Anda di halaman 1dari 26

Metode Uji

Aktivitas
Pengawet
DOSEN PENGAMPU Apt. Eva Diansari
Marbun
Nama Anggota Kelompok :

1. Abdul Rajab Harahap 200205001

2. Chelsia Uswatun Nissa 200205009

3. Dewi Nurhidayah Hasibuan 200205015

4. Trizzah AmbarWulan 200205046

10:00

08/06/2021
x
Definisi
 Pengawet yaitu zat antimikroba yang digunakan untuk
mikroba tumbuh di dalam sediaan obat , dibagi
menjadi 2 yaitu pengawet sintetik dan pengawet
alami.1
>
 Pengawet Antimikroba : zat yang ditambahkan pada
sediaan obat untuk melindungi sediaan terhadap
kontaminasi mikroba.
<
 Pengawet digunakan terutama pada wadah dosis
ganda untuk menghambat pertumbuhan mikroba yang
dapat masuk secara tidak sengaja selama atau setelah
proses produksi.
1
M. Fithrul Mubarok. (2020, November 26). Uji Efektivitas Pengawet/Antimikroba Pada Sediaan Farmasi - FARMASI
INDUSTRI. Retrieved March 22, 2022, from FARMASI INDUSTRI.
SAMBUNGAN….
 Zat antimikroba tidak boleh digunakan semata-mata
untuk menurunkan jumlah mikroba viabel sebagai
pengganti cara produksi yang tidak baik.
 Ada keadaan yang memerlukan penggunaan
pengawet untuk menekan perkembangbiakan
mikroba.
 Setiap zat antimikroba dapat bersifat pengawet,

CONTOH PENGAWET
meskipun demikian semua zat antimikroba adalah
zat yang beracun.
 Untuk melindungi konsumen secara maksimum
pada penggunaan harus diusahakan agar pada
kemasan akhir kadar pengawet yang masih efektif
lebih rendah dari kadar yang dapat menimbulkan
keracunan pada manusia.2 2
Marlia Singgih Wibowo, “Uji Efektivitas Pengawet Antimikroba pada pdf”, diakses dari
https://docplayer.info/31893994-Uji-efektivitas-pengawet-antimikroba-marlia-singgih-wibowo-school-of-pharmacy-i
tb.html
pada tanggal 26 Maret 2022 pukul 13.05
x
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
AKTIVITAS PENGAWET
 Ph,
>
 Keberadaan fasa non akuatik pada sediaan
 Adsorpsi solid dalam suspensi <
 Adsorpsi pada kemasan plastik.

3
Ibid, https://
docplayer.info/31893994-Uji-efektivitas-pengawet-antimikroba-marlia-singgih-wibowo-school-of-pharmacy-itb.ht
ml
x
SYARAT PENGUJIAN

Pengujian dan Persyaratan hanya berlaku


pada produk di dalam wadah asli, belum >
dibuka,dan didistribusikan pada
produsen.4 <

4
Ibid, https://
docplayer.info/31893994-Uji-efektivitas-pengawet-antimikroba-marlia-singgih-wibowo-school-of-pharmacy-itb.
html
x
TUJUAN PENGUJIAN
Untuk tujuan pengujian, sediaan dibagi menjadi 4 Kategori
yaitu :
1. Termasuk emulsi, sediaan tetes telinga,sediaan steril
tetes hidung, dan sediaan optalmik yang dibuat dengan
dasar atau pembawa air.
2. Sediaan topikal yang dibuat dengan dasar atau
pembawa air, sediaan tetes hidung non-steril, dan
>
emulsi, termasuk sediaan yang dioleskan ke membran
mukosa. <
3. Sediaan oral selain antasida, dibuat dengan dasar atau
pembawa air.
4. Antasida yang dibuat dengan pembawa air. 5
5
PPT Universitas Esa Unggul, “Mikrobiologi Farmasi Pertemuan 13 pada Pdf”, diakses dari https://
bahan-ajar.esaunggul.ac.id/kes219/wp-content/uploads/sites/1800/2020/01/PPT-UEU-Mikrobiologi-Farmasi-Pert
emuan-13.pdf
pada tanggal 26 Maret 2022 pukul 13.45
x
MIKROBA UJI
• Candida albicans (ATCC No.
10231)

 mikroorganisme fungi golongan


ragi (yeast).
>
 Hidup sebagai mikroorganisme
<
comensal dalam tubuh manusia.

 Dapat bersifat oportunistik


menyebabkan infeksi oral dan UJI EFEKTIVITAS PENGAWET ANTIMIKROBA. Marlia Singgih Wibowo
School of Pharmacy ITB - PDF Free Download. (2013).
infeksi vagina pada manusia.6 https://docplayer.info/31893994-Uji-efektivitas-pengawet-antimikroba-
marlia-singgih-wibowo-school-of-pharmacy-itb.html

x

• Aspergillus niger (ATCC


No.16404)

 Aspergillus niger adalah fungi


berfilamen.
>
 Bila sejumlah spora terhirup
<
masuk ke paru-paru, dapat
menyebabkan penyakit paruparu
aspergillosis.

 Penyebab otomycosis.7
• Escherichia coli (ATCC No. 8739) x

 Bakteri yang hidup dalam usus


mamalia.

 bakteri aerob dan facultative >


anaerobic, non-spore-forming, Gram-
negative, rod-shaped. Fermentasi
laktose dan menghasilkan gas dalam <
waktu 48 jam pada 35 °C (95 °F).

 Penyebab infeksi saluran ATCC No


8739 kemih, dan diare.8
x

• Pseudomonas aeruginosa
(ATCC No. 9027)

 Pseudomonas aeruginosa >


adalah bakteri Gram-negative,
aerob, rodshaped dan
bergerak unipolar.
<
 Pseudomonas aeruginosa
biasanya menginfeksi saluran
pernapasan, saluran kemih,
luka bakar, dan luka lainnya.9
x
• Staphylococcus aureus (ATCC
No. 6538)

 S. aureus adalah bakteri gram-


positif merupakan bakteri yang
berwarna kuning keemasan.
>
 Merupakan bakteri commensal
<
pada kulit manusia, di dalam
hidung, usus dan urin (kira-kira
25% dari populasi).

 Menyebabkan penyakit kulit


(Staphylococcal scalded skin
syndrome).10
x
MEDIA YANG
DIGUNAKAN
Media TSB ( SOYBEAN-CASEIN DIGEST Soybean-Casein Digest Agar Medium (SCDA)
BROTH DAN TSA ( SOYBEAN –CASEIN dengan komposisi sbb :
DIGEST AGAR ) :
• Aspergillus Niger , Escherichia coli,
• Digesti pankreatik kasein P 15 g >
Pseudomonas aeruginosa. • Digesti papain tepung kedele P 5g
Staphylococcus aureus.
MEDIA SABOURAUD DEXTROSE AGAR DAN
• Natrium klorida P 5g <
SABOURAUD DEXTROSE BROTH • Agar P 15 g
• Candida Albicans • Air ad 1000 ml
Mikroba yang digunakan untuk pengujian
tidak boleh lebih dari lima pasase dari • pH setelah sterilisasi ~ 7,3.
biakan ATCC asli.
UJI EFEKTIVITAS PENGAWET ANTIMIKROBA. Marlia Singgih Wibowo
School of Pharmacy ITB - PDF Free Download. (2013).
https://docplayer.info/31893994-Uji-efektivitas-pengawet-antimikroba-
marlia-singgih-wibowo-school-of-pharmacy-itb.html

x
KRITERIA
EFEKTIVITAS
ANTIMIKROBA
Persyaratan untuk efektivitas antimikroba dipenuhi jika kriteria spesifik
pada Tabel dibawah dipenuhi: Tidak terjadi peningkatan lebih tinggi dari
log 0,5 unit terhadap nilai log mikroba awal.12 >
Kategori sediaan 1
<
Bakteri Koloni tidak kurang dari 1,0 log reduksi dari jumlah
hitungan awal pada hari ke-7, tidak kurang dari 3,0 log
reduksi dari hitungan awal pada hari ke-14, dan tidak
meningkat sampai dengan hari ke-28.
Jamur Koloni tidak meningkat dari jumlah hitungan awal sampai
hari ke-7, 14 dan 28.
x
Kategori sediaan 2
Bakteri Koloni tidak kurang dari 2,0 log reduksi dari
jumlah awal pada hari ke-14, dan tidak
meningkat dari hari ke-14 sampai hari ke-28. Kategori sediaan 4

>
Jamur Koloni tidak meningkat dari jumlah hitungan
awal sampai hari ke-14 dan 28.
Bakteri Koloni tidak meningkat dari jumlah
dan hitungan awal sampai hari ke-14

<
Kategori sediaan 3 Jamur dan 28.
Bakteri Koloni tidak kurang dari 1,0 log reduksi dari
jumlah hitungan awal pada hari ke-14, dan
tidak meningkat sampai dengan hari ke-28.
Jamur Koloni tidak meningkat dari jumlah hitungan
awal sampai hari ke-14 dan 28.

UJI EFEKTIVITAS PENGAWET ANTIMIKROBA. Marlia Singgih Wibowo


School of Pharmacy ITB - PDF Free Download. (2013).
https://docplayer.info/31893994-Uji-efektivitas-pengawet-antimikroba-
marlia-singgih-wibowo-school-of-pharmacy-itb.html

x
PEMBUATAN
INOKULASI
• Sebelum pengujian, inokulasi permukaan media
agar bervolume sesuai dengan biakan
persediaan segar mikroba yang digunakan, >
• Inkubasi (bakteri : 30-35ºC 18-24 jam, Candida:
20-25ºC 48 jam, Aspergillus: 20- 25ºC 1 <
minggu).13

UJI EFEKTIVITAS PENGAWET ANTIMIKROBA. Marlia Singgih Wibowo


School of Pharmacy ITB - PDF Free Download. (2013).
https://docplayer.info/31893994-Uji-efektivitas-pengawet-antimikroba-
marlia-singgih-wibowo-school-of-pharmacy-itb.html

x
METODE PENGUJIAN
EFEKTIVITAS
PENGAWET
 Metode pengujiaan efektivitas pengawet menurut FI IV
yaitu dengan sediaan uji yang mengandung pengawet >
sebelumnya diberi sejumlah suspensi bakteri tertentu
hingga jumlah bakteri dalam sediaan uji setelah di
inokulasi adalah antara 105-106 koloni/ml. kemudian
<
suspensi bakteri tersebut ditanam dan diinkubasi
dengan interval pengujian pada 0,7,14,21,28 hari
setelah masa inkubasi dihitung dengan metode jumlah
angka lempeng total bakteri tersebut.
x

 Angka lempeng total adalah metode yang digunakan untuk menghitung


jumlah koloni mikroba baik bakteri maupun jamur terhadap sampel uji (Sukma
Budi Ariyani, Yani Kartika Pertiwi, & Asmawit Asmawit. (2018). Pengaruh Penambahan Pengawet Dan Uji Aktivitas

>
Antibakteri Escherichia coli Pada Sediaan Gel Lidah Buaya. Jurnal Teknologi Proses Dan Inovasi Industri)

 ‌Uji aktivitas bahan pengawet juga dapat dilakukan dengan ektraksi yaitu

<
contohnya pada ektrak daun pare sebagai pengawet alami buah tomat dengan
5 perlakuan yang terdiri dari 1 kontrol yang hanya menggunakan pelarut
etanol 96% dan 4 konsentrasi yang mengguakan ektrak daun pare. Ektrak daun
pare menunjukkan hasil kandungan metabolit sekunder yang memiliki aktivitas
antibakteri. ( View of Uji Efektivitas Ekstrak Daun Pare (Momordica charantia L.) sebagai Bahan Pengawet Alami Buah
Tomat. (2022).
x
PANEN MIKROBA
1. Candida dan bakteri Larutan NaCl steril 0,9%, cuci
permukaan pertumbuhan.
2. Hasil cucian dimasukkan ke wadah yang sesuai. >
3. Encerkan dengan NaCl steril 0,9% sampai angka
mikroba ~100 juta/mL. <
NaCl 0,9% steril yang mengandung polisorbat 80 P
0,05%.16

16
loc.cit. https://
docplayer.info/31893994-Uji-efektivitas-pengawet-antimikroba-marlia-singgih-wibowo-school-of-pharmacy-itb.h
tml
(diakses pada tanggal 26 Maret 2022 pukul 20.15)
x
ALTERNATIF
1. Mikroba ditumbuhkan pada media cair yang sesuai.
2. Panen sel dengan sentrifugasi.
3. Pelet dicuci dan disuspensikan kembali dengan >
larutan NaCl 0,9% steril hingga mencapai angka
mikroba dan spora yang dikehendaki.
<

17
Ibid, https://
docplayer.info/31893994-Uji-efektivitas-pengawet-antimikroba-marlia-singgih-wibowo-school-of-pharmacy-itb.h
tml
x
METODE LEMPENG
1. 1mL (~30-300 koloni).
2. Pipet ke dalam 2 cawan petri steril.
3. Tambahkan 15-20 mL media SCDA bersuhu ~ 45 oC, >
campurkan.
4. Inkubasi 48-72 jam, amati pertumbuhan koloni.18 <

18
Ibid, https://
docplayer.info/31893994-Uji-efektivitas-pengawet-antimikroba-marlia-singgih-wibowo-school-of-pharmacy-itb.
html
x
Tetapkan CFU (Jumlah Satuan Pembentuk Koloni)/mL
dari setiap suspensi, gunakan untuk menentukan
banyaknya inokula yang akan digunakan pada pengujian.

Jika suspensi yang telah dibakukan tidak segera


digunakan, suspensi dipantau secara berkala dengan >
metode lempeng angka mikroba aerob total untuk
menetapkan penurunan viabilitas. <
Untuk memantau angka lempeng sediaan uji yang telah
diinokulasi gunakan media agar yang sama seperti media
biakan awal.

Jika tersedia inaktivator pengawet yang khas tambahkan


sejumlah yang sesuai ke dalam lempeng agar. 19
19
Ibid, https://
x
PROSEDUR UJI
1.
EFEKTIVITAS
Inokulasi dengan salah satu mikroba uji (0,1 mL/20 mL
sediaan).
2. Jumlah mikroba 10 5 -10 6 /Ml. >
3. Tetapkan jumlah mikroba viabel dalam setiap suspensi
inokula, Hitung angka awal /mL sediaan dengan metode
lempeng. <
4. Inkubasi pada 20-25 ºC.
5. Amati pada hari 7,14, 21, 28.
6. Catat tiap perubahan dan tetapkan jumlah mikroba viabel
dengan metode lempeng.
7. Hitung perubahan jumlah tiap mikroba dalam % selama
pengujian.20
20
Ibid, https://
docplayer.info/31893994-Uji-efektivitas-pengawet-antimikroba-marlia-singgih-wibowo-school-of-pharmacy-itb.ht
x
PENAFSIRAN HASIL
Suatu pengawet dinyatakan efektif apabila:
1. Jumlah bakteri viabel pada hari ke 14 berkurang
hingga tidak lebih dari 0,1% dari jumlah awal
2. Jumlah kapang dan khamir viabel pada hari ke 14
>
berkurang hingga tidak lebih dari 0,1% dari jumlah
awal <
3. Jumlah tiap mikroba uji selama hari tersisa dari 28
hari pengujian adalah tetap atau kurang dari bilangan
yang disebut di atas.21

21
Ibid, https://
docplayer.info/31893994-Uji-efektivitas-pengawet-antimikroba-marlia-singgih-wibowo-school-of-pharmacy-itb.
html
KETERBATASAN x
METODE
 Masalah Praktis.
 Prosedur Alternative. >
 Future Development.22
<

22
Ibid, https://
docplayer.info/31893994-Uji-efektivitas-pengawet-antimikroba-marlia-singgih-wibowo-school-of-pharmacy-itb.h
tml
Thank
you

Anda mungkin juga menyukai