Anda di halaman 1dari 29

III

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN


KETATANEGARAAN INDONESIA
Ahmad Fadlil Sumadi, Dr, Drs., S.H., M.Hum
Pengantar

Indonesia adalah negara hukum;

Hukum Per-UU (sbg hukum tertulis) di Indonesia tersusun


secara hierarkis dan UUD (konstitusi) menempati posisi
tertinggi (urutan pertama)

Sejarah ketatanegaraan Indonesia dapat dirunut dari


sejarah dan perkembangan UUD yg berlaku.
Sejarah Dimulainya Ketatanegaraan Indonesia

Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan
Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l.,
diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang
sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05 (1945)
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno/Hatta.
Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada


hari Jumat, 17 Agustus 1945 tahun Masehi, atau tanggal
17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang, yang dibacakan
oleh Soekarno dengan didampingi oleh Mohammad Hatta
di sebuah rumah hibah dari Faradj Martak di Jalan
Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta Pusat. 
Makna Proklamasi (Declatarion of Independence)
2.
Pernyataan
kemerdekaan 4.
Bangsa Pengumuman
1. Puncak Indonesia berakhirnya
perjuangan dari 3. penjajahan
kemerdekaa penjajahan Pemindahan dan
n Bangsa untuk kekuasaan terbentuknya
Indonesia menentukan negara Negara
dari nasib sendiri penjajah ke Indonesia.
penjajahan di masa Negara
untuk depan; Indonesia;
menegara;
Periode Sejarah Ketatanegaraan Indonesia []
1. UUD 1945, Setelah Proklamasi [17-08-1945—27-12-1949]

2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat 1949 (KRIS 1949)


[27-12-1949—17-08-1950 ];

3. Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (UUDS 1950) [17-


08-1950—05-07-1959]

4. UUD 1945 Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 [05-07-1959


– Perubahan: 1999, 2000, 2001, 2002]

5. UUD 1945 Perubahan [s.d. –- sekarang]


Sarana Optik Untuk Melihat Sejarah: Nilai Konstitusi
Karl Lowenstein:
Pada setiap konstitusi selalu terdapat dua aspek penting:
1) sifat idealnya sebagai teori (das sollen) dan
2) sifat nyatanya sebagai praktik (das sein).
Terkait dg itu, terdapat 3 nilai konstitusi:

Pertama, nilai normatif yang berarti mengikat, yakni:


konstitusi itu dipahami, diakui, diterima, dan dipatuhi oleh masyarakat bukan
hanya berlaku dalam arti hukum, akan tetapi juga merupakan kenyataan
yang hidup (living constitution) dalam arti sepenuhnya diperlukan dan efektif
dijalankan secara utuh;
Kedua, nilai nominal yang berarti sebagai konstitusi: 
sebagian atau seluruh materi muatannya, dalam kenyataannya tidak
dipakai atau pemakaiannya kurang sempurna dalam kenyataan, tidak
dipergunakan sebagai rujukan atau pedoman pengambilan keputusan
dalam penyelenggaraan kegiatan bernegara; dan

Ketiga, nilai semantik yang berarti: 


konstitusi secara hukum tetap berlaku, namun dalam kenyataannya
adalah sekedar untuk memberikan bentuk dari tempat yang telah ada,
dan dipergunakan untuk melaksanakan kekuasaan politik. Jadi,
konstitusi hanyalah sekedar istilah saja sedangkan pelaksanaannya hanya
dimaksudkan untuk kepentingan pihak penguasa.
1. Periode Ketatanegaraan di Bawah UUD 1945 (Proklamasi)
[17-08-1945 – 27-12-1949]
UUD 1945 ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) bentukan Pemerintah Pendudukan Balatentara Jepang “Dokuritsu
Zyunbi Iinkai tgl 18 Agustus 1945 stlh Proklamasi Kemerdekaan tgl 17
Agustus 1945;

Naskah disiapkan oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan


Kemerdekaan (BPUPKI), “Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai” yang dibentuk dan
dilantik tgl 28 Mei 1945 oleh pemerintah yg sama;

