Anda di halaman 1dari 12

Pengukuran Besaran

Modul ke:
Listrik

07 Fakultas
TEKNIK
POTENSIMETER

Fina Supegina, ST, MT

Program Studi
Teknik
ELEKTRO
Letakkan foto Terbaik anda disini 
MODUL 7

POTENSIOMETER
Disamping itu, potensiometer juga dapat digunakan untuk :

1. menentukan arus, dengan hanya mengukur penurunan


tegangan yang dihasilkan arus tersebut melalui sebuah
tahanan yang diketahui.
2. mengkalibrasi voltmeter dan ampermeter, dan melengkapi
cara standar untuk mengkalibrasi instrumen-instrumen
tersebut
Prinsip dasar sebuah potensiometer adalah
memanfaatkan keadaan setimbang atau kondisi nol, maka
jika kondisi setimbang dicapai, tidak ada daya yang diserap
dari rangkaian yang mengandung gaya gerak listrik ( ggl )
yang tidak diketahui, dan sebagai akibatnya, penentuan
tegangan tidak bergantung pada tahanan sumber.
Catatan :
1. Kawat geser mempunyai tahanan yang sama sepanjang kawat.
2. Sebuah skala yang dikalibrasi, biasanya dalam centimeter atau millimeter yang terdapat
sepanjang kawat geser, sehingga kontak geser dapat dipindah-kan ke posisi yang diinginkan.
3. Disebabkan tahanan kawat geser diketahui secara tepat, maka penurunan tegangan
sepanjang kawat atau sebagian kawat dapat dikontrol dengan mengatur arus kerja.
Sebagai langkah awal dalam prosedur pengukuran, arus
kerja perlu diatur atau distandarkan ke sebuah tegangan
referensi yang diketahui, seperti sel standar pada gambar 1,
dan caranya adalah sebagai berikut :

-kawat geser mempunyai panjang total 200 cm dan tahanan


200 Ω. Gaya gerak listrik ( ggl ) tegangan referensi yang
diperlihatkan sel standar 1,019 V.
-Sakalar S diletakkan pada posisi “ kalibrasi “ dan kontak
geser ditempatkan pada tanda 101,9 cm pada skala kawat
geser.
-Selanjutnya tahanan geser diatur agar memberikan arus
kerja, sehingga jika saklar galvanometer ditutup, maka
galvanometer tidak menghasilkan defleksi ( keadaan
setimbang dicapai ).
Pada kondisi setimbang ini, penurunan tegangan pada
kawat sepanjang 101,9 cm sama dengan tegangan sel
standar sebesar 1,019 V, dan karena bagian kawat
sepanjang 101,9 cm menyatakan tahanan sebesar (101,9 /
200 ) x 200 Ω = 101,9 Ω , maka arus kerja adalah: 1,019 /
101,9 = 10 mA ( sekali dikalibrasi, arus kerja tidak pernah
berubah ).
-Setelah potensiometer distandarkan, maka setiap tegangan
dc yang kecil yang tidak diketahui ( maksimum 1,6 V ) dapat
diukur.
- Selanjutnya saklar S dipindahkan ke posisi “ operasi “ dan
kontak geser digerakkan sepanjang kawat sampai
galvanometer tidak menunjukkan defleksi, jika saklarnya
ditutup ( kondisi setimbang dicapai)
Contoh:
Potensiometer yang ditunjukkan pada gambar 1,
mempunyai baterai kerja 3,0 V dan tahanan dalam
diabaikan. Tahanan kawat geser 400 Ω dan panjang 200 cm.
Sebuah skala 200 cm sepanjang kawat geser mempunyai
bagian skala 1 mm dan dapat diinterpolasi pada nilai
seperempat dari satu bagian skala.
Potensiometer distandarkan dengan sebuah tegangan
referensi 1,0180 V dengan menyetel kontak geser ke posisi
101,8 cm pada skala.
Tentukan :
a. arus kerja
b. nilai tahanan geser
c. rangkuman pengukuran
d. resolusi instrumen dalam mV.
a. Menghitung arus kerja :
instrumen distandarkan, tanda 101,8 cm pada skala sesuai
dengan 1,0180 V ( E ’ pada gambar 1 ),
maka 101,8 cm menyatakan
tahanan sebesar = (101,8 / 200 ) x 400 Ω = 203,6 Ω.
Jadi arus kerja = 1,0180 V / 203,6 Ω = 5 mA
b. Menghitung nilai tahanan geser
karena arus kerja = 5 mA, maka penurunan tegangan pada
seluruh kawat geser adalah :
5 mA x 400 Ω = 2,0 V,
maka penurunan tegangan pada tahanan geser adalah :
3,0 – 2,0 = 1 V, dan
penyetelan tahanan geser menjadi
= 1,0 V / 5 mA = 200 Ω.
c. Menghitung rangkuman pengukuran
rangkuman pengukuran ditentukan oleh tegangan
total seluruh kawat geser,
yaitu : 5 mA x 400 Ω = 2,0 V

d. Menghitung resolusi instrumen

resolusi instrumen ditentukan dari tegangan yang


dinyatakan oleh seperempat dari satu bagian skala,
yaitu : 0,25 mm. Karena panjang total 200 cm
menyatakan 2,0 V, maka resolusi :
( 0,25 mm / 200 cm ) x 2,0 V = 0,25 mV
Terima Kasih
Akhmad Wahyu Dani,ST,MT

Anda mungkin juga menyukai