Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATAKULIAH

KIMIA ANALISIS FARMASI

REVIEW
KROMATOGRAFI GAS

DISUSUN OLEH :
FADEL ZIFA ZILA
N011191109
KELAS C

SEMESTER AKHIR 2019/2020


PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
DAFTAR ISI

JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Kromatografi Gas
B. Dasar Kromatografi Gas
C. Instrumen Kromatografi Gas
D. Contoh aplikasi Kromatografi Gas
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Kromatografi umumnya sebagaimana yang telah kita ketahui melibatkan


sampel yang terlarut dalam fasa gerak yang didorongkan agar melewati fasa
diam dengan berbagai cara (Rubiyanto, 2017).

Berbagai parameter telah diperkenalkan dan digunakan untuk


menjelaskan aspek analisis dalam kromatografi. Parameter dalam analisa
kromatografi. Parameter dalam analisa kromatografi yang sering disebut
dengan parameter retensi, digunakan untuk menjelaskan data hasil analisi
baik secara kualitatif maupun kuantitatif (Dominguez dan Diez-Masa, 2001).

Kromatografi gas termasuk salah satu metode analisis yang sangat


penting, digunakan untuk pemisahan, identifikasi dan penetuan atau analisis
komponen-komponen dalam campuranya. umumnya kromatografi gas
digunakan sebagai metode pemisahan untuk penetuan komponen tertentu
dalam campurannya (Leba, 2017).

Oleh karena itu, kromatografi gas penting untuk dipelajari oleh


mahasiswa agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara melakukan
kromatografi gas dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kromatografi Gas


Kromatografi gas adalah teknik untuk memisahkan senyawa atsiri yang
menggunakan gas sebagai fase geraknya melalui fase diam. Menurut Leba
(2017), Kromatografi gas merupakan suatu metode pemisahan dengan
menggunakan gas sebagai fasa gerak yang melalui suatu fasa diam di dalam
kolom. Pada kromatografi ini, komponen-komponen senyawa campuran
diuapkan, dibawa dan dielusi oleh fasa gerak melalui fasa diam yang berada
dalam kolom.

Berdasarkan wujud fasa diam yang terdapat di dalam kolom,


kromatografi gas dibagi menjadi dua jenis yaitu kromatografi gas-padat dan
kromatografi gas-cair. Kromatografi gas dengan fasa diam suatu padatan
disebut dengan kromatografi gas-padat (gas-solid chromatography, GSC)
dan kromatografi gas dengan fasa diam berupa cairan disebut kromatografi
gas-cair (gas-liquid chromatography, GLC) (Leba, 2017).

B. Dasar Kromatografi Gas


Prinsip dasar melibatkan volatilisasi atau penguapan sampel dalam inlet
injektor, pemisahan komponen-komponen dalam campuran, dan dideteksi
tiap komponen dengan detektor.

Parameter retensi seperti waktu retensi (t R), waktu mati (t0), waktu retensi
terkoreksi (tR’) dan faktor retensi/faktor kapasitas (k’) digunakan untuk
mengidentifikasi komponen yang dipisahkan. Beberapa parameter lain
seperti efesiensi kolom (N), height equivalent to one theoretical plate/pelat
teori (HETP), selektivitas/faktor pemisahan (α) dan resolusi (Rs) digunakan
untuk mendukung validasi data hasil pengukuran (Grob dan Barry, 2004).

C. Instrumen Kromatografi Gas


1) Sistem gas pembawa
Fasa gerak pada kromatografi gas disebut gas pembawa. Gas
pembawa yang digunakan harus bersifat inert, kering dan bebas dari
oksigen. Gas pembawa yang biasa digunakan adalah helium (He),
argon (Ar), nitrogen (N) dan hydrogen (H). dari ke empat gas ini helium
merupakan gas yang paling umum dan banyak digunakan. Gas ini
berada didalam tabung gas dengan tekanan tertentu. Untuk mengontrol
laju alir gas digunakan pressure regulators (pengatur tekanan), gauges
(pengatur gas) dan flow meters (pengatur tekanan) yang terdapat pada
tabung gas (Leba, 2017).
2) Sistem pemasukan cuplikan (ruang suntik sampel)
Injeksi sampel ke dalam instrument kromatografi merupakan tahapan
paling awal dari proses kromatografi. Efisiensi dari proses injeksi akan
menentukan kinerja dan efisiensi pemisahan. Tahapan ini juga
menentukan presisi dan akurasi dari hasil analisis kualitatif maupun
kuantitatif. Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk
memasukkan sampel ke dalam instrument kromatografi gas, yaitu
melalui gerbang injeksi (injection ports) atau dengan menggunakan
katup injeksi (Leba, 2017).
3) Sistem pemanasan kolom (oven)
Dalam instrument kromatografi gas, kolom diletakan didalam sebuah
oven yang berfungsi sebagai sistem pemanas. Sistem pemanas pada
instrument ini digunakan untuk mengatur temperatur kolom. Temperatur
kolom merupakan variable penting yang harus dikontrol dengan baik
untuk memperoleh hasil analisis yang baik (Leba, 2017).
4) Kolom
Kolom merupakan jantungnya kromatografi. Hal ini disebabkan
karena proses pemisahan terjadi didalam kolom. Dalam kromatografi
gas terdapat dua macam kolom yang biasa digunakan yaikni kolom
kapiler/capillary colom dan kolom yang dikemas (packed colom) (Leba,
2017).
5) Sistem deteksi dan pencatat (detector)
Detector berfungsi untuk mendeteksi komponen-komponen yang
keluar dari kolom setelah terjadi proses pemisahan. Respon dari
detector akan dirubah menjadi isyarat yang dapat terkuantitasi sehingga
diperoleh suatu kromatogram (Leba, 2017).
6) Sistem pengolah data
Karena signal yang dihasilkan oleh detektor adalah signal elektrik,
maka digunakan teknik data-acquisition untuk analisis. sistem data-
acquisition dari kebanyakan instrument kromatografi gas adalah
komputer. komputer mengintegrasikan respon dari detektor untuk setiap
komponen dan merubahnya menjadi kromatogram sehingga mudah
dibaca dan diinterpretasikan. Selain itu, dapat digunakan dalam sistem
kromatografi untuk mengontrol injector secara otomatis, mengontrol
pompa gradient dan untuk mengoleksi sampel (Leba, 2017).

D. Contoh aplikasi Kromatografi Gas


Kromatografi gas telah digunakan secara luas baik dalam analisis
kuantitatif maupun dalam analisis kualitatif. Analisis secara kuantitatif
digunakan secara luas dalam berbagai sampel seperti sampel
lingkungan, farmasi, biokimia, forensik, makanan, dan lain-lain (Leba,
2017).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kromatografi gas merupakan suatu cara kromatografi dimana sampel
diuapkan dan diinjeksikan ke dalam bagian atas dari kolom, sampel
kemudian dibawa melalui kolom oleh gas pembawa yang besifat inert. Di
dalam kolom sendiri telah ada fasa diam. Baik pada kromatografi gas-padat
maupun kromatografi gas-cair mempunyai komponen-komponen alat yang
hampir sama.

B. Saran
Semoga untuk kedepannya perkuliah dapat dilakukan dengan lebih
lancar lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Dominguez J. G. dan Diez-Masa J. 2001. Retention Parameters in


Chromatography (IUPAC Recommendations 2001). Pure Appl. Chem. 73
(6), 969-992.
Grob R. L dan Barry E. F. 2004. Modern Pratice of Gas Chromatography 4 th.
John Wiley & Sons.
Leba M. A. U. 2017. Buku Ajar : Ekstraksi dan Real Kromatografi.
Yogyakarta. Deepublish.
Rubiyanto D. 2017. Metode Kromatografi: Prinsip Dasar, Praktikum dan
Pendekatan Pembelajaran Kromatografi. Yogyakarta. Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai