Anda di halaman 1dari 26

REFLEKSI KASUS

Stase Saraf
Nastiti Widya Ikhsani
15711093
Identitas Pasien

Nama Pasien : Tn. S


Umur : 60 thn
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Petani
No RM : 477XXX
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan susah membuka mulut, kaku

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien menyebutkan bahwa keluhan awal ia rasakan kurang lebih seminggu lalu. Kaku dirasa bertahan,
menetap, kemudian disusul dengan pegal kedua kaki dan tangan, kemudian rasa sukar menelan. Pasien
merasa kesakitan dan kaku pada kedua kakinya. Demam (-) penurunan kesadaran (-) kejang disangkal.
Pasien belum coba mengobati kaku-kakunya ini.
Riwayat serupa di keluarga disangkal. Untuk kebiasaan sehari-hari,
pasien menyebutkan bahwa beliau adalah seorang petani yang sempat
terkena luka bekas paku/kayu di sawah kurang lebih dua minggu SMRS

Pasien sempat merendam luka dengan air hangat, kemudian disarankan


untuk pergi ke tenaga Kesehatan terdekat untuk ‘minta suntik’ namun
tidak didapatkan karena ‘vaksin yang ada sudah kadaluarsa dan tak
layak pakai’
Pemeriksaan
Status Lokalis
Pemeriksaan Fisik Bangsal
Keadaan Umum : Kaku, tegang
Kesadaran : Compos Mentis (E4M6V5)
Vital Sign
TD : 145/90 mmHg
Nadi : 94 x/menit
RR : 20x/menit
T : 36 C
SpO2 :
Kepala : CA (-/-) SI (-/-) trismus (+)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax : SDV (++-/+--) Rh (---/---) Wh (---/---)
Abdomen : Defans muscular (+)
Sikap tubuh : Kaku
Cara berjalan : Pasien tidak datang dengan berjalan
(dengan brankar) dan lemah untuk berjalan
Gerakan abnormal : Kaku pada kaki
Kepala :
 Bentuk : Normosefal
 Simetri : asimetri (-)
 Ukuran : normosefal
 Pulsasi : tidak ditemukan
 Nyeri tekan : (-) tidak ditemukan
Bising : (-) tidak ditemukan
Status Neurologi

K5 5 GB B T n n
2 2 t t HH C - -
l
R - - Rf ++ T e e
p
OO r
OO HH
Sensibilitas tak valid dinilai
Fungso Vegetatif : BAB (belum BAB) , BAK dbn
FIRST AID
GUIDE | 2020
Pasien kemudian didiagnosis dengan tetanus, kemudian diberikan penatalaksaan
sebagai berikut:
D10% + Diazepam 2A 16 tpm
Inf. Metronidazole 350mg
Inj. Tetagam 3000 unit (1500 unit glut. Kanan, 1500 unit glut kiri)
Inj. Omeprazole 2x1
PO fenobarbital 1x30mg
Kemudian pasien dirawat di ruang khusus tetanus (minim pencahayaan)
Alasan
Ketertarikan
Definisi

Tetanus adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani, bakteri anaerob yang
ditemukan di tanah, debu, kotoran hewan dan manusia. C.tetani tidak mudah mati dengan agen
aseptic dan tahan akan suhu ekstrim. Bakteri ini mampu memproduksi toksin yang berbahaya
untuk manusia.
Port-de-entrée dari C.tetani pada umumnya adalah perlukaan, meski juga dapat ditemukan dari
luka bakar, luka pasca operasi yang tidak bersih, abses, dan sebagainya. Pada neonatus,
tetanus ditemukan pada mereka yang tali pusatnya dipotong tidak bersih.
Tetanus sendiri dapat dicegah dengan vaksin, meski begitu tingkat pertahanan vaksin akan
melemah setiap 10 tahun, sehingga dalam beberapa kasus, booster diperluan.
Faktor Risiko
Usia (neonatorum), >60 tahun (imunitas tetanus yang berkurang)
Riwayat melahirkan (tetanus maternal)
Orang dengan luka sebagai berikut:
• Luka bakar yang memerlukan pembedahan tetapi tidak bisa dilakukan dalam 24 jam.
• Luka bakar yang menghilangkan banyak jaringan tubuh.
• Luka karena gigitan binatang.
• Luka tusukan seperti paku, jarum, dan lainnya yang telah terkontaminasi kotoran atau tanah.
• Patah tulang serius di mana tulang terkena infeksi.
• Luka bakar pada pasien dengan sepsis sistemik, yaitu penurunan tekanan darah akibat infeksi
bakteri serius

Populasi yang tidak mendapatkan vaksin tetanus


Populasi yang tidak booster tetanus
Tanda dan Gejala
• Kejang;
• Kekakuan otot;
• Rahang mengatup rapat dan sulit dibuka (lockjaw);
• Kesulitan bernapas akibat otot leher dan dada menjadi kaku;
• Pada beberapa orang, otot perut dan tungkai juga terpengaruh;
• Kesulitan menelan;
• Demam;
• Mengeluarkan banyak keringat secara terus-menerus;
• Tekanan darah meningkat;
• Jantung berdenyut lebih cepat;
• Diare;
• Tinja berdarah;
• Sensitif terhadap sentuhan.
Aspek
Psikosisal
Pasien tidak sempat menerima vaksin tetanus, sedangkan pasien termasuk dalam kategori usia yang rentan
terkena tetanus. CDC menyarankan vaksin booster tetanus setiap 10 tahun sekali, atau suntik tetanus
Ketika terjadi perlukaaan dengan risiko tinggi infeksi.
• Untuk mencegah terjadinya tetanus, pasien dan keluarga sebaiknya diedukasi
cukup mengenai faktor risiko dan manajemen luka pertama (sebelum dibawa
ke fasyankes terdekat)
• Peranan tenaga Kesehatan untuk edukasi manajemen luka dan faktor risiko
tetanus dirasa penting untuk menekan angka kejadian tetanus.
• Untuk memudahkan pemahaman pasien, perlu dilakukan edukasi oleh tenaga
Kesehatan di banyak pihak.
• Pasien dan istri belum sepenuhnya memahami bahaya tetanus dan
komplikasinya.
• Edukasi yang mendetil dan mendalam perlu dilakukan, tidak hanya pada
pasien dan istri, tetapi juga pada keluarga pasien. Aspek lain seperti tanda dan
gejala, komplikasi, dan perawatan juga sebaiknya juga dijelaskan.
• Agar kejadian ini tidak berulang lagi, perlu Kerjasama banyak pihak untuk
edukasi dan promosi Kesehatan penyakit, mengingat jumlah populasi berisiko
yang cukup banyak.
Definisi Promosi Kesehatan : (WHO) upaya untuk meningkatkan kesehatan melalui berbagai
intervensi sosial dan lingkungan yang berdampak positif terhadap kualitas hidup serta
pencegahan penyakit tanpa harus menggunakan pengobatan dan perawatan terlebih dahulu.
3 Elemen Penting Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan mempunyai tiga elemen penting yang saling berkaitan, yaitu:
1. Tata kelola kesehatan yang baik. Pemangku kepentingan seperti pemerintah harus
membuat kebijakan yang memberikan dampak baik untuk kesehatan masyarakat.
2. Literasi kesehatan. Masyarakat juga harus dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan
keterampilan dalam menjalankan hidup sehat.
3. Kota atau lingkungan yang sehat. Kota atau lingkungan yang bersih serta sehat akan
membuat masyarakatnya terlindung dari ancaman bahaya penyakit.
Strategi Promosi Kesehatan
.
Strategi Promosi Kesehatan WHO (1994)
WHO menurumuskan tiga hal dalam strategi promosi kesehatan, yaitu:
1. Advocacy (Advokasi)
Advokasi promosi kesehatan adalah upaya mengajak para pemangku
kepentingan dan pembuat kebijakan untuk mau mendukung program kesehatan
yang dicanangkan.
2. Social Support (Dukungan Sosial)
Dukungan sosial adalah upaya mencari dukungan yang melibatkan tokoh
masyarakat formal maupun informal, sehingga melalui mereka program
kesehatan lebih mudah diterima oleh masyarakat.
3. Empowerment (Pemberdayaan Masyarakat)
Pemberdayaan masyarakat adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukkan
langsung kepada masyarakat. Pemberdayaan ini bertujuan untuk mewujudkan
visi promosi kesehatan
• .
Aspek
Keislaman
Berbakti pada orangtua adalah amalan yang disukai Allah SWT

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan:

‫ َقا َل ُث َّم‬. » ‫ْن‬ ِ ‫ َقا َل ُث َّم َأىُّ َقا َل « ُث َّم ِبرُّ ْال َو@الِدَ ي‬. » ‫صالَةُ َعلَى َو@ ْقتِ َها‬ َّ@ ‫ت ال َّن ِبىَّ – ص@لى هللا علي@ه وس@لم – َأىُّ ْال َع َم ِل@ َأ َحبُّ ِإلَ@ى هَّللا ِ َقا َل@ « ال‬
ُ ‫َس@َأ ْل‬
‫ َقا َل َح َّد َثنِى ِب ِهنَّ َو@ َل ِو@ اسْ َت َز ْد ُت ُه لَ َزادَ نِى‬. » ِ ‫يل هَّللا‬ ّ ‫َأ‬
ِ ‫ى َقا َل « ْال ِج َها ُد فِى َس ِب‬

Artinya: “Aku bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling
dicintai oleh Allah ‘azza wa jalla?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Salat pada
waktunya’. Lalu aku bertanya, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengatakan, ‘Kemudian berbakti kepada kedua orangtua.’ Lalu aku mengatakan, ‘Kemudian
apa lagi?’ Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Berjihad di jalan Allah’.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Ketetapan Allah SWT tidak dapat dihindari oleh manusia, termasuk Ketika seseorang dalam keadaan sakit. Meski
begitu, Allah SWT berfirman dalam QS As-Syuara : 80.

ۙ ‫ت فَهُ َو يَ ْش ِفي ِْن‬


ُ ْ‫َواِ َذا َم ِرض‬
Terjemahan

…dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku,

Ayat ini mengajarkan bahwa apabila seseorang sedang diuji dengan penyakit, hal yang
sebaiknya dilakukan ialah berdoa memohon pada Allah SWT agar diberi kesembuhan, dan
melakukan ikhtiar dan berpikir positif
Melakukan ikhtiar dan berpikir positif Ketika sakit dirasa menjadi penting, karena disebutkan dalam
hadist bahwa setiap penyakit memiliki obat.

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه‬ ِ ‫َع ْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ َر‬


َ ‫ َع ْن النَّبِ ِّي‬،ُ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنه‬
َ َ‫ َو َسلَّ َم ق‬:
‫ال‬

‫ َما َأ ْن َز َل هَّللا ُ َدا ًء ِإالَّ َأ ْن َز َل لَهُ ِشفَا ًء‬.


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi ‫ﷺ‬, beliau bersabda:
Allah tidak menurunkan penyakit melainkan menurunkan obatnya juga.
Dalam kasus sejenis, diharapkan agar kita selalu mencari ikhtiar penyembuhan dan
bersabar. Rasulullah SAW bersabda:

‫ض َف َما ِس َواهُ ِإاَّل َح َّط‬ ٍ ‫ُصي ُب ُه َأ ًذى ِمنْ َم َر‬ ِ ‫َما ِمنْ مُسْ لِ ٍم ي‬
‫ُط ال َّش َج َرةُ َو َر َق َها‬ ُّ ‫هَّللا ُ ِب ِه َس ِّيَئ ا ِت ِه َك َما َتح‬
Artinya: “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah
akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-
daunnya,” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ayat qauliyah adalah ayat-ayat berupa firman Allah SWT yang bisa kita jumpai dalam kitab suci Al-
Qur'an. Sedang ayat kauniyah adalah tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang dapat kita temui di
jagat raya. Diharapkan seorang muslimin dan muslimat dapat lebih mendekatkan diri pada Allah
SWT setelah mengetahui dan memaknai lebih lanjut ayat qauliyah dan kauniyah yang mereka
temui sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai