Anda di halaman 1dari 19

PERKEMBANGAN

ARSITEKTUR ISLAM DI
AFRIKA
KELOMPOK 2 :
- Fauziah Azzahra 60100119011
- Athifah Awaliah 60100120028
- Alfath Prasatya 60100120027
- Sulkarnain S 60100120024
- Muh. Arsy Syahrawan 60100120035
Sejarah dan Perkembangan
● Sejarah Masuknya Islam di Afrika
Di awal kehadirannya, ajaran Islam hanyadianut oleh komunitastertentu yang terhubung dengan jalur
perdagangan trans-Sahara. Pada abad ke-11 M, menurut Hill, geografer Andalusia bernama Al-Idrisi mencatat,
di wilayah Ghana dan Tekur terdapatsejumlah orang Arab dan imigran dari Afrika utara.

Beberapafaktor yang menghambat perkembangan Islam di Afrika Utara adalah keberadaan kerajaan non-


Muslim,” ungkap Hill. Menurutdia, para saudagar dan ulama berperan besar dala mpenyebaran agama Islam di
kawasan Afrika Barat.

Para pedagang Muslim yang terpelajar, ungkap Hill, banyak membantu kerajaan-kerajaan non-Muslim dalam
bidang administrasi kerajaan tersebut. Mereka memfasilitasi perdagangan jarak jauh dengan membuatkan
aturan kontrak, kredit, dan informasi jaringan,’’ paparnya.

Dari abad ke-8 hingga 13 M, hubungan antara Muslim dan penduduk Afrika Barat mulai meningkat. Sejak saat
itu, negara Muslim mulai muncul dan berkembang di Sahel. Menurut Hill, sejak itu raja-raja Afrika mulai
mengizinkan Muslim untuk berintegrasi. Pada abad ke-11 M, dilaporkan sudah ada kerajaan Islam bernama
Tekur di pertengaha nlembah Senegal,’’ papar Hill.
● PerkembanganArsitektur Islam di Afrika
Afrika Utara

Kawasan Afrika Utara adalah kawasan tandus dan memiliki padang pasir yang luas meliputi beberapa bangsa
seperti Mesir, Aljazair, Libya, Tunisia dan Maroko. Wilayah ini termasuk dalam Kawasan Mediterania yang
berbatasan dengan Laut Tengah di sebelah utara. Gaya seni arsitektur kawasan ini didominasi oleh
perkembangan peradaban Mesir Kuno hingga ekspansi wilayah dari Romawi Kuno. Pergeseran gaya
arsitektur tradisional di kawasan ini banyak mengadopsi gaya Arsitektur Islam semenjak penyebaran agama
Islam di wilayah ini. Sebagian besar gaya arsitektur tradisional di kawasan Afrika Utara banyak
mempertahankan gaya arsitektur Islam hinggakini.
Afrika Bagian Tengah hingga Selatan 

Afrika Bagian Tengah hingga ke Selatan merupakan kawasan Pedalaman Afrika yang memiliki kultur yang
berbeda dengan kawasan Afrika Utara. Bangsa Ras yang menempati kawasan ini sering disebut sebagai
penduduk asli Benua Afrika yang memiliki ciri khas kulit berwarna gelap.
Karya arsitektur Afrika Kuno di kawasan-kawasan ini disebut dengan Arsitektur Pra-Kolonial Afrika. Yaitu
arsitektur sebelum kedatangan invansi penjajah dari wilayah lain yang memberi pengaruh arsitektur dan budaya
lokal setempat. Sedikit catatan sejarah yang menulis tentang sejak tahun berapa perkembangan arsitektur di
kawasan ini. Namun kawasan Afrika memiliki banyak keragaman karya cipta arsitektur yang sangat khas.
Kondisi Geografis
Wilayah pantai Afrika Timur saat ini terdiri dari antara lain negara-negara berturut-turut dari utara ke
selatan : Sudan ,Ethiopia,Djibuti Somalia,Kenya dan Tanzania. Sudan dan Ethiopia dibatasu oleh Laut
Merah di timur,Somalia ,Kenya dan Tanzania, dibatasi disebelah timur oleh samudera Hindia .
1. Somalia
 
Somalia salah satu Negara Afrika Timur di ujung dari sebuah semenanjung
mempunyai dua pantai di timur dari samudera Hindia di Utara dari teluk
Aden .Telah disebut di atas,penyebaran islam di Somalia melalui perdagangan
berpusat di kota-kota pantai Afrika Timur .

Tanah Somalia terkenal sebagai “Tanah Aromatik” pada zaman Mesir kuno.
Namun bangsa Somalia meyakini bahwa nenek moyang mereka sekarang adalah
orang-orang Arab yang bermigrasi ke wilayah Somalia pada abad ke-7 pada
masa penyebaran agama Islam sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh orang-
orang Arab muslim. Sebagian besar dari mereka menetap dan berasimilasi
dengan penduduk nomadik setempat yang akhirnya melahirkan bangsa Somalia
kini.
MESJID FAKHR AD-DIN (ABAD XIII) DI MOGADISHU

Secara keseluruhan ,arsitektur


masjid fakhr ad-din (abad XIII) di
Mogadishu , Afrika Timur tidak
mempunyai hubungan dengan
arsitektur berbagai masjid di afrika
barat . Pengaruh budaya arab dan
sekitar nya jauh lebih besar
dibanding dengan di afrika
Denah Mesjid barat ,bahkan dalam hal ini aspek
arsitektur lokal tidak ditemukan

Tampak Mesjid
2. Tanzania  
Tanzia merupakan salah satu Negara di Afrika Timur , penduduknya sebagian
besar muslim. Republik Persatuan Tanzania atau Tanzania (bahasa Swahili:
Jamhuri ya Muungano wa Tanzania) adalah negara yang terletak di Afrika
bagian Timur, beriklim tropis, dahulu dikenal dengan nama Tanganyika, karena
di Tanzania ada sebuah danau yang sangat terkenal yaitu Danau Tangayika.
Berbatasan dengan banyak negara ,di utara berbatasan dengan Kenya dan
Mozambique di selatan . Ada 3 (tiga) pulau besar di Tanzania, yaitu Zanzibar
(terkenal dengan cengkeh dan pemimpin serta ulama Islamnya), pulau Pemba
dan pulau Mafia.

Orang-orang muslim mulai bermukima di Tanzania sejak abad VIII dan terlihat
masuk dalam jaringan perdagangan di wilayah Samudera Hindia , pusat
perdagangan penting sejak dahulu dipantai Swahili adalah Kilwa , dimana
terdapat banyak monumen jaman muslim awal di wilayah ini . Pada masa
puncak kemakmuran abad XVI , kilawa menjadi pusat control kegiatan
perdagangan maritime terutama emas dan gading denga Mozambique dan Afrika
Selatan .
MESJID AGUNG KILWA (MULAI DIBANGUN ABAD XII ) DI TANZANIA

Mesjid Agung kilwa adalah salah


satu masjid terindah didirikan pada
jaman islam awal di pantai Swahili
(afrika Timur).Meskipun saat ini
tinggal reruntuhan ,namun dari
besaran dibanding dengan masjid
sejaman pada wilayahnya dan
proses pembangunan dan perluasan
dari abad keabad, masjid ini dapat
dibandingkan dengan masjid
kordoba di Andalusia,Spanyol.

Denah Mesjid Tampak Mesjid


3. Urganda
 Republik Uganda adalah sebuah negara di Afrika Timur. Negara yang
mendapat julukan "Mutiara Afrika" oleh Winston Churchill ini berbatasan
dengan Kenya di sebelah timur, Sudan di utara, Republik Demokratik Kongo di
barat, Rwanda di barat daya, dan Tanzania serta Danau Victoria di selatan. Nama
negara ini berasal dari kerajaan Buganda yang wilayahnya dahulu mencakup
bagian selatan Uganda. Uganda terbagi kepada 70 distrik.

Islam ditengarai masuk ke Uganda pada abad ke-19, tepatnya pada tahun 1844
ketika Ahmed Ibrahim memasuki Uganda untuk melakukan perdagangan. Pada
akhirnya beliau bertemu dengan Raja Mutesa I dari Kerajaan Baganda, Uganda
Tengah. Raja Mutesa I sangat keras menjaga kedisiplinan Islam dalam
wilayahnya. Beliau menguasai bahasa Arab sekaligus menguasai al-Qur’an.
Cucu Raja Mutesa I, yaitu Prince Badru Kakungulu (Nuhu Mbogo) tercatat
sebagai pionir pendirian Muslim Education Association (MEA), yang
menelorkan banyak professor, doctor, master dan sarjana Muslim di Uganda.
3. Masjid Gaddafi, Masjid Nasional Uganda
Ekterior masjid ini menampakkan
bangunan paling besar di Kampala. Masjid ini
dilengkapi dengan dua pintu utama berukuran
besar dan 12 pintu masuk berukuran kecil.
Satu dari pintu utama merupakan pintu masuk
utama ke dalam masjid, kubah masjid 15 yar
dari pintu utama seolah menyambut kehadiran
anda ketika pertama kali tiba di masjid ini.

Masjid ini identik dengan dua nama, Uganda dan


Muammar Khadafi pemimpin Libya. Dua nama yang
bagi banyak orang, Baru mendengar nya saja sudah
merasa jengah. Muammar Khadafi diidentikkan oleh
sebagian orang sebagai diktator era moderen Afrika,
dan kini (Feb 2011) tengah di dera demonstrasi besar
Denah Mesjid besaran rakyat Libya yang menuntut pengunduran
Tampak Mesjid dirinya dari panggung kekuasaan. Sedangkan Uganda,
negara yang masih belum bisa menghapus sejarah
kelam masa lalu bersama pemimpin masa lalu mereka
yang terkenal ke seantero bumi sebagai salah satu
diktator terkejam Afrika “Idi Amin”
Kondisi Sosial dan Budaya
Awalnya Qairawan dan Tunisia merupakan pusat pengajaran mahzab Maliki. Pada abad ke-12 Abu
Madyan Al-Andalusi membawa bentuk Sufisme Spanyol ke Afrika Utara. Selanjutnya Sufisme
memperkuat posisi di Afrika Utara. Ulama Sufi menyebar ke Tunisia, Bone, Qairawan, dan memiliki
cabang di Maroko yakni kota Aghmat, Marrakesh. Ia mampu mengantarkan muslim menjadi organisasi
sosial yang sangat berpengaruh bagi masyarakat pedalaman. Semua rezim mengakui ulama dan sufi
sebagai pemangku legitimasi Islam dan perantara dalam menjalankan pemerintahan atas warganya.
Kekuatan negara berhadapan dengan kesukuan dan kekuatan politik yang bergantung pada jalur dagang
yang menghubungkan Afrika Utara, Sahara, Sudan dan Eropa. Semuanya bergantung dari perdagangan
Eropa, bahkan dukungan militer. Kepemimpinan sufi mampu menyatukan warga pedalaman yang
mendukung tatanan politik, pertahanan, organisasi ekonomi, penengah perselisihan dan fungsi penting
lainnya. Pertumbuhan pesat komunitas muslim di penjuru Afrika Utara berhasil menghubungkan
kepada dunia Arab dan dunia Islam Timur Tengah.
 
Di Aljazair beberapa guru sufi mengumpulkan pengikut, mereka memilki tanah luas dari hadiah
penguasa lokal yang mereka angkat. Para sufi menjadi tuan tanah, ahli ilmu dan pembimbing spiritual
sebagian petani kecil. Sejak saat itu struktur politik Aljazair didasarkan kesukuan atau keturunan,
komunitas pimpinan sufi dan beberapa rezim negara. Sementara penyebaran sufisme di pedalaman
memberikan Aljazair identitas Islam.
Kondisi Politik dan Pemerintahan
Dinasti Al-Murawiyyah atau Al-Murabithun (448-541 H/1056-1147 M) terdapat di Afrika Utara dan
Spanyol. Ia telah memprakarsai peradaban Islam di Afrika Utara. Ia menyokong kemenangan Islam
Sunni dan mahzab Maliki dalam persaingan dengan Syi`i dan Khariji. Awal abad ke-11 pemimpin
Sanhaja, Yahya ibn Ibrahim dari Mekkah mengundang Abdullah ibn Yasin, seorang alim Maroko untuk
berkarya di tengah kaumnya. Dibangunlah ribat (benteng) di mulut Sungai Sinegal, dari sini prajurit
iman menyebarkan Islam melalui Sudan barat.

Al-Murabithun didirikan oleh Abdullah ibn Yasin, seorang tokoh agama dari Qairawan. Pada mulanya
sebagai gerakan keagamaan. Setelah berhasil memasukkan pengaruh ke suku Sanhaja, Abdullah ibn
Yasin mengajarkan agama dan membimbing ibadah. Selain itu juga menghimpun dan melatih jihad
melawan orang kafir. Selanjutnya suku-suku lain juga berhasil ditaklukkan diantaranya: Judalah,
Missufah, Lamtunah, Mahmunah dan Tikalatah. Kemudian pergerakan diarahkan menjadi pergerakan
politik dan kemiliteran.

Sejak saat itu atas dasar keagamaan para pendahulu, Al-Murabithun berdiri sebagai dinasti dengan
Yusuf ibn Tasyfin sebagai raja pertama. Kekuasaan berlangsung mulai 480-541 H/1088-1147 M.
Kemudian dilanjutkan oleh Ali ibn Yusuf, Tasyfin ibn Ali, Ibrahim ibn Tasyfin dan Ishak ibn Ali.
Menjelang pertengahan abad ke-12 kekuasaannya mulai retak. Kehancurannya disebabkan oleh
beberapa hal antara lain: korupsi dan lemahnya tentara, terlena dengan kehidupan mewah, dan
dikalahkan oleh dinasti lain (Sunanto, 2005, pp. 135–136).
Di bawah pimpinan Abdul Mu`min kemajuan peradaban Islam di Afrika Utara mencapai puncaknya.
Meski kemajuan merupakan kelanjutan masa sebelumnya, namun tetap memiliki sisi menarik dan
menonjol. Struktur negara mencerminkan watak mesianis dan otoriter ajaran Ibn Tumart, dan dibangun
dengan hierarki ketat para penasihat dan orang dekat khalifah.

Sejak akhir abad ke-13 sejumlah zawiya sufi mulai menjalankan fungsi sosial dan politik. Ia
mengorganisir kesukuan untuk mengamankan rute perdagangan, menumpas perampok, menyebarkan
agama, serta menentang pemungutan pajak ilegal. Pada abad ke-14 Sufisme terkonsolisasi lantaran
pejabat politik cenderung mencari dukungan. Pada tahun 1399 zawiya-madrasah yang didirikan
melambangkan integrasi antara Sufisme perkotaan dan Islam Maliki.

Masyarakat Tunisia dari abad ke-13 hingga ke-19 merupakan rekonstruksi terhadap bentuk
pemerintahan memusat di masa lampau yang didasarkan pada perekonomian perkotaan dan kuatnya
kekuasaan terhadap warga pedalaman. Dinasti Hafshiyyah berasal dari nama Syaikh Abu Hafsh Umar,
murid Ibn Tumart. Dinasti ini berkuasa 625-982 H/1228-1574 M didirikan oleh Abu Zakaria Yahya,
seorang gubernur Ifriqiyah. Ia menolak kekuasaan khalifah Al-Muwahhidun tepatnya saat pemerintahan
Abdul Wahid dengan perbuatan bid`ah (Bosworth, 1993, p. 59). Ia berekspansi ke Maghribi Tengah,
memaksa dinasti Abdul Wadiyyah membayar pajak serta memaksa dinasti Mariniyyah menerimanya
serta bersedia membantu muslimin di Spanyol Selatan yang terkepung. Kekuasaan Dinasti Hafshiyyah
besar di bawah kepemimpinan Al-Muntashir, ia menggambarkan diri sebagai penguasa muslim dengan
menggunakan gelar khalifah dan amir al-mukminin.
Sepeninggal Al-Muntashir Dinasti Hafshiyyah mengalami goncangan hebat, banyak terjadi perebutan
kekuasaan, kekerasan bajak laut. Akibatnya Kaisar Charles V, menempatkan tentara Spanyol di Tunisia
tahun 941 H/1535 M. Beberapa saat Dinasti Hafshiyyah mampu mempertahankan diri dari serangan
Turki, namun tahun 981 H/1574 M Sinan Pasha berhasil menaklukkannya dan penguasanya dibawa ke
Istambul. Sejak jatuhnya Dinasti Hafshiyyah yang berkuasa di Tunisia adalah Kerajaan Turki Usmani.
Kerajaan itu mengirimkan wakil-wakilnya untuk memerintah disana. Pada tahun 1117 H/1705 M,
rakyat Tunisia meminta agar Husain ibn Ali Basya diangkat sebagai raja dengan gelar Pasya.
Keturunannya juga diangkat sebagai raja dengan otonomi penuh. Sementara Perancis selalu berusaha
menakhlukkan daerah tersebut. Tahun 1881 Muhammad Sadiq Baai menandatangani perjanjian dengan
Jenderal Beriar, dan Tunisia masuk ke dalam kekuasaan Perancis.
Tokoh Sejarah Pada
Perkembangan Islam di
Afrika dan Contoh Objek
Arsitektur
Tokoh Sejarah Pada Perkembangan Islam Di Afrika

Uqbah ibn Nafi merupakan tokoh yang paling berjasa dalam


sejarah Islamisasi di Afrika sub-Sahara. Kini negara-negara
di Afrika sub-Sahara penduduknya mayoritas beragama
Islam. Dialah yang berperan cukup besar dalam menembus
padang pasir Sahara, termasuk wilayah-wilayah Sudan. Ia
juga berhasil membuka jalan ke Awdagost. Sebagai wali
Ifriqiyah pertama, Uqbah telah menembus daerahdaerah itu
bahkan sampai ke Kawar dan beberapa wilayah Negro, dan
pada periode kedua (semasa Yazid ibn Muawiyah) ia
memperluas wilayah kekuasaannya sampai ke Maroko.
Contoh Objek Arsitektur di Afrika
MASJID AGUNG MOPTI (1935)

Kolom-kolom pada mesjid di dalam haram, tidak lagi


berbentuk lebar seperti dinding, namun penampangnya
bujur sangkar. Deretan kolom, dingding-mihrab dan
dinding depan membentuk empat lajur ke arah tegak lurus
kiblat dan delapan baris dengan dinding lateral ke arah
kiblat. Secara keseluruhan lebar dibanding tinggi bentuk
mesjid lebih terkesan menjulang ke atas, diperkuat dengan
minaret tinggi di kiri-kanan depan.

Dalam bangunan ini terdapat prinsip Balance dimana pada


bangunan tersebut memiliki kesusaian antara kanan dan
kiri bangunan. Selain prinsip balance juga terdapat prinsip
irama yang terdapat kolom-kolom bangunan masjid, dan
juga prinsip kesatuan pada bangunan dimana terdapat
bentuk lengkung, persegi, persegi panjang, dan juga
segitiga yang menjadikan satu kesatuan bangunan.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai