Anda di halaman 1dari 10

PENDEKATAN CLIENT-

CENTERED

GADIS DESLINDA
IAIN SURAKARTA
KONSEP MANUSIA

1. Manusia sebagai makhluk yang tersosialisasi dan bergerak


ke depan
2. Mau berjuang untuk berfungsi penuh
3. Memiliki kebaikan yang positif
4. Manusia dapat dipercaya, kooperatif dan konstruktif
5. Mampu mengendalikan dorongan-dorongan agresif
PERIODE PERKEMBANGAN TEORI ROGERS

1. Periode 1 (1940-1950)  Psikoterapi nondirektif


Menekankan penciptaan iklim permisif dan noninterventif.
Melalui terapi ini, klien akan mencapai pemahaman atas
dirinya sendiri dan atas situasi kehidupannya.
2. Periode 2 (1950-1957)  Psikoterapi reflektif
Melalui terapi reflektif, terapis mampu mengembangkan
keselarasan antara konsep diri dan konsep diri ideal klien.
Terapis merefleksikan perasaan2 klien dan menghindari
ancaman dalam hubungan dengan dirinya.
3. Periode 3 (1957-1970)  Terapi eksperiensial
Terapis focus pada apa yang sedang dialami oleh klien dan
pada pengungkapan apa yang sedang dialami terapis.
Menitikberatkan kondiis-kondisi tertentu yang diperlukan dan
memadai bagi kelangsungan perubahan kepribadian
CIRI PENDEKATAN CLIENT-CENTERED
 Fokus pada tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk
menemukan cara-cara menghadapi kenyataan secara lebih
penuh
 Menekan pada dunia fenomenal klien.
 Dengan empati yang cermat dan degan usaha untuk memahami
kerangka acuan internal klien. Terapis memberikan perhatian
terutama pada persepsi-diri klien dan persepsinya terhadap
dunia.
 Psikoterapi hanyalah salah satu contoh dari hubungan pribadi
yang konstruktif
 Pendekatan Client-Centered berakar pada sikap dan
kepercayaan yang ditunjukkan oleh terapis. Antara klien dan
terapis memperlihatkan kemanusiannya dan berpartisipasi
dalam pengalaman pertumbuhan
TUJUAN TERAPEUTIK
1. Keterbukaan pada pengalaman
Keterbukaan menyiratkan lebih sadar terhadap kenyataan
2. Kepercayaan terhadap organisme sendiri
Dengan meningkatnya keterbukaan klien pada pengalamannya
sendiri, kepercayaan kepada dirinya sendiri pun mulai timbul
3. Tempat evaluasi internal
Hal ini berkaitan dengan kepercayaan diri, artinya lebih banyak
mencari mencari jawaban pada diri sendiri bagi masalah-masalah
keberadaannya
4. Kesediaan untuk menjadi suatu proses
Klien menjalani terapi untuk mencari formula untuk membangun
keadaan berhasil dan berbahagia, mereka menjadi sadar bahwa
pertumbuhan adalah suatu proses yan berkesinambungan
FUNGSI & PERAN TERAPIS
1. Membangun suatu iklim terapeutik yang menunjang
pertumbuhan klien. Artinya terapis membangun hubungan yang
membantu dimana klien akan mengalami kebebasan yang
diperlukan untuk mengeksplorasi area2 hidupnya yang
diingkarinya
2. Terapis harus bersedia menjadi nyata dalam hubungan dengan
klien. Artinya terapis menghadapi klien berlandaskan
pengalaman dari saat ke saat dan membantu klien dengan jalan
memasuki dunianya
3. Terapis mampu memberika perhatian yang tulus, respek,
penerimaan dan pengertian maka klien bias menghilangkan
pertahanan2 dan persepsi2nya yang kaku serta bergerak
menuju taraf fungsi pribadi yang lebih tinggi
3 SIKAP TERAPIS DALAM MEMBANGUN
HUBUNGAN ANTARA TERAPIS DAN KLIEN

1. Keselarasan/ Kesejatian
Keselarasan menyiratkan bahwa terapis tampil nyata, sejati, terintegrasi,
dan otentik selama pertemuan. Terapis yang otentik, bersikap spontan dan
terbuka dalam menyatakan perasaan2 dan sikap2 yang ada pada dirinya
2. Perhatian positif tak bersyarat
Yang berarti perhatian ini tidak dicampuri oleh evaluasi/ penilaian terhadap
perasaan2, pemikiran2, dan tingkah laku klien sebagai baik/ buruk. Terapis
mengkomunikasikan bahwa ia menerima apa adanya dan mengajari klien
untuk bebas memiliki perasaan2 dan penerimaan2 tanpa resiko
kehilangan penerimaan dan terapis.
3. Pengertian emaptik yang akurat
Terapis berusaha untuk mengindera pengalaman subjektif klien terutama
pengalaman disini dan sekarang. Dan mendorong klien untuk lebih erat
dengan dirinya sendiri.
KETERBATASAN TERAPI CLIENT-
CENTERED
1. Sejumlah praktisi menyalahtafsirkan atau
menyederhanakan sikap-sikap sentral dari posisi client-
centered
2. Tidak semua terapis bias mempraktekkan terapi ini
3. Adanya pembatasan lingkup tanggapan dan gaya
konseling dalam merefleksikan dan mendengar secara
empiric dari terapis itu sendiri.
4. Sejumlah praktisi menjadi terlalu terpusat pada klien
sehingga mereka sendiri kehilangan rasa sebagai pribadi
yang unik.
5. Terapi client-centerd memberi kesan sebagai terapi yang
tidak lebih daripada teknik mendengar dan merefleksikan
TUGAS KELOMPOK
1. Kelompok 1 : membahas mengenai kognitif
2. Kelompok 2 : membahas Terapi Realitas
3. Kelompok 3 : membahas Terapi berfokus Solusi
4. Kelompok 4 : membahas Terapi Gestalt
5. Kelompok 5 : membahas Hipnosis dalam konseling
dan Psikoterapi
6. Kelompok 6 : membahas Analisis Transaksional
7. Kelompok 7 : membahas terapi Perilaku Emotif
Rasional
Subtansi Pembahasannya
1. Sejarah perkembangannya
2. Teori dan konsep dasar
3. Tujuannya
4. Tahapan terapinya (optional)
5. Contoh studi kasus

Anda mungkin juga menyukai