Anda di halaman 1dari 53

FISIOLOGI MATA

Dr. dr. Habibah S. Muhiddin, Sp.M(K)


Departemen Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin Makassar
TUJUAN PEMBELAJARAN

Di akhir perkuliahan, Mahasiswa diharapkan mampu:


 Mahasiswa mampu menggambarkan bagian-bagian
anatomi mata dan menjelaskan fungsinya masing-masing
 Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana cahaya
difokuskan pada retina
 Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana informasi
visual dikirim dari fotoreseptor ke korteks visual
 Mahasiswa mampu menjelaskan fisiologi pergerakan bola
mata
AKTIVITAS FISIOLOGIS MATA

 Mekanisme proteksi bola mata,


 Mempertahankan kejernihan media refrakta,
 Mempertahankan tekanan intraokuler yang
normal
 Fisiologi pupil,
 Fisiologi penglihatan
 Fisiologi pergerakan bola mata

Khurana, AK.Physiology of Eye and Vision. In: Comprehensive Ophthalmology Fourth Edition. New Age International (P) Ltd., Publishers. New Delhi: 2007
PALPEBRA
Terdapat 2 otot yang penting pada
palpebra, yaitu:
- Otot protraktor kelopak mata utama
adalah m. orbicularis oculi 
diinervasi oleh n. fasialis (CN VII)
 terbagi atas: pars orbitalis
(menutup mata), pars pretarsal
Fungsi palpebra: (berkedip dan berperan dalam
- Proteksi bola mata pompa lakrimal), dan preseptal
- Mencegah cahaya berlebihan (berperan dalam pompa lakrimal)
memasuki mata - Otot retraktor utama kelopak mata
- Berperan dalam pompa dan atas adalah m.levator palpebra
distribusi air mata ke seluruh superior  diinervasi oleh
permukaan mata n.okulomotor (CN III)

- Kikkawa DO,Lucarelli MJ,Shoplin JP,Cook BE,Lemke BN.Ophthalmic facial Anatomy and Physiologi.In:Adler’s Physiology of the Eye.10 th Edition.St.louis (USA): Mosby; 2003
- Vaughan DG,Asbury T,Paul Riordan-Eva. Lid, Lacrimal Apparatus, and Tears. In: General Ophthalmology 16 th Edition.Mc Graw-Hill Companies. USA : 2004
LAPISAN AIR MATA

Liesegang TJ,Skuata GL.Cantor LB:Fundamental and principle of ophthalmology


Section 2. American Academy of ophthalmology.San Fransisco.2008 – 2009.
Fungsi Lapisan Air Mata:
1. Mempertahankan kelembaban kornea dan
konjungtiva
2. Menyediakan oksigen untuk epitel kornea
3. Membersihkan debris dan zat-zat yang dapat
mengiritasi mata
4. Mencegah infeksi dengan adanya kandungan
antibakteri di dalam lapisan air mata
5. Memfasilitasi pergerakan kelopak mata di atas
permukaan bola mata
Khurana, AK.Physiology of Eye and Vision. In: Comprehensive Ophthalmology Fourth Edition. New Age International (P) Ltd., Publishers. New Delhi: 2007
DRAINASE LAKRIMAL (Rosengren – Doane)
MEDIA REFRAKTA MATA
Struktur media refrakta mata dari anterior
hingga posterior, yaitu:
• Lapisan air mata,
• Kornea,
• Humor Akuos,
• Lensa Kristalina, and
• Korpus Vitreus

Khurana, AK .Physiology of Eye and Vision. In: Comprehensive Ophthalmology Fourth Edition. New Age International (P) Ltd., Publishers. New Delhi: 2007
KORNEA
• Bagian anterior bola
mata
• Avaskuler
• Transparan
• Dua fungsi fisiologis
kornea adalah: berperan
sebagai media refrakta
dan melindungi struktur
intraokuler

Khurana, AK.Physiology of Eye and Vision. In: Comprehensive Ophthalmology Fourth Edition. New Age International (P) Ltd., Publishers. New Delhi: 2007
Kejernihan Kornea
Kejernihan kornea merupakan Sumber Nutrisi :
hasil dari: 1. Zat terlarut (glukosa dan
- Pengaturan khusus dari lainnya) masuk ke dalam kornea
lamela kornea (Teori lattice dengan difusi sederhana atau
Maurice) transpor aktif melalui humor
- Kornea bersifat avaskuler, akuos dan difusi dari kapiler
dan perilimbal.
- Status dehidrasi relatif dai 2. Oksigen diperoleh langsung
kornea yang mana dijaga oleh dari udara melalu lapisan air
efek barier dari epitel dan mata, yang merupakan proses
endotel serta pompa bikarbonat aktif oleh epitel kornea
dari endotel.

