dalam Hukum
Internasional
All countries are basically social arrangements…No matter how permanent and
even sacred they may seem at one time, in fact they are all artificial and
temporary…Within the next 100 years…nationhood as we know it will be
obsolete; all states will recognize a single, global authority.
Who are the big players?
Who Rules?
• To whom, and where,
do these companies
belong? How do you
regulate them? Are
they becoming more
powerful than states?
• How might this
happen?
• Does it matter?
14. Cara-cara PerolehanWilayah
• 1. Occupation;
• 2. Prescription;
• 3. Accretion;
• 4. Cession;
• 5. Conquest;
1. Occupation
Article 42 of the 1907 Hague
Regulations (HR) states that a
" territory is considered
occupied when it is actually http://east-sea.de/en/2020/04/02/english-china-serious-violation-of-international-law-by-
occupation-of-paracel-islands/
placed under the authority of
the hostile army. The
occupation extends only to the
territory where such authority
has been established and can
be exercised. “
https://i.ytimg.com/vi/GMPjdLvuErg/hqdefault.jpg
Sejak saat kepentingan negara-negara Eropa
mulai berbenturan. Discovery saja tidaklah cukup
untuk memberikan hak kepemilikan.
1. Contiguity:
berdasarkan alasan hubungan geografis
dengan wilayah yang di klaim;
2. Continuity:
berdasarkan alasan perlindungan keamanan
atau potensi pengembangan wilayah yang di
klaim;
2. Prescription
Salah satu metode mendapatkan wilayah
yang dulunya mungkin merupakan wilayah
negara lain yang menjadi hilang karena
alasan-alasan tertentu dengan berlalunya
waktu.
B. Adverse Possession;
Dimana negara yang dulunya memiliki kedaulatan atas
wilayah diketahui, namun negara lainnya telah
menjalankan kedaulatannya dalam waktu yang lama
sehingga menghilangkan kedaulatan pemilik lama.
3. Accretion
Penambahan area baru dalam wilayah negara
karena kejadian alamiah, seperti terbentuknya
delta sungai atau munculnya pulau baru.
Dilakukan melalui:
a. Subjugation;
b. Implied Abandonment;
* Subjugation atau Debellation:
Kondisi dimana angakatan bersenjata suatu negara
telah dihancurleburkan oleh kekuatan pendatang
yang kemudian menguasai dan menaklukkan
wilayah tersebut.
* Implied Abandonment
Kondisi dimana angkatan bersenjata yang kalah
dalam peperangan pergi meninggalkan suatu wilayah
sehingga memungkin angkatan bersenjata negara
lain untuk masuk dan menaklukan wilayah tersebut.
Larangan Penggunaan
Kekuatan Militer
The League of Nations (1919); General Treaty for the
Renunciation of War (1928); Stimson Doctrine
(1932);
1. Recognition;
2. Acquiescence (Fisheries Case);
3. Preclusion or Estoppel (Preah Vihear Case);
4. Possession and Administration (Sipadan Ligitan
Case dan Pulau Batu Puteh Case);
5. Affiliations of the Territory’s Inhabitans (Western
Sahara Case);
6. Geographical & Economical Factors (Fisheries
Case);