Anda di halaman 1dari 61

SOSIALIASI

PELAKSANAAN
INTRODUKSI VAKSIN
BARU PCV
Oleh:
Wiwien Purwitasari, SKM, MKes
Dinas Kesehatan Prov. Jawa Timur
LATAR BELAKANG INTRODUKSI
IMUNISASI PCV
Top Countries with Pneumonia
Di Indonesia, SETIAP JAM, 2-3 Balita Meninggal karena Pneumonia

 Indonesia adalah satu dari 10 negara dengan jumlah kematian


balita tertinggi pada tahun 2015 dan 14% kematian balita di
Indonesia karena Pneumonia.
 Berdasarkan hasil Riskesdas terdapat peningkatan prevalensi
pneumonia dari 1,6% (2013) menjadi 2% (2018).
 Rata-rata ada 1,26 juta kasus pneumonia balita setiap tahun dan
dirawat jalan di rumah sakit dalam 6 tahun terakhir. Diperlukan
biaya perawatan sebesar US$ 28,1 juta atau Rp 379,3 M.
 Imunisasi adalah salah satu upaya pengendalian pneumonia
pada balita selain ASI eksklusif, gizi seimbang, PHBS dan sanitasi
lingkungan.
 Bakteri penyebab utama Pneumonia adalah Pneumokokus, yang
Source: The United Nations Children's Fund (UNICEF). Comitting to Child Survival: A Progress
Renewed. Progress Report 2015. UNICEF. September 2015.
dapat dicegah dengan vaksin Pneumokokus.
http://www.unicef.org/publications/index_83078.html. Accessed January 22, 2016
LATAR BELAKANG INTRODUKSI
IMUNISASI PCV
PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI – 11 BULAN) PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)
DI INDONESIA TAHUN 2020 DI INDONESIA TAHUN 2020

Sumber: Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021. Laporan Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2021

 14,5% kematian pada bayi (<12 bulan) dan 5,05% kematian pada anak balita (12-59 bulan)
di Indonesia disebabkan oleh Pneumonia.
 Proporsi kematian akibat Pneumonia lebih besar pada bayi usia <12 bulan sehingga
harus diberikan perlindungan sedini mungkin sebelum bayi menderita Pneumonia.
TAHAPAN INTRODUKSI
IMUNISASI PCV

2017 2018 2019-2020 2021 2022

NTB  NTB  NTB  NTB


(Lombok Barat, NASIONAL
(Lombok Barat dan (seluruh kab/kota) (seluruh kab/kota)
Lombok Timur,
Lombok Timur) Lombok Tengah,  BANGKA  BANGKA
Lombok Utara, Kota BELITUNG BELITUNG
Mataram) (seluruh (seluruh kab/kota)
 BANGKA kab/kota)
 JAWA BARAT
BELITUNG (Bogor, Bandung,
(Kota Pangkal Pinang, Karawang, Bekasi, Kota
Bangka dan Bangka Bandung, Kota Bekasi)
Tengah)  JAWA TIMUR
(Ponorogo, Kediri,
Malang, Jember,
Sidoarjo, Gresik, Kota
Kediri, Kota Malang)
DAMPAK IMUNISASI PADA INSIDENS
PNEUMONIA DI LOMBOK BARAT
2016-2018
 Imunisasi PCV mulai 200

diberikan di Kab. 180

Lombok Barat pada 160

tahun 2017 dengan 140

cakupan yang cukup 120

tinggi 100

 Tahun 2018 terlihat 80

terjadinya 60

penurunan kasus 40

baru di Kab. Lombok 20

Barat pasca 0
pelaksanaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52

2016 2017 2018


introduksi PCV
MOH 2019, Unpublished data
REKOMENDASI
ITAGI
Sudah ada Rekomendasi ITAGI untuk pelaksanaan introduksi imunisasi PCV secara nasional

Berdasarkan monitoring dan evaluasi


pada demonstrasi program di Provinsi
NTB dan Bangka Belitung, cakupan telah
tercapai dengan baik, maka dapat
dipertimbangkan menjadi Program
Imunisasi Nasional.
DASAR PELAKSANAAN PERLUASAN TAHUN
2022
Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pemberian Imunisasi Pneumokokus Konyugasi

Surat Keputusan Menteri Kesehatan


Nomor: HK.01.07/MENKES/ 6780/
2021 tentang Pemberian Imunisasi
Pneumokokus Konyugasi;
sebagaimana diubah dalam:
Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor: HK.01.07/MENKES/ 779/
2022 tentang Perubahan atas
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor: HK.01.07/MENKES/ 6780/
2021 tentang Pemberian Imunisasi
Pneumokokus Konyugasi
DASAR PELAKSANAAN PERLUASAN TAHUN
2022
Surat Keputusan Direktur Jenderal P2P tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Imunisasi Pneumokokus

Surat Keputusan Direktur Jenderal P2P


Nomor: HK.01.07/ 2321/ 2022
tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Imunisasi
Pneumokokus (PCV)

Pengaturan tentang Teknis Operasional


Pelaksanaan Imunisasi Pneumokokus (PCV)
TARGET ANTIGEN BARU DALAM RENSTRA
KEMENKES
Imunisasi PCV masuk dalam indikator Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2022-2024
TARGET
INDKATOR DEFINISI OPERASIONAL
2022 2023 2024