Bersamaan disahkannya UUD 1945, dipilih Bung Karno dan Bung Hatta sebagai
Presiden dan Wakil Presiden, atas usul Oto Iskandardinata.
Pilihan Penerapan Ide (Gagasan) Kenegaraan
# Bentuk Negara: Kesatuan (unitary state), hanya ada satu pemerintah dan system hukum;
# Fungsi Pemerintah (dalam arti luas):
1) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
2) memajukan kesejahteraan umum,
3) mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
4) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial,
# Bentuk Pemerintahan: Republik, pemimpin negara dan pemerintah Presiden;
# Sistem Pemerintahan: Presidensial;
# Sistem Kenegaraan: Konstitusional Demokratik, penyelenggaraan negara berdasar konstitusi demokratis
yang dibentuk oleh rakyat sebagai pemegang kedaulatan (konstitusi sebagai pencerminan kehendak
rakyat);
# Dasar Negara: Pancasila (sebagaimana yg kita kenal dalam Pembukaan UUD 1945);
# Tujuan Negara: Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. [Pembukaan Alinea IV, Pasal 1 UUD 1945]
Realisasi Peralihan (Pemindahan) Kekuasaan

PPKI mengatur dan Sebelum MPR, DPR, dan


menyelenggarakan Segala badan negara dan DPA dibentuk menurut
kepindahan peraturan yang ada UUD 1945 segala
pemerintahan kepada masih langsung berlaku, kekuasaannya dijalankan
Pemerintah Indonesia selama belum diadakan oleh Presiden dengan
serta memilih Presiden yang baru menurut UUD bantuan sebuah komite
dan Wakil Presiden untuk 1945; nasional. [ATURAN
pertama kali; PERALIHAN Pasal I - IV]
Implementasi

Kondisi demikian, meski


UUD 1945 telah ditetapkan 18
UUD yang dimaksudkan
Bung Karno: UUD 1945 Agustus 1945, namun dalam
sebagai alat saja untuk penyelenggaraan negara,
adalah UUD sementara,
segera membentuk dalam pengambilan
‘revolutie grondwet’
negara merdeka, keputusan kenegaraan dan
atau UUD Kilat; pemerintahan tidak menjadi
Republik Indonesia;
rujukan, referensi (nilai
nominal).[Jimly, 2004:34]
2. Periode Ketatanegaraan di Bawah KRIS 1949
[27-12-1949-17-08-1950]

2. Kekalahan Jepang
merupakan momentum
yg dimanfaatkan BI untuk
1. Proklamasi terjadi 3. Kekalahan Jepang
Proklamasi dlm rangka
ketika Perang Dunia II juga merupakan
pembentukan negara
usai, Jepang yang momentum yg
Indonesia merdeka yang
berhadapan dg Sekutu dimanfaatkan Bld guna
dicita-citakan dlm
ABCD kalah pada 14 kembali menjajah
perjuangan BI;
Agustus 1945, setelah Indonesia dengan Agresi
sebelumnya I 1947 dan Agresi II
“menduduki” HB 1948;
wilayah jajahan Bld;
4. Atas pengaruh PBB 5. KMB sepakati 3 hal:
diadakan KMB (Round Table
Conference) 23 Agust 1949- 1) Dirikan RIS, 2) 6. Proses
2 Nov 1949 di Den Haag utk Serahkn kedaulatan pembentukan KRIS: 1)
akhiri konflik Ind-Bld dg dari Bld kpd RIS, 3) RKRIS disusun bersama
peserta wakil dari: 1) RI, 2) Dirikan uni RIS – Bld; oleh wakil: RI & BFO,
‘Bijeenkomst voor Federal 2) diajukan ke KMB, 3)
Overleg (BFO, kumpulan KMB sepakati RKRIS
negara federal bentukan
Bld), 3) Belanda, dan 4)
jadi KRIS, 4) dinyatkan
Komisi PBB untuk Indonesia berlaku sebagai UUD
(United Nations RIS 27 Desember 1949;
Commission for Ind, UNCI);
7. Khusus untuk RI sebagai Negara Bagian
RIS, KRIS disampaikan kepada Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai
Lembaga Perwakilan RI 14 Des 1949 dan
disetujui, namun sebagai Negara Bagian
tetap berlaku UUD 1945 sampai berakhir
masa berlakunya KRIS sebagai UUD
Negara Serikat kelak 27 Agustus 1950,
Ketika berlaku UUDS 1950;
Kesementaraan KRIS & PenerapanPilihan Ide (Gagasan) Kenegaraan

KRIS merupakan Tujuan Negara:


Dasar Negara: Ke- mewudjudkan Cita Negara,
UUD Sementara Bentuk Negara Tuhanan Jang kebahagiaan Ajaran: negara-
dalam rangka dan Maha-Esa, peri-
KMB, selanjutnya kesedjahteraan hukum Indonesia
Pemerintahan: kemanusiaan,
harus dibentuk
kebangsaan, perdamaian dan Merdeka jang
UUD Permanen republik-
kerakjatan dan kemerdekaan berdaulat
oleh Konstituante federasi,
keadilan sosial. dalam sempurna.
dan Pemerintah; masjarakat;
3. Periode Ketatanegaraan di Bawah UUDS1950
[27-08-1950-05-07-1959]
# Dalam rangka konsolidasi kekuasaan dan lain-lainnya sebagai negara yang baru merdeka
bentuk negara federal (federal state), tapi tidak favorit dan tidak menjadi pilihan, terlebih
lagi terdapatnya nuansa campur tangan bekas negara penjajah;
# Atas dasar alasan tsb satu persatu negara bagian bentukan Belanda ingin kembali bersatu
dengan Negara RI ke dalam bentuk negara kesatuan negara (unitary state), akhirnya
tercapailah kesepakatan membentuk negara kesatuan sesuai dengan yang diproklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1945, antara Pemerintah Negara RI dan Pemerintah RIS yang dituangkan
dalam Naskah Persetujuan Bersama pada tanggal 19 Mei 1950.
# Implementasi persetujuan tersebut dibentuk kepanitiaan bersama guna menyusun rancangan
UUD. Setelah rancangan UUD selesai, diserahkan dan disahkan oleh Badan Pekerja Komite
Nasional Pusat, DPR dan Senat RIS tanggal 14 Agustus 1950 serta diberlakukan tanggal 17
Agustus 1950 dengan UU [Lembaran Negara] Nomor 7 Tahun 1950.
Perubahan KRIS menjadi UUDS 1950
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA SERIKAT NOMOR 7 TAHUN 1950
TENTANG
PERUBAHAN KONSTITUSI SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT MENDJADI
UNDANG-UNDANG DASAR SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA
dst
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT
DENGAN PERSETUJUAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN SENAT
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: Perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat
Mendjadi
Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia
Disahkan Di Djakarta
Pada Tanggal 15 Agustus 1950
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,
Ttd.
SOEKARNO
PERDANA MENTERI,
Ttd.
MOHAMMAD HATTA
MENTERI KEAKIMAN,
Ttd.
SOEPOMO
Diumumkan Di Djakarta
Pada Tanggal 15 Agustus 1950
MENTERI KEHAKIMAN,
Ttd.
SOEPOMO
Kesementaraan UUDS 1950 & Pilihan Penerapan
Ide (Gagasan) Kenegaraan

# Tujuan
Negara:mewudjudkan
UUDS 1950 kebahagiaan,
adalah UUD # Dasar kesedjahteraan,
sementara dalam # Bentuk Negara:ke- perdamaian dan
kemerdekaan dalam
rangka Pemerintahan & Tuhanan Jang masjarakat dan
# Sistem
perubahan, Negara: Maha Esa, peri- Negara-hukum
Pemerintahan:
selanjutnya harus berbentuk kemanusiaan, Indonesia Merdeka
Parlementair jang berdaulat
dibentuk UUD republik- kebangsaan, sempurna.
Permanen oleh kesatuan, kerakjatan dan [terkandung di
Konstituante dan keadilan sosial dalamnya: fungsi,
Pemerintah; cita/ajaran negara
hukum, dan
kedaulatan]
4. Periode Ketatanegaraan di Bawah UUD 1945
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 - UUD 1945 Perubahan [1999-2022]

# Belum lagi Konstituante


# Sesuai sifat sementaranya berhasil menyelesaikan
UUDS 1950 pada tahun 1955 fungsinya, karena dianggap
diselenggarakan Pemilu dan gagal maka keluarlah Dekrit
berhasil membentuk Presiden tanggal 5 Juli 1959
Konstituante (Lembaga menetapkan berlakunya
Penyusun UUD) diresmikan kembali UUD 1945.
tanggal 10 November 1956 di
Bandung.
Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Pembentukan Madjelis
Menetapkan Undang- Permusjawaratan Rakyat
Undang Dasar 1945 Sementara, jang terdiri
berlaku lagi bagi atas anggota-anggota
segenap bangsa Dewan Perwakilan Rakjat
Indonesia dan seluruh ditambah dengan utusan
Menetapkan pembubaran tumpah darah Indonesia dari daerah-daerah dan
Konstituante; terhitung mulai hari golongan-golongan, serta
tanggal penetapan pembentukan Dewan
dekret ini dan tidak Pertimbangan Agung
berlakunja lagi Undang- Sementara akan
Undang Dasar diselenggarakan dalam
Sementara. waktu sesingkat-
singkatnja.
Implementasi
Orde Lama: Sistem demokrasi terpimpin, presiden membubarkan DPR hasil pemilu 1955,
dan MPRS mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup serta terjadi peristiwa
G30S/PKI dan munculnya tiga tuntutan rakyat (Tritura): 1) pembubaran PKI dan ormas-
ormasnya, 2) pembersihan kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI dan 3) penurunan harga
barang-baran

Orde Baru: Kebijakan: stabilitas politik, rehabilitas ekonomi. demokrasi berjalan


signifikan. Ekonomi berkembang, namun kekuasaan dipegang penuh oleh presiden.
Runtuhnya orde baru dimulai adanya krisis moneter pada 1997.
ekonomi memburuk KKN tinggi, kemiskinan meningkat, ketimpangan mencolok. tumbuh
gerakan demokrasi menuntut perbaikan ekonomi dan reformasi total.
5. UUD 1945 Perubahan [199-2002 -Sekarang

1. Latar Belakang:
a. Tiadanya prinsip check and balances system pada institusi ketatanegaraan
sebagai akibat dari bertumpunya kedudukan atau posisi dan kekuasaan MPR,
sebagai pemegang kekuasaan negara tertinggi dan pelaksana sepenuhnya
kedaulatan rakyat;
b. Kecenderungan lahirnya ‘otoritarianisme’ Presiden, karena kekuasaannya
terlalu dominan (executive heavy) sebagai pemegang kekuasaan
pemerintahan (chief executive), sebagai kepala negara (head of state)
dengan hak-hak konstitusional yang lazim disebut ‘hak prerogratif, dan
sebagai pemegang kekuasaan pembentuk undang-undang (kekuasaan
legislatif);
c. Terdapat pasal-pasal yang multi tafsir karena sifatnya yang
terlalu luwes (vogue);
d. Banyaknya kewenangan Presiden mengatur hal penting dalam
undang-undang sebagai konsekuensi Presiden sebagai pemegang
kekuasaan legislative;
e. Penyelenggaraan negara tidak sesuai dengan Pembukaan UUD
1945 sebagai akibat belum cukup memuat aturan dasar tentang
negara demokratis, supremasi hukum, pemberdayaan rakyat,
penghormatan HAM, dan otonomi daerah.
2. Tujuan

Menyempurnakan dan/atau melengkapi aturan dasar mengenai:


a. Tatanan negara agar lebih mampu mencapai tujuan nasional sebagaimana Pembukaan UUD 1945;
b. Jaminan pelaksanaan kedaulatan rakyat serta memperluas partisipasi rakyat sesuai perkembangan
demokrasi;
c. Jaminan dan perlindungan HAM sebagai salah satu syarat bagi negara hukum;
d. Penyelenggaraan negara secara demokratis dan modern melalui pembagian kekuasaan yang lebih
tegas dengan system check and balances dan pembentukan Lembaga negara baru sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan zaman;
e. Jaminan konstitusional dan kewajiban bagi negara untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan
mencerdaskan kehidupan bangsa;
f. Hal yang berkaitan dengan eksistensi negara dan perwujudan negara yang demokratis, seperti
wilayah negara dan Pemilu;
g. Berbagai hal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai kebutuhan saat ini dan
mengantisipasi perkembangan yang akan datang.
3. Prinsip Perubahan

a. Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945;


b. Mempertahankan bentuk negara kesatuan;
c. Mempertegas sistem pemerintahan presidensial;
d. Meniadakan Penjelasan UUD 1945 dan memasukkan hal-hal
normative ke dalam pasal-pasal;
e. Perubahan UUD 1945 dilakukan dengan cara adendum.
4. Cara dan Prosedur Perubahan

1. Cara dan prosedur perubahan diatur diatur sendiri oleh UUD 1945 dalam
BAB XVI PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR, Pasal 37 yang menyatakan:
(1) Untuk mengubah Undang-Undang Dasar sekurang-kurangnya 2/3 daripada
jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat harus hadir.
(2) Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 daripada
jumlah anggota yang hadir.

2. Berdasarkan pasal tersebut, yang berwenang untuk mengubah UUD 1945


adalah MPR yang secara tegas di dalam Pasal 1 ayat (2) Kedaulatan adalah di
tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat. (sebelum perubahan)
Perubahan
UUD 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal;

Ketentuan partisipasi rakyat lebih signifikan, a.l. dalam menentukan


penyelenggara negara secara demokratis melalui pemilu dan pilkada;

Dimuatnya HAM dalam konstitusi lebih memberikan jaminan dan


perlindungan HAM sebagai salah satu syarat bagi negara hukum;

Ketentuan penyelenggaraan negara secara demokratis dan modern melalui


pembagian kekuasaan yang lebih tegas, baik secara vertical maupun
horizontal dengan system check and balances dan system pengendalian;

Pembentukan lembaga negara baru sesuai dengan kebutuhan dan


perkembangan zaman, a.l. KPU, MK, KY (konstitusional);

Anda mungkin juga menyukai