Anda di halaman 1dari 23

ASPAL

SEMESTER 6
D4
PRODI PJJ

DIARTO TRISNOYUWONO, ST., MT. - POLITEKNIK NEGERI KUPANG


Definisi aspal (ASTM D-89)

 Aspal adalah bahan padat atau semi padat yang


berwarna coklat gelap sampai hitam yang sebagian
besar bahan penyusunnya adalah bitumen yang
terjadi di alam atau melalui penyulingan minyak.

DIARTO TRISNOYUWONO, ST., MT.


Definisi aspal

Aspal pada lapis keras jalan berfungsi sebagai bahan ikat


antar agregat untuk membentuk suatu campuran yang
kompak, sehingga akan memberikan kekuatan yang
lebih besar dari masing-masing agregat

DIARTO TRISNOYUWONO, ST., MT.


Sifat aspal sebagai bahan pengikat

 Strong / kuat
 Readily adhesive / mudah merekat
 Highly waterproof / tahan air
 Durable / awet
 Highly resistant to reaction with most acids, alkalis &
salts / memiliki ketahanan reaksi dengan senyawa
asam, alkali dan garam.

DIARTO TRISNOYUWONO, ST., MT.


Sifat fisik aspal

Pada suhu ruangan berupa bahan yang padat sampai


semi padat, aspal dapat dibuat kondisi cair dengan:
 Pemanasan (applying heat),
 Dilarutkan (dissolved) dalam petroleum solvents, atau
 Diemulsikan dengan air

DIARTO TRISNOYUWONO, ST., MT.


Sifat kimiawi aspal

a. Daya larut
b. Reaktifitas kimiawi

DIARTO TRISNOYUWONO, ST., MT.


Daya larut

 aspal larut dalam minyak yang berasal dari minyak


tanah dasar
 sifat ini tetap terbawa walaupun sudah dipakai dalam
konstruksi
 pemakaian aspal harus mengetahui lingkungan

DIARTO TRISNOYUWONO, ST., MT.


Reaktifitas kimiawi

Oksidasi pada suhu tinggi


 proses hembusan udara (air blowing process)
 O2 tidak masuk dalam aspal, tetapi mengikat H dan
membentuk air
 H terambil -- hydrocarbon tidak jenuh (unsaturated)
membentuk molekul-molekul yang BM-nya besar
 terbentuk asphaltenes yang lebih besar --- terjadi
perubahan sifat
DIARTO TRISNOYUWONO, ST., MT.
Reaktifitas kimiawi

Oksidasi pada suhu normal


 aspal dibiarkan --- akan terbentuk lapisan tipis yang keras
sebagai hasil oksidasi
 sifat dari lapisan ini: getas dan rapuh; punya komponen
baru yang larut dalam air
 akibat: aspal di permukaan jalan akan tipis dan teraus
 Proses : udara - oksigen - proses oksidasi - lapisan tipis
yang keras - pecah dan teraus oleh air - aspal segar
timbul - oksidasi lagi
DIARTO TRISNOYUWONO, ST., MT.
Sifat fisik aspal

 Warna: coklat kehitam-hitaman


 ujud: padat / semi padat
a. aspal sebagai bahan thermoplastis
 Viscositas (kekentalan) aspal akan berubah bila terdapat
perubahan temperatur.

DIARTO TRISNOYUWONO, ST., MT.


Sifat fisik aspal

b. aspal sebagai bahan rheologi


 Aspal apabila mendapat pembebanan dengan jangka
waktu cepat sekali (kecepatan tinggi) akan bersifat
elastic; jika pembebanan dengan jangka waktu yang
lama bersifat kental / lengket / liat (viscous)
 Maka : aspal punya sifat viscoelastic (sifat aspal
dipengaruhi oleh jangka waktu pembebanan, walau
beban sama tetapi jangka waktu pembebanan berbeda
tegangan berbeda)
DIARTO TRISNOYUWONO, ST., MT.
Sifat fisik aspal

c. Pengaruh waktu terhadap sifat aspal


 Aspal yang dibiarkan dan tidak mengalami tegangan
 mengeras sesuai dengan jalannya waktu (thixotropy).
 Cara mengatasi: memanasi atau memberi tegangan
 Terjadi pada: Jalan buntu, ujung landasan pesawat
terbang
 Pengaruh: kenampakan yang retak-retak

DIARTO TRISNOYUWONO, ST., MT.


Sifat fisik aspal

d. Pengaruh temperatur pada sifat aspal


 saat akan pemakaian diadakan pemanasan
(mendapatkan viscositas aspal yang sesuai)
 sebagai lapis konstruksi dipengaruhi suhu

DIARTO TRISNOYUWONO, ST., MT.


Sifat fisik aspal

e. Aspal sebagai bahan perekat


Target:
 aspal harus dapat membungkus secara merata pada batuan
sehingga dapat berfungsi dengan baik
 tidak boleh terlalu tebal, karena pada suhu tinggi aspal
mencair; fungsi berubah sebagai bahan pelicin
Pada pemadatan awal temperature terlalu rendah viscositas
naik, shg cairan menjadi kental dan kemampuan mengalir
berkurang tidak merata
DIARTO TRISNOYUWONO, ST., MT.
Durability aspal
 Durability: daya tahan aspal untuk mempertahankan sifat aslinya
terhadap perubahan yang diakibatkan pengaruh cuaca atau saat
pengolahan
 Tolok ukur: aspal akan mengeras sesuai jalannya waktu (bitumen
hardening).
Faktor yang menyebabkan pengerasan aspal :
1. Oxidation
2. loss of volatile (evaporation)
3. physical hardening:
 thixotropy
 polimerisasi
 synergise
4. exudative hardening (separation)
DIARTO TRISNOYUWONO, ST., MT.
Oxidation

 Aspal perlahan teroksidasi bila ada kontak dengan


udara terbuka, oksigen bergabung dengan molekul
dg BM tinggi (asphaltenes) meningkatkan viscositas
aspal.
 Tingkat oksidasi dipengaruhi oleh tingkat
ketergantungan aspal terhadap temperatur, waktu
dan tebal dari aspal film (lapis tipis). Tingkat oksidasi
ini meningkat double pada setiap peningkatan suhu
10°C pada suhu di atas 100°C.
DIARTO TRISNOYUWONO, ST., MT.
Loss of volatile - evaporation

 Penguapan terjadi pada bahan-bahan yang peka akan


penguapan (BM kecil) tergantung dari temperatur
dan kondisi sekitarnya. Pengerasan akibat penguapan
ini relatif kecil dan tidak berpengaruh terhadap
penetrasi aspal.

DIARTO TRISNOYUWONO, ST., MT.


Physical hardening

Pengerasan ini terjadi pada ambient temperature dan biasanya ditunjukkan


dengan reorientasi molekul di dalam aspal dan lambatnya kristalisasi dari
wax-nya. Pengerasan akibat physical hardening ini sifatnya reversible,
dengan pemanasan kembali viskositas awal aspal dapat diperoleh kembali.
 Thixotropy: mengeras akibat dari jalannya waktu tetapi tidak merubah
komposisi aspal
 Polimerisasi: pengelompokan bagian-bagian aspal membentuk molekul
baru dengan BM lebih besar
 Synergise: gejala kimiawi murni (noda-noda pada permukaan jalan)–
campuran resins + oils

DIARTO TRISNOYUWONO, ST., MT.


Exudative hardening

 Sebagai hasil dari perpindahan oily component dari


aspal terserap ke mineral agregat (sebagai akibat
absorpsi selektif dari agregat). Tergantung dari sifat
exudative aspal dan porositas agregat.

DIARTO TRISNOYUWONO, ST., MT.


Proses pengerasan aspal

a. Pengerasan selama penyimpanan


Selama penyimpanan dalam bentuk aspal curah (bulk)
pada suhu relatif tinggi, pengerasan aspal sangat kecil
kemungkinan terjadi. permukaan aspal yang berhubungan
dengan oksigen sangat kecil bila dibandingkan volume
aaspal yang begitu besar Namun jika ada sirkulasi dan
pada proses pengisian tanki, aspal jatuh dari pipa entry
pada bagian atas tanki pada aspal yang ada di tangki,
maka hardening terjadi sangat dimungkinkan.

DIARTO TRISNOYUWONO, ST., MT.


Proses pengerasan aspal

b. Pengerasan selama pencampuran


Selama proses pencampuran semua agragat dan filler
terselimuti oleh lapis tipis (thin film) aspal (tebal: 5
microns - 15 microns) Aspal dicampur dengan hot
aggregate dan tersebar menjadi thin film di dalam
asphalt pugmill, kondisi ini sangat dimungkinkan terjadi
oxidation dan loss volatile.

DIARTO TRISNOYUWONO, ST., MT.


Proses pengerasan aspal

c. Pengerasan dalam campuran aspal selama, hot


storage, Transport dan laying
Hardening dapat terjadi selama penyimpanan di silo
(atau kendaraan penyimpan campuran aspal panas),
tergantung dari lama berhubungannya dengan oksigen,
tingkat ketebalan film aspal dan temperatur campuran.
Selama transport dari AMP ke lokasi dan
penghamparan, hardening aspal juga sangat
dimungkinkan. Besarnya sangat
DIARTO TRISNOYUWONO, ST., MT.
Proses pengerasan aspal

d. Pengerasan aspal di jalan


Sebagian besar pengerasan terjadi selama mixing dan
lebih kesil saat hot storage/transport. Hardening dapat
juga terjadi pada jalan dan faktor utama penyebabnya
adalah kadar pori dalam campuran padat (air void
content of the mix).
 Void content rendah → hardening kecil
 Void content tinggi → hardening besar

DIARTO TRISNOYUWONO, ST., MT.

Anda mungkin juga menyukai