MODUL “I”

PENGETAHUAN DASAR
LIFT DAN ESCALATOR
IR. FIRMANSYAH PUTRA

1
 Daftar Isi.
1. Sejarah dan perkembangan lift dan eskalator.
2. Jenis dan Sistem Penggrak.
3. Jenis Penggunaanya.
4. Komponen Utama lift dan eskalator dan peralatan
pengaman pada lift dan eskalator.
5. Sistem kontrol dan perkembangannya.
6. Umur pemakaian dan kwalitas perawatan.
7. Penemuan penemuan baru dibidang lif dan eskalator.
8. Tata cara pengoperasian lift dan eskalator yang benar.
9. Kesimpulan.

2
 Sejarah dan perkembangan lift dan
eskalator.

A. Adanya kebutuhan
akan alat transportasi
vertikal.

B. Lif dan eskalator

merupakan (salah
satu) “alat trans
portasi vertikal”

3
 Sejarah dan perkembangan lift dan
eskalator.
Lif dan eskalator
pada awal per
kembangannya.

4
 Sejarah dan perkembangan lift dan
eskalator.
Lif dan eskalator
pada awal per
kembangannya.

5
 Sejarah dan perkembangan lift dan
eskalator.
Lif dan eskalator
pada masa kini.

6
 Sejarah dan perkembangan lift dan
eskalator.
Lif dan eskalator
pada masa kini.

7
 Jenis dan Sistem Penggrak.
Lift/Elevator, adalah :
alat transportasi vertikal antar
beberapa lantai dengan
kapasitas terbatas.
Perbedaan pokok
lif dan eskalator
Eskalator, adalah :
alat transportasi vertikal,
massal antar lantai.

8
 Jenis dan Sistem Penggrak.
Direct
Hydraulic 30 – 45 mpm

elevator Indirect
30 – 45 mpm
Drum type
10 – 15 mpm
Elevator Geared
10 -180 mpm
Slip type
Traction 30 – 180 mpm

elevator
Vertical
transportation DC Motor
Gearless
90 – 1010 mpm

AC Motor
Travelator

Escalator
Escalator
9
Jenis dan Sistem Penggrak.
Hydraulic type elevator

10
Jenis dan Sistem Penggrak.
Geared Drum type elevator

11
 Jenis dan Sistem Penggrak.
Geared Traction Type elevator

12
 Jenis dan Sistem Penggrak.
Gearless Traction Type elevator (DC
motor)

13
 Jenis dan Sistem Penggrak.
Gearless Traction Type elevator
(AC motor, PMSM)

14
 Jenis Penggunaannya
Lift Hydraulic Lift Traction
Jarak pelayanan Jarak pelayanan
Terbatas – 20 m Terbatas – tidak terbatas

Frequency Frequency
pemakaian pemakaian
80 start/stop 80 – 240 start/stop
perjam perjam.
Kecepatan
Kecepatan
Maximal = 60/90 Maximal (saat ini) =
mpm. 1010 mpm.

15
 Jenis Penggunaannya
Dumb
Waiter (50-500) kg
Lift (khusus)
Barang Lift (khusus)
Barang(750 -6000) Kg
Jenis Lift
Sesuai penggunaan
Lift
Penumpang
Lift
Penumpang
Lift (khusus)
Service

16
Komponen Utama dan Peralatan
Pengaman pada lift dan eskalator.

Sketsa
potongan
lifts SHAFT.

17
Komponen Utama dan Peralatan Pengaman
pada lift dan eskalator.
Dumb-waiter

18
 Komponen Utama dan Peralatan
Pengaman pada lift dan eskalator.

Beberapa
Peralatan
Pengaman
Mekanik.

19
 Komponen Utama dan Peralatan
Pengaman pada lift dan eskalator.

Beberapa
Peralatan
Pengaman
Mekanik.

20
 Komponen Utama dan Peralatan
Pengaman pada lift dan eskalator.

Beberapa
Peralatan
Pengaman
Mekanik.

