Anda di halaman 1dari 66

TOOL PENILAIAN ELIMINASI MALARIA PROVINSI

UNTUK RUMAH SAKIT RUJUKAN PROVINSI

Disampaikan oleh :
DR.Lukman Hakim
Pendamping Provinsi Banten dan Provinsi DKI Jakarta
Polkesyo – WHO
/Anggota Tim Penilai Eliminasi Malaria
ELIMINASI MALARIA

Kabupaten/kota, provinsi, dan pulau


dinyatakan sebagai daerah tereliminasi
malaria bila tidak ditemukan lagi kasus
penularan setempat (indigenous) selama 3
(tiga) tahun berturut-turut serta dijamin
dengan kemampuan pelaksanaan
surveilans yang baik.
INDIKATOR UTAMA ELIMINASI
MALARIA
1. KABUPATEN/KOTA :
• API < 1 per 1000 penduduk
• SPR < 5 %
• Tidak ada kasus Indigenous 3 tahun berturut – turut
2. PROVINSI :
• Semua Kabupaten/Kota sudah Eliminasi Malaria

3
INSTRUMEN PENILAIAN ELIMINASI PROVINSI
STAN
NO PERSYARATAN URAIAN HASIL
DARD
1 Penguatan komitmen a. Regulasi
pemangku kepentingan untuk 1) SK Penunjukan RS Rujukan 0,50
mempertahankan daerah bebas 2) SK Direktur RS tentang Tim malaria RS 0,50
malaria. (29,25)
(RS: 1,00)

2 Penguatan surveilans dan a. Seluruh Rumah Sakit yang ditunjuk melaksanakan e-sismal, dengan ketepatan
manajemen penanggulangan KLB lebih dari 80%
malaria. (30.00) 1) Seluruh Rumah sakit melaksanakan e-sismal, dengan kelengkapan lebih dari 1,00
(RS : 6,00) 80 persen
2) Seluruh Rumah Sakit yang ditunjuk melaporkan kasus positif ke Dinkes kab/kota 1,00
dalam waktu 1 x 24 jam
b. Adanya register kasus malaria . 2,00
c. Notifikasi kasus malaria dari RS ke dinkes provinsi dalam waktu 1 x 24 jam 2,00
INSTRUMEN PENILAIAN ELIMINASI PROVINSI

STAN
NO PERSYARATAN URAIAN HASIL
DARD
3 Penguatan jejaring tatalaksana untuk menjamin a. Adanya tim malaria di rumah sakit yang telah dilatih 1,00
kemampuan mendiagnosa malaria secara dini dan b. Mengikuti lokakarya tatalaksana malaria bagi dokter 1,00
mengobati dengan tepat. (28,5) RS yang menangani malaria minimal satu kali setahun
(RS : 9,00) dalam tahun terakhir (pada situasi khusus seperti
pandemi bisa dilakukan secara virtual)
c. Adanya instalasi farmasi yang menyediakan kebutuhan
OAM dan alat diagnostik
1) mengetahui prosedur permintaan alat diagnostik dan 0,50
OAM (bukti permintaan alat dengan obat)
2) Tersedianya OAM 0,50
3) Tersedianya alat diagnostik 0,50
INSTRUMEN PENILAIAN ELIMINASI PROVINSI
STAN
NO PERSYARATAN URAIAN HASIL
DARD
3 Penguatan jejaring d. Adanya laboratorium untuk pemeriksaan sediaan darah malaria
tatalaksana untuk 1) Semua supek malaria terkonfirmasi laboratorium 1,00
menjamin 2) Ada rekam medis/ register individual kasus dan dilaporkan ke Dinkes kab/kota. 1,00
kemampuan 3) Tersedia tenaga mikroskopis terlatih minimal level 3 atau setara dalam tiga tahun terakhir 1,00
mendiagnosa 4) Tersedia minimal 1 unit mikroskop dalam keadaan baik dan layak pakai 0,5
malaria secara
5)Tersedianya reagensia untuk pemeriksaan mikroskopis malaria (Giemsa, buffer, methanol, minyak 0,5
dini dan
imersi) yang cukup dan baik kualitasnya serta tidak kedaluarsa
mengobati dengan
6) Tersedianya alat dan bahan tidak habis pakai untuk pemeriksaan mikroskopis malaria (objek 0,50
tepat. (28,5)
glass, lanset steril, kapas alkohol, gelas ukur, pipet tetes, beaker glass, rak pewarnaan, botol
semprot, dll) yang cukup dan baik kualitasnya
7) Tersedianya alat untuk uji kualitas reagensia (kertas whatman no.2, batang pengaduk kaca, pH 0,50
indikator, densitometer/alat pengukur berat jenis methanol)
8) Mengirimkan sediaan darah kepada laboratorium rujukan/cross checker yang ditunjuk untuk 0,50
dilakukan uji silang melalui dinas Kesehatan
9) Tersedianya RDT 0,50
e. Mengikuti penyegaran diagnostik malaria bagi mikroskopis. 0,50
INSTRUMEN PENILAIAN ELIMINASI PROVINSI
STAN
NO PERSYARATAN URAIAN HASIL
DARD
4 Penguatan kemandirian masyarakat dalam a. RS memberikan penyuluhan tentang pencegahan malaria 0,50
mencegah munculnya kasus baru malaria. (12,50) kepada pasien agar tidak menjadi sumber penular malaria,
b. Tersedianya media KIE (cetak dan Elektronik)
(RS: 2,25) 1) Tersedianya media penyuluhan tentang malaria dengan
bahasa lokal diadakan rumah sakit atau Provinsi (juga dengan 0,50
melihat Dukungan Promkes/interprogram),
2) Tersedianya media penyuluhan yang diadakan Pusat tentang
0,50
malaria (yang dapat digandakan oleh daerah)
b. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat secara rutin 0,75
dengan puncaknya pada bulan April Hari Malaria Sedunia (HMS)
setiap tahun

TOTAL RS : 18,25
INSTRUMEN PENILAIAN ELIMINASI PROVINSI

STAN
NO PERSYARATAN URAIAN HASIL
DARD
5 Tersedianya dokumentasi termasuk pelibatan masyarakat a. Tersedianya dokumentasi data kasus malaria yang
dan laporan yang terkait dengan program malaria meliputi rawat jalan dan rawat inap dalam bentuk soft
copy atau hard copy
1) SK Penunjukan RS Rujukan
2) Fungsi Organisasi terkait Program malaria di RS
3) Laporan Tahunan Surveilans (sismal)
4) Registrasi kasus malaria per-individu (sismal dan
rekam medik)
5) Penjaminan dan pengendalian mutu dignosa ( cross
check, quality assurance, umpan balik hasil uji silang)
TOOL ISIAN
INSTRUMEN PENILAIAN ELIMINASI PROVINSI
STAN
NO PERSYARATAN URAIAN HASIL
DARD
1 Penguatan komitmen pemangku a. Regulasi
kepentingan untuk mempertahankan
daerah bebas malaria. (29,25)
(Kab : 11,75)

5) SK Rumah Sakit Rujukan 0,50


6) SK Direktur RS tentang Tim Malaria RS 0,50
1) SK Rumah Sakit Rujukan (DIGANTI RSUD YG DITUNJUK KADINKESPROV JABAR)
2) SK Pokja Tatalaksana (DIGANTI YG DITUNJUK KADINKESPROV JABAR)
INSTRUMEN PENILAIAN ELIMINASI PROVINSI
STAN
NO PERSYARATAN URAIAN HASIL
DARD
2 Penguatan surveilans dan manajemen a. Seluruh Rumah sakit yang ditunjuk melaksanakan e-sismal, dengan
penanggulangan KLB malaria. (30.00) kelengkapan lebih dari 80 persen
1) Seluruh Rumah sakit yang ditunjuk melaksanakan e-sismal, dengan 1,00
kelengkapan lebih dari 80 persen
(Kab : 9,00) 2) Seluruh Rumah Sakit yang ditunjuk melaporkan kasus positif ke Dinkes 1,00
kab/kota dalam waktu 1 x 24 jam
b. Adanya register kasus malaria 2,00
c. Notifikasi kasus malaria dari RS ke Dinkes Provinsi dalam waktu 1 x 24 jam 2,00
a.1) seluruh Rumah sakit yang ditunjuk melaksanakan e-sismal,
dengan kelengkapan lebih dari 80 persen
a.2) Seluruh Rumah Sakit yang ditunjuk melaporkan kasus positif ke
Dinkes kab/kota/provinsi dalam waktu 1 x 24 jam
ALUR NOTIFIKASI

/Kota/Provinsi

Notifikasi memuat informasi seperti nama penderita, jenis kelamin, hasil


diagnostik dll yang ada dalam formulir notifikasi kasus malaria
b. Adanya register kasus malaria
c. Notifikasi kasus malaria dari RS ke Dinkes Provinsi dalam waktu 1
x 24 jam

PENY
ELIDI Laporan
Kewaspadaan Pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi Penanggulangan
KAN (Notifikasi)

EPID Penyelidikan Kasus KLASIFIKASI

EMIO Penanggulangan
LOGI Kontak Survei dan Penyelidikan Faktor Risiko
•Penyelidikan Fokus

1-2-5 •Pemetaan Fokus

• Penanggulangan Fokus
Klasifikasi Fokus
NOTIFIKASI


KASUS ) • Penyelidikan Fokus FOKUS BEBAS,
(1 X 24 JAM • Pemetaan fokus NON FOKUS
KLASIFIKASI KASUS
8 – 28 hari yang lalu pergi sampai malam di daerah endemis malaria
IMPORT
Tidak pergi sampai malam ke daerah endemis malaria minimal sebulan
terakhir, dan
Kalau ada
INDIGENOUS Ditemukan positif malaria minimal tiga minggu sampai 6 minggu sebelumnya
 KLB
Ditemukan jentik Anopheles disekitar rumah atau lingkungan pemukiman ybs
Tidak pergi sampai malam ke daerah endemis malaria selama minimal
RELAPS  sebulan terakhir, dan
Rekurensi &
Rekrudesensi Tidak ditemukan positif malaria minimal tiga minggu sampai 6 minggu
sebelumnya, dan
Tidak minum Primakuin 14 hari saat menderita Pv pada 6 bulan sampai
setahun yang lalu  Rekurensi (long term relaps) Extra Eritrositer
1)Tidak minum DHP selama 3 hari, dan atau 2)Tidak minum DHP sesuai
Dosis, dan atau 3)Tidak sekali minum DHP setiap harinya, saat menderita
Pv pada 6 bulan yang lalu  Rekurensi Eritrositer
1)Tidak minum DHP selama 3 hari, dan atau 2)Tidak minum DHP sesuai
Dosis, dan atau 3)Tidak sekali minum DHP setiap harinya, saat menderita Pf
pada 2 bulan yang lalu  Rekrudesensi (short term relaps)
Masa inkubasi ekstrinsik ( waktu mulai saat masuknya gametosit ke dalam tubuh nyamuk sampai
terjadinya stadium sporogoni dalam tubuh nyamuk, yaitu dengan terbentuknya sporosoit yang kemudian
masuk ke dalam kelenjar liur nyamuk ). Suhu optimal 26,7 º c : - P. falciparum = 10 – 12 hari
- P. vivax = 8 – 11 hari
- P. malariae = 14 hari
- P. ovale = 15 hari
Pada suhu 16º c P. vivax 55 hari dan 7 hari pada suhu 28º c, pada 32º c parasit dalam tubuh nyamuk
mati

Masa inkubasi intrinsik ( waktu mulai masuknya sporosoit ke dalam darah sampai timbulnya gejala
klinis/demam yaitu sampai pecahnya sison sel darah merah yang matang dan masuknya merosoit darah
ke aliran darah, waktu ini meliputi waktu yang dibutuhkan oleh fase eksoeritrositer ditambah dengan
siklus sisogoni ) : - P. falciparum = 8 – 25 hari (12 hari)
- P. vivax = 8 – 27 hari (15 hari)
- P. malariae = 15 – 40 hari (28 hari)
- P. ovale = 15 – 18 hari (17 hari)
BARU - P.knowlesi = 9 – 12 hari (11 hari) 19
PENGOBATAN MALARIA P.FALCIPARUM (DHP)
Jumlah tablet per hari menurut kelompok umur
0–1 2–6 >6– 1–4 5–9 10 – 14 > 15
> 15 th > 15 th
Hari Jenis Obat bl bl 11 bl th th th th
<5 >5 - 6 >6 – 10 >10– >17-30 >30-40 >40-60 >60-
> 80 kg
kg kg kg 17 kg kg kg kg 80 kg

H1 – 3 DHP 1
/3 ½ ½ 1 1½ 2 3 4 5
H1 Primakuin - - ¼ ¼ ½ ¾ 1 1 1
*) Dihydroartemisinin adalah 2 - 4 mg/KgBB per hari
*) Piperaquin adalah 16 - 32 mg/KgBB
*) Dosis primaquin adalah 0,25 mg/KgBB per hari, primakuin tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan
bayi < 6 bulan
(Kepmenkes No.HK.01.07/MENKES/556/2019)
Extra-erythrocytair LIVER

PRIMAKUIN
(1 hari)

Erythrocytair
PENGOBATAN MALARIA P.VIVAX (DHP) DAN MIX
Jumlah tablet per hari menurut kelompok umur
0–1 2–6 >6– 10 – 14 > 15 > 15 > 15
1 – 4 th 5 – 9 th
Hari Jenis Obat bl bl 11 bl th th th th
<5 >5 - 6 >6 – 10 >10–17 >17-30 >30-40 >40- >60- > 80
kg kg kg kg kg kg 60 kg 80 kg kg

H1 – 3 DHP 1
/3 ½ ½ 1 1½ 2 3 4 5

H1 – 14 Primakuin - - ¼ ¼ ½ ¾ 1 1 1
*) Dihydroartemisinin adalah 2 - 4 mg/KgBB per hari
*) Piperaquin adalah 16 - 32 mg/KgBB
*) Dosis primaquin adalah 0,25 mg/KgBB per hari, primakuin tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan
bayi < 6 bulan
(Kepmenkes No.HK.01.07/MENKES/556/2019)
Extra-erythrocytair LIVER

Takisporozoit
Reactivation
Plasmodium vivax
(malaria tertiana)

HYPNOZOITE PRIMAKUIN Plasmodium ovale


(14 hari)

Bradisporozoit
RELAPS  KAITAN DENGAN PERTANYAAN 8 MINGGU
(2 BULAN) LALU PERNAH SAKIT YANG SAMA ?

• Relaps yang timbul yang disertai parasitemia (adanya


parasit di darah tepi yang sudah bisa ditemukan pada
pemeriksaan mikroskopis) dalam waktu 8 minggu
setelah serangan pertama disebut short term relaps
atau rekrudesensi, biasanya terjadi pada Plasmodium
falciparum atau Plasmodium malariae  Relaps
pada P.falciparum paling lama 1 tahun (P.N. Harijanto,
2000; Malaria: Epidemiologi 1, Depkes, 1993).
RELAPS  KAITAN DENGAN PERTANYAAN 6
BULAN ATAU 1 TAHUN YANG LALU PERNAH
SAKIT YANG SAMA ?

• Relaps yang timbul yang disertai parasitemia dalam


waktu 24 minggu atau lebih setelah serangan pertama
disebut long term relaps atau rekurensi  Relaps
P.vivax paling lama 2 – 5 tahun, dapat terjadi pada
erythrocytair atau extra erytrhocytair (P.N. Harijanto,
2000; Malaria: Epidemiologi 1, Depkes, 1993).
INSTRUMEN PENILAIAN ELIMINASI PROVINSI

STAN
NO PERSYARATAN URAIAN HASIL
DARD
3 Penguatan jejaring tatalaksana untuk menjamin a. Adanya Tim Malaria di Rumah Sakit yang telah terlatih 1,00
kemampuan mendiagnosa malaria secara dini dan b. Mengikuti lokakarya tatalaksana malaria bagi dokter 1,00
mengobati dengan tepat. (28,5) RS yang menangani malaria minimal satu kali setahun
(Kab : 8,00) dalam tahun terakhir (pada situasi khusus seperti
pandemi bisa dilakukan secara virtual)
c. Adanya instalasi farmasi yang menyediakan kebutuhan
OAM dan alat diagnostik
1) mengetahui prosedur permintaan alat diagnostik dan 0,50
OAM (bukti permintaan alat dengan obat)
2) Tersedianya OAM 0,50
3) Tersedianya alat diagnostic 0,50
a. Adanya tim malaria di RS yang telah dilatih (DIGANTI YG DITUNJUK DIREKTUR RSU)
b. Mengikuti lokakarya tatalaksana malaria bagi dokter RS yang
menangani malaria minimal satu kali setahun dalam tahun terakhir
(pada situasi khusus seperti pandemi bisa dilakukan secara virtual)
c.1) mengetahui prosedur permintaan alat diagnostik dan OAM (bukti
permintaan alat dengan obat)
c.2) Tersedianya OAM
c.3) Tersedianya alat diagnostik
INSTRUMEN PENILAIAN ELIMINASI PROVINSI
STAN
NO PERSYARATAN URAIAN HASIL
DARD
3 Penguatan jejaring d. Adanya laboratorium untuk pemeriksaan sediaan darah malaria
tatalaksana untuk 1) Tersedianya tenaga uji silang yang sudah dilatih dan mempunya kompetensi min level 2 ( 1,00
menjamin kemampuan termasuk labkesda)
mendiagnosa malaria 2) Tersedia minimal 1 unit mikroskop dalam keadaan baik dan layak pakai c 1,00
secara dini dan 3)Tersedia tenaga mikroskopis terlatih minimal level 3 atau setara dalam 3 tahun terakhir 1,00
mengobati dengan tepat.
(28,5) 4) Tersedia minimal 1 mikroskopis dalam keadaan baik dan layak 0,5
5) Tersedianya reagensia untuk pemeriksaan mikroskopis malaria (Giemsa, buffer, methanol, 0,5
minyak imersi) yang cukup dan baik kualitasnya serta tidak kedaluarsa
6) Tersedianya alat dan bahan habis pakai untuk pemeriksaan mikroskopis malaria (objek 0,50
glass, lanset steril, kapas alkohol, gelas ukur, pipet tetes, beaker glass, rak pewarnaan, botol
semprot, dll) yang cukup dan baik kualitasnya
7)Tersedianya alat untuk uji kualitas reagensia (kertas whatman no.2, batang pengaduk 0,50
kaca, pH indikator, densitometer/alat pengukur berat jenis methanol)
8) Mengirim sediaan darah kepada laboratorium rujukan/cross checker yang ditunjuk untuk 0,50
dilakukan uji silang melalui dinas Kesehatan
9) Tersedianya RDT 0,50
e. Mengikuti penyegaran diagnostik malaria bagi mikroskopis 0,50
d.1) Tersedianya tenaga uji silang yang sudah dilatih dan
mempunya kompetensi level 2

36
Level Mikroskopis
1) Level 1 : expert (cross checker pusat dan provinsi):
Sensitivitas >90%; Spesifitas >90%, Akurasi spesies >90%; Hitung parasit >50%.
2) Level 2 : reference (cross checker kabupaten/kota):
Sensitivitas 80–89%; Spesifitas 80–89%; Akurasi spesies 80–89%; Hitung parasit 40–49%.
3) Level 3 : advance (mikroskopis di fasyankes):
Sensitivitas 70–79%; Spesifitas 70–79%; Akurasi spesies 70–79%; Hitung parasit 30–39 %.
4) Level 4 : basic (perlu mengikuti pelatihan ulang):
Sensitivitas >70%; Spesifitas >70%; Akurasi spesies >70%; Hitung parasite <30%.

• Sensitivitas :
• Spesifisitas :
• Akurasi spesies :
d.2) Tersedia minimal 1 unit mikroskop dalam keadaan baik dan layak
pakai c
d.3) Tersedianya reagensia untuk pemeriksaan mikroskopis malaria (Giemsa,
buffer, methanol, minyak imersi) yang cukup dan baik kualitasnya serta tidak
kedaluarsa
d.3)Tersedia tenaga mikroskopis terlatih minimal level 3 atau setara
dalam 3 tahun terakhir
Level Mikroskopis
1) Level 1 : expert (cross checker pusat dan provinsi):
Sensitivitas >90%; Spesifitas >90%, Akurasi spesies >90%; Hitung parasit >50%.
2) Level 2 : reference (cross checker kabupaten/kota):
Sensitivitas 80–89%; Spesifitas 80–89%; Akurasi spesies 80–89%; Hitung parasit 40–49%.
3) Level 3 : advance (mikroskopis di fasyankes):
Sensitivitas 70–79%; Spesifitas 70–79%; Akurasi spesies 70–79%; Hitung parasit 30–39 %.
4) Level 4 : basic (perlu mengikuti pelatihan ulang):
Sensitivitas >70%; Spesifitas >70%; Akurasi spesies >70%; Hitung parasite <30%.

• Sensitivitas :
• Spesifisitas :
• Akurasi spesies :
d.5) Tersedianya reagensia untuk pemeriksaan mikroskopis malaria (Giemsa,
buffer, methanol, minyak imersi) yang cukup dan baik kualitasnya serta tidak
kedaluarsa
d.6) Tersedianya alat dan bahan habis pakai untuk pemeriksaan
mikroskopis malaria (objek glass, lanset steril, kapas alkohol, gelas
ukur, pipet tetes, beaker glass, rak pewarnaan, botol semprot, dll)
yang cukup dan baik kualitasnya
JUMLAH
NO JENIS
DITERIMA DIPAKAI SISA
1 Obyek glass
2 Lanset steril
3 Kapas alcohol
4 Gelas ukur
5 Pipet tetes
6 Beaker glass
7 Rak pewarnaan
8 Borol semprot
d.7)Tersedianya alat untuk uji kualitas reagensia (kertas whatman
no.2, batang pengaduk kaca, pH indikator, densitometer/alat
pengukur berat jenis methanol)

JUMLAH
NO JENIS
DITERIMA DIPAKAI SISA
1 Kertas whatman No.2

2 Batang pengaduk kaca

3 pH indicator

4 Densitometer
8) Mengirim sediaan darah kepada laboratorium rujukan/cross
checker yang ditunjuk untuk dilakukan uji silang melalui dinas
Kesehatan
9) Tersedianya RDT
e. Menyelenggarakan penyegaran
diagnostik malaria bagi mikroskopis
secara teratur.
INSTRUMEN PENILAIAN ELIMINASI PROVINSI
STAN
NO PERSYARATAN URAIAN HASIL
DARD
4 Penguatan kemandirian a. RS memberikan penyuluhan tentang pencegahan malaria kepada pasien agar 0,50
masyarakat dalam mencegah tidak menjadi sumber penular malaria
munculnya kasus baru malaria. b. Tersedianya media KIE (cetak dan Elektronik)
(12,50) 1) Tersedianya media penyuluhan tentang malaria demgan bahasa lokal baik yang
(Kab : 5,00)
diadakan rumah sakit atau provinsi (juga dengan melihat Dukungan 0,50
Promkes/interprogram),
2) Tersedianya media penyuluhan yang diadakan Pusat tentang malaria (yang
0,50
dapat digandalan oleh daerah)
c. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat secara rutin.dengan puncaknya pada 0,75
bulan April Hari Malaria Sedunia (HMS) setiap tahun
TOTAL KAB : 33,75
a. RS memberikan penyuluhan tentang pencegahan malaria kepada
pasien agar tidak menjadi sumber penular malaria
b.1) Tersedianya media penyuluhan tentang malaria demgan bahasa
lokal baik yang diadakan Kabupaten (juga dengan melihat Dukungan
Promkes/interprogram),
b.2) Tersedianya media penyuluhan yang diadakan Pusat tentang
malaria (yang dapat digandalan oleh daerah)
c. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat secara rutin.dengan
puncaknya pada bulan April Hari Malaria Sedunia (HMS) setiap tahun
INSTRUMEN PENILAIAN ELIMINASI PROVINSI
STAN
NO PERSYARATAN URAIAN HASIL
DARD
5 Tersedianya dokumentasi a. Tersedianya dokumentasi data kasus malaria yang meliputi rawat jalan dan
termasuk pelibatan masyarakat rawat inap dalam bentuk soft copy atau hard copy
dan laporan yang terkait dengan 1) SK Penunjukan RS Rujukan
program malaria
2) Fungsi Organaisasi terkait Program malaria di RS
3) Laporan Tahunan Surveilans (sismal)
4) Registrasi kasus malaria per-individu (sismal dan rekam medik)
5) Penjaminan dan pengendalian mutu dignosa ( cross check, quality assurance,
umpan balik hasil uji silang)
a. Tersedianya dokumentasi data kasus malaria yang meliputi rawat
jalan dan rawat inap dalam bentuk soft copy atau hard copy
a.1) SK Rumah Sakit Rujukan (DIGANTI RSUD YG DITUNJUK KADINKESPROV JABAR)
a.2) Fungsi Organisasi terkait Program malaria di RS
a.3) Laporan Tahunan Surveilans (sismal)
Konfirmasi Laboratorium Positif Malaria Parasit Pengobatan Penyelidikan Epidemiologi

0-11 bln 1-4 thn 5-9 thn 10-14 thn 15-64 thn >64 thn Total Positif Klasifikasi Asal Penularan
No Wilayah
Prima quin Kasus di
Mikroskop RDT PCR Total Pf Pv Standar Re laps
14 hari PE
L P L P L P L P L P L P L P Total Indigenus impor in duced

1 RSUD Koja 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0
2 RSU Akademik Atma Jaya 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0
3 RSU Pelabuhan Tg.Priok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


5 RSU Mulyasari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 RSU Sukmul 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0
7 RSIA Hermina Podomoro 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0
8 RSU Satya Negara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 RSU Islam Jakarta Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 RSU Royal Progress 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 RSU Pluit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 RSU Pantai Indah Kapuk 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 RSIA Family 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 RSU Puri Medika 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 RSU Mitra Klg Klp Gading 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 2 0 2 0 2 0 2 0 0
16 RSU Port Medical Center 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 RSU Gading Pluit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 RSU Firdaus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 RSIA Grand Family 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 RSU Pekerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 RSU Duta Indah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 RSUD Kecamatan Koja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 RSUD Kec Pademangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 RSU Kec Cilincing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 RSU Tanjung Priok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
  TOTAL 6 0 0 6 0 0 0 0 0 1 0 0 5 0 0 0 5 1 6 3 3 6 3 6 0 6 0 0
a.4) Tersedianya dokumentasi data kasus malaria yang meliputi rawat
jalan dan rawat inap dalam bentuk soft copy atau hard copy
a.5) Penjaminan dan pengendalian mutu diagnosa ( cross check,
quality assurance, umpan balik hasil uji silang)
Terima kasih..….
Tata Laksana Malaria Berat pada Dewasa
INDUCE LEWAT TRANSFUSI DARAH
• Darah dari donor selain diperiksa dengan Rapid Diagnostic Test
(RDT), sebaiknya diperiksa hapusan darahnya untuk cross check.
• Bila penerima transfusi darah setelah 3 demam tidak jelas
penyebabnya, diperiksa darah tepinya berkali – kali tiap 6 – 8 jam 
sampai 48 jam. (Permenkes Tatalaksana).
• Parasit tetap hidup dalam darah donor kira – kira sampai satu minggu.
• Kalau pakai anti koagulan mengandung dektrose dapat sampai 10
hari.
• Kalau komponen darah dilakukan cryopreserved parasite dapat hidup
sampai 2 tahun.

Anda mungkin juga menyukai