Anda di halaman 1dari 9

Branding Politik di Indonesia

Sidik Firmadi, S.IP., M.I.P.

Jurusan Ilmu Politik


Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Siliwangi
2022
Branding politik adalah bagaimana individu atau organisasi politik secara
keseluruhan dipersepsikan oleh publik. Lebih luas lagi, persepsi itu meliputi
perasaan, kesan, asosiasi, atau image/citra yang dimiliki publik terhadap politisi,
organisasi politik, atau negara. (Lees-Marshment, 2014).
Branding politik ini dapat membantu organisasi politik seperti politisi, kandidat, atau
partai untuk mendulang dukungan, mengubah dukungan, serta mempertahankan dukungan,
melalui image, atau reputasi yang dimilikinya. Selain itu, branding politik juga membantu
menciptakan identitas untuk politisi. Identitas ini memudahkan masyarakat untuk
membedakan antara satu politisi dengan politisi lainnya. Pada akhirnya, identitas, image,
dan juga reputasi ini diharapkan dapat menciptakan hubungan saling percaya antara politisi
dan konsumen politik atau masyarakat (Lees-Marshment, 2014).
Tahap Branding Politik:
1. Tahap Brand Awareness. Pada tahap ini kandidat memperkenalkan diri kepada
calon pemilih. Hasil pada tahap ini adalah pemilih “tahu” dan sadar akan keberadaan
kandidat.
2. Tahap Brand Knowledge. 

Pada tahap ini calon pemilih sudah mulai punya pengetahuan dan pemahaman lebih terhadap
kandidat. Hasil dari tahap ini adalah pemilih sudah tahu akan eksistensi kandidat sekaligus
mulai memahami maksud politik dan program kandidat.
3. Tahap Brand Preference.
Pada tahap ini calon pemilih sudah mulai membandingkan antara kandidat dengan kandidat
yang lain dengan memberikan persepsi yang positif kepada kandidat dibanding kepada
kandidat lain. Tahap ini sekaligu menunjukan tingkat keberhasilan positioning yang dilakukan
kandidat.
4. Tahap Brand Liking.

Pada tahap ini calon pemilih mulai memiliki rasa suka terhadap kandidat dan berniat akan
memilihnya pada saat pemilihan. Jika seorang kandidat sudah memasuki tahap ini dan
memperoleh hasilnya, maka dapat dibilang posisinya sudah memasuki wilayah aman tahap
satu. Namun yang mesti diingat, rasa suka seseorang masih bisa dipengaruhi bahkan dirubah
dengan berbagai kondisi yang datang kemudian.
5. Tahap Brand Loyalty.

 Pada tahap ini calon pemilih sudah setia kepada kandidat yang akan dipilihnya.
Pemilih sudah memiliki keyakinan yang kuat untuk mendukung dan memilih
kandidat dan tidak akan memilih kandidat lain.
Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai