarkan fasa diam

Kromatografi gas
Berdasarkan fasa diam nya

Kromatografi Kromatografi gas-


gas–cair yaitu: padat
kromatografi yaitu :
yang fase diamnya kromatografi yang
berupa cairan dan fase diamnya
fase geraknya berupa padatan
berupa gas dan fase geraknya
berupa gas
Kapan
kromatografi gas
digunakan?
 Kromatografi gas dapat
 Kromatografi gas dapat digunakan ketika ingin
digunakan ketika akan mengidentifikasi dan
memisahkan komponen menganalisis senyawa
berbeda dalam suatu tertentu. Misalnya untuk
campuran dan menen-tukan menganalisis CO dan CO2
kadar relatif komponen
di udara maka digunakan
tersebut.
metode kromatografi gas
 Kromatografi gas dapat
seperti yang telah dibuk-
digunakan ketika ingin
tikan oleh Widhiani
menganalisis senyawa
Cahyadi, dkk dalam
organik yang mudah
jurnalnya Pengembangan
menguap seperti hidro-
Metode Kromatografi Gas
karbon dan eter.
Detektor Ionisasi Nyala
untuk Analisis CO dan
CO2 di Udara.
 Kromatografi gas dapat
digunakan ketika ingin
menguji kemurnian dari
bahan tertentu. Misalnya
untuk memeriksa residu
pestisida profenofos pada
selada, sebagaimana yang
telah dibuktikan oleh
Yohannes Alen, dkk dalam
jurnalnya yang berjudul
Pemeriksaan Residu Pes-
tisida Profenofos pada
Selada (Lactuca Sativa L.)
dengan Metode Kromato-
grafi Gas.
Dimana Kromatografi Gas
biasa dilakukan?

Kromatografi Gas
biasanya dilakukan di
Laboratorium, baik
itu di laboratorium
pabrik, laboratorium
perusahaan maupun
laboratorium kampus.
Hal ini dikarenakan
untuk melakukan
percobaan
kromatografi gas
diperlukan peralatan
khusus.
Mengapa Kromatografi Gas perlu dilakukan?

1. Untuk memperoleh senyawa-senyawa murni


2. Untuk mengetahui kadar relatif komponen
senyawa tertentu
3. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis
senyawa tertentu
Siapa yang
Memerlukan
metode
Kromatografi Gas

Perusahaan Minyak
Bumi seperti
PERTAMINA Ahli Lingkungan juga
memerlukan teknik memerlukan teknik
Kromatografi Gas untuk Kromatografi Gas
analisis komponen- untuk analisis pestisida.
komponen yang terdapat
dalam minyak bumi.
Pekerja yang
bekerja pada
bidang
Farmasi&Obat-
Selain itu, para BPOM
obatan
laboran bidang menggunakan
memerlukan
Ilmu Kimia dan Kromatografi Gas
Kromatografi Gas
penelitian juga untuk
untuk
memerlukan menganalisis
mengontrolan
Kromatografi Gas senyawa tertentu
kualitas dan
untuk dalam sampel
analisis hasil-hasil
mengidentifikasi makanan.
baru dalam
metabolisme zat dan analisis
alir biologi. senyawa tertentu.
Mekanisme kerja kromatografi gas secara
umum yaitu sebagai berikut:
Cara pemisahan dari sistem ini sangat sederhana
sekali, cuplikan yang akan dipisahkan diinjeksikan
kedalam injektor, aliran gas pembawa yang inert akan
membawa uap cuplikan kedalam kolom. Kolom akan
memisahkan komponen-komponen cuplikan tersebut.
Komponen-komponen yang telah terpisah tadi dapat
dideteksi oleh detektor sehingga memberikan sinyal
yang kemudian dicatat pada rekorder atau kromatogram
yang terdiri dari beberapa peak.
Gambar. komponen-komponen untuk mekanisme kromatografi gas
Jurnal Sains Farmasi dan Klinis (e-ISSN: 2442-5435) | Vol. 01 No. 02 | Tahun 2015

PEMERIKSAAN RESIDU PESTISIDA PROFENOFOS PADA SELADA


(Lactuca Sativa L.) DENGAN METODE KROMATOGRAFI GAS
Penulis : Yohannes Alen, Zulhidayati & Netty Suharti
Tujuan: Untuk memeriksa Residu Pestisida Profenofos Pada Selada (Lactuca
Sativa L.) Dengan Metode Kromatografi Gas
Metode: Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu kromatografi gas
menggunakan detektor fotometri nyala. Adapun selada yang digunakan pada
penelitian ini terdiri atas tiga perlakuan yaitu selada tidak dicuci (Selada A),
dicuci dengan air (Selada B), dan dicuci dengan deterjen pencuci sayuran (Selada
C).
1. Diblender masing-masing sampel daun selada kemudian ditambah 50 mL air
lalu hasil dari pemblenderan tadi ditambahkan 100 ml etil asetat.
2. Didekantasi ekstrak ketiga sampel tersebut lalu ditambah dengan natrium sulfat
anhidrat kemudian diendapkan lalu didekantasi lagi dan ditambahkan etil asetat
sebanyak 100 mL.
3. Sampel siap dianalisis dengan kromatografi gas (detektor yang digunakan yaitu
detektor fotometri nyala).
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian residu pestisida profenofos pada selada yang
tidak dicuci, dicuci dengan air, dan dicuci dengan deterjen pencuci sayuran
didapatkan rata-ratanya dengan 3 kali pengukuran adalah 0,204, 0,080 dan 0,061
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 2, No. 2, Tahun 2013
PENGEMBANGAN METODE KROMATOGRAFI GAS DETEKTOR
IONISASI NYALA UNTUK ANALISIS CO DAN CO2 DI UDARA
Penulis : Widhiani, A. A. K. S. T. D.1, Cahyadi, K. D.1, Widjaja, I N. K.
Tujuan: Untuk menganalisis CO dan CO2 diudara dengan metode kromatografi gas
detektor ionisasi nyala.
Metode: Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu kromatografi gas tanpa
dipasangkan dengan sistem lain yang komplek yang spesifik dan presisi.
1. Sejumlah gas CO dan CO2 baku diinjeksikan pada kromatografi gas detector ionisasi
nyala. Sistem optimal metode kromatografi gas detektor ionisasi nyala yang
dikembangkan untuk analisis CO dan CO2 di udara adalah laju alir kolom 1
mL/menit, gas pembawa Helium, tekanan kolom 110 kPa, mode injeksi split dengan
rasio 1:50, suhu injektor 100°C, suhu detektor 250°C, dan suhu kolom divariasikan
dari 80°C hingga 120°C.
2. Pengujian spesifisitas dilakukan dengan menginjeksikan sampel udara, standar CO
dan CO2 masing-masing sebanyak 5 μL. Spesifisitas metode ditentukan melalui
puncak kromatogram CO dan CO2 yang dibandingkan dengan kromatogram sampel
udara di sekitar laboratorium.
Hasil: Berdasarkan hasil yang diperoleh, metode kromatografi gas detektor ionisasi nyala
yang dikembangkan memberikan Rs sebesar 2,440. KV uji presisi intraday dan interday
untuk CO masing-masing sebesar 1,048% dan 4,962%. KV uji presisi intraday dan
interday untuk CO2 masing-masing sebesar 0,74% dan 4,099%. Linieritas dengan r2 CO
dan CO2, yaitu 0,973 dan 0,994. Nilai LOD untuk CO sebesar 25,347 ng dan CO2
sebesar 14,168 ng, serta nilai LOQ untuk CO sebesar 82,283 ng dan CO2 sebesar 47,817
ng.
Rujukan
Alen, Y. dkk. 2015. Pemeriksaan Residu Pestisida Profenofos pada
Selada (Lactuca sativa L.) dengan Metode Kromatografi Gas.
Jurnal Sains Farmasi dan Klinis, Vol.1(02): 140-149.
R.A. Day, JR & AL. Underwood, 2006, Analisis Kimia Kuantitatif,
Jakarta: Erlangga.
Sumar Hendayana, 2006, Kimia Pemisahan, Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset.
Widhiani, dkk. 2013. Pengembangan Metode Kromatografi Gas
Detektor Ionisasi Nyala Untuk Analisis CO Dan CO2 di
Udara. Jurnal Farmasi Udayana , Vol. 2 (02): 40- 52.

Anda mungkin juga menyukai