Anda di halaman 1dari 14

DISUSUN OLEH :

1. Ni Wayan Sandy (PO7139121061)


Pramitha
OBAT OBAT OTONOM 2. Sera Pramudita (PO7139121077)
3. Rindi Anisyah (PO7139121079)
(SIMPATOMIMETIKA) 4. Segi Tiara (PO7139121085)
 
I. Tujuan Percobaan
Memahami efek beberapa obat pada sistem saraf simpatis terutama pada mata.

Sistem saraf otonom merupakan saraf yang bekerja tanpa dikendalikan oleh
kesadaran umum namun dapat berjalan sesual fungsinya. Sistem saraf ini
berfungsi mengendalikan dan memelihara organ-organ tubuh bagian dalam
misalnya jantung, saluran nafas, saluran cerna, kelenjar-kelenjar dan pembuluh
darah. Obat otonom adalah obat yang bekerja pada berbagai bagaian susunan
saraf otonom, mulai dari sel saraf sampai dengan sel efektor.
Secara umum dapat dikatakan bahwa system simpatis dan parasimpatis
memperlihatkan fungsi antagonis. Bila yang satu menghambat suatu fungsi maka
yang lain memacu fungsi tersebut. Contoh midriasis terjadi dibawah pengaruh
saraf simpatis dan miosis dibawah pengaruh parasimpatis.
 
 
Respon sel efektor pada peransangan saraf otonom.

Impuls
Impuls
Organ Efektor Kolinergik
Adrenergic / Simpatis
/Parasimpatik
Mata Midriasis Miosis
Jantung Denyut Bertambah Denyut Menurun
Vena Konstriksi,Dilatasi -
Sekresi Kel.Lbng Berkurang Bertambah
Alat Kelamin Ejakulasi Erkresi
  Kel.Keringat Sekresi Local Sekresi Umum
Kerja obat adrenergik dibagi dalam 7 jenis yaitu:

1.Perangsangan organ perifer: otot polos pembuluh darah kulit dan mukosa, dan terhadap kelenjar llur
dan keringat.
2.Penghambatan organ perifer: otot polos, usus, bronkus, dan pembuluh darah otot rangka.
3.Perangsangan jantung, dengan akibat peningkatan denyut jantung dan kekuatan kontraksi.
4.Perangsangan SSP, misalnya perangsangan pernapasan, peningkatan kewaspadaan, aktivitas
psikomotor, dan pengurangan nafsu makan.
5.Efek metabolik, misalnya peningkatan glikogenolisis di hati dan otot, lipolosis dan penglepasan asam
lemak bebas dari jaringan lemak
6.Efek endokrin, misalnya mempengaruhi sekresi insulin, renin dan hormon hipofisis.
7.Efek parasimpatik, dengan akibat hambatan atau peningkatan penglepasan neurotransmitter NE atau
Ach (secara fisiologis, efek hambatan lebih penting).
Cara Kerja Obat Otonom
Terdapat beberapa kemungkinan pengaruh obat pada transmisi system
kolinergik maupun adrenergik, yaitu:
1.Hambatan pada sintesis atau pelepasan transmitor
-Adrenergik
Metiltirosin memblok sintesis NE. Sebaliknya metildopa, penghambat dopa dekarboksilase, seperti dopa
sendiri didekarboksilasi dan dihidroksilasi menjadi a-metil NE. Guanetidin dan bretillum juga
mengganggu pelepasan dan penyimpanan NE.
2.Menyebabkan pelepasan transmitor
dan lamanya pelepasan, efek y-Adrenergik
Banyak obat dapat meningkakan pelepasan NE. Tergantung dari kecepatan ang terlihat dapat berlawanan
3.Ikatan dengan reseptor
-Obat yang menduduki reseptor dan dapat menimbulkan efek yang mirip dengan efek transmitor disebut
agonis
Penggolongan Obat Adregenik
Adrenergika dapat dibagi dalam 2 kelompok, yakni:
1.Obat adrenergik kerja langsung
Agonis bekerja langsung terikat pada reseptor adrenergik tanpa berinteraksi dengan neuron presinaptik.
Reseptor yang diaktifkan ini mengawali sintesis pembawa pesan kedua dan menimbulkan sinyal di dalam
sel. Sama seperti adrenalin dan noradrenalin, merangsang reseptor adrenergic

2.Obat adrenergik kerja tidak langsung


Noradrenalin disintesa dan disimpan di ujung-ujung saraf adrenergik dan dapat dibebaskan dari depotnya
dengan jalan merangsang saraf bersangkutan, dan dapat pula dengan cara perantaraan obat-obat seperti
efedrin, amfetamin,guanetidin dan reserpin.

Contoh obat adrenergik yang bekerja secara tidak langsung adalah amfetamin dan tiramin, artinya menimbulkan efek adrenergik
melalui penglepasan NE yang tersimpan dalam ujung sarat adrenergik. Karena itu, efek obat-obat ini menyerupai efek NE, tetapi
timbulnya lebih lambat dan masa kerjanya lebih lama.
Penggunaan Obat Adregenik
Berdasarkan titik kerjanya pada sel-sel efektor dari ujung adrenergic dibagi menjadi reseptor (a) alfa dan (B) beta, dan berdasarkan
efek fesiologisnya dibagi menjadi alfa1, alfa2,beta1, dan beta2. Pada umumnya stimulasi pada reseptor menghasilkan efek- efek
sebagai berikut:
Alfa 1. mengaktifkan organ- organ efektor seperti otot-otot polos (vasokontriks!) dan sel-sel kelenjar dengan efek tambahannya
sekresi ludah dan keringat
Alfa 2, menghambat pelepasan noradrenalin pada saraf- saraf adrenergic dengan efek turunya tekanan darah.
Beta 1, memperkuat daya dan frekuensi kontraksi jantung
Beta 2. bronkodilatasi dan stimulasi metabolism glikogen dan lemak.
Penggunaan obat-obat adrenergic, antara lain:
Shock, dengan memperkuat kerja jantung(81) dan melawan hipotensi (a), contohnya adrenalin dan noradrenalin.
Asma, dengan mencapai bronkodilatasi (82), contohnya salbutamol dan turunannya, adrenalin dan efedrin.
Hipertensi, dengan menurunkan dayatahan perifer dari dinding pembuluh melalui penghambat pelepasan noradrenalin (02), contohnya
metildopa dan klonidin
Vasodilator perifer, dengan menciutkan pembuluh darah di pangkal betis dan paha (cladicatio intermitens)
Pilek (rhinitis), guna mencutkan selaput lender yang bengkak (a) contohnya imidazolin, efedrin, dan adrenalin.
Midriatikum, ysaitu dengan memperlebar pupil mata (a), contohnya fenilefrin dan nafazolin. Anoreksans, dengan mengurangi napsu
makan pada obesitas (B2),contohnya fenfluramin dan mazindol.
Penghambat his dan nyeri haid (dysmenore) dengan relaksasi pada otot rahim (B2), contohnya isoxuprin dan ritordin
Alat dan bahan
Bahan:
1.Efedrin 0,036%
2.Epinefrin 0,086%
3.Prostigmin 0,023%
 
Alat:
1.Penggaris dengan skala millimeter
2.Pipet tetes
3.Lampu senter
 
Hewan Coba: Kelinci albino/ 2 ekor Mammut
 
Prosedur Kerja
 
1.Tiap kelompok mahasiswa bekerja dengan satu kelinci/ Marmut
2.Tetesi mata kanan dengan 2 tetes Efedrine, lima menit kemudian bandingkan mata
kanan dengan mata kiri. Kemudian mata kiri ditetesi dengan 2 tetes Adrenalin dan 15-20
kemudian bandingkan antara mata kanan dan mata kiri. Tes terhadap refleks cahaya
(dengan lampu senter) refleksi kornea, keadaan vasa darah pada konjunctiva
3.Dua puluh menit kemudian tetesi mata tetes catat apa yang terjadi.
4.Sepuluh menit kemudian tetesi mata kiri dengan Efedrin 2 tetes, catat apa yang terjadi.
5.Buat data tabulasi ukuran diameter pupil mata yang ditetesi dengan masing-masing
obat, kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN

No Pemberian obat tetes mata Berat badan (gram) Waktu


(Menit) Denyut jantung /menit Mata kelinci (pupil)
Mata kanan Mata kiri
Horizontal Vertical Horizontal Vertikal
Tidak disinari Disinari tidak disinari Disinari Tidak disinari Disinari Tidak disinari
Disinari
1. Sebelum ditetesi obat mata 275 08.52 86/60 0,7 0,5 0,5 0,3 0,7 0,5 0,5 0,4
2. Efedrin
mata kanan 09.02 136/60 1,0 0,3 0,3 0,2 0,7 0,5 0,5 0,4
3. Epineprin (mata kiri) 09.11 116/60 0,6 0,3 0,3 0,2 0,5 0,3 0,3 0,2
4. Prostigmin
mata kanan 09.37 160/60 0,6 0,3 0,4 0,2 0,4 0,2 0,3 0,2
5. Efedrin mata kiri 0946 106/60 0,6 0,3 0,4 0,2 0,5 0,3 0,4 0,3
Pembahasan
Dari praktikum kali ini, yang menggunakan hewan coba seekor kelinci yang pada tiap matanya ditetesi dengan beberapa obat. perubahan
yang terjadi secara berturut, yaitu:
saat diteteskan obat Efedrin 0,036% pada mata kanan, terjadi perubahan yang menunjukkan pupil/kornea mata kelinci menjadi mengecil
dari keadaan normalnya.
saat diteteskan obat Epinefrin 0,086% pada mata kiri, terjadi perubahan yang menunjukkan pupil/kornea mata kelinci menjadi mengecil dari
keadaan normalnya. Dan lebar horizontalnyapun berkurang.
saat diteteskan obat Prostigmin 0,023% pada kedua matanya. terjadi perubahan yang menunjukkan pupil/kornea mata kelinci bagian kanan
menjadi lebih besar dibandingkan mata kelinci bagian kiri. Hal ini dikarenakan, pemberian obat pada mata kelinci baglan kanan lebih dulu
daripada mata kelinci bagian kiri sehingga reaksinya lebih dulu saat pengukuran hasilnya berbeda.
Saat ditetesi mata kiri dengan efedrin untuk yang terakhir pada mata bagian kiri terjadi perubahan yang menunjukkan pupi/kornea mata
kelinci menjadi mengecil.
 

 
 
 
 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum dan mengamati perubahan yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa pemberian beberapa obat
tersebut dapat mempengaruhi kerja saraf otonom terutama pada bagian mata kelinci yang menyebabkan pupil membesar ataupun
mengecil.

 
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
 
Hoan Jay,Tan.2015.Obat Obat Penting Khasiat Penggunaan Dan Efek-Efek
Sampingnya Edisi VII.Jakarta Pt Alex Media Komputindo
A Textbook of Clinical Pharmacology and Therapeutics 5th edition

Anda mungkin juga menyukai