Anda di halaman 1dari 13

SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK

DAN EKONOMI INDONESIA MASA


DEMOKRASI TERPIMPIN
Sejarah Indonesia
XII MIPA
SMA N 1 Sokaraja
DEMOKRASI TERPIMPIN
Demokrasi terpimpin merupakan sebuah sistem dalam pemerintahan
yang pusat pemerintahan dan pengambilan keputusannya dijalankan oleh
pemimpin pemerintah (penguasa tunggal)

Ciri – Ciri :
1. Terjadi Sentralisasi pada Pemerintah Pusat
2. Pelanggaran atas Hak Asasi Manusia = kekebasan pers yang sangat
dibatasi, sementara peran dari militer sangatlah besar, banyak perlakuan
semana-mena terhadap masyarakat. Sehingga, jika ada rakyat yang
dianggap menentang otoritas pemerintah, maka mereka akan
mendapatkan perlakukan tidak adil
3. Kekuasaan Mutlak Presiden
4. Berkembangnya Paham Komunis
Kehidupan sosial politik Indonesia pada masa Demokrasi
Liberal belum mencapai kestabilan nasional
Hal ini disebabkan :
1. Parpol saling bersaing dan saling menjatuhkan serta lebih mengutamakan
kepentingan kelompok
2. Kabinet silih berganti membuat program kerja kabinet tidak dapat
dijalankan
3. Dewan Konstituante tidak berhasil menyelesaikan tugasnya menyusun
UUD baru bagi Republik Indonesia
4. Menyederhanakan parpol menjadi kabinet berkaki empat

Demokrasi Terpimpin (Februari 1957) merupakan suatu gagasan pembaruan


kehidupan politik, kehidupan sosial dan kehidupan ekonomi dikenal dengan
Konsepsi Presiden 1957
Pokok-pokok pemikiran yang terkandung dalam
konsepsi Presiden 1957 :
1. Pembaruan struktur politik harus diberlakukan sistem
demokrasi terpimpin yang didukung oleh kekuatan-kekuatan
yang mencerminkan aspirasi masyarakat secara seimbang
2. Pembentukan kabinet gotong royong berdasarkan imbangan
kekuatan masyarakat yang terdiri atas wakil partai-partai
politik dan kekuatan golongan politik baru yang diberi nama
oleh Presiden Soekarno golongan fungsional atau golongan
karya
Upaya Presiden Soekarno menuju Demokrasi
Terpimpin :
1. Pembentukan Dewan Nasional 6 Mei 1957, tugasnya untuk
diberlakukannya kembali UUD 1945
2. Keputusan 19 Februari 1959 tentang pelaksanaan Demokrasi Terpimpin
dalam rangka kembali ke UUD 1945 yang isinya harus kembali kepada
jiwa revolusi dan mendengarkan amanat penderitaan rakyat
3. Dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang isinya :
a. Menetapkan pembubaran Konstituante.
b. Menetapkan UUD 1945 berlaku bagi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, terhitung mulai tanggal penetapan
Dekret dan tidak berlakunya lagi UUD Sementara (UUDS).
c. Pembentukan MPRS, yang terdiri atas anggota DPR ditambah dengan
utusan-utusan dan golongan, serta pembentukan Dewan Pertimbangan
Agung Sementara (DPAS)
6 Upaya pemerintah setelah dikeluarkannya
dekrit presiden 5 Juli 1959 :
 Dibentuknya kabinet kerja 10 juli 1959 dikenal dengan kabinet
non partai tetapi melibatkan kepala staf angkatan. Soekarno
sebagai perdana menteri, dan Djuanda menjadi menteri pertama
dengan dua orang wakil yaitu dr. Leimena dan dr. Subandrio
 Pembentukan Dewan Per- timbangan Agung Sementara (DPAS)
diketuai oleh Presiden Soekarno, dengan Roeslan Abdulgani
sebagai wakil ketuanya. DPAS bertugas menjawab pertanyaan
presiden dan berhak mengajukan usul kepada pemerintah
 Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara (MPRS) dengan Chairul Saleh sebagai
ketuanya dan dibantu beberapa wakil ketua. Anggota
MPRS pemilihannya melalui penunjukan dan
pengangkatan oleh presiden bukan hasil pemilu
 Tanggal 5 Maret 1960 mendirikan DPR Gotong
Royong (DPR – GR), memiliki 3 tugas dan
kedudukannya sebagai pembantu presiden dan
memberikan sumbangan tenaga kepada presiden
untuk melaksanakan segala sesuatu yang ditetapkan
oleh MPRS
 Membentuk lembaga negara baru (Front Nasional),
yaitu suatu organisasi masa yang memperjuangkan
cita – cita UUD 1945
 Melakukan regrouping kabinet tentang
pengorganisasian lembaga – lembaga tertinggi negara
dengan eksekutif
 Membentuk Musyawarah Pembantu Pimpinan
Revolusi (MPPR) sebagai badan pembantu pemimpin
Besar Revolusi dalam mengambil kebijakan khusus
dan darurat untuk menyelesaikan revolusi
Peta Kekuatan Politik Nasional

Presiden PKI TNI - AD


Soekarno
Keterlibatan TNI - AD Sejak Kabinet Djuanda diberlakukan
S.O.B kemudian pemberontakan PRRI
dan Permesta tahun !958, dan memiliki
peranan penting dalam bidang politik

Menguatnya pengaruh TNI AD membuat Presiden Soekarno


berusaha menekan pengaruh TNI AD dengan 2 taktik : berusaha
mendapat dukungan partai – partai politik yang berpusat di Jawa
(PKI) dan merangkul angkatan – angkatan bersenjata lainnya (TNI
AU)
Keterlibatan PKI Partai yang bangkit kembali tahun 1952
dan muncul sebagai kekuatan baru pada
Pemilu 1955 kemudian diperkuat dengan
Petapan Presiden No. 7/1959 (mendapat
tempat dalam konstelasi politik baru)

Upaya PKI untuk mendapatkan citra positif Presiden Soekarno :


1. Strategi menempel dengan memperoleh citra sebagai
Pancasialis dan pendukung kebijakan – kebijakan Presiden
Soekarno
2. Menjalankan Manipol secara konsisten dan mengeluarkan
slogan “siapa setuju nasakom harus setuju pancasila”
Dampaknya :

PKI mendapat kompensasi kedudukan dari Soekarno dengan


menempati MPRS, DPR – GR, DPA dan Pengurus Besar Front
Nasional serta dalam Musyawarah Pembantu Pimpinan Revolusi
(MPPR)

Kondisi mendorong pimpinan TNI – AD berusaha untuk


mengimbangi dengan mengajukan calon – calon lain menjadi
pengontrol PKI
Merasa Kedudukannya semakin kuat PKI mulai melakukan
berbagai pergerakan :
1. Dimulai dari aksi corat – coret, pidato – pidato dan petisi
– petisi yang menyerukan pembentukan kabinet Nasakom
2. Menuntut penggantian pembantu – pembantu Presiden
yang tidak mampu merealisasikan Tri Program
Pemerintah
3. Mendesak agar segera terbentuk Kabinet Gotong Royong
yang berporoskan Nasakom
4. Mematahkan pembinaan teritorial yang sudah dilakukan
TNI AD

Anda mungkin juga menyukai