KEBIJAKAN PUBLIK DI TENGAH

BONUS DEMOGRAFI NASIONAL

Oleh :
Dr. Sukardi, M.Si
DPP AKAPI dan Dosen FISIP Universitas Merdeka Malang
“To win the demographic bonus, the government must work
to create a qualified population in the productive age”

(BKKBN, 2022)

“Whether or not the demographic bonus becomes a blessing or a

curse will depend on productive teenager human resources”

(Hasto Wardoyo, BKKBN, 2022)

JEJAK
1. Selayang Bonus Demografi Global dan Tanah Air
2. Inovasi Kebijakan : Pangan, Enerji, Kesehatan, Pendidikan
3. Arah Inovasi Kebijakan Nasional
BONUS DEMOGRAFI
Bonus demografi adalah : kondisi yang terjadi saat sebuah negara memiliki
jumlah penduduk usia produktif yang lebih tinggi daripada penduduk usia non
produktif.
World Population Report 2022
Canning, dan Rosenberg (2011) lima faktor yang harus menjadi perhatian
pemerintah agar bonus demografi dapat diraih yaitu:
1. Kualitas lembaga pemerintah: lembaga yang bebas korupsi,
menghormati hak kekayaan intelektual, menghormati kontrak dan
penegakan hukum,
2. Kebijakan ketenagakerjaan: menciptakan lingkungan sehingga tenaga
kerja dapat bekerja secara produktif,
3. Manajemen ekonomi makro: mengendalikan inflasi, upah yang tidak
stabil sehingga berpengaruh pada tabungan, tingginya rasio utang
terhadap PDB sehingga pemerintah kesulitan dalam pembayaran bunga,
4. Kebijakan perdagangan: menciptakan kesempatan kerja melalui industri
yang berorientasi ekspor,
5. Kebijakan pendidikan: meningkatkan jumlah tenaga kerja yang
berpendidikan dapat dipekerjakan pada berbagai sektor
DOTKOM INDONESIA 2030-2040
a. Usia produktif 15-64 lebih besar dari usia < 15 dan >64 th (Bapenas RI)
b. Tahun 1970 penduduk produktif (14-64) 53.39 % tahun 2022 di 70.72 %
c. Tahum 1970 penduduk lanjut usia > 64 2,49 tahun 2022 5.95 %.
d. Tahun 1970 penduduk 0-14 = 44,12 % dan tahun 2020 sejumlah 23,33 %
e. 2 Juta Angkatan kerja baru di Indonesia, 29 Juta pekerja PHK pasca pandemic dan 160
juta pekerja di seluruh dunia.
f. Indonesia mempunyai 74.961 desa dengan berbagfai potensi ekonominya
PELUANG DAN TANTANGAN

1. Kesejahteraan Masyarakat
2. Pertumbuhan Ekonomi

3. Pengangguran
4. Kemiskinan
5. Kriminalitas
DEKLARASI KAIRO 2013
Cairo Declaration 2013 emphasized the benefits of the demographic opportunity while recommending:

1. Improving the quality of and access to education to adequately respond to labor market needs;
2. Ensuring the right of young people to decent work through effective policies that generate stable, safe, secure,
non-discriminatory employment, especially in regard to gender;
3. Developing youth capacity for interaction and building healthy social relations, prevent social isolation,
promote conscious sexual and reproductive health awareness;
4. Committing to prioritizing the creation of jobs and skilled work force by increased investment that foster youth
entrepreneurship and provide capacity building to young people;
5. Actively involving young people in policies and national and regional programs;
6. Enabling effective participation of young people as volunteers and leaders of social change without being
subjected to exploitation, violence or deprivation of rights;
7. Activating various mechanisms and joint institutions dealing with youth issues for enhanced networking in
support of greater efficacy and feasibility.
EXIT STRATEGI MOMENTUM BONUS
DEMOGRAFI
1. Kualitas sumberdaya manusia kompetensi tinggi
2. Percepatan Digital Way : Pendidikan, Upskilling,
3. Dari network ke collaborative governance
4. Dari growth personally ke growing equality together
5. Tak cukup competence base education ttp competence based evidence
(melahirkan bootcamp
QUO VADIS INOVASI KEBIJAKAN ERA BONUS DEMOGRAFI

• Dari tengah Kembali ke PINGGIR (...dari kota ke desa, dari sentral ke

tepian, dari umum ke spesifik, dari sentralisasi ke sharing)
• Sektor top prioritas : menjemput momentum, karena Bdem hanya terjadi bagi
sebuah negara…(Pendidikan di semua lini, Kesehatan di semua aspek,
Energi dan Pangan, Kelembagaan Sosial dan Kelembagaan Negara)
 TERIMAKASIH
sukardi@unmer.ac.id