Khurana, AK.Physiology of Eye and Vision. In: Comprehensive Ophthalmology Fourth Edition. New Age International (P) Ltd., Publishers. New Delhi: 2007
Pembatas endotel kornea dan pompa metabolik

Tasman W, Jaeger EA. Cornea and Sclera. In: Duane’s Ophthalmology. Lippincott Williams & Wilkins. USA : 2007
Pengangkut dan saluran-saluran yang teridentifikasi di dalam
endotel kornea

Tasman W, Jaeger EA. Cornea and Sclera. In: Duane’s Ophthalmology. Lippincott Williams & Wilkins. USA : 2007
KONJUNGTIVA
Konjungtiva terbagi atas 3:
• Konjungtiva palpebra (di
sepanjang kelopak mata)
• Konjungtiva Bulbi
(melekat longgar di atas
permukaan bola mata)
• Konjungtiva forniks (suatu
cul-de-sac yang
menghubungkan antara
konjungtiva palpebra dan
konjungtiva bulbi)
Khurana, AK.Physiology of Eye and Vision. In: Comprehensive Ophthalmology Fourth Edition. New Age International (P) Ltd., Publishers. New Delhi: 2007
FISIOLOGI KONJUNGTIVA

 Sekresi elektrolit dan air oleh sel epitel konjungtiva


 Sekresi musin (lapisan air mata paling dalam) oleh sel
goblet konjungtiva
 Proteksi konjungtiva dari infeksi: epitel yang intak,
imunoglobulin yang tinggi pada konjungtiva, bakteri flora
normal konjugtiva, musin, dan CALT (Conjunctiva-
Associated Lymphoid Tissue )

Darrt DA. The Conjunctiva Structure and Function. In: Duane’s Ophthalmology. Lippincott Williams & Wilkins. USA : 2007
TRAKTUS UVEA
IRIS
Parasimpatis + Simpatis +

Kontraksi otot Kontraksi otot dilator


sfingter pupilae Iris (dua otot)
• Sfingter pupillae pupillae memperbesar
memperkecil ukuran ukuran pupil
pupil • Dilator pupillae
REFLEKS PUPIL
KORPUS SILIAR
Produksi Humor Aliran Humor
Akuos Akuos

Barier Akuos Darah Akomodasi Lensa


ALIRAN HUMOR AKUOS
Jalur
Konvensional
Jalur
Uveosklera

Freddo, Thomas F. Dan Haiyan Gong. Anatomy of the Ciliary Body and Outflow Pathways, The Massachusetts Lion Eye Research Fund, Inc.
VIDEO ALIRAN HUMOR AKUOS

Sumber: https://youtu.be/K69zsRG_T3U
FUNGSI HUMOR AKUOS
Media refrakta
Menjaga integritas struktur
Sumber nutrisi
Mengatur tekanan bola mata
KOROID
 Koroid menyediakan
oksigen dan nutrisi
untuk lapisan luar
retina.
 Koroid juga memegang
peranan dalam proses
pergantian panas di
dalam retina.
FUNGSI IMUNOLOGIS

 Traktus uvea mengandung banyak komponen


seluler dari sistem imun termasuk makrofag, sel
mast, limfosit dan sel plasma  Antigen
Presenting Cells (APC)
 APC  anyaman trabekula  limfa (tempat
proses imunitas seluler)

Liesegang TJ, Skuta GL, Cantor LB, Basic concepts in immunology In : Basic and clinical science course, Intraocular inflammation and uveitis,
Section 9 American Academy of Ophthalmology, San Francisco, USA, 2006
Brandtzaeg, Kiyono, Pabst, Russell, Mucosa Associated Lymphoid Tissue, available at : http://www.nature.com/ncprheum/journal/v3/n10
LENSA KRISTALINA
Lensa kristalina merupakan
struktur transparan yang
memainkan peran dalam proses
melihat yaitu untuk
memfokuskan bayangan ke
retina. Aspek fisiologis lensa
termasuk:
• Kejernihan lensa,
• Aktivitas metabolik lensa,
• Akomodasi
Kejernihan Lensa
Faktor-faktor yang berperan
dalam mempertahankan
kejernihan lensa adalah:
• Avaskuler,
• Sel-sel lensa yang tersusun
rapat satu sama lain,
• Pengaturan protein lensa,
• Kapsul lensa yang
semipermeabel,
• Mekanisme pompa dari serat
lensa yang mengatur
keseimbangan elektrolit dan
air di dalam lensa
AKOMODASI LENSA – TEORI HEMHOLTZ
VIDEO AKOMODASI LENSA

Sumber: https://youtu.be/nbwPPcwknPU
RETINA
Secara anatomis, retina terdiri atas 10 lapisan
(dari dalam ke luar) :
1. Membran limitan interna
2. Lapisan serabut saraf
3. Sel ganglion
4. Lapisan pleksiform dalam
5. Lapisan nukleus dalam
6. Lapisan pleksiform luar
7. Lapisan nukleus luar
8. Membran limitan eksterna
9. Sel-sel fotoreseptor (sel batang dan kerucut)
10. Epitel pigmen retina

Khurana, AK .Physiology of Eye and Vision. In: Comprehensive Ophthalmology Fourth Edition. New Age International (P) Ltd., Publishers. New Delhi: 2007
Struktur Sel Batang dan Kerucut Fotoreseptor
34
FUNDUS RETINA
VIDEO FISIOLOGI PENGLIHATAN

Sumber: https://youtu.be/YcedXDN6a88
JALUR INFORMASI VISUAL
(VISUAL PATHWAY)
 Bermula dari sel fotoreseptor retina melalui nervus optik,
kiasma dan traktus optik menuju korpus genikulatum lateral
(KGL) lalu berlanjut ke radiasio optik
 Berakhir pada area korteks (KGL)
striata lobus oksipital

Korteks
Striata
Pearlman AL, The central visual pathways. In : Adler`s Physiology of the eye. Clinical application, 8 th ed. 2007
PROYEKSI BAYANGAN DI RETINA

Bayangan yang diproyeksikan di retina terbalik


dan berkebalikan kanan dan kiri
Desh Biological Works, Ambala Cantt, Haryana, India
Snell RS & Lemp MA (1998) Clinical Anatomy of the Eye. 2nd Ed. Blackwell Publishing. Chapter 13: The Visual Pathway. Neuroscience Online Section
FISIOLOGI PERGERAKAN
BOLA MATA
PRINSIP DASAR PERGERAKAN
BOLA MATA

Pergerakan bola mata dijelaskan dengan dua


konsep : The axes of Fick dan Listing’s plane

Wright W. K, Spiegel H. P, Thomson S. L. Anatomy and Physiology of Eye Movement, In: Handbook of Pediatric Strabismus and Amblyopia. 2 nd edition. Springer Science+Business Media. USA. 2006
1. The axes of Fick didesain sebagai Axis X, Y, dan Z

•Axis X merupakan aksis


transversal yang melalui garis tengah
bola mata pada ekuator; berperan
untuk rotasi vertikal mata secara
sadar.
•Axis Y merupakan suatu aksis
sagital yang berjalan melalui pupil;
berperan untuk rotasi torsi mata
secara otonom.
•Axis Z merupakan suatu aksis
vertikal mata; berperan dalam rotasi
Wright W. K, Spiegel H. P, Thomson S. L. Anatomy and Physiology of Eye Movement, In: Handbook of Pediatric Strabismus and Amblyopia. 2 nd edition. Springer Science+Business Media. USA. 2006
2. Listing’s equatorial plane

Listing equatorial plane berjalan melalui pusat rotasi


termasuk aksis X dan Z. Axis Y terletak tegak lurus
terhadap listing plane
Axis X , vertikal

Axis Z, horizontal
Wright W. K, Spiegel H. P, Thomson S. L. Anatomy and Physiology of Eye Movement, In: Handbook of Pediatric Strabismus and Amblyopia. 2 nd edition. Springer Science+Business Media. USA. 2006
AKSI PRIMER, SEKUNDER, TERSIER
OTOT-OTOT BOLA MATA

Otot Primer Sekunder Tersier

Rektus Medial Adduksi - -


Rektus Lateral Abduksi - -
Rektus Inferior Depresi Ekstorsi Adduksi
Rektus Superior Elevasi Intorsi Adduksi
Oblik Inferior Ekstorsi Elevasi Abduksi
Oblik Superior Intorsi Depresi Abduksi

American Academy of Ophthalmology. Pysiology of Ocular Movement. 2017


Wright W. K, Spiegel H. P, Thomson S. L. Anatomy and Physiology of Eye Movement, In: Handbook of Pediatric Strabismus and Amblyopia. 2 nd edition. Springer Science+Business Media. USA. 2006
PERGERAKAN
BOLA MATA
I. Pererakan bola mata monokuler (duksi)
1. Adduksi merupakan pergerakan mata ke nasal
2. Abduksi merupakan pergerakan mata ke temporal
3. Elevasi (supraduksi) merupakan rotasi mata ke atas
4. Depresi (infraduksi) merupakan rotasi mata ke bawah
5. Intorsi (insikloduksi) merupakan rotasi nasal dari bagian
superior meridian vertikal kornea
6. Ektorsi (eksikloduksi) merupakan rotasi temporal temporal
bagian superior meridian vertikal kornea

Hukum Sherrington
American Academy of Ophthalmology. Pysiology of Ocular Movement. 2017
Wright W. K, Spiegel H. P, Thomson S. L. Anatomy and Physiology of Eye Movement, In: Handbook of Pediatric Strabismus and Amblyopia. 2 nd edition. Springer Science+Business Media. USA. 2006
Istilah penting dalam pergerakan monokuler :
Agonis, otot primer menggerakan bola mata ke arah yang
sesuai instruksi

Antagonis, otot yang berada pada mata yang sama bekerja


pada arah yang berlawanan dengan otot antagonisnya

Sinergis, otot yang berada pada mata yang sama bekerja


dengan otot antagonisnya untuk menghasilkan suatu
gerakan bola mata
American Academy of Ophthalmology. Pysiology of Ocular Movement. 2017
Wright W. K, Spiegel H. P, Thomson S. L. Anatomy and Physiology of Eye Movement, In: Handbook of Pediatric Strabismus and Amblyopia. 2 nd edition. Springer Science+Business Media. USA. 2006
II. Pergerakan bola mata binokuler:
Terdiri atas 2 tipe:
1. Versi (Pergerakan binokuler konjugasi) :
kedua bola mata bergerak ke arah yang sama
Lirikan ke kanan (dekstroversi)
Lirikan ke kiri (levoversi)
Lirikan ke atas (sursumversi)
Lirikan ke bawah (doursumversi)
Dekstrosikloversi
Levosikloversi

Yoke muscle digunakan untuk menggambarkan dua otot (masing-


masing di tiap mata) bekerja bersama menggerakan bola mata ke
arah yang diinginkan

Hukum Hering
American Academy of Ophthalmology. Pysiology of Ocular Movement. 2017
Wright W. K, Spiegel H. P, Thomson S. L. Anatomy and Physiology of Eye Movement, In: Handbook of Pediatric Strabismus and Amblyopia. 2 nd edition. Springer Science+Business Media. USA. 2006
2. Vergensi (Pergerakan binokuler diskonjugasi):
kedua bola mata bergerak ke arah yang berlawanan

Konvergensi : kedua bola mata bergerak ke arah nasal (mendekat


satu sama lain)
Divergensi : Kedua bola mata bergerak ke arah temporal
(menjauh satu sama lain)
Insiklovergensi : kedua bola mata berotasi ke arah dalam
Eksiklovergensi : kedua bola mata berotasi ke arah luar

American Academy of Ophthalmology. Pysiology of Ocular Movement. 2017


Wright W. K, Spiegel H. P, Thomson S. L. Anatomy and Physiology of Eye Movement, In: Handbook of Pediatric Strabismus and Amblyopia. 2 nd edition. Springer Science+Business Media. USA. 2006
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai