PENYEGARAN PEMAHAMAN HAM

IMPLEMENTASI HUKUM DAN HAM DALAM TUGAS

KEPOLISIAN
 Situasi HAM di Indonesia
Dipandang telah mengalami perkembangan yang signifikan dibandingkan dengan
dasawarsa lalu

Pemahaman penyelenggara negara dan publik semakin meningkat

Program-program peningkatan HAM telah mulai dilakukan sebagai program

pemerintah

Reformasi birokrasi telah mulai dilaksanakan

Pendekatan Justice for All telah dicanangkan

Gerakan-gerakan masyarakat dalam kerangka HAM makin bertambah

2
Walaupun masih
terjadi...
Mispersepsi makna demokrasi, mis:
– pemaksaan kehendak oleh kelompok tertentu pada kelompok lain
– Terjadinya vigilante justice (main hakim sendiri)
– Kakalahan dalam proses demokrasi disikapi dengan kekerasan

Produk legislasi Daerah belum sepenuhnya berorientasi pada norma dan

standar HAM yang dirumuskan Konstitusi

Proses penegakan hukum ada yang masih berwarna diskriminasi dan

intervensi

Ketidakmerataan pembangunan bagi pemenuhan hak ekonomi, sosial dan

budaya

3
Kendala Penegakan HAM

• Masih rendahnya orientasi pada HAM dalam pengambilan

keputusan
• Belum meratanya pemahaman HAM aparatur negara
• Belum semua elit politik memberikan suri tauladan HAM
• Kegamangan aparat publik dalam menangani konflik
yang bernuansa HAM
• Keterbatasan anggaran dalam pelayanan publik
• Ketidakfahaman makna demokrasi (redefinisi vox populi vox
dei)
• Keterbatasan tingkat pendidikan sebagian besar masyarakat

4
 Aduan dugaan pelanggaran HAM oleh POLRI
(2019)
sebanyak 744 aduan, dengan
klasifikasi:

01 Proses hukum yang tidak sesuai prosedur (46,8%)

02 Lambatnya penanganan kasus (22,3%)

03 Kriminalisasi (8,9%)

04 Kekerasan dan penyiksaan (4%).

5
 Reformasi Polri
• Tap MPR RI No. VII Tahun 2000 dan UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia
memandatkan Polri Independen dari TNI, dan menjalankan program reformasi kelembagaan.

• Polri telah sungguh-sungguh melakukan reformasi melalui perubahan kurikulum, sistem pendidikan,
pola rekrutmen, perubahan uniform hingga menerapkan cara-cara mutakhir yakni pemolisian
berbasis masyarakat (community policing). Proyek percontohan Pemolisian berbasis masyarakat
yang diterapkan di Papua, NTT, Surabaya, Yogyakarta dan Bekasi dinilai berhasil memperkenalkan
paradigma Polri sebagai civilian police.

• Reformasi Polri dinilai berlangsung on the track. Namun demikian, reformasi ini mesti terus
Reformasi
didorong Polri dinilai
dengan berlangsung
berbagai upaya on the track.Menemukan
akselerasi. Namun demikian, reformasi
titik-titik lemahinimerupakan
mesti terusaspek
didorong dengan
penting
berbagai upaya akselerasi.
dalam keseluruhan Menemukan
akselerasi titik-titik lemah merupakan aspek penting dalam keseluruhan akselerasi
tersebut.
tersebut.
• Komnas HAM mendukung reformasi pendidikan POLRI dalam bentuk kerjasama pelatihan: Divisi
Komnas HAM mendukung reformasi pendidikan POLRI dalam bentuk kerjasama pelatihan:
Hukum Mabes (Polda-polda), Lemdikpol (Tenaga Pengajar), Sespim Polri – akan diperluas.
Divisi Hukum Mabes (Polda-polda), Lemdikpol (Tenaga Pengajar), Sespim Polri – akan
diperluas.

6
 PERUBAHAN PARADIGMA

LAMA SEKARANG

• Alat kekuatan dan • Pemolisian yang berkemanusiaan

kekuasaan (humane policing)
• Satjipto Rahardjo: Polisi adalah
• Penggunaan ambivalent force yaitu kekuatan
kekerasan telanjang yang ditarik ke berbagai
(brute force) kepentingan, nilai-nilai dan lain-lain,
polisi adalah semi militer tetapi
sekaligus kekuatan publik yang
berwatak sipil

7
 LANDASAN HUKUM HAM POLRI
TAP MPR RI No XVII/MPR/1998 TTG HAM

AMANDEMEN UUD 1945  PSL 27, 28, 29

 UU No 7 TH 1984  RATIFIKASI KONVENSI MENGENAI

PENGHAPUSAN SEGALA BENTUK DISKRIMINASI TERHADAP WANITA
 UU No 3 TH 1997  PENGADILAN ANAK
 UU No 5 TH 1998  RATIFIKASI KONVENSI MENENTANG
PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN / PENGHUKUMAN LAIN YG KEJAM,
TDK MANUSIAWI, ATAU MERENDAHKAN MART. MANUSIA
 UU No 9 TH 1998  KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI
MUKA UMUM
 UU No 29 TH 1999  RATIFIKASI KONVENSI PENGHAPUSAN
DISKRIMINASI RAS
 UU No 39 TH 1999  HAK ASASI MANUSIA
 UU No 26 TH 2000  PENGADILAN HAM

8
LANJUTAN .....

 UU No 23 TH 2002  PERLINDUNGAN ANAK

 UU No 23 TH 2004  PENGHAPUSAN KEKERASAN DLM
RUMAH TANGGA
 UU No 11 TH 2005  RATIFIKASI KOVENAN
INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK ECOSOC
 UU No 12 TH 2005  RATIFIKASI KOVENAN
INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK SIPPOL
 UU No 13 TH 2006  PERLINDUNGAN SAKSI DAN
KORBAN
 UU No 21 TH 2007  PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA
PERDAGANGAN ORANG
 PP NO 2 TH 2002  TATA CARA PERLINDUNGAN SAKSI
DAN KORBAN
 PP NO 3 TH 2002 TATA CARA PEMBERIAN KRR THD
KORBAN PELANGGARAN HAM BERAT
 KEPPRES NO 36 TH 1990  PENGESAHAN KONVENSI
TENTANG HAK-HAK ANAK

PERKAP NO 8 TH 2009 TTG IMPLEMENTASI PRINSIP DAN

STANDAR HAM DLM PENYELENGGARAAN TUGAS POLRI
9
 PERKAP 8/2009

BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 - 4

BAB II INSTRUMEN PERLINDUNGAN HAM PASAL 5 - 9

BAB III STANDAR PERILAKU PETUGAS/ANGG. POLRI DLM GAKUM

PASAL 10 BAG. 1: STANDAR PERILAKU SECARA UMUM
- 34 BAG2 : STANDAR PERILAKU PETUGAS/ANGGOTA POLRI DLM
TINDAKAN KEPOLISIAN

1. PENYELIDIKAN 2. PEMANGGILAN 3. PENANGKAPAN

4. PENAHANAN 5. PEMERIKSAAN 6. PEMERIKSAAN TKP
7. PENGGELEDAHAN 8. PENYITAAN

BAB IV PERLINDUNGAN HAM BAGI TERSANGKA

PASAL BAG 1: PRINSIP PRADUGA BAG 3: HAK UNTUK DIADILI
35 - 38 SCR ADIL
TAK BERSALAH
BAG 2: HAK TERSANGKA BAG 4: PENGHORMATAN
MARTABAT & PRIVASI
10
LANJUTAN .....

BAB V TUGAS HARKAMTIBMAS BERBASIS HAM

BAG 1: PERILAKU PETUGAS BAG 3: PERLIND HAM DLM RUSUH MASSAL
PASAL 39 - BAG 2: PERLIND HAM DLM SITUASI DRRT BAG 4: GUNKUAT/TINDAKAN KERAS & SENPI
49

BAB VI PERLINDUNGAN HAM DLM TUGAS PELAYANAN MASYARAKAT

PASAL 50 - BAG 1: PRINSIP YAN MASY 2. YAN SAKSI DAN KORBAN BAG 3: PERLIND HAM ANGG POL
57
BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PASAL 58 - 61
BAG 1: PEMBINAAN BAG 2: PENGAWASAN

BAB VIII
PENUTUP PASAL 62 - 64

11
 UUD 45 PASAL 28 TTG
HAK ASASI MANUSIA

PASAL 28 A
Hak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya.

PASAL 28 B PASAL 28 F

PASAL 28 C PASAL 28 G

PASAL 28 D PASAL 28 H

PASAL 28 E PASAL 28 I
PASAL 28 J

12
 OVERVIEW
SOROTAN PUBLIK KEPADA KINERJA POLRI TERKAIT PENERAPAN HAM

PENYALAHGUNAAN
PENGGUNAAN KEKUATAN WEWENANG OLEH
BERLEBIHAN OLEH ANGGOTA POLRI
ANGGOTA POLRI

13
OVERVIEW
SOROTAN PUBLIK KEPADA KINERJA POLRI TERKAIT PENERAPAN HAM

14
OVERVIEW
SOROTAN PUBLIK KEPADA KINERJA POLRI TERKAIT PENERAPAN HAM

15
15
 Kinerja Polisi
berperspektif HAM

SEMUA UNIT KEPOLISIAN HARUS REPRESENTATIF, RESPONSIF DAN AKUNTABEL

PADA MASYARAKAT.

SETIAP ANGGOTA KEPOLISIAN ADALAH BAGIAN DARI SISTEM PERADILAN PIDANA

YANG BERTUJUAN MENCEGAH & MENANGGULANGI KEJAHATAN, SEHINGGA
PERILAKU SEORANG POLISI PUN BERDAMPAK PADA KESELURUHAN SISTEM.

STANDAR INTERNASIONAL HAM HARUS SELALU DIJAGA & DIPATUHI

KINERJA POLISI HARUS DAPAT DIAKSES PUBLIK

STANDAR PENERAPAN HUKUM YANG BERKEADILAN HARUS DIJIWAI OLEH SETIAP

ANGGOTA KEPOLISIAN, DAN

MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN PELAYANAN BAGI MASYARAKAT

ADALAH KEWAJIBAN POLISI, YANG MEWAKILI IMPLEMENTASI KEWAJIBAN
NEGARA

16
 Polisi Yang Profesional

 Dalam melayani dan melindungi yang merupakan tugas pokok polisi di seluruh
dunia, anggota polisi harus bersikap profesional tanpa diskriminasi.

 Profesionalisme anggota polisi dapat dilihat dari hasil kerja dan perilaku petugas
tersebut dalam melayani masyarakat. Empat indikator:

1. kompeten (competence) adalah memliki pengetahuan, keterampilan dan sikap

emosional yang matang;
2.keterkaitan (connection) adalah keterkaitan antara pengetahuan, sikap dan
keterampilan dengan pekerjaan yang dilakukan;
3. konsisten (consistence) adalah keselarasan antara aturan (norma) dengan
tindakan secara berkesinambungan;
4. komitmen (commitment) adalah mencintai bidang tugas yang dilakukan.

17
 PENUTUP

LAKSANAKAN TUGAS POKOK POLRI

SESUAI DGN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN YG
BERLAKU AGAR TERHINDAR DARI
SEGALA BENTUK PELANGGARAN
TERUTAMA PELANGGARAN HAM

18
Sekian dan Terima
19