Luka bakar non-fatal adalah penyebab utama morbiditas, termasuk rawat inap berkepanjangan dan cacat,
seringkali menghasilkan dengan stigma dan penolakan pada lingkungan.
Luka bakar adalah salah satu penyebab utama hilangnya tahun hidup yang disesuaikan dengan kecacatan
(disability-adjusted life-years/DALYs) di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Dengan begitu, penulis ingin membagikan pengalaman dan diskusi tentang luka bakar yang terjadi pada
pasien.
04
KRS
1 September 2022
Anamnesis
Pasien datang dengan nyeri pada kaki kanan. Keluhan nyeri kaki kanan didahului
kemarin sore +/- 17.30 setelah pasien memasak tidak sengaja tertumpah minyak
goreng. Awalnya merah saja pada kaki kanan pasien, terasa panas namun
menghilang +/- 22.00, namun pada 23.00 pasien merasakan nyeri pada kaki,
kemudian 23.30 mulai muncul benjolan berisi air yang awaknya hanya kecil namun
siang ini benjolan berisi air semakin bertambah besar dan bertambah banyak.
Pasien sudah mengoleskan salep “Burnazin” dan mengaliri luka dengan air
mengalir
Pemeriksaan Fisik
Primary Survey
Airway
Snoring (-) gurgling (-) stridor (-)
Breathing
Trache di Midline, RR: 20 bpm, Simetris, Rhonki (-) wheezing (-). Sp O2
99% tanpa menggunakan masker oksigen
Circulation
HR: 113 bpm (regular, strong pulse) BP: 120/90 mmHg, active bleeding (-)
Disabillity
GCS E4V5M6.
Physical Examination
• Sklera Ikterik(-/-),Kongjungtiva Anemis(-/ ),Bulu hidung terbakar(-),
Head normocephal
• I: distension (-),
• A :Bising Usus(+) normal
Abdomen • P : defensemuscular (-) Nyeri (-) massa(-) ascites (-)
• P : Timpani pada semua region
Konsul ke Bedah
Advice dr. Bambang Y, Sp.B
Inf. RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
Inj. Ketorolac 30mg/12 jam
Salep Burnazin dilanjut
Pro rawat inap
Tanggal 29 September 2022 30 September 2022
Follow Up Subjective Nyeri pada luka bakar (+) Nyeri pada luka bakar (+)
Kesadaran: CM Kesadaran: CM
TD: 131/85 mmHg TD: 129/71 mmHg
N: 81x/mnt N: 96x/mnt
RR: 20 x/mnt RR: 20 x/mnt
Objective T: 36.1 C T: 36 C
SpO2: 98% tanpa masker O2 SpO2: 98% tanpa masker O2
Kepala : dbn Kepala : dbn
Thorax : dbn Thorax : dbn
Abdomen : dbn Abdomen : dbn
Extremitas : Extremitas :
Status Lokalis regio cruirs sinistra terdapat luka Status Lokalis regio cruirs sinistra terdapat luka
bakar derajat II A bakar derajat II A
Assesment Luka bakar derajat IIA 9% Luka bakar derajat IIA 9% post debridement
Kesadaran: CM Kesadaran: CM
TD: 128/86 mmHg TD: 115/71 mmHg
N: 84 x/mnt N: 65 x/mnt
RR: 16 x/mnt RR: 20 x/mnt
T: 36 C T: 36,2 C
Objective
SpO2: 98% tanpa masker O2 SpO2: 98% tanpa maskerO2
Kepala : dbn Kepala : dbn
Thorax : dbn Thorax : dbn
Abdomen : dbn Abdomen : dbn
Extremitas : Extremitas :
Status Lokalis regio cruirs sinistra terdapat luka bakar Status Lokalis regio cruirs sinistra terdapat luka bakar
derajat II A derajat II A
Assesment Luka bakar derajat IIA 9% post debriment H+1 Luka bakar derajat IIA 9% post debridement H+2
PO : Program pulang
- Cefixime 200 mg/12 jam
- Asam Mefenamat 500 mg/8 jam
Inf. Rl : D5 1:1 26 tpm
Planning Salep Burnazine pagi dan sore
Besok boleh pulang
Foto Klinis
Post Debridement
Laporan Operasi
Tinjauan Pustaka dan
Pembahasan
Burn Injury
Definisi
Luka bakar adalah cedera pada kulit atau jaringan organik lainnya yang terutama
disebabkan oleh panas atau karena radiasi, radioaktivitas, listrik, gesekan atau kontak
dengan bahan kimia. Prinsip resusitasi trauma awal dan penerapan tepat waktu dari
tindakan darurat sederhana dapat membantu meminimalkan dampaknya.
Nicholas J. Walker; Kevin C. King. Acute and Chronic Thermal Burn Evaluation and Management. 1st ed. New York; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430730/.
Pada luka bakar dengan skala luas terdapat 2 proses yaitu : Pelepasan mediator inflamasi sistemik dan
sitokin menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan ekstravasasi cairan dan protein skala besar
dari intravaskular ke ruang ekstravaskular. Proses kedua adalah karena hilangnya kulit fisik. Kulit
memainkan beberapa peran penting dalam homeostasis termasuk kontrol suhu, dan regulasi cairan,
dan berfungsi sebagai penghalang fisik terhadap infeksi.
Nicholas J. Walker; Kevin C. King. Acute and Chronic Thermal Burn Evaluation and Management. 1st ed. New York; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430730/.
Diagnosis
Pada anamnesis wajib ditanyakan bagaimana Pada pasien, mekanisme cedera pasien
mekanisme cedera yang akan memberikan wawasan adalah terkena ledakan presto yang tiba tiba
tentang kedalaman luka bakar dan trauma penyerta atau meledak, pada pasien belum ada diberikan
cedera inhalasi dan harus bertanya tentang volume dan jenis cairan resusitasi sebelumnya,, dan pasien
cairan resusitasi yang diterima pasien dalam perjalanan tidak ada penyakit penyerta.
untuk perhitungan laju cairan resusitasi yang tepat, selain itu Pemeriksaan fisik yang didapatkan adanya
menggali pertanyaan riwayat penyakit penyerta (DM, luka bakar pada grade I-IIAB sebanyak 25%
Hipertensi, Autoimun), untuk memikirkan startegi pengobatan
pasien.
Thoraco-Lumbal : -
Extremitas :
Pada Regio Cruris Sinsitra
9 % derajat IIA dengan Bula Multiple (+) Nyeri (+) dasar
eritema.
Tatalaksana
Langkah-langkah penyelamatan jiwa untuk pasien dengan luka bakar termasuk menghentikan proses
pembakaran, memastikan bahwa jalan napas dan ventilasi memadai, dan mengelola sirkulasi dengan
mendapatkan akses intravena.
Hal pertama yang dilakukan adalah : Hentikan proses pembakaran dengan cara melepaskan baju pasien,
jika masih ada api maka dapat melakukan gerakan berhenti, menjatuhkan diri dan berguling di tanah, Setelah
proses pembakaran dihentikan, tutup pasien dengan linen hangat, bersih, kering untuk mencegah hipotermia.
Jalan napas dapat menjadi terhambat tidak hanya dari cedera langsung, tetapi juga dari edema masif
akibat luka bakar. Edema biasanya tidak segera muncul, dan tanda-tanda obstruksi awalnya mungkin tidak
kentara.
Cedera termal langsung ke saluran napas bagian bawah sangat jarang dan pada dasarnya terjadi hanya
setelah terpapar uap super panas atau penyalaan gas yang mudah terbakar yang dihirup. Masalah pernapasan
timbul dari tiga penyebab umum: hipoksia, keracunan karbon monoksida, dan cedera inhalasi asap.
Pada pasien di berikan Sulfadiazine Silver sebagai antibiotic topical pada kulit yang terkena luka
bakar, pasien juga diberikan Ceftriaxone melalui Intravena sebagai Antiobiotik profilaksis,
mengingat pada hasil lab terdapat peningkatan leukosit
Yastı AÇ, Şenel E, Saydam M, Özok G, Çoruh A, Yorgancı K. Guideline and treatment algorithm for burn injuries. 2015;21(2).
Tatalaksana
Jeschke MG, Baar ME, Choudhry MA, Chung KK, Gibran NS, Logsetty S. Burn injury. Nat Rev Dis Prim.
Tatalaksana
Operasi pada luka bakar
Perlunya intervensi bedah/debridement tergantung pada kedalaman cedera, Luka bakar derajat III
menghancurkan semua elemen dermal; karenanya tidak ada sel epidermis yang tersisa untuk
meregenerasi area yang cedera dan pada Luka bakar derajat II.
Debridement : Debridemen luka bakar sangat penting untuk kelangsungan hidup secara
keseluruhan dan hasil pasien luka bakar. Eschar dan bula perlu dipotong dan/atau dibuka
sesegera mungkin untuk menghentikan kaskade inflamasi yang menyebabkan kerusakan
sekunder. Jaringan yang terbakar dan mati dari luka bakar sebagian dan seluruh ketebalan
menciptakan lingkungan oportunistik untuk selulitis gram positif dan menyebabkan gejala sisa
dari luka, termasuk waktu penyembuhan yang lambat, gangguan fisiologis, kontraktur, dan defisit
fungsional.
Skin Graft : Standar untuk penutupan luka bakar derajat III yang cepat dan permanen adalah
cangkok kulit dari donor yang tidak terbakar pada pasien yang sama.
P. Gacto-Sanchez. Surgical treatment and management of the severely burn patient : Review and update. 2017;41(6):356-364.
Komplikasi
Sistemik
Risiko mengembangkan komplikasi sistemik secara langsung sebanding dengan total luas permukaan tubuh (TBSA) yang terlibat
pada luka bakar.
• Luka bakar lebih dari 40% TBSA
• Usia lebih dari 60 tahun atau kurang dari 2 tahun
• Adanya inhalasi asap secara bersamaan atau trauma
Hipovolemia dan infeksi adalah komplikasi sistemik yang paling umum
Eschar lokal
“kekakuan dan kematian jaringan yang disebabkan oleh luka bakar yang dalam”. Respirasi dapat terganggu oleh eschar di sekitar
toraks dan kelangsungan hidup anggota badan dan jari terancam oleh iskemia .
Jaringan parut dan kontraktur akibat penyembuhan luka bakar yang dalam; deformitas kontraktur dapat muncul pada sendi
tergantung pada luasnya bekas luka.
Renal
AKI, Acute Kidney Failure telah terbukti terkait dengan disfungsi organ multipel dini dan risiko kematian yang lebih tinggi
Musculoskeletal
Kontraktur
Rhabdomyolysis adalah kondisi medis yang kompleks yang melibatkan pembubaran cepat otot rangka yang rusak atau terluka.
Gangguan integritas otot rangka ini menyebabkan pelepasan langsung komponen otot intraseluler, termasuk mioglobin, creatine
kinase (CK), aldolase, dan laktat dehidrogenase, serta elektrolit, ke dalam aliran darah dan ruang ekstraseluler.
Nielson CB, Duethman NC, Howard JM, Moncure M, Wood JG. Burns : Pathophysiology of Systemic Complications and Current Management. :469-481.
Daftar Pustaka
American Collenge of Surgeon. Advanced Trauma Life Support ®.; 2018,
Jeschke MG, Baar ME, Choudhry MA, Chung KK, Gibran NS, Logsetty S. Burn injury. Nat Rev Dis
Prim. 2020.
Nicholas J. Walker; Kevin C. King. Acute and Chronic Thermal Burn Evaluation and Management. 1st
ed. New York; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430730/.
Nielson CB, Duethman NC, Howard JM, Moncure M, Wood JG. Burns : Pathophysiology of Systemic
Complications and Current Management. :469-481.
P. Gacto-Sanchez. Surgical treatment and management of the severely burn patient : Review and update.
2017;41(6):356-364.
Yastı AÇ, Şenel E, Saydam M, Özok G, Çoruh A, Yorgancı K. Guideline and treatment algorithm for
burn injuries. 2015;21(2).