Anda di halaman 1dari 16

PERPAJAKAN 1

Modul ke

8
Pertemuan ke-10

Teori PPh WP OP dan WP Badan


Fakultas

Ekonomi dan Bisnis


Oleh :
Dr. Diana Sari, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA
Program Studi Citra Mariana, S.Pd., M.Ak..
S1 Akuntansi Diah Andari, S.E., M.Acc., Ak.
Hafied Noor Bagja, S.H., M.Kn.
Radhi Abdul H.R.,SE.,M.M.,Ak.,CA.,BKP.,CSRA. ACPA.,CPAI., CTA
Yoga Tantular Rachman, S.E., M.Si.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Dasar Hukum

1.Undang Undang No. 28 tahun 2008 tentang Ketentuan Umum dan


Tata Cara Perpajakan
2.Undang Undang No. 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
3.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 23 tahun 2013
tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan Dari Usaha yang Diterima
atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
Definisi

Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)?


Pajak yang dikenakan terhadap Subjek Pajak Penghasilan atas Penghasilan
yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.

Pajak Penghasilan Orang Pribadi Dalam Negeri ?


Pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak orang pribadi atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak.
Lanjutan.............

Badan ?
Menurut UU No. 28 tahun 2008 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,
pasal 1 angka 3, Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang
meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, BUMN atau
BUMD dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi koperasi, dana pensiun,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial poltik, atau
organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya, termasuk kontrak investasi
kolektif dan bentuk usaha tetap. 
Lanjutan.............

Pajak Penghasilan Badan ?


pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak Badan atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh dalam tahun pajak.
Subjek Pajak Penghasilan

1.Orang pribadi;
2.Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang
berhak;
3.Badan
4.Bentuk Usaha Tetap (BUT),
Objek Pajak Penghasilan (pasal 4 ayat (1) UU No. 36 tahun 2008)

1.Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang


diterima
2.Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan;
3.Laba usaha;
4.Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta
5.Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai
biaya;
Objek Pajak Penghasilan (pasal 4 ayat (1) UU No. 36 tahun 2008)

6.Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan


pengembalian utang;
7.Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun
8.Royalty atau imbalan atas penggunaan hak;
9.Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
10.Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
11.Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah
tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;
12.Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing;
Objek Pajak Penghasilan (pasal 4 ayat (1) UU No. 36 tahun 2008)

15.Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang


terdiri dari WP yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
16.Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak;
17.Penghasilan dari usaha berbasis syariah;
18.Imbalan bunga
19.Surplus Bank Indonesia.
Objek Pajak PPh Final (pasal 4 ayat (2) UU No. 36 tahun 2008)

1.Bunga deposito dan tabungan-tabungan lainnya;


2.Penghasilan berupa hadiah undian;
3.Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya di bursa efek;
4.Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan atau
bangunan, serta
5.Penghasilan tertentu lainnya, pengenaan pajaknya diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Jenis Wajib Pajak Orang Pribadi Berdasarkan Penghasilan Yang
Diterima

• Wajib pajak orang pribadi yang semata-mata menerima penghasilan dari Usaha.
• Wajib pajak orang pribadi yang semata-mata menerima penghasilan dari Pekerjaan
bebas.
• Wajib pajak orang pribadi yang semata-mata menerima penghasilan lain yang tidak
bersifat final (sehubungan dengan pemodalan).
• Wajib pajak orang pribadi yang semata-mata menerima penghasilan yang bersifat
final.
• Wajib pajak orang pribadi yang semata-mata menerima penghasilan yang bukan objek
pajak.
• Wajib pajak orang pribadi yang semata-mata menerima penghasilan dari luar negeri.
• Wajib pajak orang pribadi yang menerima penghasilan dari berbagai sumber.
Tarif Pajak Penghasilan Objek Pajak Dalam Negeri (OPDN) sesuai
pasal 17 Undang-Undang PPh :

• a.Penghasilan sampai 50 juta dikenakan tarif 5%


• b.Penghasilan antara 50 sampai 250 juta dikenakan tarif 15%
• c.Penghasilan antara 250 sampai dengan 500 juta dikenakan tarif 25%
• d.Penghasilan lebih dari 500 juta dikenakan tarif 30%
PTKP atau Penghasilan tidak kena pajak untuk PPh OP Dalam
Negeri

• a.Rp54.000.000,- untuk diri Wajib Pajak Orang Pribadi.


• b.Rp4.500.000,- tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin.
• c.Rp54.000.000,- untuk istri yang memiliki jumlah penghasilan tersebut
telah digabung dengan penghasilan suami.
• d.Rp4. 500.000,- tambahan untuk setiap anggota keluarga kandung serta
keluarga dalam garis keturunan serta anak angkat yang menjadi
tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga.
Tarif pajak Badan

Pasal 17 Ayat 1 huruf B:


Perppu 1 Tahun 2020 pemerintah telah menurunkan tarif pajak penghasilan badan
dari sebelumnya sebesar 25% menjadi 22% untuk tahun-tahun pajak 2020 dan 2021,
dan menjadi 20% mulai tahun pajak 2022. Tarif ini diterapkan kepada Wajib Pajak
badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap.

Pasal 17 Ayat 2B:


Tarif ini diterapkan pada wajib pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan
terbuka  yang memperoleh pengurangan tarif sebesar 5% lebih rendah dari tarif
normal
Tarif pajak Badan

Tarif PPh Wajib Pajak Tertentu


Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp
50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas berupa
pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif
Terima Kasih Atas Perhatiannya

Radhi abdul halim R.


S.E.,M.M.,AK.,CA.,BKP.,CSRS.,CSRA.,ACPA.

Anda mungkin juga menyukai