21
 Sistem kontrol dan perkembangannya.

Jenis
a. Drive Control.
Pengaturan pada b. Operation
Pesawat
Lift
Control (dan Safety
Control).

c. Group Control

22
 Sistem kontrol dan
perkembangannya.
DRIVE CONTROL (SISTEM PENGGERAK)
1. MOTOR
TRAKSI. 1 . POUT PUT = P X V (1-OB)
(KW).
1. PERHITUNGAN 6120 X ŋ
DAYA MOTOR VS P = KAPASITAS MAK (KG). OB =
KAPASITAS DAN BEBAN LEBIH.
V = KECEPATAN (MPM). Ŋ=
KECEPATAN LIFT. EFFISIENSI SISTEM.
2. PERHITUNGAN 6120 = FAKTOR KONVERSI KE KW.
PENYEDIAAN 2. UKURAN KABEL 
DAYA (LISTRIK) TABEL ARUS, MCB
DAN DAN PENTANAHAN.
PENGAMANNYA. 3. AC MOTOR
3. JENIS DAN TYPE ASYNKRON, PMSM 23
 Sistem kontrol dan
perkembangannya.
DRIVE CONTROL (SISTEM PENGGERAK)
2. ROPE DAN
1. JUMLAH DAN UKURAN
PULLI.
ROPE  KOEFISIEN SLIP
1. JUMLAH DAN YANG DIPERLUKAN 
DIAMETER ROPE KAPASITAS ANGKUT
VS SLIP VS MAKSIMAL (PERMEN
KAPASITAS LIFT. 03/MEN/1999 MINIMAL ф
2. BAHAN DAN ALUR = 10 MM).
PULI. 2. BAHAN JENIS ALUR
3. DIAMETER PULI DAN DIAMETER PULI
TERGANTUNG PADA
PENGGERAK.
KECEPATAN (PERMEN
4. JENIS BAHAN DAN 03/MEN/1999 (40:1)
TYPE ROPE. 3. SISTEM 1 : 1 ATAU 2 :1. 24
 Sistem kontrol dan
perkembangannya.
DRIVE CONTROL (SISTEM PENGGERAK)
3. PANEL KONTROL
PENGGERAK 1 . MOTOR AC ATAU DC,
VF ATAU VVVF.
1. SISTEM VS RANGKAIAN
EFFISIENSI KONTROL
PENGGUNAAN. PENGGERAK (DRIVE
2. KEKUATAN DAN CONTROL) BIASANYA
KEHANDALAN DIJADI KAN SATU
KOMPONEN. PADA PANEL
3. KWALITAS GERAK KONTROL.
( START/STOP). 2. KOMPONEN HARUS
MAMPU UNTUK
MELAYANAN 25
 Sistem kontrol dan
perkembangannya.
OPERATION CONTROL (SISTEM KONTROL OPERASI)
DAN SAFETY CONTROL ( SISTEM PENGAMAN)
1. SISTEM
OPERASI
1. PENGATURAN 1 . PENGATUR ARAH
ARAH GERAK VS GERAK DAN PENGATUR
KECEPATAN. PERCEPATAN VS
2. SISTEM PERLAMBATAN.
PELAYANAN 2. KELENGKAPAN PANEL
PANGGILAN. OPERASI (COP) DALAM
3. PETUNJUK KERETA DAN TOMBOL
(INDIKATOR) DILANTAI.
ARAH DAN 3. KEJELASAN TANDA
26
PETUNUK/SIGNAL DI
 Sistem kontrol dan
perkembangannya.
OPERATION CONTROL (SISTEM KONTROL OPERASI)
DAN SAFETY CONTROL ( SISTEM PENGAMAN)
2. SISTEM 1 . PENGAMAN CATU DAYA,
PENGAMAN SISTEM PENTANAHAN,
LISTRIK. PENGAMAN MOTOR
1. PENGAMAN TRAKSI, PENGAMAN PANEL
DIKAMAR MESIN. KONTROL ( ARUS LEBIH,
VOLTASE, PHASE) DAN
2. PENGAMAN DI
PENGAMAS SUHU
DALAM KERETA. RUANGAN (PENEL
3. PENGAMAN KONTROL., GOVERNOR.
DIDALAM 2. PENGAMAN/PENGUNCI-
SHAFT PEMBUKA PINTU, PINTU
/PERALATAN DARURAT. TOMBOL 27
SERVICE/ MAINTENANCE.
 Sistem kontrol dan
perkembangannya.
OPERATION CONTROL (SISTEM KONTROL OPERASI)
DAN SAFETY CONTROL ( SISTEM PENGAMAN)
3. SISTEM
PENGAMAN
1 . SAFETY GOVERNOR,
MEKANIK.
PENGAMAN ROPE/BEBAN
1. SISTEM LEBIH.
PENGAMAN DI
2. PENGAMAN/PENGUNCI-
KAMAR MESIN.
PEMBUKA PINTU, PINTU
2. SISTEM DARURAT, SAFETY BREAK,
PENGAMAN PENGAMAN ROPE
DIDALAM (PUTUS/KENDOR),
KERETA. PENGINDERA BEBAN
3. SISTEM LEBIH.
28
 Sistem kontrol dan
perkembangannya.
OPERATION CONTROL (SISTEM KONTROL OPERASI)
DAN SAFETY CONTROL ( SISTEM PENGAMAN)
4. SISTEM
PENGAMAN
DARURAT
1. ANTINUISENCE
CONTROL.
2. OVER LOAD.
3. FIREMAN SWICTH.
4. FIRE EMERGENCY
RETURN.
5. POWER
EMERGENCY
OPERATION. 29
 Sistem kontrol dan
perkembangannya.
COMMAND SYSTEM
(SISTEM GROUP KONTROL)
SISTEM
OPERASI
1. SELECTIVE
COLLECTIVE..
2. DOWN/UP
COLLECTIVE.
3. GROUP
COMMANDO.
4. USER FRENDLY.
30
Sistem kontrol dan perkembangannya.

????

System
DIRECT DIGITAL

System
DIGITAL
ANALAOG

System
ANALOG
31
Sistem kontrol dan perkembangannya.

32
Sistem kontrol dan perkembangannya.

33
Sistem kontrol dan perkembangannya.

34
Sistem kontrol dan perkembangannya.

35
Sistem kontrol dan perkembangannya.

Paradigma
“BARU”
BRAND
IMAGE

SISTEM
OPERASI
TEKNOLOGI

Meningkatnya
ketergantungan
kepada pabrikan

36
 Umur pemakaian dan kwalitas
perawatan.
Data
Data kecelakaan lift dan escalator di USA, sesuai sumber Kecelakaan
Charles A Buckman,CEI,CSS and Escalator Expert.
Tahun
Statiatic To tal Escalators Elevators

No. of unit in USA 660.000 30.000 630.000 1994

Estimate no. of
accident (8/4/94) 18.000 16.000 2.000
Charles A
No. of accident
Buckman
2,73% 53,33% 0,32%
CEI.CSS.
per unit / year

37
Umur pemakaian dan kwalitas
perawatan.

38
Umur pemakaian dan kwalitas
perawatan.

39
Umur pemakaian dan kwalitas
perawatan.

40
Umur pemakaian dan kwalitas
perawatan.

BERUBAH

WAKTU
RATA-2
MENJADI
24
TAHUN
(90an)

41
 Umur pemakaian dan kwalitas
perawatan.
PELAKSANAAN
PERBAIKAN DAN
PENGGANTIAN
PART TIDAK
MENGGANGGU
OPERASI

PROGRAM
PREVENTIP
PENGGANTIAN
MAINTENAN SPARE PART
DILAKSANAKAN
SEBELUM RUSAK
(LIFT TIDAK
LAYAK OPERASI)

PENYETELAN
PELAKSANAAN DAN
PERAWATAN/PE READJUSTING
RBAIKAN TEPAT WAKTU
SESUAI
STANDAR BAKU
PABRIKAN

42
 Umur pemakaian dan kwalitas
perawatan.
PRODUKSI - PRODUK VS SPARE PART
UMUR
PRODUK 100%
vs
MASA PRODUKSI 80%

60%

40%

1. UMUR PRODUK 20%

SEMAKIN
SINGKAT. 0%
2. KRITERIA 1st 2nd 3rd 4th 5th 6th 7th 8th 9th 10th
PERENCANAAN
PERALATAN
prd "A" part "A" prd "B" part "B" prd "C" part "C"
ELEKTRIK (PCB)
10 000-15 000 JAM.

Kapasitas produksi Spare Part (% nya) menurun setiap

tahunnya, sehingga waktu pengadaan semakin lama.

43
Penemuan penemuan baru dibidang
lift dan eskalator.

44
Penemuan penemuan baru dibidang
lift dan eskalator.

45
Penemuan penemuan baru dibidang
lift dan eskalator.

46
Penemuan penemuan baru dibidang
lift dan eskalator.

TWIN ELEVATOR
47
 SISTEM MANAJEMEN DAN TATA CARA PENGOPERASIAN
DALAM KONDISI DARURAT
PERATURAN DAN PERUNDANGAN YANG
BERKALU.
1. UU No.1. TAHUN 1970 tentang persaratan keselamatan kerja, Bab
II, pasal ayat 1 dan ayat 2 f.
2. PP No. 23 TAHUN 2004, tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
3. Permen No. 03/Men/TAHUN 1978. tentang menunjukan dan
kewenagan Ahkli K3.
4. SNI-1718-1989, tentang Riksa uji lift, yang sudah diterbitkan
Depnaker seba gai acuan pelaksanaan.
5. Permen no. 03/MEN/TAHUN 1995 tentang syarat syarat penunjukan
PJK3 (termasuk didalamnya lift).
6. Permen no. 03/MEN/1998, tentang tatacara pelaoran kecelakaan
kerja.
7. Permen No.03/Men/1999 tentang sarat sarat keselamatan lift
pengankut orang dan barang.
8. Permen no.407/BW/1999 tentang persaratan teknisi lift.
9. Per 07/MEN/III/2006 tentang Ijin memperkerjakan tenaga kerja Asing
48
(IMTA).
SISTEM MANAJEMEN DAN TATA CARA PENGOPERASIAN
DALAM KONDISI DARURAT
ATURAN PELAKSANAAN.
1. DIEDARKAN OLEH “PJK3” YANG
DITUNJUK.
2. DIPASANG DAN DIRAWAT OLEH
“PJK3” YANG DITUNJUK.
3. DIUJI OLEH PJK3 YANG DITUNJUK.
4. TENAGA PELAKSANA HARUS
MEMILIKI “SIO” SESUAI DENGAN
BIDANGNYA. (PERENCANA/PABRIK
SI, PENYELIA PEMASANGAN, PENG
AWAS OPERASI, TEKNISI PERAWAT
-AN DAN PERBAIKAN, TEKNI SI
ADJUSTER. 49
 SISTEM MANAJEMEN DAN TATA CARA PENGOPERASIAN
DALAM KONDISI DARURAT
PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN

1. MEMILIKI SURAT IJIN

PEMASANGAN
2. MEMILIKI SURAT IJIN
PEMAKAIAN. 3. DIADAKAN
RIKSA UJI BERKALA SETIAP
TAHUN (DAN DIANJURKAN ).
3. DILAKUKAN PERAWATAN DAN
PEMELIRAAN SECARA ROUTIN,
MINIMAL SEBULAN X 1). 50
SISTEM MANAJEMEN DAN TATA CARA PENGOPERASIAN
DALAM KONDISI DARURAT
HAL HAL YANG PERLU DIKETAHUI PADA
KEADAAN
1. Kejadian biasanyaDARURAT
sulit dan atau
tidak
terduga.
2. Bisa terjadi kapan saja.
3. Dapat menimbulkan bahaya.
4. Merugikan.
5. Penyelesaian paska keadaan darutan
bisa
menyulitkan/tidak mudah. 51
 PERSARATAN RUANG KONTROL

1. MEMILIKI SARANA KOMUNIKASI DARI/KE

SETIAP LIFT DENGAN RUANG KONTROL..
2. MEMILIKI PANEL SUPERVISORI DI RUANG
KONTROL.
3. MEMILIKI PETUGAS/PENGAWAS KHUSUS YANG

DAPAT MEMBERI PETUNJUK PENYELEMATAN.

1. MEMILIKI SISTEM TANGGAP DARURAT

YANG DIBAKUKAN (SMK3).
2. PETUGAS YANG DITUNJUK MEMILIKI
SIO(SURAT IJIN OPERASI).
3. MENGADAKAN SIMULASI SECARA
BERKALA. 52
 CARA PENANGANAN KONDISI DARURAT.
LIFT MATI MENDADAK

PENUMPANG DIDALAM KERETA.

1. JANGAN PANIK.
2. TEKAN TOMBOL DARURAT.
3. BERKOMUNIKASILAH DENGAN JELAS PADA
PETUGAS DI RUANG KONTROL..

PETUGAS DIRUANG KONTROL.

1. BICARALAH DENGAN SOPAN DAN TIDAK
PANIK.
2. BERITAHU BAHWA PENANGANAN
PENYELAMATAN SEDANG BERLANGSUNG.
3. BERITAHUKAN TATA CARA PENYELEMATAN
YANG BENAR DENGAN JELAS. 53
 CARA PENANGANAN KONDISI DARURAT.
LIFT MATI MENDADAK
PENUMPANG DIDALAM KERETA.