Persentase bayi usia Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat
0-11 bulan yang imunisasi dasar antigen baru, meliputi imunisasi PCV
mendapat antigen 95% 95% 95%
dan imunisasi rotavirus sesuai dosis jenis vaksin yang

baru digunakan dalam kurun waktu satu tahun


WAKTU DAN SASARAN
INTRODUKSI
Waktu Pelaksanaan Mulai Juli 2022
RENCANA PERLUASAN
INTRODUKSI TAHUN 2022 Sasaran Bayi kelahiran mulai 1 Mei 2022

T
E
M
P Posyandu, Puskesmas, Puskesmas pembantu,
A Rumah Sakit pemerintah, Rumah Sakit swasta,
T klinik, praktik mandiri dokter, praktik mandiri
bidan, dan fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan
P lainnya yang memberikan layanan imunisasi
E
L
A
JADWAL PEMBERIAN
IMUNISASI PCV

Dosis Pertama Dosis Kedua Dosis Ketiga


(Lanjutan)
Bayi usia 2 bulan Bayi usia 3 bulan
Anak usia 12 bulan
JADWAL IMUNISASI SETELAH INTRODUKSI PCV
USIA ANAK JENIS IMUNISASI
<24 jam Hepatitis 0 (HB0)
1 bulan BCG, OPV1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, OPV 2, PCV 1
3 bulan DPT-HB-Hib 2, OPV 3, PCV 2
4 bulan DPT-HB-Hib 3, OPV 4 dan IPV
9 bulan Campak-Rubela
10 bulan JE*
12 bulan PCV 3
18 bulan Campak-Rubela, DPT-HB-Hib 4
Kelas 1 Campak-Rubela, DT
Kelas 2 Td
Kelas 5 Td, HPV**
Kelas 6 HPV**
*Untuk daerah endemis yang sudah melakukan introduksi imunisasi JE
**Untuk daerah yang sudah melakukan introduksi imunisasi HPV
KETENTUAN PEMBERIAN IMUNISASI
PCV PADA ANAK YANG
TERLAMBAT
 Jika anak belum mendapatkan imunisasi PCV pada usia 2 dan 3 bulan, maka imunisasi PCV masih
dapat diberikan 2 kali sampai usia 11 bulan dengan interval 4 minggu. Kemudian, imunisasi
lanjutan PCV dapat diberikan pada usia 12 bulan dengan memperhatikan interval minimal 8
minggu dari dosis kedua.

 Jika anak di atas usia 12 bulan belum pernah mendapat imunisasi PCV, maka anak tersebut masih
dapat diberikan dua dosis imunisasi PCV dengan interval minimal 8 minggu sebelum berusia 24
bulan.

 Jika anak belum mendapatkan imunisasi PCV lanjutan (dosis ke-3) pada usia 12 bulan, maka
imunisasi tersebut masih dapat diberikan sampai usia 24 bulan.
CONTOH KASUS PEMBERIAN
Status (Situasi)
IMUNISASI PCV Tindak Lanjut
Sesuai Jadwal
Dosis 1 : usia 2 bulan
Dosis 2 : usia 3 bulan
Dosis 3 : Usia 12 bulan (Imunisasi Lanjutan)

Anak Usia < 12 bulan


Dosis 1 : Sudah
Dosis 2 : Belum

Anak usia 12 - 24 bulan


Dosis 1 dan 2 : Sudah
Anak usia 12 - 24 bulan
Dosis 1 : Sudah
Dosis 2 :
Belum
Anak usia > 12 bulan
Dosis 1 : belum
Dosis 2 : belum
CONTOH KASUS PEMBERIAN
Status (Situasi)
IMUNISASI PCV Tindak Lanjut
Sesuai Jadwal Sesuai jadwal
Dosis 1 : usia 2 bulan Interval dosis 1 ke 2 : 4 minggu
Dosis 2 : usia 3 bulan Dosis 3 : 12 bulan
Dosis 3 : Usia 12 bulan (Imunisasi Lanjutan)

Anak Usia < 12 bulan


Dosis 1 : Sudah
Dosis 2 : Belum

Anak usia 12 - 24 bulan


Dosis 1 dan 2 : Sudah
Anak usia 12 - 24 bulan
Dosis 1 : Sudah
Dosis 2 :
Belum
Anak usia > 12 bulan
Dosis 1 : belum
Dosis 2 : belum
CONTOH KASUS PEMBERIAN
Status (Situasi)
IMUNISASI PCV Tindak Lanjut
Sesuai Jadwal Sesuai jadwal
Dosis 1 : usia 2 bulan Interval dosis 1 ke 2 : 4 minggu
Dosis 2 : usia 3 bulan Dosis 3 : 12 bulan
Dosis 3 : Usia 12 bulan (Imunisasi Lanjutan)

Anak Usia < 12 bulan  Diberikan dosis 2 dengan interval min. 4 minggu dari dosis 1
Dosis 1 : Sudah  imunisasi lanjutan PCV (dosis 3) pada usia 12 bulan dengan
Dosis 2 : Belum mempertimbangkan interval minimal 8 minggu dari dosis kedua

Anak usia 12 - 24 bulan


Dosis 1 dan 2 : Sudah
Anak usia 12 - 24 bulan
Dosis 1 : Sudah
Dosis 2 :
Belum
Anak usia > 12 bulan
Dosis 1 : belum
Dosis 2 : belum
CONTOH KASUS PEMBERIAN
Status (Situasi)
IMUNISASI PCV Tindak Lanjut
Sesuai Jadwal Sesuai jadwal
Dosis 1 : usia 2 bulan Interval dosis 1 ke 2 : 4 minggu
Dosis 2 : usia 3 bulan Dosis 3 : 12 bulan
Dosis 3 : Usia 12 bulan (Imunisasi Lanjutan)

Anak Usia < 12 bulan  Diberikan dosis 2 dengan interval min. 4 minggu dari dosis 1
Dosis 1 : Sudah  imunisasi lanjutan PCV (dosis 3) pada usia 12 bulan dengan
Dosis 2 : Belum mempertimbangkan interval minimal 8 minggu dari dosis kedua

Anak usia 12 - 24 bulan Imunisasi lanjutan (dosis 3) masih dapat berikan sampai usia 24 bulan
Dosis 1 dan 2 : Sudah
Anak usia 12 - 24 bulan
Dosis 1 : Sudah
Dosis 2 :
Belum
Anak usia > 12 bulan
Dosis 1 : belum
Dosis 2 : belum
CONTOH KASUS PEMBERIAN
Status (Situasi)
IMUNISASI PCV Tindak Lanjut
Sesuai Jadwal Sesuai jadwal
Dosis 1 : usia 2 bulan Interval dosis 1 ke 2 : 4 minggu
Dosis 2 : usia 3 bulan Dosis 3 : 12 bulan
Dosis 3 : Usia 12 bulan (Imunisasi Lanjutan)

Anak Usia < 12 bulan  Diberikan dosis 2 dengan interval min. 4 minggu dari dosis 1
Dosis 1 : Sudah  imunisasi lanjutan PCV (dosis 3) pada usia 12 bulan dengan
Dosis 2 : Belum mempertimbangkan interval minimal 8 minggu dari dosis kedua

Anak usia 12 - 24 bulan Imunisasi lanjutan (dosis 3) masih dapat berikan sampai usia 24 bulan
Dosis 1 dan 2 : Sudah
Anak usia 12 - 24 bulan  Diberikan dosis 2 dengan interval min. 4 minggu dari dosis 1
Dosis 1 : Sudah  imunisasi lanjutan PCV (dosis 3) diberikan dengan interval minimal 8
Dosis 2 : minggu dari dosis kedua
Belum
Anak usia > 12 bulan
Dosis 1 : belum
Dosis 2 : belum
CONTOH KASUS PEMBERIAN
Status (Situasi)
IMUNISASI PCV Tindak Lanjut
Sesuai Jadwal Sesuai jadwal
Dosis 1 : usia 2 bulan Interval dosis 1 ke 2 : 4 minggu
Dosis 2 : usia 3 bulan Dosis 3 : 12 bulan
Dosis 3 : Usia 12 bulan (Imunisasi Lanjutan)

Anak Usia < 12 bulan  Diberikan dosis 2 dengan interval min. 4 minggu dari dosis 1
Dosis 1 : Sudah  imunisasi lanjutan PCV (dosis 3) pada usia 12 bulan dengan
Dosis 2 : Belum mempertimbangkan interval minimal 8 minggu dari dosis kedua

Anak usia 12 - 24 bulan Imunisasi lanjutan (dosis 3) masih dapat berikan sampai usia 24 bulan
Dosis 1 dan 2 : Sudah
Anak usia 12 - 24 bulan  Diberikan dosis 2 dengan interval min. 4 minggu dari dosis 1
Dosis 1 : Sudah  imunisasi lanjutan PCV (dosis 3) diberikan dengan interval minimal 8
Dosis 2 : minggu dari dosis kedua
Belum
Anak usia > 12 bulan Imunisasi cukup 2 dosis
Dosis 1 : belum Dosis 1 dan dosis 2 dengan interval 8 minggu (dosis 1 ke dosis 2)
Dosis 2 : belum diberikan sebelum usia 24 bulan
IZIN EDAR VAKSIN PCV MULTIDOSE
Vaksin PCV dikemas dalam bentuk vial, dimana dalam
satu vial berisi 4 dosis. (1 BOX = 50 VIAL)

Sudah ada izin edar dari BPOM mengenai


penggunaan vaksin PCV dengan kemasan
multidose
SURVEILANS KEAMANAN VAKSIN PCV

TERMASUK DI 8 KAB KOTA DI JAWA TIMUR 2021 (ALHAMDULILLAH )


Kandungan Vaksin PCV13
No Isi Fungsi
1 Polisakarida untuk serotipe 1, 3, 4, 5, Zat aktif 13 serotipe
6A, 7F, 9V, 14,18C, 19A, 19 F dan 23 F,
serotipe 6B

2 Alumunium Fosfat  Adjuvan imunologi


3 Natrim klorida Penstabil vaksin
4 Asam Suksinat Stabilator
5 Polisorbat 80 Pengelmusi untuk menyatukan
bahan
6 2-fenoksietanol (vial multidose) Pengawet
7 Air untuk injeksi
KARAKTERISTIK
VAKSIN PCV
Vaksin PCV merupakan vaksin yang sensitif beku, harus disimpan pada suhu 2 – 8°C
1
dan terlindung dari cahaya matahari.

Vaksin PCV dapat bertahan (masih tetap poten) selama 36 bulan apabila disimpan
2
dalam lemari es pada suhu 2 – 8°C dan terlindung dari cahaya matahari.

3 Vaksin PCV dilengkapi dengan vaccine vial monitor (VVM)


Penggolongan berdasarkan sensitivitas terhadap suhu

Gol. vaksin yang akan Hepatitis B


rusak terhadap suhu Td

FS dingin <00C (beku) DPT-HB-Hib

DT
(Freeze Sensitive)
IPV
tidak tahan beku
PCV

Gol. vaksin yang


HS akan rusak terhadap
paparan panas yang
BCG

POLIOORAL
(Heat Sensitive) berlebih (>340C) CAMPAK RUBELLA
tidak tahan panas

Epi cold chain


KARAKTERISTIK
VAKSIN PCV
4 Vaksin PCV dikemas dalam bentuk vial, dimana dalam satu vial berisi 4 dosis

Pada pelayanan statis atau pelayanan gedung,


vaksin PCV yang di dalam telah dibuka
•sampai 28 hari dengan
dapat syarat
digunakan
memenuhi kriteriakembali
Multi-
Dose Vial Policy (MDVP) yaitu:
1. Vaksin tersimpan dalam suhu 2-8 ˚C
2. VVM masih A atau B
3. Tertulis tanggal vaksin dibuka pada vial vaksin
4. Tidak melewati masa kadaluarsa
5. Vial vaksin tidak terendam air atau beku
6. Semua dosis diambil secara aseptis
RANTAI DINGIN VAKSIN

 Vaksin PCV adalah vaksin sensitif beku, sehingga harus disimpan dan
ditransportasikan pada suhu 2-8⁰C dari produsen sampai diberikan pada
sasaran

 Setiap vial disimpan berdasarkan nomor batch

URUTAN PENGELUARAN VAKSIN

1. Perhatikan VVM : PRIORITAS B DULU, A DAN B BISA DIPAKAI .


C DAN D TDK BISA DIPERGUNAKAN.
RANTAI DINGIN VAKSIN

2. Perhatikan tanggal kadaluarsa vaksin. Jangan gunakan vaksin yang


sudah kadaluarsa. Terapkan prinsip vaksin dengan waktu kadaluarsa
lebih cepat, maka digunakan terlebih dahulu (Early-Expiry-First-Out/
EEFO). TANGGAL KADALUARSA BERLAKU SAMPAI TANGGAL TERAKHIR
BULAN KADALUARSA.

3. Perhatikan tanggal PENERIMAAN. Terapkan prinsip dipergunakan vaksin


yang diterima terlebih dahulu . First In First Out / FIFO
KETENTUAN VAKSIN YANG BELUM DIGUNAKAN

 Vaksin yang belum dibuka harus dikembalikan ke Puskesmas untuk disimpan dalam
vaccine refrigerator pada suhu 2-8⁰C

 Vaksin diberi tanda “K” dan didahulukan penggunaannya pada pelayanan


berikutnya
CARA PEMBERIAN VAKSIN
PCV

Vaksin PCV
diberikan secara
intramuskular,
dengan dosis 0,5 ml
di paha kiri atas
bagian luar
LANGKAH PENYUNTIKAN VAKSIN PCV PADA MASA
ADAPTASI KEBIASAAN BARU
1. Pelaksanaan pelayanan imunisasi PCV dilaksanakan dengan menerapkan
protokol kesehatan sesuai Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa
Pandemi COVID-19
2. Lakukan skrining kesehatan sebelum memberikan imunisasi PCV kepada
sasaran.
3. Vaksin PCV diberikan secara intramuskular, dengan dosis 0,5 ml di paha kiri
atas bagian luar. Bisa dipertimbangkan untuk PCV 3 di lengan karena anak
sdh bisa berjalan
4. Untuk mencegah terjadinya abses dingin, vaksin dalam vial yang belum
dibuka agar dihangatkan dengan cara menggenggamnya.
LANGKAH PENYUNTIKAN VAKSIN PCV PADA MASA
ADAPTASI KEBIASAAN BARU
5. Ambil vaksin dan pastikan tidak ada gelembung udara dalam ADS.
6. Bersihkan kulit tempat pemberian suntikan dengan kapas kering sekali pakai
atau kapas yang dibasahi dengan air matang, tunggu hingga kering. Apabila
paha bayi dan anak tampak kotor diminta untuk dibersihkan terlebih dahulu.
7. Pegang lokasi suntikan dengan ibu jari dan telunjuk.
8. Tusukan jarum secara tegak lurus terhadap permukaan kulit dan pastikan
jarum tidak masuk pembuluh darah (tidak ada darah dalam spuit). Jika
terdapat darah yang masuk ke dalam spuit, segera cabut dan ganti dengan
spuit baru.
9. Suntikan vaksin secara pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit.
LANGKAH PENYUNTIKAN VAKSIN PCV PADA MASA
ADAPTASI KEBIASAAN BARU
10. Setelah disuntikkan, jarum ditarik keluar, ambil kapas kering baru, kemudian tekan pada
bekas suntikan. Jika ada pendarahan, kapas tetap ditekan pada lokasi suntikan hingga
darah berhenti. Jangan memijat-mijat daerah bekas suntikan.
11. Buang jarum suntik habis pakai ke dalam safety box tanpa menutup kembali jarum (no
recapping). Safety box harus ditutup apabila sudah ¾ penuh dan simpan di tempat yang
aman dan jauh dari jangkauan anak-anak.
12. Catat status pada buku KIA dan buku kohort/register
13. Pengantar dan orang tua diminta untuk tidak meninggalkan tempat imunisasi 30 menit
setelah penyuntikan untuk memantau reaksi anafilaksis dan sampaikan ke orang tua jika
di rumah timbul gejala/ tanda yang tidak biasa segera lapor ke Puskesmas.
14. Ingatkan orang tua jadwal imunisasi berikutnya.
FORM SKRINING SEBELUM IMUNISASI

Keterangan:
 Jika terdapat jawaban ya pada nomor
1-5, maka imunisasi ditunda sampai
anak dinyatakan sehat kembali oleh
dokter
 Jika terdapat jawaban ya pada nomor
6-9, maka sebaiknya anak
dikonsultasikan kepada dokter ahli
dan pemberian imunisasi dilakukan
oleh dokter ahli
 Jika terdapat jawaban ya pada nomor
9-10, maka imunisasi pada anak
ditunda dan dapat diberikan kembali
sesuai dengan kriteria pada bab III.
PELAKSANAAN IMUNISASI RUTIN PADA MASA
PANDEMI COVID-19

Prinsip dasar:
Pada masa pandemi COVID-19, imunisasi tetap harus diberikan
sesuai jadwal untuk melindungi anak dari PD3I.

Rekomendasi Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI):


Imunisasi harus tetap diupayakan lengkap sesuai jadwal. Penundaan
imunisasi akan memperbesar risiko KLB PD3I

Strategi pemberian imunisasi harus mempertimbangkan situasi epidemiologi


COVID-19, kebijakan pemerintah daerah, serta situasi epidemiologi PD3I.
Pelayanan imunisasi dilakukan dengan menerapkan prinsip
pencegahan dan pengendalian infeksi serta prinsip menjaga
jarak aman 1-2 meter (physical distancing), sehingga
pelaksanaan imunisasi tetap AMAN untuk petugas
kesehatan dan sasaran.

Pemberian imunisasi ganda menjadi upaya yang efektif dan


efisien untuk optimalisasi pelayanan imunisasi pada masa
pandemi COVID-19.
Berdasarkan penilaian dan pemetaan risiko, rekomendasi pilihan
tempat untuk pelayanan imunisasi dapat berupa:

Pelayanan Imunisasi di Posyandu


/ Pos Imunisasi
Bila imunisasi harus tertunda karena situasi
pandemi

• Orang tua/wali
• Simpan catatan imunisasi/buku KIA/buku raport
kesehatanku
• Ketika situasi telah terkendali/memungkinkan, segera bawa
• anak Anda untuk dilengkapi status imunisasinya
• JANGAN MENUNDA
Anak sakit, seperti demam, batuk, pilek, atau diare, dsb. Imunisasi dapat
1
diberikan kembali setelah anak dipastikan dalam keadaan sehat

Jika anak sedang meminum obat dalam jangka waktu yang panjang; atau
2 menderita kanker/gangguan ginjal/ gangguan jantung/ penyakit gula; atau ada
riwayat kejang maka sebaiknya anak dikonsultasikan kepada dokter ahli
terlebih dahulu

Bagi anak yang kontak erat dengan pasien terkonfirmasi COVID-19, imunisasi
3 ditunda 14 hari
SUNTIKAN GANDA
MULTIPEL INJECTION
KMK. No. HK.01.07/MENKES/4632/2021

Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Rutin Pada Masa


Pandemi COVID
Hal 58 - 59
Gambaran Umum
• Pemberian suntikan ganda adalah
pemberian dua atau lebih suntikan dalam
satu kali kunjungan vaksinasi.

• Pemberian suntikan ganda dilakukan pada


lokasi yang berbeda

Memberikan beberapa suntikan dalam satu kunjungan


vaksinasi, AMAN!
Jumlah suntikan vaksinasi yang direkomendasikan pada satu kali kunjungan untuk anak usia 0-2
tahun di berbagai negara
Global AFR AMR EMR (Eastern EUR SEAR WPR (Western
(Africas) (Americas) Mediterranean) (Europe) (South-east Asia) Pasific)
Jumlah negara yang
datanya tersedia 194 47 35 21 53 11 27
#Pemberian 2 suntikan 159 35 27 20 42 8 26
#Pemberian 3 suntikan 47 1 13 7 17 1 9
#Pemberian 4 suntikan 16 0 6 3 4 0 3
#Pemberian 5 suntikan 5 0 0 0 5 0 0

% Pemberian 2
82% 74% 77% 95% 79% 73% 96%
suntikan
% Pemberian 3 suntikan 24% 2% 37% 33% 32% 9% 33%
% Pemberian 4 suntikan 8% 0% 17% 14% 8% 0% 11%
% Pemberian 5 suntikan 3% 0% 0% 0% 9% 0% 0%

Sumber :
- Summary of evidence on the administration of multiple injectable vaccines in infants during a single visit: safety, immunogenicity, and vaccine administration practices. Prepared for the April 2015 SAGE Meeting.
- WHO/UNICEF joint reporting form process:national immunization schedules,2014. http://apps.who.int/immunization_monitoring/globalsummary/schedules#.
Reaksi sistemik pasca imunisasi*
PCV PCV + PCV + PCV PCV + PCV +
Demam N=403 Pentabio Pentabio + Iritabel N=403 Pentabio Pentabio +
N=101 OPV, N=544 N=101 OPV, N=544
n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%)

Total 36 (8.9) 10 (9.9) 55 (10.1) Total 217 (53.8) 59 (58.4) 379 (69.7)

Ringan 15 (3.7) 9 (8.9) 31 (5.7) Ringan 152 (37.7) 40 (39.6) 275 (50.6)

Sedang 16 (4.0) 1 (1.0) 22 (4.0) Sedang 58 (14.4) 16 (15.8) 99 (18.2)

Berat 5 (1.2) 0 (0) 2 (0.4) Berat 7 (1.7) 3 (3.0) 5 (0.9)

Ket: *selama 3 hari pasca imunisasi


Reaksi lokal pasca imunisasi*
PCV PCV + PCV + PCV PCV + PCV +
Nyeri N=403 Pentabio Pentabio + Bengka N=403 Pentabio Pentabio +
N=101 OPV, N=544 k N=101 OPV, N=544
n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%)

Total 223 (55.3) 43 (42.6) 322 (59.2) Total 150 (37.2) 35 (34.7) 184 (33.8)

Ringan 83 (20.6) 14 (13.9) 103 (18.9) Ringan 107 (26.6) 24 (23.8) 146 (26.8)

Sedang 60 (14.9) 13 (12.9) 80 (14.7) Sedang 33 (8.2) 11 (10.9) 29 (5.3)

Berat 80 (19.9) 16 (15.8) 139 (25.6) Berat 10 (2.5) 0 (0) 9 (1.7)


Ket: *selama 3 hari pasca imunisasi
Pemberian suntikan ganda di Indonesia
2007
• Introduksi IPV di Yogyakarta (Switch bOPV  IPV).
Sejak tahun 2007, Provinsi Yogyakarta tidak lagi
menggunakan Vaksin bOPV. Pada usia 2,3,dan 4
bulan anak-anak di Provinsi Yogyakarta
mendapatkan Vaksin DPT dan IPV.

2013
• Introduksi vaksin booster pentavalen yang
diberikan pada anak usia 18 bulan, bersamaan
dengan MCV2

2016
• Introduksi IPV sebagai program Imunisasi nasional
yang diberikan pada bayi usia 4 bulan, bersamaan
dengan pentavalen
Isu kekhawatiran tenaga kesehatan dan orang tua/pengasuh
Terhadap penyuntikan ganda
Rasa sakit yang Reaksi simpang yang
Efektivitas vaksin mungkin terjadi
dialami anak

“Apakah anak “Apakah vaksin “Apakah reaksi


akan merasa lebih yang diberikan simpang yang
sakit saat disuntik bersamaan akan timbul akan
dan merasa tidak sama efektifnya semakin besar jika
nyaman? dengan jika anak menerima
diberikan terpisah? suntikan ganda?
Pentingnya pemberian suntikan ganda

Meningkatkan efisiensi
Melindungi anak Menguntungkan bagi
program imunisasi
orang tua/pengasuh
• Memberi anak dua atau lebih
• Memberi anak dua atau lebih vaksinasi selama kunjungan yang
• Jika penyuntikan ganda tidak
vaksinasi dalam satu kunjungan dilakukan, berarti orang sama lebih efisien bagi penyedia
dapat memberikan perlindungan tua/pengasuh harus layanan kesehatan.
selama bulan-bulan awal menjadwalkan kunjungan
kehidupan yang paling rentan. • Penyedia layanan kesehatan
tambahan.
dapat lebih efisien menyediakan
• Menunda pemberian Imunisasi dan memberikan layanan
• Penyuntikan ganda
kesehatan lainnya dengan
dapat menyebabkan anak rentan memungkinkan orang mengurangi waktu yang mereka
terhadap paparan penyakit. tua/pengasuh untuk perlukan untuk menyediakan
mengurangi jumlah kunjungan vaksinasi.
BERIKAN JAMINAN
Dukungan petugas kesehatan yang kuat terhadap

Peran tenaga suntikan ganda sangat penting untuk meningkatkan


penerimaan orang tua/pengasuh. Petugas kesehatan
juga harus mendorong dan mempromosikan pentingnya
kesehatan imunisasi secara umum.

B E R I K A N TA N G G A PA N YA N G J E L A S
• Tenaga kesehatan memegang peranan penting T E R H A D A P P E R TA N YA A N O R A N G T U A ATA U
dalam penerimaan orang tua terhadap PENGASUH
Petugas atau penyedia layanan kesehatan harus mampu
penyuntikan ganda
menjawab pertanyaan dan kekhawatiran yang terkait
dengan keamanan dan pentingnya suntikan ganda,
• Orang tua/pengasuh mungkin tidak mengerti
efektivitas vaksin, dan rasa sakit atau ketidaknyamanan
mengapa anak mereka membutuhkan banyak
anak.
suntikan pada kunjungan yang sama. Petugas
kesehatan perlu menjelaskan keuntungan
AMBIL LANGKAH-LANGKAH UNTUK
suntikan ganda, mendengarkan kekhawatiran MEMINIMALISIR RASA SAKIT
pengasuh, dan memberikan jaminan.
Petugas kesehatan harus mengambil langkah-
langkah yang tepat untuk mengurangi rasa sakit
selama imunisasi..
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa sakit

1. Minta anak duduk saat menerima suntikan atau minta Posisi Anak Saat Imunisasi
orang tua/pengasuh menggendong bayi selama
vaksinasi untuk memberikan rasa nyaman.
2. Mengelus kulit atau memberikan tekanan di dekat
tempat suntikan sebelum dan selama injeksi.
3. Menyuntikkan vaksin yang paling tidak menyakitkan
terlebih dahulu ketika dua vaksin diberikan berurutan
(Misal,pada usia 4 bulan, urutan pemberian vaksin Posisi dipangku Posisi tidur/telentang
adalah OPV-IPV-DPT), (2 bln OPV-DPT-PCV)
4. Melakukan injeksi intramuskular cepat tanpa aspirasi.
5. Susui bayi selama dan setelah vaksinasi atau berikan
beberapa rasa manis minuman, dan
6. Gunakan teknik mengalihkan perhatian (mainan, buku,
video,distraksi verbal, dll)

Posis mengangkang (anak usia


Posis Tegak >12 bulan)
Gunakan suntikan steril

Hal-hal yang dapat


dilakukan untuk Gunakan prosedur pemberian vaksin yang benar: periksa
tanggal kadaluarsa pada vial, simpan vaksin pada suhu yang
mengurangi tepat, dan jangan dibekukan.

reaksi lokal pasca suntikan


Gunakan teknik injeksi yang benar, pastikan bahwa dua
suntikan dilakukan di lokasi berbeda,

Jangan memijat atau menggosok kulit setelah pemberian vaksin.


Ringkasan persiapan sebelum memberikan suntikan
ganda
• Akui kekhawatiran orang tua/pengasuh terkait penyuntikan ganda.
Apa yang harus •

Berikan jaminan untuk manajemen nyeri saat penyuntikan.
Tekankan pada pentingnya suntikan ganda (suntikan ganda dapat memberikan
dikatakan perlindungan pada anak sedini mungkin dan dapat mengurangi jumlah
kunjungan vaksinasi)

• Terapkan satu atau lebih teknik manajemen nyeri, jika tersedia dan sesuai.
Apa yang harus • Berikan vaksin oral pertama dan vaksin suntik yang paling menyakitkan
terakhir.
dilakukan • Posisikan anak sedemikian rupa sehingga lokasi untuk beberapa suntikan
dapat diakses.
• Berikan suntikan di lokasi berbeda..

• Persiapan yang baik harus dilakukan agar tenaga kesehatan tenang dan
Apa yang harus •
percaya diri.
Ketahui vaksin apa yang anda berikan.
disiapkan • Siapkan semua kebutuhan dan minta bantuan dari rekan kerja dalam
menyiapkan vaksin, jika tersedia
Apa yang harus dilakukan jika ketakutan akan rasa sakit menyebabkan
keraguan untuk pemberian vaksinasi

Sabar. Biarkan orang tua/pengasuh menyuarakan rasa takut


dan kekhawatiran mereka. Akui perasaan mereka.
Tindak lanjuti dengan penuh kepedulian mengenai apa
yang mendasari kekhawatiran mereka.

Jangan memaksa atau merespon secara argumentatif


Lakukan percakapan yang memungkinkan anda
membantu dalam mengeksplorasi motivasi mereka
sendiri dan bagaimana anda dapat membantu.
Yakinkan dan berikan pilihan untuk mengelola rasa sakit saat
pemberian imunisasi.
Pertanyaan-pertanyaan seputar pemberian
suntikan ganda
Mengapa anak saya perlu diberi 2 atau lebih suntikan secara
bersamaan?
Memberi anak beberapa vaksinasi selama kunjungan yang sama
memungkinkan anak untuk diimunisasi lengkap sesegera
mungkin dan memberi perlindungan selama bulan-bulan awal
kehidupan anak yang rentan. Selain itu, memberikan beberapa
vaksinasi sekaligus berarti lebih sedikit kunjungan vaksinasi untuk
orang tua dan pengasuh.
Apakah anak tidak merasa sakit jika diberikan beberapa suntikan
sekaligus?
Menunda penyuntikan ganda justru akan membuat anak
mengalami rasa sakit pada banyak kunjungan. Lebih baik bagi anak
untuk mengalami satu saat rasa sakit yang singkat daripada rasa
sakit pada hari- hari yang berbeda.
Pertanyaan-pertanyaan seputar pemberian
suntikan ganda
Bukankah pemberian vaksin akan lebih aman jika dilakukan terpisah, bukan diberikan secara bersamaan
sekaligus?
Tidak, lebih aman bagi anak untuk menerima semua vaksinasinya sekaligus. Menunda vaksinasi justru membuat
anak tidak terlindungi dari penyakit untuk waktu yang lebih lama. Vaksin yang diberikan secara bersamaan sama
efektifnya dengan vaksin yang diberikan secara terpisah

Apakah reaksi simpang akan meningkat jika anak diberikan suntikan ganda?

Pada banyak kasus, pemberian suntikan ganda tidak menambah insiden reaksi simpang yang terjadi.

Apakah pemberian banyak vaksin sekaligus tidak akan membuat kekebalan anak kewalahan?

Anak-anak terpapar banyak bakteri dan virus setiap hari melalui makan dan bermain. Vaksin tidak
menambah beban yang signifikan pada sistem kekebalan tubuh.
Reaksi simpang yang mungkin terjadi dan tata laksana
Reaksi Lokal Reaksi Sistemik
Vaksin Rewel, malaise,dan gejala
Nyeri, bengkak, merah Demam > 38 oC
sistemik lainnya
BCG 90-95 %  _ _

Dewasa ~15 % _
Hepatitis B Anak-anak ~ 5 % 1-6 %

Hib 5-15 % 2-10 % -


Campak/MR/MMR ~10 % 5-15 % 5 % (Ruam)
OPV Tidak ada  < 1 % <1%
Pertusis (DTwP) ~ 50 % ~ 50 % ~ 55 %
PCV ~ 20 % ~ 20 % ~ 20 %
Tetanus/DT/aTd ~ 10 % ~ 10 % ~ 25 %
Tata laksana
- Kompres dingin - Minum banyak - Minum banyak
- Parasetamol - Parasetamol - Parasetamol

Sumber : https://in.vaccine-safety-training.org/vaccine-reactions.html
Tabel pemberian suntikan ganda
No. Jenis vaksin Waktu Sasaran Lokasi Vaksin 1 Lokasi Vaksin 2
1 Vaksin 1 DPT-HB-HIB Sesuai jadwal imunisasi atau Anak usia <18 bulan Paha kanan Paha kiri
Vaksin 2 IPV apabila terlewat dari jadwal
imunisasi yang seharusnya Anak usia >18 bulan Lengan kanan atas Lengan kiri atas

2 Vaksin 1 DPT-HB-HIB Jika ada salah satu atau lebih Anak usia <18 bulan Paha kanan Paha kiri
Vaksin 2 MR vaksin yang terlewat dari
jadwal imunisasi yang Anak usia >18 bulan Lengan kanan atas Lengan kiri atas
seharusnya

3 Vaksin 1 IPV Jika ada salah satu atau lebih Anak usia <18 bulan Paha kanan Paha kiri
Vaksin 2 MR vaksin yang terlewat dari
jadwal imunisasi yang Anak usia >18 bulan Lengan kanan atas Lengan kiri atas
seharusnya

4 Vaksin 1 DPT-HB-HIB Jika ada salah satu atau lebih Anak usia <18 bulan Paha kanan Paha kiri
Vaksin 2 PCV vaksin yang terlewat dari
jadwal imunisasi yang Anak usia >18 bulan Lengan kanan atas Lengan kiri atas
seharusnya

Sumber : KMK RI No.HK 01.07/Menkes/4632/2021 Tentang Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Rutin Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
Tabel pemberian suntikan ganda (2)
No. Jenis vaksin Waktu Sasaran Lokasi Vaksin 1 Lokasi Vaksin 2
5 Vaksin 1 IPV Jika ada salah satu atau lebih Anak usia <18 bulan Paha kiri Paha kanan
Vaksin 2 PCV vaksin yang terlewat dari
jadwal imunisasi yang Anak usia >18 bulan Lengan kiri atas Lengan kanan atas
seharusnya

6 Vaksin 1 MR Jika ada salah satu atau lebih Anak usia <18 bulan Paha kanan Paha kiri
Vaksin 2 PCV vaksin yang terlewat dari
jadwal imunisasi yang Anak usia >18 bulan Lengan kanan atas Lengan kiri atas
seharusnya

7 Vaksin 1 MR Jika ada salah satu atau lebih Anak usia <18 bulan : Anak usia 9-12
Vaksin 2 JE vaksin yang terlewat dari paha kiri bulan : paha kanan
jadwal imunisasi yang
seharusnya Anak usia >18 bulan : Anak usia >12
lengan kiri atas bulan: lengan
kanan atas

8 Vaksin 1 IPV Jika ada salah satu atau lebih Anak usia <18 bulan : Anak usia 9-12
Vaksin 2 JE vaksin yang terlewat dari paha kiri bulan : paha kanan
jadwal imunisasi yang
seharusnya Anak usia >18 bulan : Anak usia >12
lengan kiri atas bulan: lengan
kanan atas

Sumber : KMK RI No.HK 01.07/Menkes/4632/2021 Tentang Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Rutin Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
CARA PEMBERIAN IMUNISASI GANDA

Pemberian suntikan ganda dalam satu kali kunjungan imunisasi aman dilakukan. Banyak negara
telah berhasil memperkenalkan beberapa suntikan vaksin ke dalam jadwal imunisasi rutin.

Memberikan beberapa suntikan sekaligus lebih baik dilakukan karena anak-anak dapat
terlindungi dari penyakit berbahaya sedini mungkin, memungkinkan untuk mengurangi jumlah
kunjungan bagi orang tua/pengasuh, dan program Imunisasi dapat berjalan lebih efisien.

Kekhawatiran orang tua tentang suntikan ganda dapat diatasi dengan memberikan
jaminan, komunikasi yang jelas, dan teknik pengurangan rasa sakit.

Petugas kesehatan perlu mendengarkan, mendorong, dan berkomunikasi secara efektif


dengan orang tua/pengasuh untuk memastikan bahwa mereka menerima vaksinasi dan akan
kembali untuk vaksinasi di jadwal berikutnya.
KESIMPUL
AN
 Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada bayi dan balita,
dimana 70% penyebabnya dapat dicegah dengan imunisasi, yaitu 20%
karena Haemophilues Influenza tipe b (Dapat dicegah dengan vaksin Hib)
dan 50% karena Streptococcus pneumoniae (Dapat dicegah dengan vaksin
PCV).
 Imunisasi PCV sudah ditetapkan sebagai imunisasi rutin yang
akan diimplementasikan di seluruh Indonesia MULAI JULI 2022 dengan
mempertimbangkan ketersediaan vaksin di wilayah masing2
 Vaksin PCV yang akan digunakan sudah memiliki izin edar BPOM.
 Limbah dari pelaksanaan imunisasi PCV harus dikelola dengan baik.
KESIMPULAN
 Vaksin PCV merupakan vaksin sensitif beku yang harus disimpan dan didistribusikan
pada suhu 2-8⁰C.
 Vaksin PCV diberikan secara intramuskular, dengan dosis 0,5 ml di paha kiri atas
bagian luar DAN Di Lengan (PCV 3)
 Pelaksanaan pelayanan imunisasi PCV dilaksanakan dengan menerapkan protokol
kesehatan sesuai Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi COVID-19.
 Vaksin PCV akan diberikan bersamaan dengan vaksin DPT-HB-Hib dan vaksin polio oral
(OPV) pada usia 2 dan 3 bulan, artinya ada pemberian imunisasi ganda pada usia
tersebut. Pemberian imunisasi ganda terbukti aman, efektif dan tidak meningkatkan
risiko KIPI pada anak.
 VAKSIN PCV AMAN, MAHAL DI UPS, DISUBSIDI PEMERINTAH PADA DAERAH2
PRIORITAS ...SELLING POINT
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai