Anda di halaman 1dari 33

Seorang Wanita Berusia 24 tahun dengan

Combustio ec Thermal Injury Grade II A


9%
Oleh :
Dr. Dyah Handayani Nastiti

Pembimbing : dr. Bambang Y, Sp.B


Pendahuluan
Luka bakar merupakan masalah kesehatan masyarakat global, terhitung sekitar 180.000 kematian setiap
tahunnya. Sebagian besar terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah dan hampir dua pertiga
terjadi di wilayah Afrika dan Asia Tenggara.

Luka bakar non-fatal adalah penyebab utama morbiditas, termasuk rawat inap berkepanjangan dan cacat,
seringkali menghasilkan dengan stigma dan penolakan pada lingkungan.

Luka bakar adalah salah satu penyebab utama hilangnya tahun hidup yang disesuaikan dengan kecacatan
(disability-adjusted life-years/DALYs) di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Dengan begitu, penulis ingin membagikan pengalaman dan diskusi tentang luka bakar yang terjadi pada
pasien.

WHO. Burns. 6 Maret 2018


Data Pasien
01 02 03
Nama Usia MRS

Ny. E A 24 Tahun 28 Agustus 2022


(No. RM 191412)

04
KRS
1 September 2022
Anamnesis
Pasien datang dengan nyeri pada kaki kanan. Keluhan nyeri kaki kanan didahului
kemarin sore +/- 17.30 setelah pasien memasak tidak sengaja tertumpah minyak
goreng. Awalnya merah saja pada kaki kanan pasien, terasa panas namun
menghilang +/- 22.00, namun pada 23.00 pasien merasakan nyeri pada kaki,
kemudian 23.30 mulai muncul benjolan berisi air yang awaknya hanya kecil namun
siang ini benjolan berisi air semakin bertambah besar dan bertambah banyak.
Pasien sudah mengoleskan salep “Burnazin” dan mengaliri luka dengan air
mengalir
Pemeriksaan Fisik
Primary Survey
Airway
Snoring (-) gurgling (-) stridor (-)
Breathing
Trache di Midline, RR: 20 bpm, Simetris, Rhonki (-) wheezing (-). Sp O2
99% tanpa menggunakan masker oksigen
Circulation
HR: 113 bpm (regular, strong pulse) BP: 120/90 mmHg, active bleeding (-)
Disabillity
GCS E4V5M6.
Physical Examination
• Sklera Ikterik(-/-),Kongjungtiva Anemis(-/ ),Bulu hidung terbakar(-),
Head normocephal

• I:Pergerakan dada statis dan dinamis Simetris,


• P:Vocal fremitus teraba di seluruh lapang paru
Chest • P : sonor
• A : Suara dasar vesicular +/+,rhonchi (-/-),wheezing (-/-)

• I: distension (-),
• A :Bising Usus(+) normal
Abdomen • P : defensemuscular (-) Nyeri (-) massa(-) ascites (-)
• P : Timpani pada semua region

• Extremitas hangat(+), edema (-),


• Terdapat Luka Bakar (+) pada extremitas inferior sinistra regio cruris
Extremities dengan bula berukuran 5x3 cm, 8x3 cm, dan 4x4 cm. Burn state :
Derajat IIA 9 % Eritem, Bula (+) Nyeri (+)
Foto Klinis
Hasil Pemeriksaan Penunjang 11-7-2022
Hasil Pemeriksaan Hematologi Rontgen Thorax
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11.6* 14.00 – 18.00 gr/dl
Leukosit 12.800* 4.00 – 10.5 mm3
Hematokrit 36 35-37 %
Trombosit 308.000 150.000 – mm3
450.000
DIFF COUNT
Basofil 0 0-1 %
Euosinofil 0* 2-4 %
Neutrofil Batang 0* 3-5 %
Neutrofil Segment 65 50-70 %
Limfosit 29 25-40 %
Monosit 6 2-8 %
HEMATOLOGI
Waktu Perdarahan 3 1-3 Menit
Waktu Pembekuan 5 1-7 Menit
IMUNOSEROLOGI
Kesan : Cor/Pulmo dalam batas normal
Hbs Ag HasilNon-
Rapid
ReaktifAntigen
Non- Reaktif
AntiRapid
HIV Antigen SARSNon-
CoV-2 : TidakNon-
Reaktif terdeteksi
Reaktif (Negatif)
Diagnosis
Combustio ec Thermal Injury IIA 9%
Tatalaksana
Tatalaksana di IGD :
Kompres NaCl

Konsul ke Bedah
Advice dr. Bambang Y, Sp.B
Inf. RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
Inj. Ketorolac 30mg/12 jam
Salep Burnazin dilanjut
Pro rawat inap
Tanggal 29 September 2022 30 September 2022
Follow Up Subjective Nyeri pada luka bakar (+) Nyeri pada luka bakar (+)
Kesadaran: CM Kesadaran: CM
TD: 131/85 mmHg TD: 129/71 mmHg
N: 81x/mnt N: 96x/mnt
RR: 20 x/mnt RR: 20 x/mnt
Objective T: 36.1 C T: 36 C
SpO2: 98% tanpa masker O2 SpO2: 98% tanpa masker O2
Kepala : dbn Kepala : dbn
Thorax : dbn Thorax : dbn
Abdomen : dbn Abdomen : dbn
Extremitas : Extremitas :
Status Lokalis regio cruirs sinistra terdapat luka Status Lokalis regio cruirs sinistra terdapat luka
bakar derajat II A bakar derajat II A

Assesment Luka bakar derajat IIA 9% Luka Bakar derajat IIA 9%

Inf. RL 20 tpm Inf. RL 20 tpm


Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
Inj. Ketorolac 30mg/12 jam Inj. Ketorolac 30mg/12 jam
Salep Burnazin pagi dan sore Salep Burnazin pagi dan sore
Planning Bula diaspirasi spuit 20 cc Bula diaspirasi spuit 20 cc
Tanggal 31 September 2022 1 Agustus 2022
Subjective Nyeri pada luka bakar (+), namun sudah Nyeri luka nyeri pada kaki setelah operasi
berkurang
Kesadaran: CM Kesadaran: CM
TD: 122/74 mmHg TD: 100/70 mmHg
N: 86x/mnt N: 77x/mnt
RR: 20 x/mnt RR: 20 x/mnt
T: 36 C T: 36 C
Objective
SpO2: 98% tanpa masker O2 SpO2: 98% tanpa maskerO2
Kepala : dbn Kepala : dbn
Thorax : dbn Thorax : dbn
Abdomen : dbn Abdomen : dbn
Extremitas : Extremitas :
Status Lokalis regio cruirs sinistra terdapat luka bakar Status Lokalis regio cruirs sinistra terdapat luka
derajat II A bakar derajat II A

Assesment Luka bakar derajat IIA 9% Luka bakar derajat IIA 9% post debridement

Inf. RL 20 tpm Instruksi post op :


Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam Puasa
Inj. Ketorolac 30mg/12 jam
Salep Burnazin pagi dan sore Inf. Rl : D5 1:1 26 tpm
Planning PO : Inj. Ketorolac 30mg/12 jam
- Cefixime 200 mg/12 jam Inj. Ondancentron 4 mg (Bila mual/muntah)
- Asam Mefenamat 500 mg/8 jam Salep Burnazine pagi dan sore
Besok debridement PO :
- Cefixime 200 mg/12 jam
- Asam Mefenamat 500 mg/8 jam
Tanggal 2 Agustus 2022 3 Agustus 2022
Subjective Nyeri pada luka post operasi berkurang Masih terasa nyeri pada luka post operasi

Kesadaran: CM Kesadaran: CM
TD: 128/86 mmHg TD: 115/71 mmHg
N: 84 x/mnt N: 65 x/mnt
RR: 16 x/mnt RR: 20 x/mnt
T: 36 C T: 36,2 C
Objective
SpO2: 98% tanpa masker O2 SpO2: 98% tanpa maskerO2
Kepala : dbn Kepala : dbn
Thorax : dbn Thorax : dbn
Abdomen : dbn Abdomen : dbn
Extremitas : Extremitas :
Status Lokalis regio cruirs sinistra terdapat luka bakar Status Lokalis regio cruirs sinistra terdapat luka bakar
derajat II A derajat II A

Assesment Luka bakar derajat IIA 9% post debriment H+1 Luka bakar derajat IIA 9% post debridement H+2

PO : Program pulang
- Cefixime 200 mg/12 jam
- Asam Mefenamat 500 mg/8 jam
Inf. Rl : D5 1:1 26 tpm
Planning Salep Burnazine pagi dan sore
Besok boleh pulang
Foto Klinis
Post Debridement
Laporan Operasi
Tinjauan Pustaka dan
Pembahasan
Burn Injury
Definisi
Luka bakar adalah cedera pada kulit atau jaringan organik lainnya yang terutama
disebabkan oleh panas atau karena radiasi, radioaktivitas, listrik, gesekan atau kontak
dengan bahan kimia. Prinsip resusitasi trauma awal dan penerapan tepat waktu dari
tindakan darurat sederhana dapat membantu meminimalkan dampaknya.

American Collenge of Surgeon. Advanced Trauma Life Support ®.; 2018.


Jeschke MG, Baar ME, Choudhry MA, Chung KK, Gibran NS, Logsetty S. Burn injury. Nat Rev Dis Prim.
Klasifikasi
Klasifikasi
Derajat Pertama : Nyeri, Tidak melepuh, Tidak Pada pasien didapatkan luka bakar derajat I
menimbulkan bekas luka pada Antebrachii sinistra dan Luka bakar
Derajat Kedua : A. Terdapat Bula, Lembab derajat IIA dan B pada regio headneck,
dan nyeri ; B. Terdapat bula, lebih kering dai thoracoabdominal, thoracolumbal,
derajat A dan tidak tidak dapat merasakan antebrachii dan brachii dextra, dimana
sentuhan pasien mengeluhkan nyeri dan bula pada
Derajat Ketiga : Kering, Tidak peka terhadap derajat IIA dan nyeri berkurang pada derajat
sentuhan dan tusukan jarum, Area kecil akan IIB
sembuh dengan bekas luka atau kontraktur yang
substansial, Area yang luas memerlukan
pencangkokan kulit, Risiko tinggi infeksi

American Collenge of Surgeon. Advanced Trauma Life Support ®.; 2018.


American Collenge of Surgeon. Advanced Trauma Life Support ®.; 2018.
Epidemiologi dan Etiologi
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), luka bakar termal menyumbang sekitar 6,6
juta cedera dan 300 ribu kematian setiap tahun di seluruh dunia. Diperkirakan 95% dari kematian
ini terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah karena kurangnya pendidikan dan akses ke
perawatan medis serta penggunaan api terbuka yang lebih umum untuk pemanasan, penerangan,
dan memasak.

Beberapa penyebab adanya Burn Injury antara lain :


1. Heat Injury
2. Eletrical Injury
3. Radiation Injury Pembahasan : Pasien adalah seorang
4. Chemical Injury menengah ke bawah, pendidikn terakhi adalah
SMP, pasien memakai kompor elpiji 3kg saat
memasak dan saat kejadian pasien terkena
ledakan presto

Nicholas J. Walker; Kevin C. King. Acute and Chronic Thermal Burn Evaluation and Management. 1st ed. New York; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430730/.

American Collenge of Surgeon. Advanced Trauma Life Support ®.; 2018.


Patofisiologi
Terdapat 3 zona pada luka bakar
1. Zona koagulasi adalah titik kontak pusat dengan kerusakan maksimal di mana kematian sel,
denaturasi protein dalam matriks ekstraseluler, dan kerusakan sirkulasi terjadi.
2. Zona Statis adalah Zona disekitar zona koagulasi
3. Zona hiperemia didapatkan karena peningkatan sirkulasi sebagai respon tubuh terhadap luka
bakar.
Zona stasis dapat pulih dengan resusitasi yang tepat dan perawatan luka yang memadai.
Sebaliknya, periode hipotensi yang berkepanjangan dan perawatan luka yang tidak memadai dapat
mengubah zona stasis dan bahkan zona hiperemia menjadi kerusakan jaringan yang lebih luas dan
lebih dalam.

Pada luka bakar dengan skala luas terdapat 2 proses yaitu : Pelepasan mediator inflamasi sistemik dan
sitokin menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan ekstravasasi cairan dan protein skala besar
dari intravaskular ke ruang ekstravaskular. Proses kedua adalah karena hilangnya kulit fisik. Kulit
memainkan beberapa peran penting dalam homeostasis termasuk kontrol suhu, dan regulasi cairan,
dan berfungsi sebagai penghalang fisik terhadap infeksi.

Nicholas J. Walker; Kevin C. King. Acute and Chronic Thermal Burn Evaluation and Management. 1st ed. New York; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430730/.
Diagnosis
Pada anamnesis wajib ditanyakan bagaimana Pada pasien, mekanisme cedera pasien
mekanisme cedera yang akan memberikan wawasan adalah terkena ledakan presto yang tiba tiba
tentang kedalaman luka bakar dan trauma penyerta atau meledak, pada pasien belum ada diberikan
cedera inhalasi dan harus bertanya tentang volume dan jenis cairan resusitasi sebelumnya,, dan pasien
cairan resusitasi yang diterima pasien dalam perjalanan tidak ada penyakit penyerta.
untuk perhitungan laju cairan resusitasi yang tepat, selain itu Pemeriksaan fisik yang didapatkan adanya
menggali pertanyaan riwayat penyakit penyerta (DM, luka bakar pada grade I-IIAB sebanyak 25%
Hipertensi, Autoimun), untuk memikirkan startegi pengobatan
pasien.

Pemeriksaan fisik menyeluruh dari kepala hingga kaki


sangat penting untuk mengidentifikasi semua luka bakar dan
tanda-tanda trauma atau cedera inhalasi yang menyertai
(rambut wajah hangus, iritasi mukosa, peningkatan kerja
pernapasan, oksigenasi yang buruk pada oksimetri nadi).
Identifikasi kedalaman dan luas luka bakar akan memberikan
pemahaman yang signifikan tentang perawatan yang
diperlukan.
Nicholas J. Walker; Kevin C. King. Acute and Chronic Thermal Burn Evaluation and Management. 1st ed. New York; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430730/.
Diagnosis
Total Body Surface Area (TBSA)
Rule of Nine adalah panduan praktis untuk menentukan luas luka bakar menggunakan
perhitungan berdasarkan area luka bakar sebagian dan seluruh ketebalan. Permukaan palmar
(termasuk jari) tangan pasien mewakili sekitar 1% dari permukaan tubuh pasien.
TBSA Pasien menurut Rule of Nine
Neck Head :-

Thoraco-Lumbal : -

Extremitas :
Pada Regio Cruris Sinsitra
9 % derajat IIA dengan Bula Multiple (+) Nyeri (+) dasar
eritema.
Tatalaksana
Langkah-langkah penyelamatan jiwa untuk pasien dengan luka bakar termasuk menghentikan proses
pembakaran, memastikan bahwa jalan napas dan ventilasi memadai, dan mengelola sirkulasi dengan
mendapatkan akses intravena.
Hal pertama yang dilakukan adalah : Hentikan proses pembakaran dengan cara melepaskan baju pasien,
jika masih ada api maka dapat melakukan gerakan berhenti, menjatuhkan diri dan berguling di tanah, Setelah
proses pembakaran dihentikan, tutup pasien dengan linen hangat, bersih, kering untuk mencegah hipotermia.
Jalan napas dapat menjadi terhambat tidak hanya dari cedera langsung, tetapi juga dari edema masif
akibat luka bakar. Edema biasanya tidak segera muncul, dan tanda-tanda obstruksi awalnya mungkin tidak
kentara.
Cedera termal langsung ke saluran napas bagian bawah sangat jarang dan pada dasarnya terjadi hanya
setelah terpapar uap super panas atau penyalaan gas yang mudah terbakar yang dihirup. Masalah pernapasan
timbul dari tiga penyebab umum: hipoksia, keracunan karbon monoksida, dan cedera inhalasi asap.

American Collenge of Surgeon. Advanced Trauma Life Support ®.; 2018.


Tatalaksana
Pada resusitasi cairan pada burn injury dapat dilakukan dengan new Modifier Brooke Formula dengan
rumus : 2 ml RL xBBx%TBSA pada derajat II dan III, ataupun Parklan formula dengan 4cc RLx BB x %TBSA,
setengah dari total cairan diberikan dalam 8 jam pertama setelah luka bakar dan setengah sisanya dari total
cairan diberikan selama 16 jam berikutnya. formula memberikan tingkat target awal; jumlah cairan yang diberikan
harus disesuaikan berdasarkan target keluaran urin 0,5 mL/kg/jam untuk orang dewasa dan 1 mL/kg/jam untuk
anak-anak dengan berat kurang dari 30 kg. Pada orang dewasa, keluaran urin harus dipertahankan antara 30 dan
50 cc/jam untuk meminimalkan potensi resusitasi yang berlebihan.

American Collenge of Surgeon. Advanced Trauma Life Support ®.; 2018.


Tatalaksana
Indikasi Rujuk ke Burn Center
1. Luka bakar dengan derajat II lebih dari 10% TBSA.
2. Luka bakar yang mengenai wajah, tangan, kaki, genitalia, perineum, dan persendian
utama
3. Luka bakar derajat tiga pada semua kelompok umur
4. Luka bakar listrik, termasuk luka petir
5. Luka bakar kimia
6. Cedera inhalasi
7. Luka bakar pada pasien dengan gangguan medis yang sudah ada sebelumnya yang
dapat mempersulit manajemen, memperpanjang pemulihan, atau mempengaruhi
kematian (misalnya, diabetes, gagal ginjal)
8. Setiap pasien dengan luka bakar dan trauma penyerta (misalnya, patah tulang) di
mana luka bakar menimbulkan risiko terbesar morbiditas atau mortalitas.
9. luka bakar pada pasien yang memerlukan intervensi sosial, emosional, atau
rehabilitatif khusus

American Collenge of Surgeon. Advanced Trauma Life Support ®.; 2018.


Tatalaksana
Pemberian Antibiotik
Regimen antibakteri topikal klasik yang umum dari penetrasi jaringan paling sedikit hingga
paling banyak termasuk nitrat silver, sulfadiazine silver, dan mafenida asetat. Yang paling umum
digunakan adalah sulfadiazin silver karena memiliki penetrasi yang baik, spektrum luas, dan
kurang menyakitkan daripada mafenide asetat.

Pada pasien di berikan Sulfadiazine Silver sebagai antibiotic topical pada kulit yang terkena luka
bakar, pasien juga diberikan Ceftriaxone melalui Intravena sebagai Antiobiotik profilaksis,
mengingat pada hasil lab terdapat peningkatan leukosit

Yastı AÇ, Şenel E, Saydam M, Özok G, Çoruh A, Yorgancı K. Guideline and treatment algorithm for burn injuries. 2015;21(2).
Tatalaksana

Jeschke MG, Baar ME, Choudhry MA, Chung KK, Gibran NS, Logsetty S. Burn injury. Nat Rev Dis Prim.
Tatalaksana
Operasi pada luka bakar

Perlunya intervensi bedah/debridement tergantung pada kedalaman cedera, Luka bakar derajat III
menghancurkan semua elemen dermal; karenanya tidak ada sel epidermis yang tersisa untuk
meregenerasi area yang cedera dan pada Luka bakar derajat II.

Debridement : Debridemen luka bakar sangat penting untuk kelangsungan hidup secara
keseluruhan dan hasil pasien luka bakar. Eschar dan bula perlu dipotong dan/atau dibuka
sesegera mungkin untuk menghentikan kaskade inflamasi yang menyebabkan kerusakan
sekunder. Jaringan yang terbakar dan mati dari luka bakar sebagian dan seluruh ketebalan
menciptakan lingkungan oportunistik untuk selulitis gram positif dan menyebabkan gejala sisa
dari luka, termasuk waktu penyembuhan yang lambat, gangguan fisiologis, kontraktur, dan defisit
fungsional.

Skin Graft : Standar untuk penutupan luka bakar derajat III yang cepat dan permanen adalah
cangkok kulit dari donor yang tidak terbakar pada pasien yang sama.

Pada pasien dilakukan operasi debridement pada


tanggal 1 September 2022 pada pukul 08.00

P. Gacto-Sanchez. Surgical treatment and management of the severely burn patient : Review and update. 2017;41(6):356-364.
Komplikasi
Sistemik
Risiko mengembangkan komplikasi sistemik secara langsung sebanding dengan total luas permukaan tubuh (TBSA) yang terlibat
pada luka bakar.
• Luka bakar lebih dari 40% TBSA
• Usia lebih dari 60 tahun atau kurang dari 2 tahun
• Adanya inhalasi asap secara bersamaan atau trauma
Hipovolemia dan infeksi adalah komplikasi sistemik yang paling umum
Eschar lokal
“kekakuan dan kematian jaringan yang disebabkan oleh luka bakar yang dalam”. Respirasi dapat terganggu oleh eschar di sekitar
toraks dan kelangsungan hidup anggota badan dan jari terancam oleh iskemia .
Jaringan parut dan kontraktur akibat penyembuhan luka bakar yang dalam; deformitas kontraktur dapat muncul pada sendi
tergantung pada luasnya bekas luka.
Renal
AKI, Acute Kidney Failure telah terbukti terkait dengan disfungsi organ multipel dini dan risiko kematian yang lebih tinggi
Musculoskeletal
Kontraktur
Rhabdomyolysis adalah kondisi medis yang kompleks yang melibatkan pembubaran cepat otot rangka yang rusak atau terluka.
Gangguan integritas otot rangka ini menyebabkan pelepasan langsung komponen otot intraseluler, termasuk mioglobin, creatine
kinase (CK), aldolase, dan laktat dehidrogenase, serta elektrolit, ke dalam aliran darah dan ruang ekstraseluler.

Nielson CB, Duethman NC, Howard JM, Moncure M, Wood JG. Burns : Pathophysiology of Systemic Complications and Current Management. :469-481.
Daftar Pustaka
American Collenge of Surgeon. Advanced Trauma Life Support ®.; 2018,
Jeschke MG, Baar ME, Choudhry MA, Chung KK, Gibran NS, Logsetty S. Burn injury. Nat Rev Dis
Prim. 2020.
Nicholas J. Walker; Kevin C. King. Acute and Chronic Thermal Burn Evaluation and Management. 1st
ed. New York; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430730/.
Nielson CB, Duethman NC, Howard JM, Moncure M, Wood JG. Burns : Pathophysiology of Systemic
Complications and Current Management. :469-481.
P. Gacto-Sanchez. Surgical treatment and management of the severely burn patient : Review and update.
2017;41(6):356-364.
Yastı AÇ, Şenel E, Saydam M, Özok G, Çoruh A, Yorgancı K. Guideline and treatment algorithm for
burn injuries. 2015;21(2).

Anda mungkin juga menyukai