1. USAHAKAN TIDAK KELUAR DARI PEINTU DARURAT

TANPA DIPANDU OLEH PETUGAS.

2. PINTU DARURAT HANYA BISA DIBUKA DARI LUAR.

PETUGAS DIRUANG KONTROL.

PASTIKAN SISTEM KOMUNIKASI BERFUNGSI

DENGAN BAIK SETIAP SAAT

54
CARA PENANGANAN KONDISI DARURAT.
LIFT MATI MENDADAK

PETUGAS PENYELAMAT DAN PETUGAS DIRUANG

KONTROL.

1. TETAPKAN PETUGAS PENYELAMATAN SESUAI

PROSEDUR YANG BENAR.
2. BERKOMINUKASI TERUS DAN BERI PETUNJUK
YANG BENAR TENTANG LANGKAH DAN CARA
PENYELAMATAN YANG AKAN DILAKUKAN.
3. PENYELAMATAN PENUMPANG HANYA OLEH
PETUGAS YANG BERWENANG YANG MEMILIKI
SIO.
4. KECELAKAAN IKUTAN DAPAT LEBIH
BERBAHAYA DARI PADA KECELAKAAN
SESUNGGUHNYA. 55
CARA PENANGANAN KONDISI DARURAT.
TERJADI KEBAKARAN DIDALAM GEDUNG.

PETUGAS GEDUNG DAN PEMADAM KEBAKARAN.

1. LIFT HARUS TIDAK BERFUNGSI KECUALI LIFT

KHUSUS.
2. LIFT AKAN TURUN (AUTOMATIS) KELANTAI
BAWAH (MAIN LOBBY).
3. HANYA PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN YANG
DAPAT MENGOPERASIKAN LIFT PADA SAAT
TERJADI KEBAKARAN.

56
 CARA PENANGANAN KONDISI DARURAT.
TERJADI KEBAKARAN DIDALAM GEDUNG.
PENUMPANG DIDALAM KERETA.
1. JANGAN PANIK DAN BIARKAN LIFT BERHENTI
SECARA AUTOMATIS. PERHATIKAN PETUNJUK YANG
ADA/DIBERIKAN.
2. SEGERA KELUAR SETELAH PINTU TERBUKA.
3. APABILA LIFT TIDAK BERJALAN, SEGERA KELUAR
DAN TURUN LEWAT TANGGA.

PENUMPANG DILUAR KERETA.

1. JANGAN MEMPERGUNAKAN LIFT.

2. SEGERA TURUN LEWAT TANGGA DARURAT.
57
 CARA PENANGANAN KONDISI DARURAT.
LIFT BERHENTI KARENA KONDISI DARURAT

PENUMPANG DIDALAM KERETA.

1. JANGAN PANIK BILA LIFT BERHENTI MENDADAK.
2. BERKOMUNIKASI DENGAN PETUGAS DAN
PERHATIKAN PETUNJUK YANGDIBERIKAN.
2. SEGERA KELUAR SETELAH PINTU TERBUKA.

PETUGAS DIRUANG KONTROL.

1. IKUTI PROSEDURE PENYELAMATAN DAN
PASTIKAN POSISI KERETA DAN ATUR REGU
PENYELAMATAN.
2. BERITAHU BAHWA PENANGANAN
PENYELAMATAN SEDANG BERLANGSUNG.
3. JELASKAN KONDISI DARURAT YANG
TERJADI. 58
 CARA PENANGANAN KONDISI DARURAT.
LIFT BERHENTI KARENA KONDISI DARURAT

PETUGAS GEDUNG.
1. USAHAKAN SELALU BERKOMUNIKASI
DENGAN PENUMPANG.
2. LAKUKAN DAN IKUTI PROSEDUR
PENYELEMATAN DENGAN BAIK DAN
BENAR.
3. PETUGAS PENYELAMAT HARUS MEMILIKI
SIO.

59
CARA PENANGANAN KONDISI DARURAT.
STUDI KASUS

60
KOMPETENSI = A,S,K

A= 1, B=2,C=3 ……….. Z=26

ATTITUDE = 100%

SKILL = 63%

KNOWLEDGE = 96 %
61
SELAMAT BELAJAR
SEMOGA SUKSESS

62